Anda di halaman 1dari 19

LIMBAH CAIR

Kandungan limbah cair


Organik terlarut
DO Turun
ekosistem air terganggu
makhluk
hidup air mati
contoh: pabrik gula dan minuman
Padatan tersuspensi
DO turun,
bottom decomposition, bau
contoh : pabrik gula, pabrik kertas
Trace organik (organik terlacak)
warna & bau karsinogenik (mengendap n
sukar larut)

Kandungan limbah cair


menimbulkan rasa dan bau, bersifat toxic
contoh : pabrik minyak bumi, penyulingan
batu bara
Mengandung material toxic dan
beracun (organik, anorganik)
misal : Hg, Pb, CR, Sn, Cd, As, N, Cu
contoh: pabrik pelapisan logam
Warna & kekeruhan
nilai estetika
contoh : pabrik tekstil, pabrik kertas, pabrik
karet

Kandungan limbah cair


Refractory matter: senyawa yang sukar
diuraikan secara bilogis, merupakan racun
bagi kehidupan aquatik
contoh: pabrik tekstil, pabrik pestisida,
pabrik karet
Nutrient : N, P, S
eurofikasi
(pencemaran air yang disebabkan karena
kandungan nutrient yang berlebihan ke
dalam ekosistem air)
alga blooming
permukaan air tertutup

Kandungan limbah cair


Minyak & Floating materials
transfer O2 penetrasi matahari
pemandangan jelek dan mengkilat
misal : minyak bumi
Material volatile
H2S

Tujuan pengolahan limbah cair


1. Mengurangi volume
- pengelompokan limbah
- konservasi limbah cair
- mengubah produksi
- pemakaian kembali effluent sebagai raw
water
- eliminasi pengeluaran limbah secara
batch
2. Mengurangi konsentrasi polutan/
kontaminan

Lanjutan.
-

memisahkan limbah
mengequalisasi limbah
recovery produk sampingan
proportioning limbah
monitor aliran limbah

Pretreatment Technologies
Gravity oil
separation

Equalization

Spill basin

Source
control

Flotation

Netralization

Coagulation &
precipitation

Sedimentation

Filtration

1. Ekualisasi
Metoda yang digunakan untuk menahan limbah
cair dalam bak penampung sehingga effluent
yang dihasilkan lebih seragam karakteristiknya.
Ex : pH, BOD, dll
Tujuannya adalah untuk meminimasi/ mengontrol
fluktuasi karakteristik AB untuk mencapai kondisi
optimum untuk proses pengolahan selanjutnya.
Variasi ukuran dan jenis basin (bak) ekualisasi
bergantung pada kuantitas limbah dan variability
aliran air buangan

Manfaat ekualisasi bagi pengolahan


limbah industri
Merperkecil fluktuasi organik guna
mencegah terjadinya shock loading pada
proses biologis
Mengontrol pH dan meminimasi bahan
kimia yang diperlukan pada proses
netrallisasi
Meminimasi lairan yg
bergejolak/bergelombang pada proses
pengolahan fisika-kimia dan
mnyeimbangkan kecepatan chemical feed

Lanjutan
Mengontrol kapasitas effluent limbah
sebelum dibuang ke badan air perkotaan
Mencegah tingginya konsentrasi material
toksik pada pengolahan biologis

Untuk menyempurnakan proses ekualisasi


dibantu dengan mixing
juga
mencegah terjadinya pengendapan di
dasar basin
Beberapa metoda yg digunakan pada
mixing yaitu:
a. baffle ekonomis
b. turbine mixing
c. aerasi dg difusi
d. aerasi mekanik

Design basin ekualisasi

Volume bervariabel u/ mendapatkan aliran


effluen yg konstant.
cocok diterapkan pada pengolahan kimia
limbah yang volumenya rendah
discharge limbah biasanya ke aliran
pengolahan kota
Volume konstan tetapi aliran effluen bervariasi
terhadap influen
Basin ekualisasi dibatasi oleh konsentrasi
sebagai contoh : jika maks effluen dari unit
activated sludge adalah 50 mg/L BOD5 , maka
effluen maksimum dari basin ekualisasi apat

Lanjutan
Untuk kasus dimana aliran wastewater mendekati
konstant, maka waktu retensi untuk ekualisasi
adalah: 2

t Si
t
t Se 2

dimana:
t = waktu detensi ekualisasi (jam)
std 2 (jam)
Si 2 t = interval pengambilan sampel
= variance dari konsentrasi influen =
Se 2
= variance dari konsentrasi effluen pada
propabilitas tertentu

2. Netralisasi
Limbah industri

pH 6,5 8,5

asam

Peng. kimia
netralisasi

basa

Peng. Biologi

Tipe proses netralisasi


1. Pencampuran aliran yang asam dengan yang basa
contoh: pabrik yang memproduksi bahan
bangunan
alkali
(CaCO2 & Mg) dicampur dengan effluen dari
pabrik kimia yg mengandung asam
2. Pengolahan dengan batu kapur u/ limbah yang
asam
biasanya
dengan
upflow atau downflow sistem,
CaCO
3 H 2 SO4 CaSO4 H 2CO3
kecepatan hidrolik maks 1 gpm/ft2
waktu
retensi cukup
reaksi :
berlebih, coating & CaCO3 tidak

Lanjutan
3. Pengolahan dengan lumpur kapur u/ limbah yang
asam
- paling sering dipakai
- kapur digunakan terus menerus krn bereaksi
dan terbawa aliran limbah
- reaksi sama dengan no 2, hanya saja
pengenceran 1-1,5% H2SO4
4. Limbah yang mengandung basa
- dengan menambahkan asam kuat
H2SO4,
HCl
- mahal

Kontrol proses
Kontrol pH secara otomatis pada aliran limbah
adalah salah satu masalah yang cukup besar
karena:
Hubungan antara pH dengan konsentrasi atau
aliran reagen tidak linear u/ netralisasi asam basa
(apalagi jika pH dekat dg 7)
pH dari influen dapat bervariasi
Laju aliran limbah dapat berubah s/d 2x dalam
beberapa menit
Sejumlah kecil reagen harus dicampur dengan
sejumlah besar cairan dalam interval waktu yg
pendek

SEKIAN DULU.

Anda mungkin juga menyukai