Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HORDEOLUM INTERNA
Norman Ardiansyah
105070100111024
105070104121003
115070100111043
Pembimbing :
dr. Retnaniadi Supriadi, Sp.M
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Kesehatan indera penglihatan merupakan hal yang penting untuk
terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan, selain itu bisa terbentuk abses
yang cenderung pecah dan mengeluarkan sejumlah pus atau nanah.
Penanganan hordeolum dapat dengan pemberian kompres hangat saja
dan dapat sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Dalam beberapa kasus yang lebih
serius dapat diberikan pemberian antibiotika atau jika sudah terdapat pus dapat
dilakukan tindakan insisi atau pembedahan untuk mengeluarkan pus. Pemberian
antibiotika pada penatalaksanaan hordeolum yaitu antibiotika topikal untuk
bakteri gram positif. Jika penderita mengalami tanda dan gejala bakteremia atau
pada kasus yang lebih parah juga diperlukan antibiotika sistemik. Penyulit
hordeolum yang sering terjadi adalah selulitis palpebra, yang merupakan radang
jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.
Dengan banyaknya kasus hordeolum, selayaknya dokter umum sebagai
ujung tombak pelayanan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien secara holistik. Maka dari itu, penulis menyusun laporan kasus yang
berjudul Hordeolum, agar dapat mempelajari lebih lanjut mengenai hordeolum.
1.2
Rumusan Masalah
- Apakah penyakit hordeolum itu?
- Bagaimana penegakan diagnosis hordeolum?
- Bagaimana penatalaksaan hordeolum?
1.3
Tujuan
- Mengetahui hordeolum mencakup definisi, epidemiologi, etiologi, dan
klasifikasi.
- Mengetahui cara penegakan diagnosis hordeolum.
- Mengetahui penatalaksaan hordeolum.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Palpebra
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea
dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata;
palpebra inferior menyatu dengan pipi.1
Palpebra terdiri atas lima bidang jaingan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus) dan lapis membran mukosa (konjungtiva palpebra).
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar dan elastis dengan sedikit folikel rambut tanoa lemak
subkutan.
2. Muskulus orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra, serat ototnya
mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit
melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.
Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian
pratarsal; bagian diatas septum orbita adalah bagian praseptal.
Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli
dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan
lapis subaponeurotik dari kulit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa
pat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas
jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar meibom (40 buah
di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
4
5. Konjungtiva Palpebra
Bagian
postreior
palpebra
dilapisi
selapis
membran
mukosa,
2.2
Definisi Hordeolum
Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.
Hordeolum dapat timbul pada satu kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar meibom, kelenjar zeiss dan kelenjar
moll.1
Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, yaitu;
hordeolum interna terjadi peradangan pada kelenjar meibom. Pada hordeolum
interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva. Hordeolum eksterna terjadi
peradangan pada kelenjar zeiss dan kelenjar moll. Benjolan ini nampak dari luar
pada kulit kelopak mata.1,2
2.3
Epidemiologi
Data epidemiologi Internasional terbaru menyebutkan bahwa hordeolum
merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan.
Insidensi tidak bergantungan dengan ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai
semua usia, tapi lebih sering menyerang pada dewasa muda.5
2.4
Etiologi
Hordeolum
merupakan
infeksi
yang
disebabkan
oleh
bakteri
Klasifikasi
2.
sering disebabkan oleh S.aureus pada kelenjar zeis dan kelenjar moll.
Hordeolum eksterna berhubungan dengan stafilokokus blefaritis dan berpeluang
untuk terjadi rekurensi (Jimmy and Siret, 2008).
2.6
Patofisologi
Hordeolum eksterna timbul dari blockade dan infeksi dari kelenjar zeiss dan
moll sedangkan hordeolum interna timbul dari infeksi pada kelenjar meibom yang
terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi
pada tarsus dan jaringan di sekitarnya. Patogenesis hordeolum eksterna diawali
dengan pembentukan pus dalam lumen kelenjar oleh infeksi stafilokokus aureus
(90 95 % kasus), .Infeksi tersebut dapat mengenai kelenjar Meibom
(hordeolum interna), maupun kelenjar Zeis dan Moll (hordeolum eksterna).
Proses tersebut diawali dengan pengecilan lumen dan statis hasil sekresi
kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus
aureus sehingga terjadi pembentukan pus dalam lumen kelenjar. Secara
histologis
akan
tampak
gambaran
abses,
dengan
ditemukannya
sel
2.7
Manifestasi Klinis
10
2.8
Diagnosis Banding
2.8.1 Kalazion
Keluhan benjolan dan nyeri pada palpebra pada hordeolum mirip dengan
kalazion.
Hal
yang
membedakan
adalah
kalazion
merupakan
radang
granulomatosa kronis yang steril dan idiopatik pada kelenjar meibom; umumnya
ditandadai dengan ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit
dan berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan
disertai nyeri tekan mirip hordeolum. Dibedakan dengan hordeolum karena tidak
ada tanda-tanda radang akut. Kebanyakan kalazion mengarah ke permukaan
konjungtiva, yang mungkin sedikit merah dan meninggi (Wessels, 2009).
11
Chalazion
Visus
Tidak dipengaruhi
Tidak dipengaruhi
Discharge
Tidak ada
Tidak ada
Lokasi
Etiologi
Obstruksi
Nyeri
Nyeri
Tidak nyeri
Rencana Terapi
12
Keterangan : Tampak Reaksi Keradangan Sepanjang Tepi Palpebra Diikuti dengan Sekret
atau Krusta pada Bulu Mata.
13
Keterangan : Tampak keganasan pada palpebra inferior berupa benjolan dengan ulkus
2.9
Penatalaksanaan
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self limited) dalam 1-2
14
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus
2.10 Komplikasi
2.10.1
15
2.10.3
higienitas.
2.10.4
Deformitas
palpebra
atau
adanya
fistula
pada
palpebra
2.11 Prognosis
Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi
lebih cepat dengan penggunaan kompres hangat dan ditutup yang bersih.
Hordeolum termasuk gangguan kelopak mata yang jinak, namun umumnya
sering rekuren. Apabila ditangani dengan cepat dan dapat menghindarkan
komplikasi, maka prognosisnya akan baik. (Lang, 2006; Sullivan et al., 2004).
Penekanan terhadap aksis penglihatan mungkin terjadi jika lesi semakin
tidak tertangani dan membesar. Terapi insisi dilakukan jika terapi lini pertama
dengan kompres hangat dan terapi lini kedua dengan medikamentosa tidak
menunjukan perbaikan. Scar bekas insisi kuretase menjadi focus perhatian akhirakhir ini sehingga pertimbangan kosmetik diperlukan. Terapi pembedahan tidak
menurunkan angka rekurensi sehingga masih didapatkan peluang munculnya
rekurensi. Follow up pasien diperlukan untuk evaluasi terhadap keluhan maupun
penyembuhan lesi (Hirunwiwatkul and Wachiasereechai, 2005).
16
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama
Jenis kelamin
Usia
Alamat
Pekerjaan
Agama/Suku
No. Register
Tgl. Pemeriksaan
: Ny. LM
: Perempuan
: 48 tahun
: Tlogo II/1 Kedoro, Blitar
: Ibu Rumah Tangga
: Islam/Jawa
: 11049xxx
: 27 Agustus 2015
3.2 Anamnesa
3.2.1 Keluhan Utama : Benjolan pada kantong mata
17
18
OD
OS
5/7,5
Visus
Orthophoria
Kedudukan Bola
5/6,6
Orthophoria
Mata
Gerak Bola Mata
x 2 mm pada palpebra
superior, mobile (+), hiperemia
(-)
Palpebra
19
Konjunctiva
Kornea
1 x 1 mm
Dalam
Radline
Round, pupil reflex (+), 3
COA
Iris
Pupil
Dalam
Radline
Round, pupil reflex (+),
mm
Jernih
Normal per palpasi
Lensa
TIO
3 mm
Jernih
Normal per palpasi
kuretase OS dahulu
Cendoxytrol ed 4x1 ODS
Natrium diclofenac 2x50mg (bila nyeri)
Kompres hangat
KIE cuci silia dan higienitas cuci dengan shampo bayi
3.7
-
Rencana Edukasi
Penjelasan mengenai penyakit yang diderita dan planning terapi
Penjelaskan bahwa penyakit ini dapat terjadi serangan berulang kapan
saja (recurrent).
Edukasi untuk menjaga higienitas (minimal cuci tangan sebelum
menyentuh mata).
Edukasi bahwa terapi pembedahan akan dilakukan dengan indikasi insisi
dan kuratase.
20
Komplikasi yang mungkin timbul adalah infeksi yang lebih luas dan
kemungkinan untuk terjadi penekanan \\\\\pada aksis penglihatan terutama
kornea.
Kontrol rutin diperlukan untuk mengevaluasi penyembuhan lesi dan
keluhan.
3.8
Prognosis
- Visam
: bonam
- Sanam
: bonam
- Vitam
: bonam
- Kosmetik
:bonam
- Fungtionam : bonam
OD
OS
5/6,6
Massa padat kenyal kistik
x 2 mm pada palpebra
Visus
Palpebra
5/6,6
Spasme (-), edema (-), skuama
(+)
21
skuama (+)
edema (-), spasme (-)
CI (-), PCI (-)
Jernih
Konjunctiva
Kornea
Dalam
Radline (+)
Round, pupil reflex (+), 3
CoA
Iris
Pupil
Dalam
Radline (+)
Round, pupil reflex (+), 3 mm
mm
Jernih
Normal per palpasi
Lensa
TIO
Jernih
Normal per palpasi
3.10 Diagnosis
- OD Chalazion
OS Post insisi dan kuretase hordeolum interna
ODS Blepharitis anterior dd posterior
3.11 Terapi
- Cendoxytrol ed 4x1 ODS
- Kompres hangat
- KIE cuci silia dan higienitas cuci dengan shampo bayi
3.12 Rencana Monitoring
- Kontrol setelah 1 minggu
- Keluhan subyektif
3.13
Edukasi
Dilakukan edukasi pada pasien untuk selalu menjaga kebersihan
terutama dengan mencuci tangan sebelum menyentuh mata dan rajin
membersihkan bulu mata dengan shampoo bayi 3x sehari.
Menjelaskan bahwa dapat terjadi serangan berulang kapan saja
(recurrent). Jika didapatkan tanda-tanda nyeri akut meminta pasien untuk
melakukan kompres hangat terlebih dahulu jika kondisi tidak membaik
sarankan untuk segera ke dokter mata terutama jika terdapat gangguan
pada fungsi penglihatan.
3.14
Prognosis
Visam
: bonam
Sanam
: bonam
22
Vitam
: bonam
Kosmetik
Fungtionam : bonam
: bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
23