Kreatif
Meningkatk
an Tax Ratio
Seminar Perpajakan
Perdagangan
(Bea
Masuk
dan
Pajak Restoran
Pajak Hiburan Penyelenggaraan Pertunjukan Film Bioskop
Pajak Hiburan Penyelenggaraan Olah Raga
Pajak Hiburan Pertunjujkan Kesenian dan sejenisnya
Pajak Hiburan Penyelenggaraan Pasar Malam, Diskotik, Karaoke dan
sejenisnya
7. Pajak Hiburan Persewaan Video Cassete, Laser Disk, dan sejenisnya
8. Pajak Hiburan Penyelenggaran Klub Malam, Diskotik, Karaoke dan
sejenisnya
9. Pajak Hiburan Taman Rekreasi, Kolam Memancing, Kolam Renang
dan sejenisnya
10.Pajak Hiburan Gelanggang Permainan dan sejenisnya.
11.Pajak Hiburan Permainan Bilyard, Bowling, Permainan Golf dan
sejenisnya
12.Pajak Hiburan Kesegaran Jasmani dan sejenisnya
13.Pajak Hiburan lainnya
14.Pajak Reklame
15.Pajak Bahan Galian
16.Pajak Penerangan Jalan
17.Pajak Kendaraan Bermotor
18.Pajak Hasil Usaha Burung Walet
19.Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Permukaan
20.Pajak Pengambilan dan Pengolahan Galian Golongan C
21.Pajak Pengguna Tenaga Listrik yang berasal dari bukan PLN
22.Pajak Pengguna Tenaga Listrik yang berasal dari PLN untuk kegiatan
bukan industri
23.Pajak Pengguna Tenaga Listrik dari PLN untuk kegiatan Industri
Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam
24.Pajak Parkir
25.Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) mulai 1
Januari 2011
26.Pajak Daerah lainnya
Dari 30 (tiga puluh) lebih jenis Pajak tersebut di atas, Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) hanya berwenang memungut 3 (tiga) jenis
pajak saja. Yaitu:
1. PPh
2. PPN dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
3. PBB sektor Perkebunan, Kehutanan dan Pertambangan Migas (PBB
sektor P3)
Sedangkan PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB sektor P2)
dialihkan menjadi pajak daerah secara bertahap paling lambat hingga
tanggal 31 Desember 2013. Sehingga mulai 2014, PBB sektor P2 bukan
lagi wewenang DJP melainkan wewenang Pemerintah Daerah
(Pemda).
Tahu
n
Penerimaan
Pajak (Milyar)
PDB
(Milyar)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
282.387
352.334
406.049
490.988
658.701
619.922
723.307
873.874
980.518
1.148.365
1.310.219
2.295.826
2.774.281
3.339.217
3.950.893
4.948.688
5.606.203
6.446.852
7.419.187
8.229.439
9.083.972
10.918.492
Tax
ratio
(%)
12,30%
12,70%
12,16%
12,43%
13,31%
11,06%
11,22%
11,78%
11,91%
12,64%
12,00%
Ekstensifik
asi
Jangka
Pendek
Intensifika
si
Edukasi
Exposure
Menamba
h WP
Sektor
Informal
Orang
Pribadi
Menamba
h Objek
Pajak
Optimalisa
si basis
pajak
10
11
12
C. PENUTUP
Masih rendahnya tax ratio Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah
belum cukup efektif dalam menggali potensi penerimaan pajak. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah nyata yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan penerimaan pajak. Hal-hal yang perlu
dilakukan antara lain dengan edukasi, program exposure, intensifikasi dan
ekstensifikasi, serta penguatan internal DJP.
Edukasi perpajakan dimaksudkan untuk meningkatkan moral
obligation to pay tax sehingga masyarakat semakin menyadari arti
penting perpajakan serta tidak lagi menganggap pajak sebagai beban
sehingga mau membayar pajak secara sukarela. Program exposure
merupakan program-program populis seperti insentif dengan maksud
menyenangkan wajib pajak. Program intensifikasi dan ekstensifikasi
dilakukan untuk mengejar potensi penerimaan yang masih belum tergali,
sementara penguatan internal DJP dimaksudkan agar DJP dapat semakin
13
DAFTAR REFERENSI
1. Ikhsan, Mohamad dkk. 2005. Indonesias new tax reform: Potential
and direction. Journal of Asian Economic 16 (2005) 10291046.
Elsivier.
2. Kristian Agung Prasetyo, Quo Vadis Tax ratio Indonesia?, 2014.
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001
tentang pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi
pajak.
4. Tabel Produk Domestik Bruto:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&
id_subyek=11¬ab=1
5. Tabel Penerimaan Negara: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek =13
6. http://matapajak.com/2014/08/18/apa-itu-tax-ratio-rasio-pajak/
7. http://aanwakhidansori.blogspot.com/2010/06/peradilan-pajak.html
8. http://www.pajak.go.id/content/article/berapa-sih-sebenarnya-taxratio-indonesia
9. http://finansial.bisnis.com/read/20121113/10/104341/bedaperhitungan-tax-ratio-pengamat-diminta-gunakan-formula-oecd
10.http://www.tempo.co/read/news/2014/08/21/087601383/Tax-RatioDinilai-Kurang-Ini-Jawaban-Chatib-Basri