Oleh :
Karina Virgi Agustha
10512376
PENDAHULUAN
Akuntan publik adalah suatu profesi yang dapat menyediakan bantuan bagi
para stakeholders perusahaan dengan cara memastikan bahwa asersi yang dibuat
oleh manajemen telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
terbebas dari salah saji materiil baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Profesi akuntan publik di Indonesia mengalami perkembangan yang berarti
sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan
kepada perusahaan. Berbagai bank mewajibkan nasabah yang akan menerima
kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan
keuangan yang telah diperiksa akuntan publik.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (Nomor:
43/KMK.017/1997; Bab I; Pasal 1; Poin a), dinyatakan bahwa:
Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan
untuk menjalankan pekerjaan akuntan publik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akuntan publik didefinisikan
sebagai berikut:
Akuntan publik adalah akuntan yang sesuai dengan ketentuan undangundang terdaftar pada register negara dan mempunyai izin dari menteri
keuangan untuk membuka kantor akuntan (swasta) yang bertugas
memberikan pelayanan jasa akuntansi kepada masyarakat atas pembayaran
tertentu.
(2002:69)
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntan publik
merupakan profesi yang didapat oleh individu yang telah menempuh dan lulus
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik, memenuhi persyaratan profesional untuk
menjadi akuntan publik, dan telah mendapatkan izin dari menteri keuangan.
publik,
menghormati
kepercayaan
publik,
dan
dalam
mempertahankan
memenuhi
kepercayaan
tanggung
publik,
jawabnya.
Akuntan
Publik
Untuk
harus
4. Objektivitas
Objektif berarti tidak memihak, tidak bias dalam mengungkapkan
pendapat, tidak berprasangka dan adil bagi semua pihak. Akuntan
Publik harus mempertahankan objektivitasnya dan membebaskan diri
dari konflik kepentingan dalam pelaksanaan tanggung jawab
profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Professional
Akuntan Publik harus memiliki kemampuan dan keahliannya sesuai
dengan standar teknis dan mempertahankan tingkat kemampuannya
dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya. Pemenuhan
tanggung jawab profesionalisme Akuntan Publik diawali dengan sikap
kehati-hatian
profesional,
khususnya
dalam
pengungkapan
kecurangan.
6. Kerahasiaan
Akuntan Publik wajib menjaga kerahasiaan klien-nya. Akuntan Publik
wajib menghormati dan menghargai informasi rahasia kliennya, namun
ada kondisi-kondisi khusus kapan rahasia tersebut harus diungkapkan.
7. Perilaku Profesional
Perilaku profesional Akuntan Publik yang paling utama adalah
independensi. Baik in fact, maupun in appearence. Akuntan Publik
harus menunjukkan perilaku profesional dalam pemenuhan tanggung
jawab profesionalnya.
8. Standar Teknis
Dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya, Akuntan Publik
harus mematuhi standar teknis yang ditetapkan oleh IAI.
b. Aturan Etika-Kompartemen Akuntan Publik
100. Independensi, Integritas dan Objektivitas
101. Independensi
102. Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen, yang berarti
mampu membebaskan diri dari hal-hal yang mengganggu
integritas dan objektivitasnya (in fact), maupun membebaskan
diri dari dugaan bahwa profesi tidak independen lagi (in
appearence).
103. Integritas dan Objektivitas
104. Dalam
menjalankan
tugasnya,
anggota
KAP
harus
203.
Prinsip-prinsip Akuntansi
Anggota
KAP
wajib
melaksanakan
tanggung
jawab
402.
403.
Perikatan Atestasi
404.
dan
peraturan
suatu
badan
berwenang.
500. Tanggung Jawab dan Praktik lain
501.
yang
502.
503.
504.
iklan,
lainnya
melakukan
sepanjang
promosi,
tidak
dan
kegiatan
merendahkan
citra
profesinya.
505.
KAP
tidak
diperkenankan
untuk
507.
penelitian,
pendidikan
dan
pelatihan,
serta
pemasyarakatan teori dan praktik profesi dan jasa-jasa lain yang terkait
dengan akuntansi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
lingkungannya.
5. Meningkatkan peran Profesi Akuntan dalam pembangunan nasional.
2.
Kepentingan umum
Menghiraukan kehormatan kepercayaan publik dan komitmen
terhadap profesionalisme.
3.
Integritas
Objektivitas
Tidak
bertindak
kepentingan
professional
pribadi
dalam
dan
lebih
pelaksanaan
memprioritaskan
tanggung
jawab
profesionalnya.
5.
6.
Kerahasiaan
Praktek pelanggaran suap tidak seharusnya dirahasiakan.
7.
Perilaku Profesional
Telah mencoreng nama baik dirinya sendiri, profesi dan sekaligus
organisasi profesinya.
http://www.sec.gov/litigation/litreleases/lr17127.htm
https://www.cchdaily.co.uk/kpmg-affiliate-settles-bribery-case