Anda di halaman 1dari 6

Jumat, 18 Januari 2013

Penggunaan CNG Pada Transportasi

Tugas 6
Penggunaan CNG Pada Transportasi
Zaenal Abidin (4209100102)
Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Pendahuluan
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar.
Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila
dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat
dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam
bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.

2. Penggunaan CNG
CNG dapat digunakan pada semua industri seperti peleburan baja, kimia, textil, keramik, sepatu, plastik, makanan,
kaca dan lainnya. Pada umumnya CNG digunakan sebagai bahan bakar mesin generator, boiler, oven dan burner.
CNG dikirim dalam tabung yang diangkut dengan trailer 10-40 feet.
Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar.
Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair
(bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.
Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga
untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya
lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986.
Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu
harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk
menggunakannya tidak sempat membesar.
Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG), tetapi yang berfungsi tak lebih dari
enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan CNG, Gubernur DKI JakartaSutiyoso mengharuskan
bus TransJakarta yang melayani rute 2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG.
CNG dapat digunakan untuk mesin Otto (berbahan bakar bensin) dan mesin diesel (berbahan bakar solar).
Pengisian CNG dapat dilakukan dari sistem bertekanan rendah maupun bertekanan tinggi. Perbedaannya terletak
dari biaya pembangunan stasiun vs lamanya pengisian bahan bakar. Idealnya, tekanan pada jaringan pipa gas
adalah 11 bar, dan agar pengisian CNG bisa berlangsung dengan cepat, diperlukan tekanan sebesar 200 bar, atau 197
atm, 197 kali tekanan udara biasa. Dengan tekanan sebesar 200 bar, pengisian CNG setara 130 liter premium dapat
dilakukan dalam waktu 3-4 menit.

Dengan tekanan sebesar 200 bar, tentunya penanganan CNG perlu dilakukan secara hati-hati. Antara lain dengan
menggunakan tangki gas yang memenuhi persyaratan dan dipasang di bengkel yang direkomendasi. Tangki CNG
dibuat dengan menggunakan bahan-bahan khusus yang mampu membawa CNG dengan aman. Desain terbaru
tangki CNG menggunakan lapisan alumuniumdengan diperkuat oleh fiberglass. Karena CNG lebih ringan dari
udara, kebocoran tidak menjadi terlalu beresiko bila sirkulasi udara terjaga dengan baik. Jika gas terbakar, mesh
logam ataukeramik akan mencegah tangki agar tidak meledak.
Sama sekali tidak diperkenankan untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika dianggap tangki yang dibeli volumenya
terlalu kecil, lebih baik membeli tangki yang volumenya lebih besar daripada memodifikasinya sendiri. Sama sekali
tidak diperkenankan untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika dilakukan, daya tahan tangki tersebut terhadap
tekanan tinggi menjadi tidak terukur.
CNG kadang-kadang dianggap sama dengan LNG. Walaupun keduanya sama-sama gas alam, perbedaan utamanya
adalah CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah gas dalam bentuk cair. CNG secara ekonomis lebih
murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG yang membutuhkan pendinginan dan
tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar untuk
sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih
ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam.
CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari propana (C3H8)
dan butana (C4H10).

Jika anda belum menggunakan CNG, mesin industri anda dapat digunakan melalui proses migrasi. Secara teoritis
mesin berbahan bakar minyak, gas dan batu bara dapat dikonversikan untuk menggunakan CNG. Mesin berbahan
bakar LPG dan Solar merupakan mesin dengan perubahan paling minimum.
Klien kami membuktikan bahwa penghematan penggunaan CNG dapat mengembalikan investasi awal dalam waktu
hanya 2 bulan.
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan
Standarisasi keamanan pengoperasian gas yang diterapkan oleh kami :
1.
ISO 15501 dan ISO 3833 tentang keselamatan yang diperlukan untuk mengoperasikan Gas Cylinder.
2.
ISO 15501 diperuntukan untuk kendaraan yang menggunakan Gas Alam (CNG).
3.
ISO 15403 diperuntukan bagi kendaraan yang menggunakan dual (salah satunya gas) bahan bakar.
4.
ISO 1176:1990, Kendaraan beban dan kumpulan kode
5.
ISO 3833, Kendaraan Jenis definisi.
6.
ISO 11439, Tabung Tabung Gas bertekanan (CNG) untuk diatas kapal untuk kendaraan bermotor.
7.
ISO 14469, Kendaraan Compressed natural gas (CNG) Konektor pengisian.
8.
ISO 15403, Gas Alam Pembuatan dan kwalitas dari Gas alam diperuntukan untuk digunakan pada
kendaraan.
9.
ISO
15500
(Semua
bagian),
kendaraan

Compressed
Natural
Gas
(CNG)
komponen dari system bahan bakar.
10.
ISO 15501-2, Kendaraan Compressed Natural Gas (CNG) System bahan bakar
bagian 2 : Tes metode.
11.
ISO 60079-10, Perlengakapan kelistrikan untuk gas mudah terbakar bagian 10 :
Classifikasi Area Berbahaya.

3. Perbedaan LPG, LNG, dan CNG


LPG
Bahan Bakar Gas Cair, yang secara umum, biasa kita sebut dengan ELPIJI ( LPG ), kita tentu sering mendengar dan
akrab sehari-hari dengan kehidupan kita, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, namun apakah ELPIJI itu.

ELPIJI diperkenalkan Pertamina sejak tahun 1968. Tujuan Pertamina memasarkan ELPIJI adalah untuk
meningkatkan pemanfaatan hasil produk Minyak Bumi, bentuk nya juga cair, namun perbedaan terbesar nya dari
LNG adalah, heating valuenya yang lebih besar. selain juga mengurangi permintaan dari kalangan ibu rumah tangga
akan Minyak Tanah, ELPIJI sendiri merupakan peng-Indonesia-an ucapan LPG (dibaca elpiji) atau LIQUEFIED
PETROLIUM GAS. Pertamina menjadikan LPG sebagai merk dagang. ELPIJI adalah Bahan Bakar yang ramah
terhadap lingkungan. Dikalangan Ibu rumah tangga dan pengusaha restaurant, pengguna ELPIJI menjamin dapur
yang tetap resik dan bersih. Selain itu bila dibandingkan dengan Minyak Tanah atau Kayu Bakar, daya pemanasan
ELPIJI lebih tinggi sehingga memasak lebih cepat matang dan tentu lebih cepat dihidangkan.
ELPIJI merupakan campuran dari berbagai unsur Hydrocarbon yang berasal dari penyulingan Minyak Mentah dan
berbentuk Gas. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair, sehingga dapat
disebut sebagai Bahan Bakar Gas Cair. Komponennya didominasi Propana ( C3H8 ) dan Butana (C4H10). ELPIJI juga
mengandung Hydrocarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya Etana (C4H6) dan Pentana (C5H12). Dalam
kondisi Atmosferis , ELPIJI berupa gas dan dapat dicairkan pada tekanan diatas 5kg/cm 2. Volume ELPIJI dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam
bentuk cair. Sifat lain ELPIJI lebih berat dibanding udara, karena Butana dalam bentuk Gas mempunyai Berat Jenis
dua kali Berat Jenis udara.
LPG banyak dipakai sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah di rumah tangga, namun di luar negeri LPG
sudah banyak kegunaannya, salah satunya sebagai bahan bakar mobil.
LNG
LNG adalah gas alam yang dicairkan, yang komposisi kimia terbanyaknya adalah Methana, lalu sedikit Ethana,
Propana, Butana dan sedikit sekali pentana dan nitrogen. LNG biasanya di pakai di Industri sebagai bahan bakar.
LNG adalah kepanjangan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam Cair). LNG adalah Gas Alam yang didinginkan lalu
di kondensasikan menjadi liquid (cair). Kandungan utama dari LNG adalah methane dengan sedikit ethana,
propane, Iso-butana, normal-butana, iso pentana +, serta kandungan kandungan H2S yang beragam. Pada
umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu 150C dengan tekanan 17 bar.g.
Perbedaan LNG (Liquified Natural Gas) dengan LPG (Liquified Petroleum Gas). LNG adalah Gas Metana (C1)
yang dicairkan, sedangkan LPG adalah Gas Propana ( C3) atau Butana (C4) yang dicairkan.
Apa saja hasil dari LPG, Bahan Bakar Gas ELPIJI untuk kebutuhan Rumah Tangga, Industri dan Komersial yaitu
Bahan Bakar Gas ELPIJI campuran Propana dan Butana selanjutnya disebut ELPIJI CAMPURAN. LPG ini
mempunyai Vapour Pressure pada 100F sebesar 120 psig, dengan komposisi : % Vol C2 maksimum 0.2, % Vol C3 &
C4 minimum 97.5 dan % Vol C5+ (C5 & Heavier) maksimum 2.0.
Sedangkan Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan khusus dan Komersial, yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Propana,
selanjutnya disebut ELPIJI PROPANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100 F sebesar 210 psig, dengan
komposisi: % vol C3 total minimum 95, % vol C4 (C4 & heavier) maksimum 2.5.
Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Butana, selanjutnya disebut LPG
BUTANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100 F sebesar 70 psig, dengan komposisi: % Vol C4 minimum
97.5, % Vol C5 maksimum 2.5 dan % Vol C6+ (C6 & Heavier) NIL.
Sedangkan hasil dari LNG antara lain :
* LNG : Liquified Natural Gas ( mayoritas Methana C1 )
* LPG : Liquified Petroleum Gas ( umumnya Butana C4 )
* CNG : Compressed Natural Gas ( umumnya Ethana-Propana-Butana C2-C3-C4 )
* Light Naphtha : Naphtha ringan ( umumnya berkisar antara C5 C8 ), Condensible Gas
* Heavy Naphtha : Naphtha berat ( berkisar C8 C13 ), bahan baku bensin
* HOMC : High Octane Mogas Component ( minyak pencampur bensin agar oktane numbernya tinggi, umumnya
kracked naphtha )
* Kerosene : Minyak Tanah ( berkisar C15-C18 )
* Avtur : Aviation Turbine ( bahan bakar kerosene untuk turbin-gas pesawat terbang )
* Avigas : Aviation Gasoline ( bahan bakar bensin untuk pesawat terbang bermotor bakar )

* HSD : High Speed Diesel ( bahan bakar solar untuk mesin diesel putaran tinggi, terutama kendaraan transport dan
mesin-mesin kecil )
* MFO : Marine Fuel Oil ( bahan bakar diesel putaran menengah terutama pada diesel kapal atau diesel berukuran
besar )
* IFO : Industrial Fuel Oil ( minyak bakar ), sangat kental pada ambient temperatur, cocok untuk pemanas di eropa
dan bahan bakar heater, mempunyai kalor pembakaran yang tinggi, sehingga volume pembakaran spesifiknya
tinggi.
CNG
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di
Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila
dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat
dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam
bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar.
Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair
(bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.
Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga
untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya
lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986.
Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu
harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk
menggunakannya tidak sempat membesar.
Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG), tetapi yang berfungsi tak lebih dari
enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan CNG, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengharuskan bus TransJakarta
yang melayani rute 2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG.
CNG dibandingkan dengan LNG dan LPG CNG kadang-kadang dianggap sama dengan LNG. Walaupun
keduanya sama-sama gas alam, perbedaan utamanya adalah CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah
gas dalam bentuk cair. CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG
yang membutuhkan pendinginan dan tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan tempat
penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi.
Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam.
CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari propana (C3H8) dan butana
(C4H10).

5. Prospek penggunaan bahan bakar CNG


Pemanfaatan BBG untuk kendaraan bermotor di Indonesia dimulai sejak tahun 1987, pada era Soeharto pernah
dicanangkan Pemasyarakatan Bahan Bakar Gas sebagai dukungan terhadap Program Langit Biru
Mitos :

BBG tidak aman

Kalau gasnya habis, mobil mogok

Pengisian BBG butuh waktu lama

Harga c-kit mahal


Realitas :

BBG lebih aman

Umumnya kendaraan BBG adalah bi-fuel (bahan bakar ganda), bisa pilih gas atau BBM

Biaya c-kit bisa terbayar (pay-out) dalam waktu setahun saja, khususnya untuk angkutan umum.

CNG :
Komposisi utama terdiri atas metana dan etana
Metana (CH4) akan menghasilkan emisi gas buang yang bersih
Berat jenis 0.6036 atau lebih ringan dari udara
Niloai oktan setara 120
Disimpan dalam bentuk gas pada tangki dengan tekanan 200 bar
Umumnya system di SPBG adalah on-line dengan jaringan pipa gas ; alternative menggunakan system motherdaughter.

Prospek CNG :
Factor ekonomi :

Harga produk yang lebih murah

Biaya operasional KBBG lebih rendah

Investasi c-kit relative cepat terbayar

Cadangan gas alam mencukupi

Penghematan devisa negara


Factor Lingkungan :

Emisi lebih bersih, ramah lingkungan


Factor Safety :

Tingkat keamanan lebih tinggi (statistic keamanan KBBG lebih baik dari kendaraan BBM

5. Penghambat penerapan BBG di Indonesia


3 hal penghambat penerapan BBG di Indonesia
Dewan Energi nasional (DEN) mengidentifikasi setidaknya ada 3 masalah mendasar yang menyebabkan
tidak ekfektifnya penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan bermotor berbasis Compressed Natural Gas
(CNG). Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Agustiawan mengatakan, ketiga masalah tersebut ada
pada sisi pasokan CNG yag tidak stabil, infrastruktur pendukung yang masih minim, serta harga CNG yang dirasa
kurang ekonomis dibanding BBM.
Tiga alasan itu membuat pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar kendaraan bermotor tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Ketiga masalah tersebut, harga menjadi faktor utama gagalnya implementasi CNG untuk
kebutuhan transportasi di Indonesia. Harga CNG yang bisa mencapai Rp 3.900 per liter setara premium (LSP) di
tingkat konsumen menjadikannya tidak diminati karena marginnya cukup tipis dengan BBM bersubsidi jenis
premium. Untuk menggunakan CNG pada kendaraan, konsumen harus menyediakan converter kit yang dirasa
tidak ekonomis karena harganya cukup mahal.

6. Pandangan mengenai keberadaan CNG sebagai bahan bakar


Besarnya minat konsumen terhadap kendaraan niaga berbahan bakarcompressed natural gas (CNG) terhalang
kesiapan infrastruktur Indonesia.
Perusahaan truk Hino dalam acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 di Arena Pekan Raya
Jakarta menampilkan inovasi kendaraan tractor head berbahan bakar gas asal Thailand, Ranger FM2PKMA NGV.
Menurut Santiko, potensi pasar kendaraan niaga berbahan bakar CNG bagus karena murahnya harga gas
serta mendukung kadar emisi gas buang yang lebih rendah.
Banyaknya penggunaan kendaraan CNG untuk mendukung program kendaraan ramah lingkungan, kata
Santiko, tergantung beberapa upaya yang pemerintah lakukan dalam memberikan jenjang harga yang besar antara
CNG dengan solar.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mewajibkan seluruh mobil Pemerintah Daerah (Pemda) dan angkutan
umum di DKI Jakarta untuk menggunakan bahan bakar gas berjenis Compressed Natural Gas (CNG) mulai tahun
2012.
Secara perlahan BBM dapat digantikan sesuai kebijakan pemerintah tentang penggunaan BBM di tahun
2025 nanti yang hanya 20 persen dari penggunaan energi. Penggunaan CNG, ia meyakini dapat mengurangi
penyelewengan dalam penggunaan minyak atau BBM.
Untuk berpindah dari BBM ke CNG setelah dipelajari tidak efektif menggunakan converter, karena itu, menurut dia,
produsen terpaksa harus membedakan mobil dengan bahan bakar minyak dengan yang menggunakan CNG.

Mulai

Gas alam bertekanan rendah dialirkan


menggunakan pipa

Dikurangi kandungan air dalam gas alam


menggunakan scrubber dan dryer

Dinaikkan teknan gas alam


menggunakan compressor

Diturunkan suhu CNG menggunakan


Heat Exchanger

Selesai
Flowchart Produksi CNG

Anda mungkin juga menyukai