Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKROBIOLOGI PANGAN

PENYAKIT INFEKSI OLEH Pseudomonas aeruginosa


ANDIKA SUSANTRI
H411 13 511

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2016
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Bahan pangan mengandung bakteri dengan jumlah dan jenis yang
berbeda-beda. Jumlah dan jenis bakteri yang terdapat dalam bahan pangan akan
menentukan umur simpan dan keamanan bahan pangan tersebut jika dikonsumsi.
Umur simpan bahan pangan cenderung dipengaruhi oleh keberadaan bakteri
pembusuk, sedangkan keamanan bahan pangan dipengaruhi oleh keberadaan
bakteri patogen. Bakteri pembusuk/perusak pangan adalah bakteri yang dapat
memecah komponen-komponen yang ada dalam bahan pangan menjadi senyawa
yang lebih sederhana dan menyebabkan perubahan citarasa, penampakan, rasa
ataupun aroma yang tidak dapat diterima oleh konsumen.
Bakteri patogen adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, baik secara infeksi ataupun intoksikasi. Berdasarkan susunan dinding
sel-nya, bakteri dapat digolongkan menjadi bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif. Perbedaan susunan dinding sel tersebut paling menyolok terlihat pada
komposisi lapisan peptidoglikan. Dinding sel bakteri Gram positif terdiri dari 90%
lapisan peptidoglikan dan lapisan tipisnya adalah asam teikoat, sedangkan dinding
bakteri Gram negatif, hanya 5-20% terdiri dari lapisan peptidoglikan dan lapisan
lainnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein (Fardiaz, 1992).
Adanya mikroba patogen tersebut dapat menimbukan berbagai infeksi
bagai manusia. Oleh karena itu, akan dibahas lebih lanjut mengenai infeksi yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.

I.2 Tujuan Makalah


Tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui penyakit infeksi yang
disebabkan bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam mikrobiologi pangan.
I.3 Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini adalah mengetahui penyakit infeksi yang disebabkan
bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam mikrobiologi pangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pseudomonas aeruginosa memiliki klasifikasi sebagai berikut (Holti et al.,


1994):
Divisi

: Protophyta

Class

: Schizomycetes

Ordo

: Pseudomonadales

Familia

: Pseudomonadaceae

Genus

: Pseudomonas

Species

: Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas

merupakan

bakteri

Gram

negatif

dari

famili

Pseudomonadaceae. Pseudomonas secara alami terdapat pada tanah dan air.


Menurut Madigan et. al. (2000), secara ekologi Pseudomonas penting untuk
mendegradasi sisa-sisa komponen dari hewan ataupun tanaman. Pseudomonas
banyak ditemukan pada bahan pangan segar seperti sayuran, daging, unggas, dan
seafood (Jay, 2005) dan sering menimbulkan kebusukan makanan (Fardiaz, 1992).
Bakteri ini bersifat motil dengan flagela polar. Pseudomonas aeruginosa tumbuh
dengan baik pada suhu 37oC. Pseudomonas aeruginosa ditemukan pada telur dan
memproduksi senyawa-senyawa yang menimbulkan bau busuk dan pigmen
piosianin yang berwarna biru (Fardiaz, 1992). Pseudomonas sp. menyebabkan
perubahan warna pada keju dan ditemukan juga pada susu.

Pseudomonas biasanya terdapat pada tanah dan air, permukaan tanaman,


dan pada kulit binatang, bahkan dapat ditemukan juga pada kulit atau tenggorokan
orang yang sehat, dan pada sayur atau daging yang dibekukan.
Pseudomonas sensitif terhadap panas sehingga dapat inaktif pada proses
pemasakan, pseudomonas juga sensitif terhadap pengeringan dan tidak toleran
terhadap pH rendah (asam), namun resisten terhadap beberapa desinfektan.
Pseudomonas dapat membentuk biofilms pada permukaan sehingga sangat sulit
untuk menghilangkannya.
P. aeruginosa merupakan suatu bakteri yang bersifat oportunistik, yaitu
memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu
infeksi. Apabila mikroorganisme berada di dalam inang yang sistem kekebalannya
telah terganggu, mikroorganisme dapat melintasi penghalang anatomi setelah luka
bakar, pembedahan, dan mikroorganisme terbawa masuk melalui kateter, alat
penyuntik, dan respirator yang terkontaminasi (Volk A Wesley, 1988). Faktorfaktor virulensi. Pelekatan bakteri ke sel epitel merupakan tahap awal infeksi yang
seringkali diperantarai oleh pili. Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan
membantu pelekatan pada sel epitel inang (Ryan&Falcow, 1994).

Gambar1. Pseudomonas aeruginosa

Gambar 2. Pewarnaan gram Pseudomonas aeruginosa


Lipopolisakarida merupakan salah satu faktor virulensi yang melindungi
sel P. aeruginosa dari pertahanan tubuh inang. P. aeruginosa dapat digolongkan
berdasarkan lipopolisakarida dan kepekaan terhadap piosin (bakteriosin) (Todar,
2004).
Produk ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim yaitu elastase,
protease, dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan rhamnolipid.
Fosfolipase C yang dapat menghidrolisis lesitin belum dapat diketahui toksisitas
dan mekanismenya dalam infeksi sel inang. Beberapa strain P. aeruginosa
menghasilkan protein leukosidin yang tidak tahan terhadap suhu yang ekstrim. 17
Protein ini dapat menghancurkan leukosit dari beberapa spesies termasuk
manusia. Protein lainnya yaitu leukosidin (sitotoksin) dapat merusak limfosit dan
beberapa jaringan kultur sel serta bersifat toksik terhadap tikus dengan dosis 1g
(minimum letal dosis) (Todar, 2004; Jawetz et al., 2001). Banyak strain P.
aeruginosa memproduksi polisakarida ekstraseluler, yang diisolasi hanya dari
infeksi paru-paru kronik. Mekanisme patogenesis belum diketahui secara pasti
tetapi polisakarida ini dapat menghalangi fagositosis, menghalangi difusi dari
antibiotika dengan cara bakteri dilindungi oleh lapisan alginat (Todar, 2004).
Pseudomonas aeruginosa menimbulkan berbagai penyakit diantaranya
yaitu, Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan,

Infeksi saluran kemih, Infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang
disertai nekrosis, otitis eksterna ringan pada perenang, Infeksi mata.
Pseudomonas aeruginosa dapat dijumpai di banyak tempat di rumah sakit;
desinfektan, alat bantu pernafasan, makanan, saluran pembuangan air dan kain
pel. Penyebaran Pseudomonas aeruginosa melalui aliran udara, air, tangan
tercemar, penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit. Selain itu,
dapat juga lewat hewan (lalat, nyamuk, dsb) yang telah tercemar. P. aeruginosa
menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan terapi pernafasan,
cairan intravena, bahkan air hasil proses penyulingan.
Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya, mengalami
penyebaran dan mempunyai gerbang masuk bagi inang yang rentan. Pseudomonas
aeruginosa akan keluar dari saluran yang telah diinfeksinya. Apabila menginfeksi
pada saluran pernapasan maka akan meninggalkan saluran tersebut dan berpindah
pada inang rentan yang lain. Mengingat Pseudomonas aeruginosa merupakan
patogen nosokomial, cara pemindahsebarannya dapat melalui penanganan dan
penggunaan alat yang tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain yang
rentan pada bagian tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya
pasien bedah, pasien yang terluka atau luka bakar, pasien yang menjalani
pengobatan radiasi, juga pasien dengan peralatan yang menembus tubuh.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dari makalah ini yaitu bakteri Pseudomonas aeruginosa pada


makanan seperti bahan pangan segar seperti sayuran, daging, unggas, dan seafood,
yang resisten terhadap beberapa desinfektan yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit diantaranya yaitu, Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah
hijau kebiruan, Infeksi saluran kemih, Infeksi pada saluran napas mengakibatkan
pneumonia yang disertai nekrosis, otitis eksterna ringan pada perenang, Infeksi
mata.
Selain dari makanan, Penyebaran Pseudomonas aeruginosa melalui aliran
udara, air, tangan tercemar, penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah
sakit. Selain itu, dapat juga lewat hewan (lalat, nyamuk, dsb).

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia. Jakarta.


Jawetz, E., J.L. Melnick, and E.A. Adelberg. 2001. Medical Microbiology. edisi
ke-22. McGraw Hill Company: USA. Hal 229-231.
Ryan KJ, S Falcow. 1994. Medical Microbiology. Edisi ke-3. Amerika: Appleton
and Lange. hal 353-354.
Todar, K. 2004. Textbook of Bacteriology: Pseudomonas Aeruginosa. University
of Winconsin-Madison Department of Bacteriology.
Volk, A Wesley & Margaret FW. 1988. Mikrobiologi Dasar. Edisi ke-5. Penerbit
Erlangga : Jakarta. Hal 235.

Anda mungkin juga menyukai