Anda di halaman 1dari 19

PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU

PRAKTIKUM MUSCA DOMESTICA

Kelompok 4
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Angga Agustian
Anita Zuhliya
Dwi Febianty F
Ermas Putri Saraswati
Heri Purwantika
Kartika Wahyuningtiyas

(P23133114004)
(P23133114006)
(P23133114015)
(P23133114017)
(P23133114027)
(P23133114031)

Tingkat II Prodi D4-A


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.


021.7397641, 7397643 Fax.021.7397769 E-mail :
info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id
TA. 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lalat merupakan vektor mekanis dari berbagai macam penyakit, terutama
penyakit-penyakit pada saluran pencernaan makanan. Penyakit yang ditularkan oleh lalat
tergantung sepesiesnya, Lalat berperan dalam masalah kesehatan, yaitu sebagai vektor
penularan penyakit saluran pencernaan seperti kolera, typhus, disentri, dan lain lain Pada
saat ini dijumpai 60.000 100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu
diawasi karena beberapa diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalat seperti :
bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya. Dalam upaya
pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan kesehatan
lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor penyakit.
Pengendalian

vektor

penyakit

merupakan

tindakan

pengendalian

untuk

mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang pembawa


penyakit, seperti lalat . Saat ini banyak sekali metode pengendalian lalat yang telah
dikenal dan dimanfaat kan oleh manusia. Prinsip dari metode pengendalian lalat
adalah pengendalian itu dapat mencegah perindukan lalat yang dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan manusia.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan indentifikasi ordo serangga umum dengan benar dan
mengenal nama-nama ordo serangga
2.2 Tujuan Khusus
a. Mengenal bahan dan peralatan yang digunakan untuk menangkap dan
mengawetkan serangga
b. Mengetahui morfologi dan anatomi serangga lalat
c. Membedakan ordo-odo serangga lalat berdasarkan perbedaan bagian luar
tubuhnya (identifikasi)
d. Mengenal ciri khas masing-masing ordo serangga lalat

BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Serangga
Serangga (disebut pula insecta, dibaca "insekta", berasal dari bahasa Latin insectum,
sebuah kata serapan dari bahasa Yunani [ntomon], "terpotong menjadi beberapa
bagian")

adalah

salah

satu kelas avertebrata di

dalam filum arthropoda yang

memilikiexoskeleton berkitin , tubuh yang terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan
abdomen), tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan
sepasang antena. Serangga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam,
mencakup lebih dari satu jutaspesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme
hidup yang telah diketahui.[2][3] Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara enam
hingga sepuluh juta [2][4][5] dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan
hewan

yang

berbeda-beda

di

bumi.[6]Serangga

dapat

ditemukan

di

hampir

semua lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan, suatu habitat
yang didominasi oleh kelompok arthropoda lain, krustasea.
2. Pengertian Lalat
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera
Lalat adalah salah satu jenis serangga peengganggu dan sebagai serangga penular
penyakit terhadap kesehatan manusia yang dapat menyebabkan brbagai penyakit
3. Jenis-Jenis Lalat
a. Lalat Glossina(Lalat Tsetse)
Ciri-ciri :
- Ukuran sedikit lebih besar daripada lalat rumah.
- Warna kecoklatan.
- Mulut memiliki probosis horisontal ke depan berbentuk sangkur.
- Pangkal probosis tampak membesar.
- Sayap saling menutupi mirip dengan gunting waktu beristirahat.
- Lalat glossina jantan maupun betina merupakan lalat pengisap darah waktu siang
-

hari.
Glossina tidak bertelur melainkan melahirkan larva.
Larva glossina dalam waktu satu jam akan segera berubah menjadi pupa.

Dalam waktu 3 minggu s/d 60 hari pupa akan berubah jadi dewasa.
-

Lalat glossina dapat hidup selama satu tahun.


Lalat glossina merupakan vektor biologis maupun mekanik dari penyakit:
Trypanosoma gambiense
Trypanosoma rhodesiense.

b. Stomoxys (stable fly, lalat kandang)


Ciri-ciri :
- Bentuk dan ukurannya mirip dengan lalat rumah.
- Mempunyai probosis memiliki sangkur berwarna hitam dan perutnya lebih lebar
-

dibandingkan dengan perut lalat rumah.


Sebelum dapat bertelur lalat betina membutuhkan beberapa kali menghisap darah

mangsanya.
Dalam waktu 2-5 hari bertelur menetas menjadi larva.
Setelah tiga minggu larva berubah menjadi pupa.
9-13 hari dari stadium pupa menjadi dewasa.
Lalat stomoxys jantan maupun betina menghisap darah.
Umur lalat Stomoxys dewasa rata-rata dalam keadaan baik adalah 20 hari.
Lalat ini menghisap darah pada waktu siang hari.
Tempat berkembang biak pada tempat yang basah dan lembab (tanaman air,

sampah maupun kotoran hewan).


Gigitan lalat ini sangat sakit.
Lalat Stomoxys merupakan vektor :
Penyakit surra yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi yang banyak

menimbulkan kematian pada kuda.


Vektor mekanis dari penyakit :

Anthrax, Tetanus, Yellow fever


Lalat ini juga dapat menimbulkan traumatik myasis atau pseudomyasis pd
manusia.

c. Musca Domestica (lalat rumah)


Ciri-ciri :
- Ukuran 6mm - 9mm
- Warna abu-abu kehitaman
- Kepalanya besar berwarna coklat gelap
- Matanya besar menonjol
- Sepasang sungut terletak didepan mata, tiap sungut terdiri atas ruas dasarberbentuk
gada dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang

- Lidah penghisapnya melebar dibagian ujung


- Torax dorsal bertanda 4 garis membujur
- Abdomennya berwarna kekuning-kuningan, ruas terakhir berwarna coklat
kehitaman
- Tiga pasang kakinya ditutupi oleh rambut lebat
- Sayapnya sepasang, tipis serta tembus cahaya, warnanya kelabu pucat dan
berpangkal kuning
d. Sarcophaga sp (lalat blirik/lalat daging)
Ciri-ciri :
- Ukurannya 11 mm-15 mm
- Berwarna abu-abu.
- Bagian toraks terdapat 3 garis hitam.
- Abdomen memiliki pola bintik-bintik hitam dan abu-abu spt papan catur.
- Struktur mulutnya bukan tipe penusuk tapi penjilat.
- Aristanya hanya berambut pada setengah bangian frontal sedangkan sebagiannya
- distalnya tidak berambut.
e. Chrysomya bezziana ( Lalat hijau)
Ciri-ciri :
- Berwarna hijau metalik atu mengkilat.
- Ukuran 1,5 kali lalat rumah.
- Sayap jernih dengan guratan urat-urat yang jelas.
- Permukaan tubuh tertutup dengan bulu-bulu pendek di selingi dengan sederetan
- bulu yang keras dan jarang letaknya.
- Mulutnya tipe penjilat.
- Larva membentuk silinder memanjang terdiri dari 10 ruas dgn ujung depnnya
-

meruncing.
Tiap-tiap batas ruas terdapat duri keras dan pendek yang melingkar.
Larva yang cukup umur dapat berukuran 1 cm dan berwarna kuning keputih-

putihan.
Pupa berwarna coklat.
Berbentuk lonjong seperti tong

f. Lalat Buah, Drosophila melanogaster (famili drosophilidae)


Ciri-ciri:
-Ukuran relatif kecil, sekitar 3 mm
-Warna mata merah, bagian torax warna coklat
-Abdomen dorsal hitam dan bagian bawah ke abu-abuan

-Kepala bulat lonjong


-Palpi kecil berbulu
-Alat mulut tipis
-Tartus pertama kaki belakang panjang dan langsing
4. Bionomik Lalat
a. Kebiasaan Hidup
Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena mempunyai tipe mulut
menjilat, Lalat Musca domestica paling dominan banyak ditemukan di timbunan
sampah dan kandang ternak. Kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat-zat
organik yang membusuk dan berkembangbiak di dalam bangkai, meletakkan telur
pada tubuh hewan yang mati dan larva makan dari jaringan-jaringan yang
membusuk.

b. Tempat Perindukan
Kotoran binatang (kuda, sapi, ayam dan babi), kotoran manusia, saluran air
kotor, sampah, kotoran got yang membusuk, buah-buahan, sayuran busuk dan bijibijian busuk menjadi tempat yang disenangi lalat7.
c. Jarak Terbang
Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia, rata-rata
6-9 km, kadang-kadang dapat mencapai 19-20 km dari tempat berkembang biak..
d. Kebiasaan Makan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari dari makanan yang satu ke
makanan yang lain. Lalat sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia
sehari-hari seperti gula, susu dan makanan lainnya,kotoran manusia serta darah.
Protein diperlukan untuk bertelur. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat
hanya makan dalam bentuk cair atau makanan yang basah, sedangkan makanan
yang kering yang dibasahi atau dicairkan oleh ludahnya terlebih dahulu baru

dihisap7. Makanan yang berbentuk padat dengan diameter lebih besar dari 0,045
mm, sebelum dihisap dicairkan terlebih dahulu dengan cara mengeluarkan cairan
dari mulutnya yang mengandung enzim seperti halnya butir-butir gula pasir yang
dilarutkan dengan air liurnya dan kemudian larutan gula dihisap.
e. Tempat Istirahat
Lalat beristirahat pada tempat-tempat tertentu, pada siang hari bila lalat
tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langitlangit, jemuran
pakaian, rumput-rumput, kawat listrik dan lain-lain serta sangat menyukai tempattempat dengan tepi tajam yang permukaannya vertikal. Biasanya tempat istirahat
ini terletak berdekatan dengan tempat makanan atau tempat berbiak dan biasanya
terlindung dari angin, di rumah lalat beristirahat pada kawat listrik, langit-langit,
lantai, jemuran dan dinding serta tidak aktif pada malam hari.

f. Lama Hidup
Lama hidup lalat sangat tergantung pada makanan, air dan temperatur. Pada musim
panas berkisar antara 2-4 minggu, sedangkan pada musim dingin biasanya
mencapai 70 hari.
g. Temperatur dan Kelembaban
Lalat mulai aktif beraktifitas pada temperatur 15 0C dan aktifitas
optimumnya pada temperatur 21 0C, lalat memerlukan suhu sekitar 35- 40 0C
untuk beristirahat, dan pada temperatur di bawah 10 0C lalat tidak aktif dan di atas
45 0C terjadi kematian pada lalat. Kelembaban erat hubungannya dengan
temperatur setempat. Kelembaban berbanding terbalik dengan temperatur. Jumlah
lalat pada musih hujan lebih banyak dari pada musim panas. Lalat sangat sensitif
terhadap angin yang kencang, sehingga kurang aktif untuk keluar mencari makanan
pada waktu kecepatan angin tinggi.

h. Sinar
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya.
Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek
sinar pada lalat tergantung pada temperatur dan kelembaban. Jumlah lalat akan
meningkat jumlahnya pada temperatur 20 C25 C dan akan berkurang jumlahnya
pada temperatur < 10 C atau > 49 C serta kelembaban yang optimum 90 %7.
i. Karakteristik Lalat
Lalat Musca domestica mempunyai ciri-ciri antara lain tubuh berwarna
kelabu hitam, ukuran 6-7 mm, pada punggung terdapat empat garis longitudional
berwarna hitam8. Permukaan scutellum biasanya tanpa rambut-rambut lurus,
umumnya mempunyai lebih dari satu rambut sternopleural, dapat ditemukan
disemua tempat, berperan penting sebagai hama, ada yang bertindak sebagai vektor
penyakit7. Lalat kandang (stomoxys calcitrans) sangat mirip dengan lalat rumah.
Lalat ini berkembangbiak dalam tumpukan-tumpukan jerami yang membusuk.
Lalat hijau berukuran dengan ukuran lalat rumah atau sedikit lebih besar, dan
banyak yang berwarna biru atau hijau metalik dan mempunyai arista sungut
plumose pada ujung ujungnya7. Lalat daging (Sarcophaga) sangat mirip dengan
beberapa lalat hijau tetapi umumnya kelihatan dengan garis-garis toraks yang
kelabu dan mempunyai arista telanjang atau hanya separuh dasar yang plumosa.
Lalat hijau biasanya mempunyai dua rambut-rambut bulu notopleura dan lalat
daging biasanya mempunyai empat rambut-rambut bulu notopleura
j. Warna dan Aroma
Lalat tertarik pada cahaya terang seperti warna putih dan kuning, lalat juga
takut pada warna biru. Lalat tertarik pada bau atau aroma tertentu, termasuk bau
busuk dan esen buah8. Bau sangat berpengaruh pada alat indra penciuman, yang
mana bau merupakan stimulus utama yang menuntun serangga dalam mencari
makanannya, terutama bau yang menyengat. Organ komoreseptor terletak pada
antena, maka serangga dapat menemukan arah datangnya bau.

5. Penyakit Akibat Lalat Rumah


Penyakit Akibat lalat sangat beragam. Lalat tidak menghasilkan penyakit sendiri, tetapi
lalat sebagai vector (penghantar) penyakit. Melalui lalat, beberapa penyakit mudah tersebar,
apalagi pada daerah-daerah yang kumuh dan kotor.
Penyakit akibat lalat sebenarnya bisa di hindari, jika saja perilaku hidup sehat dan
lingkungan bersih dari sampah-sampah organik. Serangga lalat merupakan hewan yang hidup
dan berkembang biak di tempat-tempat kotor dan berbau busuk. Serangga kecil ini sangat
mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa
dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi
yang akurat. Saat ini, ditemukan tidak kurang dari 60.000 100.000 spesies lalat di dunia.
Jenis lalat yang perlu diwaspadai di antaranya lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau
(Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria), dan lalat latirine (Fannia canicularis).
Dari keempat jenis tersebut, lalat rumah adalah yang paling dikenal sebagai pembawa
penyakit dan banyak dijumpai di tempat-tempat yang terdapat sampah basah hasil buangan
rumah tangga, terutama yang kaya zat-zat organik yang sedang membusuk.
Bermacam-macam mikroorganisme penyebab penyakit menempel di kaki lalat dan
rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat
biasanya berhubungan dengan saluran pencernaan. karena perpindahan kuman dan
mikroorganisme dari lalat ke dalam tubuh manusia terjadi secara mekanis. Lalat dari tempat
kotor dan busuk kemudian hinggap di makanan sehingga makanan terkontaminasi.
Mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan itu.
Penyakit-penyakit yang biasanya ditularkan melalui lalat antara lain:
1.

Estamoeba dysenteriae ( Disentri )

Entamorba hestolyca adalah Organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia,
kucing, anjing dan babi. Vektornya adalah musca domestica (lalat rumah) dan kecoa.
Penularan terjadi karena makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kista yang dibawa
oleh vektor. Gejala yang dapat ditmbulkan antara lain; sering buang air besar, fesesnya
sedikit-sedikit dengan lendir dan darah, dan biasanya disertai rasa sakit diperut (kram perut),
dan biasanya tidak demam.
Upaya pencegahannya dengan perbaikan sanitasi lingkungan, dan pencegahan
kontaminasi makanan, pembasmian vektor serta perbaikan cara pembuangan kotoran yang
baik serta cuci tangan setelah defakasi.
2.

Diare.

Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .
Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus.
Gejala dari diare, yaitu :
a

bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu tubuhnya meninggi

tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah

warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

anusnya lecet

gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

muntah sebelum atau sesudah diare

dehidrasi (kekurangan cairan)


Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :

a.

Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan atau
minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar dari lalat dan
kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.

b.

Penyedikan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum hingga
mendidih

c.

Sanitas air yang bersih

d.

kebersihan perorangan

e. Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga setelah buang air
besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan/ serangga, maka
menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh
anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan dengan sabun atau menyediakan
makanan untuk sikecil.
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama pengobatan diare ialah
mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi) terutama pada
pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan kematian.
3. Typhoid.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus.
Proses patogenesis / masuknya penyakit ini ialah dengan proses masuknya organisme S.
typhi masuk dalam tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai

jaringan lympoid plak peyeri di ileum terminalis yang hypertrofi. Bila terjadi komplikasi
perdarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia, masuk aliran limfe
mencapai jaringan limfe mesenterial, dam masuk aliran darah melalui duktus torasikus. S.
typhi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. S. typhi bersarang di plak
peyeri, limpa, hati, dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin S.
typhiberperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut
berkembangbiak.S. typhi dan endotoksiknya merangsang sinstesis dan pelepasan zat pirogen
dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam.
Gejala-gejala yang timbul berfariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa
dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan
epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan peningkatan suhu badan. Dalam minggu
kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (kotor
di tengah, tepi dan ujung merah, dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus,
gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma, sedangkan roseolae jarang ditemukan
pada orang indonesia.
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan
penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 20 hari. Setelah masa inkubasi
maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala,
pusing dan tidak bersemangat.
4.

Kolera ( Vibrio cholera )


Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang

disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin
(racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut

dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan
tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.
Gejala dari kolera :
a.

Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.

b. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan
putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis
yang menusuk.
c.

Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan
gumpalan-gumpalan putih.

d.

Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.

e. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
f.

Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.

g. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tandatandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi
dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang
hilang dapat mengakibatkan kematian.
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera,
yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal.
Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang
banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan
terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti

Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu
48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

5.

Tuberculosis ( TBC )
Kuman Tubercullosis penyebab penyakit paru yang merebak setelah maraknya penularan

HIV/AIDS, menurut beberapa peneliti juga dapat disebarluaskan oleh lalat rumah.
MenurutLambor yang bekerja di Nyasaland menemukan kuman tuberculosa bisa bertahan
hidup di dalam tubuh lalat sampai 1 minggu, kuman tuberculosa menempel pada kaki lalat
sewaktu hinggap pada dahak penderita TBC dan bercampur debu dan terhisap bersama udara
pernafasan dan kuman pindah ke tubuh orang sehat dengan cara memakan makanan yang
sudah terkontaminasi.
6.

Cacingan
Salah satunya disebabkan oleh cacing pita ( Taenia sp ) bentuknya panjang pipih

menyerupai pita, kepalanya kecil dan mempunyai kait untuk melekatkan diri pada dinding
usus. Cacing pita mempunyai banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa dikenal yaitu cacing
pita daging, cacing pita ikan dan cacing pita babi. Jenis cacingan ini disebabkan
pengkonsumsian daging (terutama sapi dan babi) yang mengandung cacing pita dan
memasaknya kurang matang.
Gejala atau tanda terinfeksi cacing pita antara lain : perut terasa mulas dan mual, kadang
perih dan tajam menusuk-nusuk tetapi akan hilang sesudah makan. Selain itu muka pucat,
pusing, kurang nafsu makan, dan feses berlendir.

BAB III
HASIL
1. Pengertian Lalat Rumah
Lalat ini termasuk ke dalam famili Muscidae, sebaranya diseluruhdunia. Lalat ini
berukuransedang, panjangnya 6-8 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis
memanjang gelap pada bagian dorsaltoraks. Antena terdiri dari tiga ruas, ruas terakhir
paling besar,berbentuk silinder dan dilengkapi dengan arista yang memiliki bulupada
bagian atas dan bawah. Lalat rumah makanannya sangatbervariasi, dan cara makannya
pun tergantung pada keadaan fisik bahan makanan7.Di daerah tropika, lalat rumah
membutuhkan waktu 8-10 hari pada suhu 30 0C dalam satu siklus hidupnya, dari telur,
larva, pupa dan dewasa. Telur berbentuk seperti pisang, berwarna putih kekuningan, dan
panjangnya kira-kira 1 mm. Betina bertelur dalam bentuk kelompok di dalam bahan
organik yang sedang membusuk dan lembab tetapi tidak cairan. Kelembaban yang tinggi
diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, mereka akan menetas dalam waktu 10-12 jam
pada suhu 30 0C7.
Perkawinan terjadi diantara lalat setelah 24 jam pada yang jantan dan 30 jam pada
yang betina. Telur kelompok pertama diletakkan setelah 2-3 hari pada suhu 30 0C, dengan
jumlah telur 100-150 butir setiap oviposisi. Dalam kondisi alam, lalat rumah hidup hanya
sekitar satu minggu, meletakkan telur hanya 2 atau 3 kelompok telur. Lalat betina bunting
terbang ke arah tempat perindukan karena tertarik oleh bau CO2, ammonia, dan bau dari

bahan yang sedang membusuk. Telurnya diletakkan jauh dari permukaan untuk
menghindari proses kekeringan7.
2. Morfologi Lalat Rumah

Keterangan Gambar
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan
dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah
lebih lebar dibandingkan lalat jantan (lihat Gambar 1). Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas
terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah
Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan
menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas
sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut
pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayapnya mempunyai empat garis (strep)
yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada
sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis
lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan
sepasang. Bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut

memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran
ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya.

3. Taksonomi Lalat Rumah


Kingdom: Animalia
Phylum: Arthoropoda
Kelas: Hexapoda
Ordo: Diptera
Family: Muscidae
Genus: Musca
Spesies : Musca domestica.

4. Hasil Pengamatan Lalat Rumah


Berdasarkan hasil pengamatan indentifikasi Lalat Rumah merupakan vektor penular
3faktor hidup. Musca Domestica Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis
lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit
disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup
manusia, maka jenis lalat musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau
dari sudut kesehatan manusia. Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari stadium larva, lalat
betina sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur putih, berbentuk oval dengan ukuran panjang 1
mm.Setiap kali bertelur diletakkan 75-150 telur. Seekor lalat biasanya diletakkkan dalam
retak-retak dari medium pembiakan pada bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari.
Pada suhu panas telur-telur ini menetas dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul
masuk lebih jauh ke dalam medium sambil memakannya. Setelah 3-24 hari, biasanya 4-7 hari,
larva-larva itu berubah menjadi pupa. Larvalarva akan mati pada suhu yang terlalu panas.
Suhu yang disukai 30-3500C, tetapi pada waktu akan menjadi pupa mereka mencari tempattempat yang lebih dingin dan lebih kering. Pupa berbentuk lonjong 7 mm panjang, dan
berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa terdapat pada pinggir medium yang kering atau
didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 hari, bisa juga 3 hari pada suhu 350C atau

beberapa minggu pada suhu rendah. Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau perlu menembus
keluar dari tanah, kemudian jalan-jalan sampai sayap-sayapnya berkembang, mengering dan
mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu panas sampai 15 jam untuk ia bisa terbang.
sampah yang ditumpuk di tempat terbuka karena mengandung zat-zat organic merupakan
medium pembiakan lalat rumah yang penting. Lalat rumah bisa terbang jauh dan bisa
mencapai jarak 15 km dalam waktu 24 jam. Sebagian terbesar tetap berada dalam jarak 1,5 km
di sekitar tempat pembiakannya, tetapi beberapa bisa sampai sejauh 50 km. Lalat dewasa
hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin, mereka paling aktif
pada suhu 32,50C dan akan mati pada suhu 450C. Mereka melampaui musim dingin (over
wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung
seperti kandang ternak dan gudang-gudang.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Musca Domestica Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis
lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit
penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan
hidup manusia, maka jenis lalat musca domestica ini merupakan jenis lalat yang
terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia.
2. Saran
Walaupun

hanya

sekilas

pembahasan

mengenai lalat

ini, diharapkan pembaca

tetap menjaga diri, lingkungan, serta makanan agar tetap bersih. Hal ini sangat penting
untuk menghindari penyebaran penyakit di sekitar kita. Karen alalat sebagai salah satu
vektor

penyebaran

penyakit

sangat

menyukai

tempat-tempat

yang

kotor. Namun, lalat tidak seburuk dengan apa yang telah dijelaskan. Segala sesuatu yang

diciptakan oleh Allah pasti ada manfaatnya. Seperti halnya dengan lalat, walaupun ia
menyebabkan penyakit, tetapi ia menyediakan obat/penawarnya juga. Jangan melihat
segala sesuatu dari satu sisi negatifnya saja

DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatanlingkungansby.blogspot.co.id/2011/01/lalat.html
http://cintarumahsehat.blogspot.co.id/2012/12/jenis-jenis-lalat.html
http://aiyssmithdhavidhsond.blogspot.co.id/2013/09/laporan-praktkum-parasitologitentang.html
https://www.academia.edu/7012820/LALAT_RUMAH_Musca_domestica

Anda mungkin juga menyukai