Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Multiparadigm Accounting
Lectured by:
Prof. Eko Ganis Sukoharsono, S.E, M.Com-Hons, CSRS, CSRA, Ph.D
5. Pengawasan
Pengawasan adalah melakukan evaluasi terhadap lima komponen
pengendalian internal. Evaluasi dapat menggunakan standar atau aturan untuk
memastikan kinerja operasional organisasi pada setiap level dan unit organisasi.
COSO berusaha merumuskan konsep pengendalian internal yang dapat
digunakan oleh organisasi di mana pun di dunia. Sehingga dapat membantu
organisasi dalam pencapaian tujuannya. Pihak yang oleh COSO diharapkan dapat
menggunakan kerangka ini antara lain direktur, manajemen senior, auditor
internal, auditor independen, organisasi profesional lainnya, dan pendidik.
berupa berita acara. Berita acara diumumkan kepada jamaah kemudian dilakukan
pencatatan akuntansi. Kas yang diterima tersebut disetor ke bank pada keesokan
harinya karena seusai sholat jumat bank sudah tutup sehingga tidak
memungkinkan untuk melakukan penyetoran pada hari itu juga.
2. Penggajian dan honorarium
Masjid pada era saat ini memberikan honor kepada tamir atau pengurus
masjid dan memberikan uang transportasi pada misalnya khotib atau penceramah.
Untuk penggajian kepada pengurus masjid masih memungkinkan untuk
menggunakan kwitansi sebagai bukti transaksi. Namun untuk khotib atau tamu
penting lainnya tidak mungkin menggunakan kwitansi karena tidak ada standar
jumlah gaji dan pemberian amplop ini bersifat tradisi. Sehingga
pengendaliannya hanya bisa dilakukan dengan otorisasi jumlah uang transportasi
dan pihak yang melakukan pembayaran adalah anggota yang dianggap memiliki
kejujuran tinggi, serta dilakukan minimal oleh dua orang.
3. Pembayaran PDAM/PLN/Telepon
Dalam melakukan pembayaran terkait operasional masjid, pengurus
memiliki divisi tersendiri yang memiliki wewenang tersebut. Sama seperti
pengendalian yang lain, pembayaran ini dilakukan minimal oleh dua orang.
Otorisasi juga menjadi hal penting. Selain itu, bukti tagihan dapat digunakan
sebagai acuan untuk mengendalikan pengeluaran kas yang dilakukan oleh divisi
tersebut.
4. Pemberian santunan yatim dan dhuafa
Tentunya pemberian santunan ini dilakukan secara bersama-sama sehingga
potensi kecurangannya sangat kecil. Fokus pengendalian internal pada transaksi
ini adalah peningkatan efektivitas karena pada hari pemberian santunan yatim dan
dhuafa yang diundang biasanya sangat banyak.
Dari penjabaran di atas dapat kita ketahui bahwa konsep pengendalian
internal yang ditawarkan oleh COSO tidak dapat digeneralisasikan untuk entitas
rumah ibadah seperti masjid. Masjid melakukan transaksi keuangan rutinnya
berdasarkan asas kepercayaan dan kejujuran. Selain itu masyarakat pengurus
masjid masih memegang tradisi, sehingga setiap masjid yang berada di tempat
berbeda memiliki tradisinya masing-masing.
Maka konsep pengendalian internal pada masjid adalah sesuai dengan
tradisi di mana masjid tersebut berdiri. Konsep dasar yang minimal harus ada
dalam pengendalian internal masjid adalah kejujuran pengurus masjid. Dengan
kejujuran yang dimiliki oleh pengurus masjid, potensi kecurangan bahkan bisa
mencapai tidak ada. Maka tidak sembarang orang dapat menjadi pengurus masjid
karena perilaku anggota organisasi sangat menentukan efektivitas pengendalian.
Penutup
Berdasarkan proses tafakkur yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa
konsep pengendalian internal yang ditawarkan oleh COSO tidak dapat
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]