Disusun oleh :
Nama
Kelas
(1114500043)
Gilang Ramadlan S.
(1114500112)
Winda Lukitasari
(1114500114)
: BK-4D
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Konseling Keluarga yang
berjudul Teknik-teknik Konseling Keluarga.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
konseling keluarga, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Pancasakti. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Terima kasih.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Konseling Keluarga yang
berjudul Teknik-teknik Konseling Keluarga.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
konseling keluarga, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Pancasakti. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teknik Konseling keluarga menurut Aliran Adler................................... 3
2.2 Teknik Konseling Keluarga dalam Pendekatan Sistem........................... 4
2.3 Skill Individual yang Perlu Dikuasai Konselor....................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari Eropa
dan Amerika Serikat pada tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I Magnus
Hirschfeld mendirikan klinik pertama untuk pemberian informasi dan nasehat
tentang masalah seks di Berlin Institut For sexual science. Pusat informasi dan
advis yang sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 oleh Karl Kautsky
dan kemudian pusat lain didirikan lagi di Berlin pada tahun 1924.
Bimbingan dan konseling di sekolah pada masa tahun 60-an bahkan
sampai pada saat ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan, karena banyak sekali
masalah-masalah siswa, seperti kesulitan belajar, penyesuaian sosial, dan
masalah perilaku siswa yang tidak dapat dipecahkan oleh guru biasa. Jadi
diperlukan guru BK untuk membantu siswa. Namun sejak awal lulusan BK ini
memang sangat sedikit, sehingga sekolah mengambil kebijakan menjadikan
guru biasa merangkap BK. Hal ini telah mencemarkan nama BK karena banyak
perlakuan guru BK yang tidak sesuai denga prinsip-prinsip BK, seperti
memarahi siswa, bahkan ada yang memukul. Mengenai kasus keluarga, banyak
juga ditemukan di sekolah seperti siswa yang menyendiri, dan suka bermenung.
Tiap keluarga akan senantiasa menghadapi berbagai masalah, tetapi
kemampuan untuk mengatasinya tidak terlalu memadai. Karena itu harus ada
usaha-usaha untuk memperkuat kemampuan keluarga atau anggota keluarga
dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam keluarga itu sendiri
maupun dari luar.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik-teknik konseling keluarga menurut aliran
Adlerian
2. Untuk mengetahui teknik-teknik konseling keluarga dalam pendekatan
sistem
3. Untuk mengetahui skill apa saja yang perlu dikuasai konselor
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila anggota berada dalam konflik dan frustasi karena ada salah satu
anggota lain yang suka bertindak kejam, maka biasanya mereka datang
kehadapan konselor dengan tutup mulut. Kedaan ini harus dimanfaatkan
konselor untuk menunggu suatu gejala prilaku yang akan muncul menunggu
munculnya pikiran baru. Disamping itu juga digunakan dalam menghadapi klien
yang cerewet, banyak omong dan lain-lain.
4. Confrontation (konfrontasi)
Confrontation ialah suatu teknik yang digunakan konselor untuk
mempertentangkan pendapat-pendapat anggota keluarga yang terungkap dalam
wawancara konseling keluarga. Tujuan agar anggota keluarga itu bisa bicara
terus terang, dan jujur serta menyadari perasaan masing-masing. Contoh respon
konselor: siapa biasabya yang banyak omong?, konselor bertanya dalam
suasana yang mungkin saling tuding.
5. Teaching via Questioning
Teaching via Questioning ialah suatu teknik mengajar anggota dengan cara
bertanya.
6. Listening (mendengarkan)
Teknik ini digunakan agar pembicaraan seorang anggota keluarga
didengarkan dengan sabar oleh yang lain. Konselor menggunakan teknik ini
untuk mendengarkan dengan perhatian terhadap klien. Perhatian tersebut terlihat
dari cara duduk konselor yang menghadapkan muka kepada klien, penuh
perhatian terhada setiap pernyataan klien, tidak menyela ketika klien sedang
serius.
7. Recapitulating (mengikhtisarkan)
Teknik ini dipakai konselor untuk mengikhtisarkan pembicaraan yang
bergalau pada setiap anggota keluarga, sehingga dengan cara itu kemungkinan
pembicaraan akan lebih terarah dan terfokus. Misalnya konselor mengatakan
rupanya ibu merasa rendah diri dan tak mampu menjawab jika suami anda
berkata kasar.
8. Summary (menyimpulkan)
Dalam suatu fase konseling, kemungkinan konselor akan menyimpulkan
sementara hasil pembicaraan dengan keluarga itu. Tujuannya agar konseling
bisa berlanjut secara progresif.
9. Clarification (menjernihkan)
Clarification yaitu usaha konselor untuk memperjelas atau menjernihkan
suatu pernyataan anggota keluarga karena terkesan samar-samar. Klarifikasi
juga terjadi untuk memperjelas perasaan yang diungkap secara samar-samar.
Misalnya mislannya konse,or mengatakan kepada jeni, bukan kepada saya.
Biasanya klarifikasi lebih menekankan kepada aspek makna kognitif dari suatu
pernyataan verbal klien.
experience,
yaitu
keterampilan
merefleksikan
pengalaman klien.
3) Reflecting content, yaitu keterampilan dalam mengulang ide-ide
klien dengan bahasa yang lebih segar dan memberikan
penekanan.
d. Summarizing skill (keterampilan menyimpulkan)
Yaitu keterampilan konselor dalam menarik kesimpulankesimpulan yang menonjol dari pernyataan klien.
e. Confronting skill (keterampilan mengkonfrontasi)
1) Pengenala perasaan-perasaan dalam diri konselor, konselor sadar
akan pengalaman sendiri dihubungkan dengan pengalaman klien.
2) Mengkonfrontasikan pengalaman, perasaan dan pemikiran klien
yang bertentangan.
3) Pendapat-pendapat yang mereaksi ekspresi klien, konselor
mengkonfrontasikan antara pernyataan dengan ekspresi klien,
atau dengan gerakan tubuh, pandangan mata.
4) Meningkatkan konfrontasi diri.
5) Membuka perasaan-perasaan yang tak jelas (repeating)
dan
metafora
(fantasy
and
metaphor),
yaitu
kemungkinan
referral
dengan
lembaga
yang
menerima.
5) Bicarakan dengan klien tentang orang-orang atau lembaga yang
pernah ia datangi minta bantuan.
6) Jika klien masih muda, mintalah rekomendasi orang tuanya.
7) Katakana dengan jujur kepada klien bahwa setiap lembaga juga ada
keterbatasannya.
8) Berilah kesempatan kepada klien atau orang tuanya untuk membuat
perundingan dan perjanjian dengan lembaga baru yang akan
menanganinya.
c. Sakit-sakitan
d. Pindah tempat tinggal
e. Ketakutan akan keadaan yang akan datang mengancam
3) Pilihlah model yang terpercaya dan sesuai dengan usia, jenis kelamin
dan budaya bangsa.
4) Tentukan cara simulasi dan praktikum modeling itu
5) Membuat atau persiapkan dulu format modeling, skrip, dan urutanurutan permainan peranan
6) Diskusi dengan klien tentang reaksi-reaksinya dalam hal perasaan.,
belajar dan sugesti.
7) Klien akan melakukan model itu secara informasi terus menerus
hingga ia berhasil.
b. Rewarding skill (keterampila memberikan reward atau ganjaran)
keterampilan ini bertujuan untuk memberikan penguat (reinforcement)
kepada klien yang;
1) Berhasil mengatasi perilakunya yang kurang baik
2) Mengubah perilaku yang tidak diinginkan oleh klien
3) Dapat memelihar perilaku yang baik (perilaku baru)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kelompok kami menyimpulkan bahwa ada berbagai
macam teknik konseling dalam pendekatan. Dalam melakukan konseling
keluarga seorang konselor juga harus memiliki skill-skill tertentu seperti teknikteknik yang berhubungan dengan pemahaman diri, keterampilan untuk
menyenangkan dan menangani krisis. Keterampilan ini berhubungan dengan
klien atau siapa saja yang mengalami krisis, agar supaya konselor mampu
merespon dengan fleksibel, cepat dan aktif, serta mencapai tujuan-tujuan yang
terbatas.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Freesri.
2016.
https://freesri.wordpress.com/konseling-keluarga/konseling-