Anda di halaman 1dari 16

Pada prinsipnya hal yang membedakan elektro pneumatik dan

pneumatik murni yaitu terletak dari pengontrolan dan pengoprasianya.


Bila pengoprasian dan pengontrolan pneumatik murni dilakukan
langsung ke katup dengan cara kerja mekanik, maka pengontrolan dan
pengoprasian elektro penumatik dilakukan melalui relay dan solenoid
dengan cara kerja elektronik.

Dasar Kelistrikan Elektro-Pneumatik


Switch dan relay
Menurut bentuk posisi awal switch dapat dibedakan seperti berikut :

Macam-macam penggerak switch :


Penggerak mekanik ( roller )
Penggerak manual

Relay coil dan kontak relay

Relay dan actuator coil

Penggerak mekanik dan penggerak elektris

Solenoid valve adalah sebuah katup yang menggunakan sistem


elektromagnetik yang akan menggerakkan spool sehingga katup
pengarah bekerja dan mempunyai koil / kumparan sebagai
penggeraknya.
Solenoid mengaktuasikan katup kontrol arah dan relay bisa sebagai
pemroses atau fungsi kontrol aktuator. Sebagai contoh: jika katup
kontrol arah digunakan untuk mengontrol silinder, maka katup
kontrol arah adalah elemen kontrol untuk kelompok aktuator. Jika
elemen tersebut didefinisikan sebagai sinyal prosesor, maka harus
ditempatkan pada kelompok prosesor.

Contoh :
Aplikasi solenoid yang digunakan untuk
mengendalikan (penggerak) pada katup pengarah 4/2 DCV.

Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuator nya tertekan suatu benda, micro switch dibagian
dalamnya yang berfungsi untuk mengontakkan atau sebagai pengontak.

MAGNETIC SWITCH (PROXIMITY


SWITCHES)

Penandaan sinyal
(pembacaan
pendeteksian) di tandai
dengan LED yang
menyala

Pada sistem elektro pneumatik terdapat 4 kelompok dasar yaitu :


1. Power Supply (Pasokan energi) Arus listrik dan Udara bertekanan
2. Elemen-elemen masukan (Sensor) : Limit switch, Tombol tekan Proximity
sensor
3. Elemen pemroses (Prosessor) : Katup solenoid
4. Aktuator dan elemen kontrol akhir: Silinder.

SIRKIT pneumatik yang digunakan untuk memindahkan suatu benda kerja


dari satu posisi ke posisi yang lain . Lihat Sket posisi.

Urutan kerja dari actuator 1.0 (A) dan 2.0 (B) adalah: A+, B+, A-, B- . Urutan
kerja ini dapat dilihat pada diagram step pemindahan (desplacement step
diagram) gambar berikut.

Cara kerja rangkaian :

Pada saat PB start ditekan maka


valve solenoid Y1 aktif dan
menggerakkan silinder A dan
menyentuh S2 sebagai limit switch
kemudian mengaktifkan valve
solenoid Y3 dan menggerakkan
silinder B dan menyentuh limit
switch S4 kemudian mengaktifkan
valve solenoid Y2 sehingga silinder
1 bergerak kembali ke posisi
semuala dan menyentuh limit
switch S1 lalu mengaktifan valve
solenoid Y4 dan silinder 2 bergerak
kembali ke posisi semula.

Mesin stemping yang dilengkapi dengan tiga


buah silinder pneumatik diharapkan cara
kerjanya adalah sebagai berikut. Benda
kerja yang akan distemping telah disusun
pada tempatnya (perhatikan gambar
disamping) dan dapat turun oleh beratnya
sendiri. Silinder A mendorong benda kerja
dan sekali gus menjepit (clamping). Pada
saat itu silinder B melakukan stemping.
Selesai stemping silinder A mundur dan
kemudian silinder C mendorong benda kerja
keluar.

Gambar mesin stemping

Diagram step pemindahan

Anda mungkin juga menyukai