PT Antam Tbk
MEMAKNAI ALAM,
MELINTAS MASA
1968 2008
i
ii
1.
2.
Daftar Isi
Apa kata Direktur Utama Antam tentang buku ini?
Simak SAMBUTAN DARI DIREKTUR UTAMA
Ingin tahu kronologi singkat perjalanan Antam? Silakan lihat
KRONOLOGI SEKILAS ANTAM DALAM LINTAS SEJARAH
Kilasan sejarah tujuh perusahaan yang bergabung menjadi
PN Aneka Tambang ada pada bab MENAPAK SEJARAH ANTAM
iv
viii
1
Kiprah Antam mulai 1968 sampai 2008, bisa Anda baca pada bab
DINAMIKA PERKEMBANGAN
23
51
103
Kondisi ANTAM MASA KINI yang memaparkan pencapaianpencapaian penting bisa Anda simak di bab ini
127
155
177
187
195
201
208
211
iii
Sambutan dari
Direktur Utama
iv
Membaca buku ini, kita bisa melihat dengan jelas adanya keterkaitan dan
keterikatan antara Antam masa lalu, masa kini dan masa depan. Antam
masa lalu telah berhasil menempuh 40 tahun tempaan berbagai rintangan
dan halangan; Antam kini dibentuk, diwujudkan dan dimatangkan oleh
pengalaman 40 tahun, dan keberhasilan Antam saat ini harus menjadi dasar
yang kuat bagi pembentukan, perwujudan dan pematangan Antam di masa
depan.
Buku ini berisi semangat, perjuangan, tantangan dan cita-cita. Kisahkisah eksplorasi new discovery, eksploitasi tambang serta tonggak-tonggak
sejarah pertumbuhan Antam pada buku ini akan banyak memberi makna
dan gambaran dinamika perjalanan Antam. Selain itu, buku ini juga banyak
menguraikan nilai-nilai (values) positif para pendiri dan pendahulu Antam
yang telah mengantarkan Antam menuju prestasi dan kemajuan seperti
sekarang ini. Nilai-nilai positif yang sesungguhnya mengandung banyak
pesan berharga tersebut disampaikan dengan cara menarik dan membangkitkan semangat para penerus Antam.
Saya sungguh berterimakasih kepada semua narasumber yang telah sudi
berbagi cerita untuk menjadikan buku ini sebagai bacaan yang bernas dan
mendorong semangat. Penghargaan dan ungkapan terima kasih juga saya
sampaikan kepada Satuan Kerja Corporate Secretary dan Tim Kontan Gramedia
atas kerja kerasnya menggali dan menyusun untaian sejarah Antam hingga
buku ini dapat rampung dan tersaji dengan baik.
Saya berharap stakeholders Antam berkesempatan membaca buku ini untuk
memahami seluk beluk pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Saya
juga berharap generasi muda Insan Antam bisa menyempatkan diri membaca
buku ini untuk memahami Antam secara keseluruhan dan meneladani serta
mewarisi semangat para pendahulu yang telah membuat kondisi Antam
menjadi seperti saat ini.
Salam,
vi
Sepatah Kata
dari Pak Dedi
Pembaca yang budiman,
vii
Kronologi Sekilas
Antam dalam Lintas
Sejarah
Antam. Bagi banyak orang nama ini menempati sisi khusus di hatinya. Betapa
tidak, selama 40 tahun Antam telah menjadi wadah putra-putra bangsa untuk
berkarya memaknai alam, mengukuhkan prestasi, dan menempa pengalaman
melintas masa, yang pada gilirannya memberikan rona tersendiri bagi dunia
pertambangan negeri ini.
Antam berdiri sebagai Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1968, tanggal 5
Juli 1968, dibentuk sebagai penggabungan (merjer) dari 7 badan atau proyek,
yakni :
1. Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara
(BPU Pertambun), yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 88
tahun 1961 jo Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1962 (Lembaran Negara
RI tahun 1961 No. 112 jo Lembaran Negara tahun 1962 No. 84).
2. Perusahaan Negara (PN) Tambang Emas Tjikotok, yang didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 91 tahun 1961 (Lembaran Negara RI tahun 1961
No. 115).
3. Perusahaan Negara (PN) Tambang Bauksit Indonesia, yang didirikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 89 tahun 1961 (Lembaran Negara
RI tahun 1961 No. 113).
4. Perusahaan Terbatas (PT) Nikkel Indonesia, yang didirikan berdasarkan
Akte Notaris Mr. R.E. Abdulkarnen di Makassar pada tanggal 16 Juli 1960
No. 32.
viii
ix
Menapak
Sejarah Antam
xi
^]
^]
BPU Pertambun
Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan
Tambang Umum Negara (BPU Pertambun) didirikan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun
1961. Badan ini berfungsi sebagai pengelola
perusahaan-perusahaan pertambangan negara
selain timah dan batubara, yakni PN Tambang
Emas Cikotok, PN Pertambangan Bauksit Kijang,
PT Nikkel Indonesia, PN Logam Mulia, Proyek
Tambang Intan Kalimantan Selatan dan Proyek
Tambang Emas Logas Pekanbaru.
Badan ini dilebur dengan perusahaan-perusahaan
yang berada di bawahnya berdasarkan PP Nomor 22
Tahun 1968, tanggal 5 Juli 1968 dengan nama PN
Aneka Tambang.
Emas Cikotok
Nama Cikotok sungguh identik dengan emas di
Indonesia. Cikotok adalah sebuah desa kecil di
Lebak Selatan, tepatnya di Kecamatan Bayah,
sekitar 130 kilometer selatan Rangkasbitung, ibu
kota Kabupaten Lebak, yang sekarang berada di
Propinsi Banten. Desa yang terletak di perbukitan
ini begitu hijau, asri dengan panorama dinding batu
yang berwarna-warni.
Kisah pertambangan emas di Cikotok diawali dengan
eksplorasi bijih emas pada tahun 1839 oleh Horner
Hasakasi, Junghun Verbeek, Fennema van Es dan
Zugler. Tim ini menemukan indikasi endapan emas
dan batubara di kawasan Bayah, Cimandiri, Cikotok
dan sekitarnya.
Endapan emas
pertama kali
ditemukan di
Cikotok oleh
empat orang
ahli geologi
pada tahun
1839.
dari batuan vulkanik yang merupakan bagian dari formasi andesit tua.
Formasi andesit tua ini berumur Eosen atas sampai Miosen bawah dan
berjemari dengan batuan sedimen formasi Bayah, Cijengkol dan Cimapag yang
merupakan batuan induk dari urat kuarsa dan urat bijih yang mengandung
emas dan perak.
Kunjungan Ir. Sukarno, Presiden pertama Republik Indonesia, ke Cikotok pada 12 Juli 1958,
didampingi oleh Chairul Saleh (mantan Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia kedua dari kiri)
dan Ngakan Ketut Suta (kedua dari kanan), Direktur Produksi (1968-1973)
dan Direktur Umum Antam (1973-1978).
Bauksit Kijang
Bauksit adalah satu-satunya bahan galian yang dikenal sebagai bahan mentah
untuk menghasilkan logam aluminium. Bauksit pertama kali diidentifikasikan
oleh seorang geolog muda Perancis bernama Pierre Berthier di desa Les
Baux-de-Provence di Perancis Selatan pada tahun 1821. Dari nama desa itulah
kata bauxite diperoleh.
Mungkin tak banyak yang tahu bahan apa sebenarnya bauksit itu. Sebagai
informasi, bauksit adalah bahan mentah pembuatan aluminium untuk
industri pesawat terbang, pembuatan kaleng, plat nomor mobil, kabel listrik
bertegangan tinggi dan sebagainya. Bauksit yang diolah menjadi alumina
juga digunakan untuk campuran kimiawi barang-barang sintetis. Pasta gigi
dan tawas adalah contoh bahan keperluan sehari-hari yang menggunakan
campuran kimiawi alumina dari bauksit.
Secara genesis, bauksit adalah bahan galian yang mengandung aneka ragam
mineral yang kadar aluminiumnya (Al2O3) tidak kurang dari 32%. Secara
geologis bauksit adalah batuan terutama terdiri dari aluminium oksida seperti
gibbsite, boehmite dan diaspore. Sementara itu secara ekonomis, bauksit
adalah bahan galian yang mengandung alumina tidak kurang dari 40% dan
silika yang tidak melebihi 10% yang dapat digunakan dalam industri untuk
menghasilkan alumina dan aluminium. Cadangan bauksit terdapat pada
lapisan atas dengan ketebalan rata-rata 1,506 meter dan tanah penutup
(top soil) antara 2050 cm. Kualitas dan kuantitas bauksit yang diproduksi
disesuaikan dengan permintaan pasar ekspor, yakni dengan ukuran batu
antara 375 mm.
Bauksit yang ditemukan di Indonesia adalah jenis trihydrate gibbsite. Pada
umumnya mineral gibbsite yang terdapat dalam bauksit di Indonesia ada dalam
bentuk konkresi. Untuk membuang mineral-mineral yang tidak diinginkan,
terutama lempung dan kuarsa, dilakukan penyemprotan dengan air. Proses
dilanjutkan dengan pengayakan untuk memisahkan konkresi gibbsite yang
lebih besar dari mineral-mineral lainnya.
Nama Kijang
berasal dari
Gunung Kijang,
yang berdekatan
dengan tempat
pertama kali
para penambang
bauksit
menginjakkan
kaki di Pulau
Bintan.
Bekerja di pertambangan Bauksit Kijang tentu saja telah memberikan sukaduka tersendiri bagi sejumlah Insan Antam. Inilah sepenggal kisah yang
diceritakan G. Partakusuma yang pernah menjadi Kepala Bagian Produksi
/Eksplorasi Pertambangan Bauksit 19631968. Pada akhir 1963 terjadi
peristiwa yang orang sebut dengan Ganyang Malaysia dan Konfrontasi dengan
Singapura. Seluruh karyawan bauksit setelah jam kerja harus mengikuti
latihan militer, termasuk latihan menembak dibawah bimbingan sukarelawan
dan KKO, kata Partakusuma.
Partakusuma juga pernah menugasi seorang karyawan bauksit Kijang
yang punya keahlian istimewa, yakni Amat Lubang (almarhum). Pada awal
tahun 1965 Partakusuma menugasi Amat, staf bagian eksplorasi, untuk
mengeksplorasi kandungan bauksit di Kalimantan Barat. Pak Amat
ini jago membuat lubang, itulah sebabnya orang menjulukinya Amat
Lubang. Ia bisa mengetahui kadar bauksit hanya dengan menjilat bijih
bauksit itu. Nah, di Kalimantan Barat ia bertugas membuat lubang-lubang
eksplorasi masing-masing selebar 50 x 50 cm sampai kedalaman bed-rock
36 meter. Beberapa bulan kemudian terjadi peristiwa Gerakan 30 September
PKI. Pak Amat ditangkap aparat. Usut punya usut, penangkapan itu
terjadi karena dikira ia membuat lubang buaya di Kalimantan Barat. Saya
kirim surat ke Bupati dan Gubernur setempat untuk membebaskan
Pak Amat, kenang Partakusuma.
Logam Mulia
Pada tahun 1930-an, seorang pedagang alliase emas bernama RT Braakensiek
mengawali sebuah bisnis pemurnian emas bekas. Lokasi usahanya berpindahpindah dari satu tempat ke tempat lain. Baru pada tahun 1937 Braakensiek
menetap di lokasi Jalan Gajah Mada 84, Jakarta Kota. Pada masa itu
Braakensiek sudah mulai melakukan pemurnian emas, yang berasal dari
tambang emas Cikotok dan dari Bengkulu.
Pada tahun 1949 status usaha ini diubah menjadi NV Eassaieur en Affinage
Bedrijf v/h Braakensiek. Semua saham perusahaan ini dibeli oleh Bank
Industri Negara pada tahun 1957 dan sejak saat itu nama perusahaan diubah
menjadi PT Logam Mulia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 219 Tahun 1961, mulai 1 Januari
1961 PT Logam Mulai berubah status menjadi PN Logam Mulia yang dikelola
di bawah manajemen BPU Industri Kimia, dan barulah pada tahun 1962,
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1962 PN Logam Mulia berada
di bawah BPU Pertambun. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah
nomor 22 Tahun 1968, sejak 5 Juli 1968 menjadi unit PN Aneka Tambang,
dan namanya berubah menjadi Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam
Mulia. Lokasi pengolahan dan pemurnian emas pindah ke Jalan Pemuda,
Pulogadung, Jakarta Timur.
Intan Martapura
Pertambangan intan berada di daerah Cempaka, Kabupaten Martapura di
Kalimantan Selatan. Di kawasan ini, pada mulanya penambangan intan
adalah usaha yang dijalankan masyarakat dan tidak dilirik oleh Pemerintah.
Pada bulan Agustus 1965, ditemukan intan 166 karat di daerah Trisakti,
Cempaka. Dengan penemuan ini, barulah pemerintah menaruh perhatian
dan mulai mempertimbangkan penambangan intan dengan lebih serius. Pada
tahun itu juga pemerintah memesan mesin pencucian intan dan mendirikan
Pertambangan Intan Negara. Dengan Keputusan Presiden Nomor 37 tanggal
Emas Logas
Tak jelas sejak kapan logam emas mulai didulang masyarakat Logas, di
Kecamatan Singingi, Kabupaten Indragiri, Provinsi Riau Daratan, Sumatera.
Kampung Logas terletak di jalan raya Pekanbaru Teluk Kuantan yang berada di
tepi Sungai Betung, yang merupakan simpang kanan dari sungai Lembukeruh.
Sungai Lembukeruh sendiri bermuara di Sungai Singingi. Di sepanjang aliran
Sungai Singingi ada Kampung Ma Lembu, Kampung Kebunlada dan Kampung
Petai. Masyarakat desa ini pada waktu itu bekerja sebagai petani dan
mendulang emas dari sungai Singingi dan simpangan-simpangannya dan dari
lapisan-lapisan aluvial tak jauh dari sungai. Hasil dulangan emas ini harus
dilaporkan kepada Controlleur, dan hasil penambangan rakyat ini diteruskan
ke Jawatan Pertambangan di Bandung. Pada masa itu, lokasi-lokasi
pertambangan rakyat telah dipetakan dan menjadi hak milik perseorangan
atau milik perkongsian selama dikerjakan menurut adat setempat. Seiring
dengan meningkat dan meluasnya daerah pendulangan, maka ikut pula
pekerja-pekerja Cina yang mulai menetap di seputaran sungai.
Laporan controlleur kepada Jawatan Pertambangan lambat laun akhirnya
sampai di tangan pengusaha. Mereka mengirim orang untuk meninjau
lokasi penambangan rakyat. Pada tahun 1930 mereka mulai mengajukan
ijin eksplorasi tambang yang meliputi lokasi Sungai Lembukeruh, Sungai
Lembu, Sungai Singingi dan Sungai Lembu Jernih. Endapan bijih emas di
Logas, Pekanbaru ditemukan melalui eksplorasi tahun 1935 oleh Naamloze
Vennootschap Bengkalis Exploratie (NVBE). Eksploitasi dimulai tahun 1937
dengan menyiapkan kapal keruk dan pusat pembangkit listrik. Sesuai
rencana, kawasan yang ditambang memiliki kandungan paling tidak 50 gram
emas per m3. Dalam kurun waktu 19371941, sebanyak 7.062.800 m3 batuan
basah berhasil dikeruk.
Karena terkacaukan suasana perang, pihak Belanda angkat kaki dari Logas,
dan seperti tambang-tambang lain yang ditinggalkan Belanda, tambang inipun
kemudian dikuasai Jepang mulai tahun 1942. Sayang sekali tak ada catatan
hasil pengerukan yang tertinggal dari masa penguasaan Jepang. Dan ketika
Jepang harus menyingkir, kembali NVBE mengambilalih, yang kemudian
menggarap penambangan mulai 1953 sampai 1958. Pada kurun waktu ini,
dikeruk sebanyak 2.791.890 m3 batuan basah.
Ditinjau dari segi deposit secara keseluruhan, menurut laporan yang dibuat
Ir. Suharna Raksanegara dari Jawatan Pertambangan, Bandung, pada bulan
Agustus 1960, cadangan bijih emas di kawasan Lembu, Betung, Logas dan
Jernih mencapai angka 30.000.000 m3. Selain itu, berdasarkan sampel acak
yang diperoleh dari sepanjang Sungai Singingi dan anak-anak sungainya
10
sepanjang 65 kilometer dengan lebar 200 sampai 500 meter, di kedalaman 2,5
sampai 8 meter, terdapat bijih emas setara angka di atas. Sampai 1958, dari
hasil kerukan tambang sebesar 9.838.149 m3, telah dihasilkan 2.180 kilogram
emas murni dan 2.564 kg platina.
Dengan rehabilitasi secara bertahap, dari tahun 1960 sampai 1966, Pemerintah
Indonesia meneruskan pertambangan dan kemudian menyerahkan proyek
tersebut kepada BPU Pertambun pada akhir 1966. Proyek ini kemudian
berada di bawah PN Aneka Tambang sejak 5 Juli 1968. Kegiatan kapal keruk
masih berlangsung tetapi dari hari ke hari timbul berbagai macam kesulitan
terutama karena biaya bahan bakar, sementara kadar cadangan emas justru
makin turun. Akhirnya proyek emas Logas ditutup pada tahun 1971 karena
proyek ini dipandang sudah tidak lagi memadai.
11
12
13
14
15
16
Jepang mensyaratkan kadar 3,2%. Bila mau laku dijual, harus dicari jalan
agar hasil tambang Pulau Lemo bisa diekspor. Maka dilakukan pencampuran
antara bijih nikel Pulau Maniang (yang berkadar Ni 3,77%) dengan bijih nikel
Pulau Lemo.
Kendalanya adalah, Pulau Lemo dikeliling oleh dinding-dinding karang yang
mencuat 1,5 meter dari bawah permukaan air, dan ini tentu saja menghalangi
pergerakan tug-boat dan tongkang keluar masuk ke lokasi dermaga yang
direncanakan. Karang-karang ini sebenarnya bisa saja disingkirkan dengan
meledakkannya, tapi ini bukan pilihan bijaksana sebab negara sedang dalam
keadaan darurat perang, sementara bahan peledak harus didatangkan
dan diangkut secara khusus dari Jawa. Di sinilah peran masyarakat lokal
mulai dimanfaatkan. Warga suku Bajo, yang hidup di laut adalah para
penyelam handal yang bisa meluncur ke kedalaman 30 meter di bawah
permukaan laut tanpa secuilpun alat selam. Mereka bisa bertahan di dalam
air sampai 5 menit. Mereka inilah yang kemudian bertugas menyelam dan
membelah dinding karang dengan peralatan linggis. Hasilnya, dinding karang
bisa dijebol sampai ke dalaman 4-5 meter di bawah permukaan laut selebar
sekitar 25 meter agar tug-boat dan tongkang pengangkut bijih nikel bebas
berlalu lalang.
Pada Oktober 1961, dimulailah pembuatan dermaga kayu di Pulau Lemo.
Selanjutnya disiapkan pembukaan tambang pada deposit nikel laterit yang
berada di puncak bukit Lemo yang akan beroperasi di akhir tahun 1962. Ismail
Tangka, yang kemudian menjadi Direktur Umum dan Sumberdaya Manusia
Antam (1994-2003), ditunjuk sebagai koordinator proyek pertambangan Pulau
Lemo. Pulau Lemo bertahan sebagai tambang bijih nikel sampai 1977 dan
menghasilkan total 147.000 wmt bijih nikel berkadar 2,62%.
Proses loading bijih nikel di Pulau Maniang masih menggunakan lori yang
di dorong tenaga manusia, sebelum digunakannya belt conveyor.
17
18
19
20
Seberapa
besarkah
deposit
nikel di Pomalaa? Di belahan
Pomalaa mana deposit itu
berada? Ternyata jawabannya
tidak mudah ditemukan. Peta
cadangan laterit seperti itu
hanya terdapat di kantor OBM di
Den Haag, Belanda. Dan untuk
menengok peta tersebut, tanpa
boleh mencatat atau memotret,
kabarnya
BPU
Pertambun
harus
membayar
sejumlah
nominal yang cukup besar.
Untunglah dalam rombongan
pertama Proyek Nikel Pomalaa,
ada von Banizeth, WNI IndoBelanda, eks geolog OBM yang
diperbantukan di proyek. Von
Banizeth diharapkan bisa segera
menunjukkan
daerah
yang
mengandung cadangan bijih
nikel. Dipandu von Banizeth
rombongan survai menyisir
daerah
Pomalaa,
menaiki
perbukitan beberapa kilometer
di sebelah timur desa Pomalaa.
^]
MENAPAK SEJARAH ANTAM
21
22
Dinamika
Perkembangan
DINAMIKA PERKEMBANGAN
23
^]
^]
24
Membuka Jalan
Mengelola sebuah perusahaan yang merupakan gabungan dari beberapa
perusahaan pertambangan ini tidaklah mudah. Selama 40 tahun ke depan
Antam mengalami liku-liku perjalanan usaha yang penuh tantangan.
Namun semua tantangan tersebut telah menimbulkan berbagai dinamika
perkembangan yang pada gilirannya mengantarkan Antam menjadi
perusahaan pertambangan yang terkemuka di Indonesia.
Hadianto Martosubroto, M.Sc., ditunjuk sebagai Direktur Utama Antam
yang pertama. Hadianto yang mulai bekerja di Antam tahun 1967 adalah
mantan dosen Institut Teknologi Bandung. Jajaran direksi pertama Antam
didukung oleh Ir. Ngakan Ketut Suta sebagai Direktur Produksi/Eksplorasi,
Ir. Achmad Prijono sebagai Direktur Teknik, Jani Arsadjaja, S.H. sebagai
Direktur Keuangan dan Drs SGB Tampubolon sebagai Direktur Pemasaran.
Perusahaan tak lantas memiliki fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai.
Kantor Pusat Antam yang berada di Jalan Bungur Besar 24-26, Jakarta itu
misalnya, jauh dari mewah. Namun, meskipun secara fisik sumpek dan apa
adanya, kami bahagia. Kantor inilah tempat Antam mendidik, mendewasakan,
dan membina mental para pendekar Antam, ujar Achmad Dohar
Siregar, Corporate Secretary Antam (19972004). Masih cerita Dohar,
saking tidak bergengsinya kantor itu, seorang karyawan teman Dohar
tak pernah mau diantar pacarnya yang naik mobil mewah itu sampai ke
depan kantor Antam. Ia selalu minta turun di depan sebuah kantor yang lebih
mewah di Jalan Gunung Sahari, untuk selanjutnya, setelah pacarnya berlalu,
ia berjalan kaki melintasi sebuah gang menuju ke kantor Antam di Jalan
Bungur Besar 24-26.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
25
Perkembangan Usaha
Meskipun bergerak dalam berbagai keterbatasan dan kesederhanaan.
Antam dapat tumbuh menjadi perusahaan pertambangan terkemuka yang
terintegrasi secara vertikal mulai dari eksplorasi, pengolahan, peleburan,
pemurnian sampai dengan pemasaran. Perjalanan Antam melintas masa selama
40 tahun telah mencatat berbagai dinamika penting di bidang penambangan
pasir besi, penambangan dan pengolahan nikel, penambangan dan pemurnian
emas, serta penambangan intan.
26
Penambangan
Pasir Besi di
Cilacap hidup
kembali ketika
produk pasir
besi dilirik
produsen
semen untuk
digunakan
sebagai bahan
campuran dalam
pembuatan
semen.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
27
Gresik, PT Semen Nusantara, dan Semen Kujang mulai membeli pasir besi
sebagai bahan campuran semen.
Pada tahun 1979 dibuka pula pertambangan pasir besi di Pelabuhan Ratu
yang sebagaian besar produksinya dikonsumsi pabrik semen Kujang.
Tambang Pelabuhan Ratu bertahan sampai tahun 1982.
Tambang Pasir Besi Kutoarjo-Purworejo mulai dibuka 11 November 1987 dan
mulai berproduksi tahun 1989. Tambang ini menghasilkan 1.200 wmt pasir
besi per bulan. Tambang pasir besi juga dibuka di Lumajang pada tahun 1998.
Pada tahun itu produksi pasir besi Antam mencapai mencapai 560.524 wmt.
Kisah penambangan pasir besi di Cilacap juga diwarnai suka dan duka.
Junarso, yang dulu pernah bekerja di pertambangan Pasir Besi Cilacap,
menceritakan penambangan pasir besi itu harus beroperasi 24 jam non-stop,
dan berhadapan dengan berbagai cuaca; kalau panas harus rela kepanasan,
kalau hujan harus mau didera air hujan. Komunikasi dengan masyarakat
sekitar juga tidak selalu mudah. Karena lokasi pertambangan bersebelahan
dengan ladang persawahan warga lokal, sering kali terjadi selisih faham
dengan warga. Itu biasanya terjadi kalau tailing (sisa buangan) tanpa
sengaja meluber ke persawahan. Pada saat tailing meluber ke sawah, warga
mengira orang-orang proyek mau menguruk dan menguasai sawah mereka.
Warga marah, mendatangi karyawan berbekal senjata tajam.
28
Pernah pula pada saat terjadi banjir laut, sebagian peralatan tambang terseret
ke perairan laut dan tersangkut di jala nelayan. Mereka marah. Untunglah
dengan pendekatan komunikasi yang baik masalah-masalah seperti ini bisa
diselesaikan.
Masa-masa menyenangkan dari penambangan pasir besi Cilacap juga
layak dibincangkan. Pada tahun 1969, G. Partakasuma yang sedang dalam
tugas eksplorasi di Cilacap dengan sejumlah rekan sering mondar-mandir
mengangkut peralatan eksplorasi dengan kendaraan pick-up Land Rover
bertuliskan Aneka Tambang. Penduduk setempat tak tahu apa itu Aneka
Tambang. Ketika mobil berhenti, berkerumunlah orang disekitar kendaraan
yang sedang mengangkut banyak tali tambang, dan terdengar salah satu
orang nyeletuk, Namanya Aneka Tambang, wong dalam mobil ini banyak
tambangnya, kata Partakusuma menirukan celetuk itu.
Junarso juga punya kisah menarik tentang tingginya tingkat kesejahteraan karyawan yang mendapatkan imbalan upah dengan perhitungan sistem
lauk-pauk. Artinya, nilai upah karyawan ditetapkan berdasarkan harga
bahan makanan. Jadi, walau gaji kecil dan harga makanan naik turun, kita
tenang saja, kata Junarso yang saat ini adalah Assistant Senior Manager Post
Mining. Ia juga menceritakan sebelum tiba saatnya gajian, pihak manajemen
akan melakukan survai pasar dulu untuk menetapkan harga tertinggi satu
komoditi sembilan bahan pokok. Perhitungan upah per keluarga ditetapkan
berdasarkan jumlah tanggungan keluarga. Yang paling kasihan adalah
para bujangan, uang lauk-pauknya tidak banyak, seloroh Junarso sambil
menambahkan masa menyenangkan yang lain adalah proses belajar dari
orang-orang Jepang karena saat itu penguasaan teknologi Insan-insan Antam
di bidang pasir besi masih terbatas.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
29
Cerita ringan namun berkesan yang lain dikisahkan oleh G. Partakusuma, yang
menjadi Kepala Proyek Pertambangan Pasir Besi Cilacap tahun 1970-1976.
Waktu itu Bupati Cilacap namanya Kartabrata, panggilannya Pak Karta.
Nama saya Partakusuma, panggilan saya Pak Parta. Saya sering menerima
bingkisan kue-kue dan bunga untuk Pak Karta yang salah kirim ke rumah
saya. Istri saya tidak tahu itu. Mau dikembalikan, saya malu. Jadi diterima
dan dimakan saja kuenya, kata Partakusuma, yang memberi nama anaknya
Niki Suharto. Niki diambil dari nama kapal Jepang pengangkut pasir besi
Nikyo Maru, dan Suharto adalah nama Presiden RI yang meresmikan Proyek
Pasir Besi Cilacap pada tahun 1971.
Sayangnya, cerita demi cerita manis tak bisa terus menyertai. Usaha
pertambangan pasir besi, meski masih memiliki cadangan yang memadai,
tak bisa bergerak ke arah yang bertumbuh karena permintaan dari pabrikpabrik semen menurun, sementara biaya operasional juga besar. Di sisi lain,
Antam juga tidak mungkin menghentikan begitu saja pertambangan pasir
besi, karena masih banyak pegawainya. Perusahaan lalu mengupayakan
pensiun dini (golden shakehand) di tahun 2002. Selanjutnya, pengelolaan
penambangan pasir besi diserahkan kepada anak perusahaan Antam,
PT Antam Resourcindo. Prospek pasir besi sebetulnya masih bisa diharapkan,
setidaknya dengan adanya rencana investor dari China yang berpendapat
kadar besi pada bijih besi masih bisa ditingkatkan. Hanya saja rencana
investasi itu masih terganjal masalah Kuasa Pertambangan dengan pemerintah
setempat.
Pertambangan Nikel
Pomalaa
Dinamika pertambangan Pomalaa banyak diwarnai pernak-pernik aktivitas
pertambangan dan pengolahan feronikel. Selain menjadi lokasi pertambangan
nikel, Pomalaa juga adalah rumah bagi tiga pabrik feronikel Antam, yakni
FeNi I (mulai beroperasi tahun 1976), FeNi II (mulai beroperasi tahun 1995)
dan FeNi III (mulai beroperasi tahun 2007). Pernak-pernik itu bisa disimak
pada bagian Tonggak-tonggak Sejarah Antam.
Pulau Gebe
Tak banyak orang tahu di belahan Indonesia bagian mana Pulau Gebe terletak.
Dari segi geografis Pulau Gebe termasuk daerah terpencil yang sulit dijangkau,
terletak di antara pertemuan Samudra Pasifik dan Laut Banda. Panjang pulau
ini sekitar 20 kilometer dan lebar antara 3 sampai 5 kilometer. Untuk mencapai
Pulau Gebe dari Ternate di Maluku Utara, diperlukan 1 jam perjalanan dengan
pesawat terbang atau 2 sampai 3 hari bila ditempuh lewat laut.
Kisah eksplorasi Gebe dimulai 24 Juli 1969, ketika suatu perusahaan
konsorsium smelters Jepang bernama Indonesia Nickel Development Co., Ltd
(Indeco) menandatangani kontrak karya survai dan eksplorasi bijih nikel di
kepulauan Halmahera, Provinsi Maluku Utara, dan sekitarnya yang semula
meliputi luas 3.880 hektar. Berdasarkan eksplorasi yang berlangsung dari
1969 sampai 1975, Indeco berhasil menemukan cadangan bijih nikel potensial
di Pulau Gebe, Tanjung Pakal/Buli, Halmahera dan di Pulau Obi.
30
Selanjutnya,
Indeco
menyerahkan
satu
feasibility report kepada Pemerintah Indonesia
yang
intinya
bermaksud
mengembangkan
penambangan bijih nikel di Gebe dan sekaligus
mendirikan pabrik feronikel. Mereka mengajukan
usulan pembangunan bertahap; yakni pertama,
menambang nikel dan mengekspornya untuk
menggalang dana, dan kedua, bila kondisi
memungkinkan mereka akan membangun pabrik
pengolahan nikel. Usul tersebut tidak diterima
oleh Pemerintah Indonesia, dan Indeco kemudian
mengakhiri kontrak pada 1 Juni 1977. Semua data
dan peralatan mereka dialihtangankan kepada
pemerintah yang diwakili oleh Antam.
Eksplorasi dan penelitian ulang dilakukan oleh
Antam sejak 1977. Hasil eksplorasi menunjukkan
gambaran yang menjanjikan. Dipicu oleh kebutuhan
ekspor yang besar dan menipisnya cadangan bijih
nikel di Pomalaa, Antam memutuskan untuk segera
memulai penambangan di Pulau Gebe.
Gebe sungguh
penuh tantangan
dan suka duka.
Lokasinya yang
teramat jauh
dari hiruk-pikuk
kota besar
membuat
karyawan yang
ditugaskan ke
Gebe menjadi
gentar.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
31
Menjalankan operasi penambangan bijih nikel di Gebe tentu saja tidak mudah.
Itu karena lokasi Gebe yang terpencil, minimnya sarana dan tidak tersedianya
tenaga kerja yang berkualitas. Itulah sebabnya, didatangkan tenaga-tenaga
terampil dari luar Pomalaa, Gebe dan Papua. Tenaga-tenaga tersebut bisa
menjadi contoh bagi tenaga-tenaga lokal terutama dalam hal disiplin kerja.
Sebagai sebuah tempat yang jauh dari keramaian, Gebe sungguh penuh
tantangan dan suka duka. Lokasinya yang teramat jauh dari hiruk-pikuk kota
besar membuat karyawan yang ditugaskan ke Gebe menjadi gentar. Waktu
saya pertama kali ditempatkan di Gebe sebagai Kepala Unit Pertambangan
Gebe pada tahun 1992, terus terang saya merasa seperti dibuang, kata Dedi
Aditya Sumanagara, Direktur Utama Antam (19972008). Istri saya nangisnya
sampai dua hari dua malam, tambahnya sambil berseloroh.
Tapi kemudian tugas ini menjadi tantangan bagi Dedi. Pulau yang
berpenduduk sekitar 2.000 orang ini ternyata banyak memberi kenangan dan
pengalaman. Selain sebagai pemimpin formal yang menjalankan
roda operasi pertambangan, Dedi juga tanpa disadari menjadi
pemimpin informal. Istri Dedi, yang menjadi ketua Dharma Wanita
perusahaan, malah sering menjadi konsultan masalah rumah-tangga
penduduk setempat. Pernah di suatu pagi ada seorang ibu yang lari
tergopoh-gopoh mencari istri saya. Ternyata ia sedang dikejar suaminya.
Kejar-kejaran itu berlangsung terus di rumah kami, sampai berputar-putar
mengelilingi jemuran, kenang Dedi.
Supaya karyawan bisa lebih betah tinggal di Gebe yang sepi hiburan, Dedi
mengupayakan berbagai kenyamanan, di antaranya membuat berbagai
fasilitas untuk karyawan. Dan lebih dari itu, Gebe ternyata adalah tempat
yang indah dengan pantai berpanorama cantik yang layak dinikmati sambil
mengusir sepi.
Selain penuh kenangan manis, bagi Dedi, Gebe adalah tempat ia menempa
diri untuk menjadi sosok pemimpin yang tangguh dan cemerlang. Itu
karena di Gebe ia harus sering memutuskan dan mengatasi masalah sendiri
tanpa bantuan atasan. Itulah sebabnya, ketika Dedi dipanggil balik ke
Jakarta untuk penugasan lain istri Dedi sempat menitikkan airmata.
Melihat
istri
menitikkan
air-mata,
Dedi
berkomentar
setengah
bercanda, Saya jadi bingung lihat kamu. Waktu diajak berangkat ke
Gebe nangis, ketika diminta meninggalkan Gebe juga nangis. Mau kamu ini
apa? Ya sudah, kita balik aja ke Gebe....
Gebe juga memberi pengalaman bagi sejumlah Insan Antam yang lain.
Ir. Harsojo Dihardjo punya catatan menarik tentang dinamika sumberdaya
manusia. Harsojo yang pada tahun 1981 menjadi Manajer Operasi dan
kemudian Kepala Unit Operasi Gebe dari tahun 1985 sampai 1989,
menyatakan sulitnya menegakkan disiplin kerja di kalangan penduduk
lokal Gebe. Penduduk asli Gebe, setelah terima gaji, tidak masuk kerja dua
minggu. Ini sangat menyulitkan, kata Harsojo, yang kemudian menduduki jabatan sebagai Direktur Operasi Antam (19942003). Tapi untunglah
kedisiplinan akhirnya bisa ditegakkan. Para pekerja itu terus-menerus
32
DINAMIKA PERKEMBANGAN
33
34
Tanjung Buli
Di Tanjung Buli, Halmahera, selain Antam, sekurang-kurangnya ada dua
perusahaan pertambangan dengan izin Kontrak Karya, yaitu PT Nusa
Halmahera Minerals dan PT Weda Bay Nickel, yang beroperasi. Dalam
DINAMIKA PERKEMBANGAN
35
Pulau Gee
Antam mulai beroperasi di Pulau Gee pada bulan November 1997. Pulau
Gee terletak di bagian utara Pulau Halmahera, sekitar 1.200 kilometer dari
Pomalaa. Produksi pertamanya dikirim ke pabrik feronikel di Pomalaa,
Sulawesi Tenggara, pada bulan Desember 1997. Penambangannya dialihdayakan (outsource) kepada pihak ketiga, yaitu PT Minerina Bhakti, anak
perusahaan Dana Pensiun Antam.
Produksi perdana nikel Pulau Gee pada Desember 1997 menghasilkan
9.133 wmt bijih nikel dari rencana produksi 4.000 per tahun. Bijih nikel
saprolit Antam diekspor ke berbagai perusahaan Jepang (Pacific Metal Co. Ltd,
Sumitomo Metal Mining Co. Ltd., dan Nippon Yakin Kogyo, Co. Ltd.),
sementara bijih nikel limonit dikonsumsi oleh satu-satunya importir limonit,
yaitu Queensland Nickel Pty. Ltd. Australia.
Pabrik Feronikel
Produksi feronikel Antam dihasilkan melalui tiga pabrik pengolahan yakni
Pabrik Pengolahan Feronikel I, Pabrik Pengolahan Feronikel II dan Pabrik
Pengolahan Feronikel III. Kisah-kisah historis pendirian ketiga pabrik ini bisa
disimak pada Bab Tonggak-tonggak Sejarah.
Selama ini feronikel diekspor ke berbagai perusahaan-perusahaan importir
feronikel antara lain adalah: Thyssen Krupp Nirosta GmbH (Jerman), Arcelor
Mittal (Eropa), Pohang Iron and Steel (Korea), Yieh United Steel and Co (Taiwan)
dan Nikkinko Trading (Jepang).
36
DINAMIKA PERKEMBANGAN
37
38
Karyawan lalu datang pada saya, dan mereka mengatakan bahwa agar tidak
terulang lagi, naas seperti ini harus diantisipasi dengan menyembelih ayam
Cemani yang darahnya dikucurkan di sekeliling pabrik. Ini sudah mereka
lakukan sejak jaman Belanda, setiap kali ada krisis, kata Arifianto. Tentu saja
Arifianto menolak kebiasaan ini. Arifianto juga menjelaskan kejadian seperti
ini harusnya diantisipasi dengan memperkuat dinding tebing. Tidak
perlu ada kucuran darah ayam Cemani di sekeliling pabrik, dan nyatanya
tidak lagi terjadi apa-apa dan karyawan selebihnya bisa berhenti was-was dan
mempercayai kata-kata Arifianto.
Kisah kilau emas Antam berlanjut ke Tambang Emas Pongkor. Kisah-kisah
lebih lengkap mengenai Tambang Emas Pongkor bisa ditemukan pada bab 3
Tonggak-tonggak Sejarah.
Pertambangan Bauksit
Kuasa Pertambangan Bauksit Kijang mencakup area seluas 11.246,6
hektar pada Kuasa Pertambangan Eksploitasi DU21/Riau dan Kuasa
Pertambangan DU22/Riau. Sebagian besar produksi bauksit Indonesia dikonsumsi oleh Jepang, melalui kontrak penjualan jangka panjang. Volume
ekspor terbesar tercatat pada tahun 1977, di mana 1.301.416 ton bauksit
diekspor ke Jepang (Sumitomo Chemical Co., Nippon Light Metal Co., dan
Showa Denko KK). Selain ke Jepang, bauksit Antam juga diekspor ke Eropa,
Kanada dan Cina. Berdasarkan catatan, mulai 1968 sampai dengan 1973
Antam telah memasarkan bauksit ke Eropa sebanyak 231.000 wmt dan ke
Kanada sebanyak 461.000 wmt.
Eskpor bauksit dari Pulau Bintan dilakukan melalui pelabuhan milik
Antam yang memiliki kapasitas muat sampai 1.000 ton per jam dan dapat
disandari kapal berukuran sampai 40.000 dwt. Cadangan bauksit yang
mulai menipis di daerah Pari dan Galang telah digantikan dengan potensi di
DINAMIKA PERKEMBANGAN
39
40
Kegigihan
Antam untuk
membangun
Pabrik Alumina
Bintan
bukanlah tanpa
sebab. Pabrik ini
akan memproses
bahan baku
bauksit Bintan
kadar rendah
yang tidak bisa
diekspor, yang
jumlahnya
berlimpah.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
41
Berdasarkan kesepakatan itu pula, pada Juli 1968 Antam dan pihak Jepang
menandatangani satu agreement lain berkait dengan eksplorasi bersama
daerah-daerah baru di Pulau Bintan, yang dikerjakan antara Oktober 1968
sampai Januari 1970. Dalam eksplorasi tersebut ditemukan cadangancadangan bauksit baru yang memperkuat rencana pembangunan
pabrik alumina di Pulau Bintan. Pabrik alumina Bintan direncanakan
menghasilkan 400.000 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan Pabrik
Aluminium Asahan.
Menyusul feasibility study tersebut, Antam dan JBG menandatangani
Bauxite Mining and Alumina Refinery Bintan Island Agreement pada 4
Oktober 1972, dan nama pabrik tersebut ditetapkan pula, yaitu PT Alumina
Bintan Indonesia (ALBIN). Ir. Abdul Madjid (almarhum) dan Ir. Surachman
Madjid (almarhum) ditugasi untuk mengurus segala keperluan rencana
pembangunan pabrik alumina.
Namun, sampai tahun 1974 JBG tak juga menampakkan persiapan
pembangunan pabrik, padahal sesuai dengan agreement, apabila pembangunan
pabrik belum juga dimulai 2 tahun setelah penandatanganan agreement,
maka kesepakatan dianggap batal. Pembangunan pabrik alumina kemudian
diusahakan kembali melalui kemungkinan untuk mendapatkan pembiayaan
dari US Exim Bank. Ini kemudian mengharuskan perusahaan untuk
mengadakan satu feasibility study baru. Kaiser Engineers kemudian ditunjuk
oleh Antam untuk melaksanakan feasibility study atas Pabrik Alumina Bintan
yang berkapasitas 500.000 ton untuk memenuhi kapasitas pabrik aluminium
Asahan yang saat itu mencapai 225.000 ton per tahun. Hasil feasibility
study Kaiser Engineers diserahkan Juli 1975 yang menyimpulkan secara
teknis dan ekonomis proyek pembangunan pabrik alumina di Bintan layak
dilaksanakan.
Untuk pelaksanaan proyek pembangunan pabrik alumina, pemerintah
Indonesia memutuskan untuk menjajagi kemungkinan penggunaan kredit
Rusia berdasarkan Persetujuan Kerjasama Ekonomi dan Teknik Republik
Indonesia dan Rusia tahun 1974. Namun, karena berbagai alasan teknis
dan alasan pembiayaan, pada Juli 1977 rencana penggunaan kredit
Rusia dinyatakan batal. Pada tahun itu juga Kaiser Engineers diminta
untuk mengadakan update feasibility study dan sekaligus meningkatkan
kapasitas pabrik menjadi 600.000 ton per tahun. Pada 3 September 1977,
undangan tender pembangunan pabrik alumina Bintan dilayangkan melalui
pemerintah kepada 11 perusahaan internasional terkemuka di bidang
alumina/aluminium, namun lagi-lagi tender ini batal.
Upaya merealisasikan pembangunan pabrik alumina tak berhenti sampai
di situ. Pada 16 Februari 1978 Departemen Pertambangan RI mengirimkan
Letter of Intent kepada Kloeckner/Alcoa. Letter of Intent tersebut antara lain
berisi permintaan Pemerintah Indonesia untuk menunjuk Kloeckner/Alcoa
sebagai general contractor.
42
DINAMIKA PERKEMBANGAN
43
Unit Geomin
Boleh dibilang
kegiatan
eksplorasi yang
paling sarat
petualangan.
Betapa tidak,
di medan
belantara, para
eksplorer
Antam akan
berhadapan
dengan
banyak hal;
menegangkan,
mengerikan,
menakjubkan,
mengesankan
dan bahkan
menggelikan.
44
DINAMIKA PERKEMBANGAN
45
saya pinjam tembakau yang tengah dihisap orang itu, saya masukkan
sebagian tembakau basah itu ke telinga asisten saya, dan keluarlah itu
lintah! kenang Dedi.
46
Mulai
1 Januari 1999
emas produksi
LM berhak
memperoleh
sertifikat LBMA
yang berarti pula
tercatat dalam
London Good
Delivery List For
Gold.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
47
Produk-produk Logam Mulia selain emas batangan dan perak, antara lain
dinar dan dirham, platinum, sampai dengan koin eksklusif.
Penambangan Intan
Usaha pencarian cadangan intan dilanjutkan hingga tahun 1972, namun
belum pernah memperoleh hasil yang memuaskan. Pada tahun itu
kegiatan dialihkan ke eksplorasi bijih emas. Kegiatan inipun tidak membuahkan hasil dan pada tahun 1977, washing plant dibongkar dan peralatan
dikirim ke Karangnunggal, Jawa Barat untuk mendukung eksplorasi
mangan, dan unit intan ditutup saat itu juga.
Perkembangan penambangan intan mengalami berbagai gejolak dan pasang
surut. Pada tanggal 3 Desember 1985 Aneka Tambang menandatangani
Exploration Agreement dengan Acorn Diamond Limited Pty dan Keymead
Limited untuk eksplorasi intan di KP Antam di Kalimantan Selatan untuk masa
waktu 36 bulan. Lima tahun kemudian, ditandatangani Dry Mining Agreement
antara Antam dengan Acorn dan Keymead yang menyebutkan bahwa Antam
menunjuk PT Palmabim Mining sebagai kontraktor penambangan intan
Danau Seran sementara Acorn dan Keymead bertindak sebagai guarantor
PT Palmabim. Karena kesulitan pendanaan, kegiatan penambangan
baru dimulai Juni 1991. Di tahun tersebut dilakukan pula eksplorasi Cempaka
48
Paleo Channel di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 1991 ini juga
pabrik pencucian Pilot Plant berkapasitas 30 m3 perjam mulai beroperasi.
Pada tanggal 28 November 1991 Antam melakukan penjualan intan
pertama seberat 2.199,74 karat senilai US$427.700, namun pada tanggal
22 Desember 1991 kegiatan penambangan dan processing terhenti karena
peralatan pertambangan milik sub-kontraktor yang sedang beroperasi
disegel oleh pihak bea cukai karena ijin impornya habis. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan baik, hingga kegiatan produksi dan
penjualan pun berlanjut. Penjualan intan kedua seberat 26,94 karat senilai
US$53.500 dilakukan tanggal 16 Januari 1992 dan yang ketiga seberat
1.124,47 karat senilai US$244.600.
Di tengah berbagai hambatan teknis, main plant dengan kapasitas 60 m3
perjam mulai berproduksi. Kesulitan berasal dari kurangnya suplai gravel
(kerikil) dari tambang karena minimnya peralatan tambang yang beroperasi.
Karena itulah, operasi pilot plant terpaksa dihentikan.
Pada April 1992, dilakukan penjualan intan keempat sebesar 1.270,39
karat senilai US$226.767,26. Kemudian pada Juli 1992, Acorn mengajukan
evaluasi dan menunjukkan bahwa proyek Danau Seran tidak lagi ekonomis.
Pada saat yang sama Acorn juga mengusulkan untuk melibatkan Ashton
Mining dalam proyek Danau Seran dan eksplorasi Cempaka.
Maret 1993, Mining Agreement antara Antam dan PT Palmabim berakhir.
Kontrak Dry Mining Agreement antara Antam dengan Acorn dan Keymead pun
selesai.
Pada tanggal 28 Juni 1994 ditandatangani Memorandum of Understanding
(MOU) antara Malaysian Mining Company, Ltd, Ashton dan Antam
untuk eksplorasi kandungan intan di Martapura, Cempaka dan Danau
Seran, Kalimantan Selatan. Antam memiliki 20% saham dengan opsi
kepemilikan sampai 30%. Besarnya cadangan diperkirakan 260 juta m3
kerikil yang mengandung intan berkualitas tinggi yang dapat ditambang
dengan menggunakan kapal keruk. Percobaan penambangan dilakukan
untuk memastikan kadar dan jumlah intan untuk evaluasi lebih lanjut.
Menyusul Memorandum of Understanding, ditandatangani sebuah joint
venture agreement pada tahun 1996. Kemudian, pada tahun 1998
dibentuk sebuah perusahaan patungan antara Antam dengan Malaysia Mining
Company, bernama PT Galuh Cempaka, yang merupakan Kontrak Karya
dengan Pemerintah Indonesia. PT Galuh Cempaka kemudian melakukan
eksplorasi di Cempaka, Kalimantan Selatan. Namun, menurut Malaysia
Mining Company, hasil eksplorasi itu tidak terlalu prospektif secara ekonomis
sehingga Malaysia Mining Company mengundurkan diri dari kerjasama
tersebut dan mengalihkan sahamnya kepada BDI Mining. Saat ini PT Galuh
Cempaka telah mulai beroperasi.
^]
DINAMIKA PERKEMBANGAN
49
50
Tonggak-tonggak
Sejarah
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
51
^]
^]
52
Antam pernah
menjadi bahan
tertawaan ketika
menyatakan
ingin
membangun
pabrik
pengolahan
nikel. Mereka
bilang nikel itu
mau dijual
kemana.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
53
Feronikel I. Pak Hadianto yakin feronikel itu punya pasar dan punya masa
depan karena feronikel digunakan untuk stainless steel, kata Kosim sembari
menyebutkan bahwa ia pernah menjadi bahan tertawaan ketika berbincang
soal rencana pembangunan pabrik feronikel dengan sejumlah orang dari
perusahaan asing. Orang-orang itu umumnya bertanya-tanya feronikel itu
mau dijual kemana.
Dan memang upaya untuk mencari pembeli sebelum produknya ada yang
dianalogikan sebagai sistem ijon ternyata cukup menjadi pemicu untuk
makin optimistis dengan ide pendirian pabrik feronikel itu.
54
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
55
Proses Pembangunan
Penanganan Proyek FeNi I secara resmi dimulai melalui penunjukan Ir.
Abdul Madjid (Almarhum) dan Ir. Surachman Madjid (Almarhum) untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan perencanaan termasuk
kerjasama dengan Pacific Metals Co. (Pamco) selaku Konsultan pemasok
teknologi dan Supervisor pembangunan pabrik, serta penunjukan Ir. Kosim
Gandataruna sebagai Kepala Proyek Pembangunan Pabrik FeNi I. Hampir
seluruh kekuatan personil ahli yang dimiliki perusahaan saat itu, termasuk
tenaga-tenaga insinyur muda dikerahkan untuk menangani proyek ini. Bahkan
tenaga-tenaga sarjana dan sarjana-muda, khususnya tenaga-tenaga insinyur
pertambangan, metalurgi, kimia, kimia-teknik, mesin, listrik, dan sebagainya
direkrut untuk memenuhi kebutuhan proyek. Sebanyak lebih kurang 30
orang tenaga sarjana dari berbagai disiplin ilmu tersebut dikirim ke Jepang
untuk menjalani pendidikan dan pelatihan khusus di pabrik-pabrik
pengolahan FeNi milik Pamco di Shibata dan Hachinohe, untuk mendalami
teknik peleburan dan pemurnian FeNi serta menguasai teknik pengoperasian
pabrik FeNi. Training khusus tersebut berjalan selama kurang lebih 7 bulan
pada tahun 1970, termasuk kursus bahasa Jepang kilat selama 5 minggu.
Mereka inilah yang kemudian bukan saja menjadi tenaga-tenaga pengelola
pengoperasian pabrik yang handal, melainkan memainkan peranan yang
amat menentukan pula dalam pencapaian sukses besar dalam proses
pembangunan pabrik FeNi I. Banyak dari mereka yang kemudian memiliki andil
56
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
57
hingga kini. Hubungan baik ini memberi manfaat yang sangat besar bagi
Antam dalam menghadapi masa-masa sulit, misalnya dalam hal terjadi
kesalahan operasi atau kerusakan-kerusakan berat di pabrik feronikel
Pomalaa, dalam pekerjaan-pekerjaan overhauling yang untuk pertama-kalinya
dilakukan, dalam kejadian kekurangan supply atau persediaan bahan-bahan
consumables pabrik. Tanpa terlalu banyak bertanya, mereka selalu siap
membantu. Bahkan dalam terjadi kekurangan produksi feronikel atau short
supply feronikel bagi para pelanggan Antam. Antam sering dibantu oleh Pamco
melalui skema toll smelting terhadap bijih nikel Antam yang dikirim ke pabrik
feronikel milik Pamco di Jepang.
Pabrik FeNi I direncanakan untuk mampu mengolah 250.000 wmt bijih nikel
per tahun dengan kadar 1,8% nikel yang menghasilkan 4.000 ton nikel yang
terkandung dalam kurang lebih 20.000 ton low carbon ferronickel dan berhasil
dibangun dengan biaya kurang lebih US$50 juta.
Pemancangan tiang pertama pabrik FeNi I dilakukan tanggal 27 Desember
1973. Keseluruhan pembangunan pabrik rampung 2 tahun kemudian. Uji
coba pabrik FeNi I dilakukan tanggal 29 November 1975, dengan menyalakan
dapur listrik berkekuatan 20.000 KVA. Operasi uji coba di bawah pengawasan
konsultan Pacific Metals Co. Ltd (Pamco) Jepang ini berlangsung sampai 14
April 1976. Mulai hari itu pabrik FeNi I beroperasi secara komersial dan sejak
saat itu pula tanggungjawab operasi FeNi I sepenuhnya berada di tangan
tenaga-tenaga Antam. Pada titik ini Indonesia boleh bangga karena smelter
di Pomalaa itu merupakan pabrik pengolahan feronikel pertama di Indonesia
dan bahkan di seluruh Asia di luar Jepang.
Pada tahun pertama operasi komersial (1976) sebanyak 275.482 wmt umpan
bijih nikel diolah di pabrik FeNi I yang menghasilkan 3.571,033 ton feronikel.
Dari jumlah ini, 2.908,467 ton diekspor ke berbagai negara, termasuk Jepang,
Jerman, Spanyol dan Amerika.
Dalam perjalanan operasinya, pabrik FeNi I mampu mengolah bijih besi
berkadar sampai serendah 1,29% dengan cukup baik, dengan tingkat perolehan
nikel pada proses peleburan (metal recovery) yang mencapai angka 96%.
Namun demikian, agar diperoleh hasil yang lebih besar untuk mempercepat
pengembalian modal, maka bijih yang diolah pada tahun pertama adalah bijih
yang rata-rata berkadar nikel 2,24%. Selama tiga tahun pertama operasi pabrik,
Pabrik FeNi I telah mengolah 900.000 wmt bijih nikel dan menghasilkan lebih
dari 13.000 ton feronikel.
Tidak ada keraguan sedikit pun untuk mengatakan, bahwa Proyek FeNi I
adalah satu terobosan besar yang telah diambil oleh Direktur Utama Antam
saat itu, Hadianto Martosubroto M.Sc., yang telah terbukti menjadi tonggak
sejarah Antam yang teramat strategis. FeNi I telah menjadi titik awal dari
pertumbuhan dan perkembangan Antam secara konsisten dan terus menerus,
sehingga pada hari ini Antam telah menjelma menjadi sebuah perusahaan
pertambangan nasional modern yang mampu bersaing di pasar dunia.
58
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
59
60
Peresmian pabrik FeNi I oleh Wakil Presiden RI saat itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Sesungguhnya, ketika keputusan diambil untuk memilih produk setengahjadi feronikel untuk diproduksi di Pomalaa, banyak pihak meragukan
keputusan itu sebagai suatu keputusan yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Ini tidak mengherankan karena saat itu memang masih banyak keraguan
mengenai respons pasar atas produk feronikel tersebut di dunia perdagangan
internasional karena belum terdapat lalu-lintas perdagangan feronikel
yang nyata. Nyatanya, sejak saat mulai produksi sampai kini, Antam tidak
pernah mengalami kesulitan apa pun untuk menjual hasil produksi feronikel
Pomalaa.
Tentu saja sukses itu diraih melalui perhitungan yang cermat. Perhitungan
Antam dalam mempertimbangkan jenis produk hasil olahan bijih nikel
didasarkan pada faktor teknologi yang sudah terbukti feasible secara
komersial dan faktor pola konsumsi logam nikel. Data industrial yang dapat
dihimpun saat itu dan hingga sekarang tetap berlaku, menunjukkan bahwa
kurang lebih 65%-75% dari logam nikel dikonsumsi oleh industri baja nirkarat
(stainless steel). Baja nirkarat mengandung 8-18% nikel, 10-30% logam chrome,
dan sebagian besar lainnya adalah logam besi. Produsen-produsen baja jenis ini
membutuhkan besi bekas (scrap) dalam jumlah sangat besar, yang pasokannya
kadang-kadang sangat terbatas di pasar dunia. Jadi, bila kita dapat menjual
nikel yang sekaligus bercampur besi, yakni feronikel, tentunya prospek produk
seperti itu amatlah besar, ucap Kosim. Dan itu kemudian menjadi kenyataan.
Hingga sekarang, Antam tidak pernah sekali pun mengalami kesulitan untuk
menjual produk tersebut. Feronikel Pomalaa, laku keras layaknya pisang
goreng. Sering terjadi produk kita itu harus kita muat ke dalam kapal ekspor
dalam keadaan masih hangat atau fresh from the oven, seloroh Kosim.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
61
Feronikel
Pomalaa, laku
keras layaknya
pisang goreng.
Sering terjadi
produk tersebut
harus dimuat
ke dalam kapal
ekspor dalam
keadaan
masih hangat
atau fresh from
the oven.
62
Pada satu hari di tahun 1973, ketika persiapan pembangunan FeNi I sedang
gencar dilakukan, berlabuhlah di Pomalaa sebuah kapal yang mengangkut
komponen pabrik dari Jepang. Kedatangan kapal tersebut sebenarnya telah
diketahui jauh sebelumnya. Masalah timbul setelah diketahui salah satu
komponen peralatan pabrik yang termuat di kapal tersebut yang berbobot
tidak kurang dari 57 ton. Berdasarkan hasil penelitian teknisi Pamco, dermaga
Pomalaa tidak akan mampu menampung bobot komponen pabrik seberat
itu sehingga mereka minta dermaga diperkuat terlebih dahulu. Sedangkan
Antam, yang dibantu oleh para insinyur dari PT Hutama Karya dan
PT Barata berpendapat lain. Dalam beberapa kali diskusi antara kedua belah
pihak, masing-masing mempertahankan pendapatnya, bahkan pihak Pamco
menegaskan tidak akan bertanggungjawab bila Antam tetap ngotot
menurunkan mesin itu tanpa memperkuat dermaga telebih dahulu.
Ini kemudian menjadi pilihan yang sulit. Ir. Kosim Gandataruna,
pimpinan proyek yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas di
lapangan harus menentukan salah satu dari dua pilihan: memperkuat
dermaga terlebih dahulu atau tidak, yang masing-masing mempunyai risiko
sendiri. Bila harus memperkuat dermaga, akan diperlukan waktu hingga tiga
bulan, plus biaya perbaikan dermaga yang tidak kecil. Selain itu, bila terjadi
keterlambatan pembongkaran muatan kapal, Antam akan dikenakan denda
US$3.000 per hari, dan dengan keterlambatan ini proyek akan tertunda yang
akan menyebabkan kerugian lebih besar bagi Antam. Bila dermaga tidak
diperkuat terlebih dahulu risikonya adalah dermaga jebol dan mesin akan
tercebur ke laut.
Berdasarkan kedua pilihan tersebut, setelah mengkaji kembali informasi
yang telah terkumpul, Ir. Kosim Gandataruna dengan dukungan para staf
terkait, mempertaruhkan reputasinya terutama di mata teknisi Pamco dan
memutuskan untuk melaksanakan pembongkaran muatan berat itu tanpa
memperkuat dermaga, yang berarti pula membongkar tanpa dukungan dari
pihak teknisi Pamco.
Di malam hari sebelum hari pelaksanaan, kurang lebih jam 12 tengah malam,
para pimpinan pelaksana supervisi lapangan Pamco mendatangi rumah
Ir. Kosim Gandataruna. Mereka minta Kosim untuk menandatangani, di atas
meterai, suatu surat pernyataan pengalihan sepenuhnya tanggung jawab
pembongkaran muatan kapal yang akan dilakukan esoknya.
Sejak pagi hari pada hari yang telah ditetapkan, para petugas Antam sibuk
mempersiapkan segalanya, antara lain menyiapkan tongkang dan kapal tunda
(tugboat) yang akan membawa mesin dari kapal ke darat. Di sisi dermaga
disiapkan buldozzer yang akan menarik trailler keluar dermaga, serta
peralatan-peralatan yang mungkin dibutuhkan. Kesibukan luar biasa
pasukan Antam ini ditanggapi adem-ayem oleh para teknisi Pamco yang
mengamati aktivitas bongkar muatan dengan santai, kecuali beberapa orang
yang sibuk mencari posisi yang pas untuk mengabadikan momen-momen
penting saat beban berbobot 57 ton itu diturunkan ke atas dermaga.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
63
Tak jauh dari dermaga, para karyawan yang sedang lepas tugas, bersama
anggota masyarakat setempat memadati pelabuhan untuk menyaksikan
peristiwa langka tersebut di bawah sengatan terik matahari. Suasana menjadi
hening ketika dari kejauhan tampak KM Batukilat, tongkang yang menarik
kapal pengangkut mesin perlahan bergerak menuju dermaga. Dipandu
petugas, tongkang merapat ke sisi dermaga dan ditambat sebagaimana
mestinya. Suasana makin tegang ketika Ir. Kosim Gandataruna mengambil
alih komando, memerintahkan sling dipasang dan mesin diturunkan perlahan
ke atas trailler yang berada di dermaga.
64
berbahasa Inggris sehingga para engineers Indonesia ini harus belajar bahasa
Jepang terlebih dahulu sebelum berangkat ke Jepang. Guru bahasa Jepang
didatangkan dari Universitas Indonesia. Kursus ini dilanjutkan dengan
tambahan kursus 5 minggu di Jepang. Dengan penguasaan bahasa Jepang
ini, komunikasi dengan tenaga-tenaga konsultan jadi lancar, kata Subagyo.
Perjuangan karyawan Antam dalam menjalankan tugas di Pomalaa juga
penuh suka-duka yang justru membuat mereka menjadi insan pekerja yang
tangguh dan handal. Di awal pembangunan proyel FeNi I, untuk menempuh
perjalanan Jakarta Pomalaa diperlukan waktu berhari-hari, bahkan bisa
lebih dari semingu. Sarana angkutan darat, laut dan udara masih terbatas.
Komunikasi telepon juga tidak tersedia. Alat komunikasi saat itu cuma bisa
menghubungkan Pomalaa Makassar. Lapangan terbang dengan landasan
pacu sepanjang 400 meter baru ada tahun 1969, itupun merupakan usaha
Antam sendiri.
Suplai bahan pokok kehidupan sehari-hari tidak berasal dari Pomalaa
sendiri. Bahan-bahan logistik didatangkan dari Makassar, dan sekali lagi
masih dalam jumlah terbatas. Makanan segar seperti sayuran, dan daging
tidak bisa didatangkan dari Makassar, dan harus diusahakan sendiri
dari Pomalaa. Jenis dan mutu makanan jauh di bawah memadai.
Air minum juga tidak didapat dari Pomalaa karena Pomalaa tidak memiliki
sumber air tanah. Jadi, untuk keperluan air, orang memanfaatkan air Sungai
Komoro yang kualitasnya berubah-ubah sesuai dengan musim. Air harus
direbus sebelum dapat diminum dengan aman. Untuk mandi, air sungai
dipompa dan disalurkan melalui pipa ke rumah-rumah. Jika air dipakai untuk
mencuci pakaian, maka pakaian akan berubah warna.
Jangan bicara kenyamanan di Pomalaa saat itu. Suplai tenaga listrik
sangat terbatas. Televisi juga belum sampai di Pomalaa sehingga hiburan
satu-satunya adalah bioskop sederhana milik perusahaan. Seminggu hanya
ada dua kali pemutaran film; film koboi dan horor kuno. Di malam hari, anakanak dan para wanita menghabiskan waktu di rumah masing-masing. Bapakbapak masih untung, bisa main bridge, gaple (domino) atau bilyar di mess
perusahaan. Restoran-restoran yang menyediakan berbagai makanan enak?
Tidak ada. Di kompleks perumahan hanya ada satu restoran. Itupun menu dan
mutunya tak selalu memuaskan.
Soal main gaple ini ternyata banyak menyiratkan kisah lucu. Subagyo menceritakan kisah-kisah lucu ini. Ia berkisah bapak-bapak punya kebiasaan
keluar rumah jam 8 malam untuk main gaple atau bilyar di mess. Masalahnya, ibu-ibu dan anak-anak tidak suka ditinggal seperti itu. Jadi, kalau mau
keluar untuk main gaple, harus dibuat strategi tertentu untuk mendapatkan
exit-permit.
Kata Subagyo, Kalau Pak Darmoko Slamet tidak bisa keluar untuk main
gaple, saya suruh penjaga mess untuk telepon Pak Darmoko, bilang bahwa
permainan gaple kurang seru kalau tidak ada Pak Darmoko. Waktu menjawab telepon petugas mess, Pak Darmoko bicara keras seperti ini, Hah, pabrik
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
65
rusak? Ya, saya segera ke sana. Bu Darmoko mengira ada kerusakan betulan di
pabrik dan dengan demikian Pak Darmoko bisa segera ke mess untuk bermain
gaple. Lama-lama, Bu Darmoko curiga, kok setiap jam 8 malam pabrik rusak.
Nah, waktu petugas mess menelpon lagi jam 8 malam dan seperti biasa Pak
Darmoko mengeraskan suaranya Apa? Pabrik rusak?, Bu Darmoko
berkomentar, Ya, sudah, jangan bicara keras-keras, pabrik rusak kan?
Para istri karyawan Antam di Pomalaa juga berperan besar dalam mendukung
upaya kenyamanan bekerja di Pomalaa, terutama dalam menaklukkan
kerewelan para pekerja Jepang dalam selera makan. Ibu-ibu inilah yang
membantu menyiapkan makanan bagi orang Jepang. Itulah sebabnya,
ibu-ibu ini sangat dihormati dan ditakuti oleh para tenaga Jepang. Mereka
menyebut ibu-ibu Darma Wanita Mama-san union. Kalau orang-orang
Jepang itu macam-macam, misalnya mengganggu wanita di Pomalaa, saya
tinggal bilang nanti saya laporkan ke Mama-san union. Mereka takut sampai
minta-minta ampun segala, kata Subagyo.
Semua cerita itu tentu saja menjadi kenangan manis. Kebersamaan itu, baik
antar karyawan Antam, para istri karyawan, dan tenaga-tenaga Pamco, bisa
terjalin dengan baik. Tak heran bila dalam pidato resmi pihak Pamco pada
saat rampungnya Proyek Pembangunan Pabrik FeNi I, ketua tim Pamco,
Dr. Shindo perlu menyampaikan ucapan terimakasih khusus atas peran serta
ibu-ibu dalam penyediaan makanan mereka. Bahkan satu atau dua orang
Jepang yang pulang kampung ke negaranya, waktu kembali ke Pomalaa,
membawakan oleh-oleh untuk para ibu, bukan untuk bapak-bapak, kata
Kosim. Dan lebih dari semua itu, setidaknya Pomalaa punya keindahan
alam yang istimewa. Pantai-pantai di seputaran Pomalaa berpasir putih dan
berpanorama cantik, dipadu dengan perbukitan di sekitar daratan Pomalaa.
Di situlah waktu liburan karyawan dan keluarganya dihabiskan. Dengan
memanfaatkan tugboat perusahaan, berlayar di seputaran perairan Pomalaa
juga menjadi momen-momen yang mengasyikkan.
66
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
67
Modernisasi
rotary kiln
dengan copper
cooler adalah
modernisasi
yang dilakukan
tenaga-tenaga
Antam sendiri.
Sebelumnya,
perbaikanperbaikan
dilakukan oleh
pihak Jepang
atau kontraktor
lain.
68
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
69
70
Tato dan Hendra Santika, Kepala Pabrik FeNi di Pomalaa saat itu, kemudian
bertolak ke Kanada untuk membahas rencana pembelian furnace di Hatch Ltd.
Kunjungan di Kanada molor dari satu minggu ke dua minggu karena proses
negosiasi yang alot di bidang harga. Untunglah akhirnya furnace bisa dilepas
dengan harga US$6,2 juta dari angka US$8 juta yang ditawarkan. Angka
US$6,2 juta inipun lebih rendah dari plafon yang ditetapkan Direksi, yakni
US$7,2 juta.
Tato menceritakan perbaikan FeNi II memang banyak diwarnai masalah teknis
dan non-teknis, yang membuat perbaikan jadi membutuhkan waktu lebih
lama. Dari segi non-teknis, misalnya, perbaikan diperpanjang waktunya oleh
sejumlah koordinasi yang harus dilakukan dengan baik. Dari segi teknis, di
samping furnace, ada beberapa peralatan lain yang harus diganti, misalnya
trafo, yang pembeliannya perlu dinegosiasikan terlebih dahulu dengan
pemasok trafo di Italia. Jadi, pergilah Tato dan Direktur Pengembangan ke
Italia untuk melakukan negosiasi dan assessment untuk mencari solusi
terbaik.
Pada saat hendak dikapalkan dari tempat peleburan di Italia, trafo 40
MVA ABB itu jatuh dan rusak, sementara pada saat pemasangan bottom
plate ESF terjadi deformasi antara plat lama dan plat baru sehingga harus
mengorder plat baru seluruhnya. Ada-ada saja masalahnya. Tapi dari
pengalaman-pengalaman itu kita bisa belajar bahwa ketika kita melakukan
suatu perbaikan, kita harus bisa melihatnya dari berbagai aspek, tidak bisa
sepotong-sepotong, kata Tato, sembari menambahkan bahwa dalam
segala masalah ia tetap bersemangat untuk memberikan value terhadap
korporasi. Saya juga salut pada teman-teman yang diberi kepercayaan
perusahaan untuk menangani perbaikan ini, karena mereka bisa menjalankan
kepercayaan ini dengan semangat yang luar biasa. Saya sendiri makin
confident dengan resources sumber daya manusia yang dimiliki Antam saat ini
untuk persiapan mengerjakan proyek-proyek yang menantang, kata Tato.
Scope pekerjaan replacement dan modernisasi pabrik FeNi II ini meliputi
perbaikan dan general overhaul furnace, termasuk diantaranya penggantian
brick side wall dan bottom, pemasangan copper cooler system, improvement
pumping system dan water treatment system, penggantian steel plate bottom
dan side wall, serta penggantian dan perbaikan beberapa bagian di pabrik
FeNi I, seperti roller rotary kiln, sistem pelletizer dan electrostatic rotary kiln.
Perbaikan lainnya yang diluar rencana adalah implementasi slag granulation
system di furnace pabrik FeNi II, yang pada akhirnya juga digunakan di pabrik
FeNi III. Semuanya diawasi oleh tenaga-tenaga Antam sendiri. Kontraktor
untuk pekerjaan ini adalah PT Barata Indonesia, sementara Hatch Engineering
Canada sebagai supplier dan Engineering Contractor untuk perubahan sistem
furnace menjadi copper cooler system.
Biaya perbaikan dengan sistem konvensional tadinya hanya akan menelan
dana US$6 juta, tapi dengan sistem baru, biaya menjadi US$16 juta kemudian
adanya kejadian floating bottom brick total biaya mencapat sekitar US$22 juta.
Biaya yang lebih tinggi dari estimasi awal itu termasuk biaya pengiriman bata
tahan api lewat udara yang untuk mempersingkat waktu. Berkaitan dengan
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
71
pembengkakan dana itu, tak kurang dari Direktur Utama saat itu, Dedi Aditya
Sumanagara agak kuatir dengan modernisasi ini. Beberapa kali Pak Dedi
tanya saya, To, apa kamu yakin dengan sistem ini? Kalau gagal kamu harus
tanggungjawab, Tato menirukan ucapan Dedi.
Keyakinan Tato terbukti benar. Dengan modernisasi peralatan produksi
yang menelan biaya lebih besar itu, produksi feronikel Antam bisa di-genjot
sampai 6.500 juta ton per tahun pada kapasitas terpasang 8.000 ton. Saat
ini, FeNi II menjadi tulang punggung Antam kalau FeNi III bermasalah, tutup
Tato.
Pre-heating pabrik dimulai pada tanggal 25 Agustus 2005 yang dilanjutkan
dengan switch-on pada tanggal 2 September 2005. Metal tapping perdana
dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2005, dan saat ini pabrik telah berproduksi
dengan normal pada tingkat beban penuh sebesar 24 megawatts.
72
Penemuan
tambang emas
Pongkor
merupakan
sebuah
penemuan baru
yang fenomenal
karena
ditemukan oleh
putraputri
Indonesia.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
73
lebih muda dari Gunung Salak, tambah Dedi. Sungguh ini temuan yang
tidak diduga-duga. Bayangkan, kami biasa keluar masuk hutan atau belantara
Sulawesi atau Kalimantan selama berhari-hari dan tidak menemukan apa-apa,
sementara di Pongkor, katakanlah cukup perjalanan tiga sampai empat jam
dari kampung, kami sudah sampai ke cadangan emas yang amat berharga,
seloroh Dedi.
74
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
75
Pabrik Pongkor I
Pabrik Pongkor I mulai dibangun tahun 1993. Ir. Achmad Dohar Siregar
diangkat sebagai Kepala Proyek Pertambangan Emas Pongkor. Proses pengolahan bijih emas Pongkor menggunakan proses sianidasi dengan metode
carbon in leach (CIL) yang diikuti dengan proses elution dan proses
electro-winning. Proses pengolahan emas Pongkor boleh dibilang lebih
76
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
77
Pabrik Pongkor II
Karena kapasitas produksi pabrik pengolahan emas Pongkor dirasa kurang,
Antam merasa perlu untuk meluaskan tambang emas Pongkor. Perluasan
tambang emas Pongkor pada tahun 1995 membutuhkan investasi sebesar
Rp90 miliar dan diperkirakan selesai tahun 1997.
Pada tahun 1996, dimulai pembangunan Pabrik Pongkor II, untuk mendongkrak produksi dari 2,5 ton emas per tahun menjadi 5 ton emas per
tahun. Ir. Fanani D Abdulgani ditunjuk sebagai Kepala Proyek Pembangunan
Pabrik Pongkor II. Biaya terbesar diserap untuk pemasangan lift, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan perumahan, meninggikan
bendungan penampung limbah dan pabrik perusak sianida yang berfungsi
mengamankan air sebelum limbah pengolahan bijih mengalir ke Sungai
Cikaret.
Dam penampung limbah yang semula dibangun dengan biaya Rp14 miliar,
setiap tahunnya akan ditinggikan dengan biaya rata-rata Rp5,6 miliar
78
pertahun. Pembangunan dam tak terelakkan sebagai syarat untuk memperoleh rekomendasi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dari
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Kehutanan, LIPI dan Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi.
Sianida merupakan bahan berbahaya yang harus diolah di pabrik perusak
sianida agar limbah yang dialirkan ke Sungai Cikaret tidak melebihi ambang
batas yang diwajibkan sebesar 0,5 ppm.
Setelah memperluas Tambang Emas Pongkor, Antam memperluas wilayah
eksplorasinya di kawasan lain Jawa Barat yang mengandung emas, perak,
tembaga, antara lain di Cirotan, Cipiru, Cibugis, Pangleseran dan Cikidang
yang ditaksir mengandung cadangan geologi sebesar 400.000 ton.
Pabrik Pongkor II mulai beroperasi tahun 1998. Dengan perluasan ini
kapasitas pengolahan menjadi 1.220 wmt bijih emas per hari atau memproduksi sekitar 5 ton emas per tahun.
Tambang emas Pongkor membuat lorong-lorong gua rata-rata sepanjang 300
meter hingga 500 meter secara horizontal di dalam tanah pada kedalaman
hingga 500 meter secara vertikal. Antam mengundang konsultan terkenal di
dunia penambangan emas dari Afrika Selatan, Shaft Sinker South Africa untuk
pembuatan service shaft.
Pada setiap kedalaman 50 meter di bawah tanah akan dibuat lorong-lorong
gua dengan panjang rata-rata antara 300 hingga 500 meter. Bila sudah selesai
digunakan, lorong gua akan diisi lumpur padat bekas olahan pabrik, sehingga
penambangan di Pongkor akan lebih aman dibandingkan penambangan emas
zaman dulu.
Data terakhir menyatakan wilayah Kuasa Pertambangan Tambang Emas
Pongkor berada dalam Kuasa Pertambangan Eksploitasi KW 98 PPO 138 yang
mencakup areal seluas 6.047 hektar.
Dari semua catatan sejarah yang penting di Pongkor, tanggal 25 Juni 1997
layak mendapatkan catatan tersendiri. Pada tanggal itu, Antam memasuki
babak baru dalam pembiayaan ekspansi proyek melalui penarikan Fasilitas
Pinjaman Proyek Emas (Gold Project Facility) sebesar 135.764,5 troy
ounces atau setara US$46,35 juta dari pagu pinjaman US$61,60 juta.
Fasilitas ini merupakan model pinjaman emas pertama yang dilakukan oleh
perusahaan pertambangan Indonesia dari sindikasi bank internasional
dengan NM Roschild & Sons (Australia) Limited sebagai arranger. Investasi
terbesar diserap untuk pembangunan pabrik emas Pongkor Unit II.
Bagi Ki Agus Umar Tochfa, Direktur Keuangan Antam (19972003),
fasilitas gold loan ini sungguh unik dan membawa kesan tersendiri. Kita kan
waktu itu perlu dana untuk meningkatkan kapasitas Pongkor. Saya sama Pak
Dohar Siregar pergi ke Singapura, Hongkong dan Australia untuk mencari
pinjaman antara US$60 90 juta. Akhirnya kita mendapat pinjaman dari suatu
sindikasi yang diatur oleh NM Roschild & Sons (Australia) Limited; pinjaman
dalam bentuk emas yang kita bayar dengan emas. Jadi tidak ada untung,
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
79
tidak ada rugi. Nilai pinjaman kita US$46,35 juta dari pagu US$61,60 juta.
Waktu itu emas harganya sedang tinggi, US$340 per troy ounce. Kita juga
menggunakan sistem lindung nilai (hedging), suatu konsep yang bagus supaya
kita yakin bisa bayar pada saatnya. Kita membayarnya pada saat harga emas
murah. Selama 5 tahun kita untung US$18 juta dari nilai pinjaman itu. Itu
bagus. Sudah pinjam, untung pula, ujar Umar.
Aksi PETI
Sebagai sebuah tambang emas, Pongkor seperti gula yang senantiasa
menarik banyak semut, termasuk semut-semut yang tidak diundang.
Beberapa kali kegiatan operasi terinterupsi oleh ulah para gurandil. Gurandil
adalah sebutan untuk oknum-oknum PETI (Penambangan Emas Tanpa
Izin) yang banyak menambang emas di daerah Kuasa Pertambangan Antam
di Pongkor, maupun di dalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun
lainnya.
Saat Pongkor masih dalam rintisan penambangan setelah ditemukannya
cadangan dalam jumlah besar, di tahun 1988, mulailah tumbuh tambangtambang ilegal yang jumlahnya bahkan mencapai ribuan orang. Mereka
merasa punya hak untuk mengeksploitasi daerah itu, dan ini menyulut
konflik dengan Antam yang memiliki Kuasa Pertambangan secara sah di
Pongkor. Salah satu media massa ibukota bahkan pernah menuliskan
setiap harinya sekitar 300 gurandil membobol bukit emas. Batuan
urat emas yang terkumpul ditumbuk dengan alat glundung bertenaga
kincir angin di pinggir sungai. Serbuk hasil tumbukan kemudian
dicampuri air raksa, sementara limbahnya (tailing) mereka buang ke anakanak Sungai Cikaniki. Setiap harinya mereka bisa mengolah 50 kilogram
batuan berurat emas, yang bisa menghasilkan 2 gram emas murni.
Selain ilegal, penambangan yang dilakukan PETI membahayakan
lingkungan karena mereka membuat lubang-lubang dengan metode yang
tidak aman serta mengolah emas dengan menggunakan air raksa, zat yang
amat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Selain itu, secara sosial,
kegiatan PETI menimbulkan konflik dan potensi gesekan dengan kegiatan
penambangan resmi yang dilakukan Antam.
Suatu insiden yang sangat tragis terjadi pada tanggal 3 Desember 1998.
Siang itu, tiba-tiba ribuan orang menyerbu kawasan perkantoran penambangan emas Pongkor. Mereka merusak dan membakar gedung administrasi.
Aksi ini diikuti oleh penjarahan barang-barang elektronik dan barang-barang
berharga lain milik perusahaan. Untung aksi bisa diredakan dengan hadirnya
800 personil keamanan yang terdiri dari personil kepolisian dan militer dan
seluruh aset di Pongkor sudah diasuransikan.
Serangan hari itu ternyata tidak reda. Achmad Ardianto, Direktur Sumberdaya
Manusia Antam, yang saat itu adalah Kepala Bagian Produksi, menceritakan
ketegangan di hari kedua. Saya tidak berada di Pongkor waktu serangan hari
pertama karena saya sedang libur. Saya baru datang ke Pongkor di hari kedua.
Saya harus segera ke Pongkor. Begitu masuk Pongkor, saya tidak bisa keluar
lagi. Di Pongkor saya bertemu atasan saya, Pak Djundjungan Sinambela, Kuasa
80
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
81
82
Pada tahap eksplorasi 8 tahun sebelumnya, tahun 1990, gesekan yang meruncing menjadi penggerakan massa pernah pula terjadi. Suatu hari camp
tim eksplorasi Antam tiba-tiba diserbu massa gurandil. Mereka mencari satu
anggota tim Antam bernama Taufik Rahim yang sebelumnya sudah
menunjukkan keberanian mempertahankan hak penambangan di hadapan
para gurandil. Itu sehari sebelum hari raya Idul Fitri. Saya mendapat
laporan jam empat sore, kata Dedi Aditya Sumanagara yang saat itu menjabat
Kepala Unit Geologi yang langsung membawahi tim eksplorasi. Jadi, di malam
takbiran itu, sekitar jam 7 malam, saya, dengan pengawalan seorang tentara
dan dua polisi datang ke Pongkor. Sesampai di desa Malasari, saya melihat
masih banyak orang berkumpul mencari anggota tim eksplorasi Antam.
Saya berhasil menyusup, dan berjalan naik ke bukit menuju camp. Saya
sampai di camp jam 12 tengah malam. Di camp saya bertemu Pak Sinambela,
ketua tim. Kami peluk-pelukan. Saya salut dia berani tetap tinggal dan
mempertahankan camp, ujar Dedi.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, amuk massa seperti kejadian
tahun 1990 dan 1998 itu perlu diantisipasi dengan baik. Itulah sebabnya
kemudian disiapkan program-program peningkatan komunikasi dan pelibatan
masyarakat sekitar melalui community development program dengan
melibatkan tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah, Dinas Pertambangan dan
Antam. Program tersebut intinya mengingatkan masyarakat tentang bahaya
penambangan ilegal, bahaya penggunaan air raksa atau merkuri untuk
mengolah emas dan bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh pembuatan
lubang tambang secara serampangan.
Djundjungan Sinambela, mantan Kepala Unit Pertambangan Emas
Pongkor yang kenal betul situasi Pongkor, semula tidak terlalu optimistis
bahwa jumlah gurandil bisa berkurang. Namun ia tetap berusaha
memaksimalkan penanganan gurandil, antara lain dengan memperkuat
aspek internal untuk mencegah agar jangan sampai ada karyawan Pongkor
yang berkhianat dan bekerja sama dengan para gurandil, serta menyiapkan
sanksi untuk mereka yang telibat dengan gurandil. Kita juga menjalankan
program community development jangka pendek, menengah dan panjang yang
ditempuh, misalnya, dengan cara membagikan sembako (sembilan bahan
pokok), memperbaiki sekolah atau mendirikan masjid, menyerahkan perbaikan kepada mereka, dan mengajari mereka membenahi lingkungan
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
83
84
Perjalanan proses IPO Antam berlangsung cukup lama, menempuh perjalanan panjang yang berliku. Antam itu salah satu BUMN yang memang
dinominasikan oleh pemerintah untuk program IPO. Persiapan dimulai sejak
1987 dengan membuat rancangan-rancangan jangka panjang yang memuat
nilai-nilai yang membuat Antam punya nilai lebih, kata Ki Agus Umar Tochfa,
Direktur Keuangan Antam (1994-2003). Untuk persiapan itu, pada
tahun 1987, Umar ditunjuk sebagai Kepala SubDirektorat Pengembangan
Permodalan. Umar bertugas menyiapkan berbagai assessment pihak luar dan
menyiapkan dokumen-dokumen terkait yang dibutuhkan.
Secara kronologis, proses pelaksanaan IPO itu diawali dengan Surat Keputusan
Direksi No. 246.K/702/DAT/1994 tertanggal 29 September 1994, disusul
dengan SK Direksi No. 208.K/702/DAT/1996 tertanggal 24 Juni 1996 dan
Surat Keputusan Direksi No. 179.K/702/DAT/1997 tertanggal 9 Juni 1997.
Ki Agus Umar Tochfa, Direktur Keuangan saat itu ditunjuk menjadi Ketua
Privatisasi Antam, sementara Ir. Achmad Dohar Siregar menjadi wakilnya.
Antam melakukan penunjukan resmi Penjamin Emisi tanggal 5 Juni 1997.
Penjamin Emisi yang ditunjuk adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana
Sekuritas dan PT Pentasena Arthasentosa.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
85
Setelah
beberapa kali
tertunda, IPO
dilaksanakan
dengan
menawarkan
saham baru
sebesar 35%
kepada publik.
86
Proses dengan penjamin emisi ini terus berlangsung dengan sebuah company
agreement, yaitu Backwood Secretaries Ltd. pada tanggal 28 Oktober 1997
finalisasi addendum bidang legal opinion diselenggarakan pada 27 Oktober
1997. Tak sampai sebulan kemudian, pada tanggal 12 November 1997,
dilakukan pembayaran dari penjamin emisi dan agen penjualan ke penjamin
pelaksana emisi. Pada tanggal 26 November 1997 dilakukan pembayaran dari
penjamin emisi efek ke emiten.
Sosialisasi Employee Stock Allocation di Kantor Pusat (kiri) dan di tambang nikel
Pulau Gebe (kanan) oleh Direksi Antam saat itu.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
87
88
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
89
Meski dilakukan pada masa sulit keuangan dan krisis moneter 1997, IPO
Antam tentu saja sangat didukung oleh pemerintah yang ditandai oleh
dorongan pemerintah agar IPO Antam tidak ditunda-tunda lagi. Waktu kami
pulang dari roadshow ke berbagai negara, kami disambut Marie Muhammad,
Menteri Keuangan saat itu. Salah seorang dari konsultan keuangan kami,
SCB Warburg bertanya pada Pak Marie apakah sebaiknya IPO ditunda dulu
mengingat rupiah sedang gonjang-ganjing. Pak Marie bilang, no way Antam
should go on! Dia bilang Antam tidak perlu menunggu lagi, now or never!
kata Umar. Ini dinilai Umar sebagai komitmen pemerintah yang penting dalam
memuluskan proses IPO.
ASX Listing
Listing Antam di Bursa Australia atau Australian Securities Exchange
(ASX) merupakan salah satu upaya Antam untuk memperkenalkan
diri secara lebih luas di dunia internasional. Itu karena didasari fakta
bahwa saat itu tidak ada orang percaya pada perusahaan pertambangan
Indonesia. Dan kondisi ini mudah dipahami. Antam adalah perusahaan
pertambangan yang basic-resource-nya adalah cadangan. Itu artinya bila
tidak ada cadangan, tidak ada tambang. Cadangan tersimpan di perut
bumi, dan tak banyak yang tahu berapa besar cadangan itu. Kalau saya
katakan cadangan itu sebesar 1 juta ton apakah Anda percaya? tanya
Dohar Siregar, mantan Corporate Secretary Antam yang juga adalah Wakil
Ketua Tim IPO Antam saat itu. Oleh karena itu kita harus membuat orang
percaya apa yang kita katakan, tambah Dohar. Itulah sebabnya, langkah
listing di Australia menjadi sangat penting.
Pada saat Antam akan listing di Australia, keraguan banyak pihak menyeruak.
Mereka bertanya bagaimana cara Antam menghitung besaran cadangan itu
dan siapa pula yang menghitungnya? Itulah sebabnya, sebelum listing di
Australia, pada 30 Mei 1999 konsultan independen IMC McKay Schenelmann
menyelesaikan perhitungan cadangan Antam sebagai persyaratan umum
untuk sebuah perusahaan pertambangan yang akan mencatatkan sahamnya
di ASX. Dengan listing di Bursa Australia, kami harus mematuhi standarstandar perusahaan pertambangan internasional salah satunya tentang
jumlah cadangan kami. Karena kami berhasil memenuhi standar-standar ini,
mulai terbentuklah trust khalayak dunia terhadap Antam, jelas Dohar.
Ketika ditanya apakah secara finansial listing di Australia itu ada manfaatnya,
ia menyebutkan bahwa listing tersebut memiliki impact yang lebih mendunia,
sebagaimana terlihat bahwa dari 35% saham yang dilempar ke masyarakat,
27% di antaranya dimiliki oleh investor di Amerika, Inggris dan Australia.
Pada tanggal 9 Agustus 1999, Antam mencatatkan sahamnya di ASX,
sebagai foreign exempt entity yang hanya harus memenuhi peraturan-peraturan
tertentu pada ASX. Antam juga harus berusaha mengikuti prinsip-prinsip
keterbukaan yang berlaku pada bursa tersebut.
Pada Juli 2002 status Antam di ASX ditingkatkan menjadi ASX listing.
Dengan status ini, Antam harus mematuhi regulasi yang lebih ketat.
Antam menjadi salah satu dari tiga perusahaan Indonesia yang mencatatkan
90
sahamnya secara penuh pada bursa saham luar negeri yang mengharuskan
perseroan wajib mematuhi standar tata kelola perusahaan dan tingkat
transparansi bertaraf internasional.
Saham Antam di ASX pada saat pencatatan perdana diperdagangkan dengan
harga $0,40 (setara dengan Rp 1.850) dengan jumlah 1.230.768.999 saham
biasa (Saham Seri B). Sayang sekali, situasi politik nasional yang memburuk
saat itu menghalangi membaiknya harga saham Antam di ASX.
Di samping kebanggaan Antam sebagai salah satu BUMN, seiring dengan
masuknya Antam ke bursa saham, pandangan perseroan mulai lebih berorientasi ke pasar modal. Antam membedakan prinsip perusahaan yang
dijalankan oleh negara dan perusahaan yang dimiliki oleh negara. Meski 65%
saham Antam dipegang oleh pemerintah, pengelolaan perseroan didasarkan
pada kaidah bisnis. Tujuan Antam adalah menciptakan nilai bagi seluruh
pemegang saham dan tidak hanya mengikuti arahan dari pemerintah
semata. Strategi Antam untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham
ditempuh dengan cara menurunkan biaya mengiringi pertumbuhan usaha
untuk menjadi perusahaan yang sustainable.
Penerapan GCG
Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance - GCG)
dipercaya Antam sebagai sebuah sistem yang perlu diterapkan dan dianut
secara konsisten dan berkelanjutan untuk mencapai pertumbuhan yang
berkesinambungan. Sistem ini dijalankan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kewajaran dan kesetaraan.
Penandatanganan Komitmen Implementasi GCG oleh Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama
kali di Antam. Penandatanganan tersebut dilakukan secara simbolik oleh D. Aditya Sumanagara
(Direktur Utama 1997-2008) dan Firman M.U. Tamboen (Komisaris Utama 2002-2004).
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
91
Setelah
berubah menjadi
perusahaan
publik, maka
Antam menjadi
perusahaan yang
lebih transparan,
dan independen
yang sesuai
dengan
prinsip-prinsip
GCG.
92
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
93
94
pengembangan ini selain diperoleh dari hasil privatisasi, juga didapatkan dari
pembiayaan eksternal perusahaan karena PMP (Penyertaan Modal Pemerintah)
sudah tidak memungkinkan lagi.
Salah satu prinsip-prinsip GCG adalah transparansi dan keterbukaan. Prinsip
itulah yang merupakan prinsip sangat mendasar ketika suatu perusahaan
berubah statusnya menjadi perusahaan terbuka. Perusahaan terbuka
wajib menyampaikan laporan berkala dan informasi material lainnya kepada
Bapepam sebagai regulator pasar modal, dan publik. Selain itu, dalam rangka
penawaran umum, Antam juga wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran
yang disertai dokumen-dokumen yang meliputi aspek keterbukaan informasi,
akuntansi, dan hukum. Seluruh dokumen ini akan menjadi dokumen publik
yang bersifat terbuka dan transparan, sehingga siapapun dapat mengetahuinya. Secara tidak langsung, proses privatisasi telah menjadi salah satu faktor
pendorong eksternal yang memaksa perusahaan untuk melakukan langkah
awal penerapan prinsip-prinsip GCG.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
95
96
& Co. Limited telah menyelesaikan negosiasi teknis menyeluruh, turnkey kontrak EPC dan mengusahakan perolehan kredit ekspor untuk
merealisasikan proyek. Pabrik FeNi III direncanakan berkapasitas
13.000 ton nikel dalam feronikel per tahun sehingga kapasitas produksi
feronikel Antam keseluruhannya bisa mencapai 24.000 ton nikel dalam
feronikel per tahun. FeNi III dijadwalkan untuk mulai operasi pada tahun 2001
dengan menggunakan pasokan bijih nikel dari Pulau Halmahera.
Proses penunjukan pelaksana proyek pembangunan FeNi III termasuk rumit.
Sebagaimana disebutkan di atas, ada enam perusahaan yang bersaing
melamar FeNi III. Dua di antaranya adalah perusahaan raksasa, yakni Mitsui
Co. Ltd. asal Jepang dan Krupp Tyssen Nirosta Gmbh (KTN), dari Jerman.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
97
98
Pembangunan proyek FeNi III dimulai pada akhir tahun 2003. Peresmian
ground-breaking dilaksanakan pada awal Januari 2004. Pembangunan ini
dijadwalkan akan menelan waktu 28 bulan, termasuk 4 bulan commissioning.
Operasi komersial direncanakan pada kuartal pertama tahun 2006. Pabrik
FeNi III menggunakan umpan bahan baku bijih nikel dari tambang Antam
di Buli, Maluku Utara dan dari sumber di Pomalaa Timur yang dimiliki oleh
PT Inco. Seperti FeNi II, FeNi III juga menggunakan sistem electric furnace dan
sistem pendingin copper-cooling.
Berbeda dengan pendingin sistem side-wall cooling seperti yang digunakan pada FeNi I, dengan copper-cooling tidak diperlukan lagi
campuran batu kapur yang volumenya 6 sampai 7%. Selisih 6 sampai 7%
ini bisa dikompensasi dengan bijih sehingga produksi makin cepat, kata
Marthinus. Selain itu, sistem coppercooling lebih efektif menyerap panas karena
copper-nya masuk ke dalam, sedangkan side-wall cooling hanya mendinginkan
bagian luar saja. Dengan side-wall cooling, produksi hanya 5.000 sampai 5.500
ton per tahun, sedangkan dengan copper-cooling produksi bisa ditingkatkan
sampai 6.000 ton per tahun.
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
99
100
administrasinya rapi, dan soal safety menjadi nomor satu. Tidak demikian
dengan orang Kanada yang masih longgar di bidang disiplin dan safety.
Sebagai suatu proyek besar, proyek FeNi III juga tak luput dari gesekangesekan sosial. Gesekan itu biasanya berawal ketika para kontraktor minta
tambahan porsi tenaga kerja lokal. Bagi Marthinus ini bukan masalah, tapi
tidak bagi orang Jepang. Ini karena pekerjaan dikejar target dan pencapaian target itu hanya bisa didukung oleh tenaga-tenaga terampil yang jarang
bisa didapat dari tenaga lokal. Inilah yang biasa dijadikan alasan protes atau
berdemo yang biasanya ditunggangi oleh LSM setempat. Tapi kejadian seperti
itu biasanya bisa diselesaikan dengan bantuan tokoh adat atau pemerintah
setempat, dengan meminta mereka membantu melakukan rekrutmen tenaga
kerja.
Dengan beroperasinya pabrik FeNi III, Antam bisa meningkatkan kapasitas
produksi feronikel, hingga 24.000 ton feronikel per tahun, dan selangkah lagi
lebih maju.
^]
TONGGAK-TONGAK SEJARAH
101
102
Melenggang
di Jalan Berliku
103
^]
Untuk menjadi perusahaan yang dapat
memaknai karunia alam dengan baik
dan tetap tangguh melintas masa,
Antam harus melangkah melalui berbagai
tantangan, baik di sisi sosial dan politik, harga
komoditas, nilai tukar, harga BBM, maupun kondisi
alam. Bagaimana Antam bisa melenggang di jalan
berliku ini? Bagaimana pula Antam membangun
budaya perusahaan dan mencapai
kesejahteraan?
^]
104
105
Setidaknya
ada empat
tantangan risiko
usaha Antam,
yakni faktor
operasiproduksi, harga
komoditas, nilai
tukar uang
dan BBM.
106
107
108
komoditas yang rendah acap kali menyergap Antam justru pada masa-masa
perkembangan, dan harga rendah ini bisa bertengger dalam kurun waktu yang
cukup lama yang pada gilirannya mengacaukan kondisi kas perusahaan.
Mulai tahun 1981 sampai 1986, Antam rugi melulu, karena harga nikel
jeblok sementara beberapa proyek eksplorasi belum menunjukkan hasil,
kata Sustiyah Sumardi (Almarhumah), mantan Inspektur Perusahaan
atau yang saat ini lebih dikenal sebagai Internal Auditor. Sustiyah yang
masuk Antam pertama kali tahun 1961 itu menuturkan kelesuan usaha
ditanggulangi dengan cara menghapuskan proyek-proyek yang tidak
menghasilkan uang, seperti proyek-proyek eksplorasi, yang bisa menghemat
Rp8 miliar. Kelesuan usaha itu memaksa Antam harus prihatin. Jumlah
karyawan bahkan harus dikurangi.
Kalau tiba saatnya gajian harus menunggu uang pembayaran setelah
pengapalan barang berangkat. Momen-momen gajian ini merupakan
saat-saat yang menegangkan bagi karyawan Antam. Kalau kami lihat
ada mobil L-300 parkir di depan kantor, berarti kita pasti gajian hari
itu, kata Dohar Siregar. Apa hubungan antara mobil L-300 dan gajian?
Mobil itu adalah mobil polisi yang mengawal uang gaji karyawan Antam,
ujar Dohar.
Sustiyah punya kenangan tersendiri soal sulitnya keuangan Antam waktu
itu. Sebagai pembantu Direktur Utama di bidang keuangan, sering saya
diminta tidak keluar ruangan karena di luar banyak orang menunggu untuk
menagih pembayaran, ujar Sustiyah. Namun, meski usaha lesu, kami tidak
pernah terlambat membayar gaji karyawan, dan selain itu, karyawan Antam
bisa memahami situasi ini, tambah Sustiyah, yang juga mengatakan bahwa
pendapatan dari bauksit dan emas, walau kecil, ternyata juga bisa membuat
Antam bertahan.
109
110
111
Selain tenaga air dan gas, akan dipertimbangkan juga penggunaan bahan
bakar batubara. Saat ini sedang dicari model-model konsumsi batubara
untuk energi power plant.
PLTD III Antam saat ini memiliki teknologi dual firing, yang
memungkinkan penggunaan bahan bakar minyak ataupun gas.
112
113
114
Tantangan Sosial
Tantangan sosial terbesar adalah potensi gesekan sosial antara Antam
dengan masyarakat sekitar atau dengan karyawan yang dipicu oleh faktorfaktor komunikasi dan perbedaaan cara pandang (frame of reference). Sejumlah
insiden pernah terjadi, misalnya serangan para gurandil (pelaku PETI
Penambangan Emas Tanpa Ijin) ke perkantoran administrasi Unit Bisnis
Pertambangan Emas Pongkor pada Desember 1998, tuntutan kenaikan
kompensasi penutupan tambang oleh karyawan di Pulau Gebe atau tuntutan
115
Kecelakaan Kerja
Pekerjaan pertambangan yang keras dan berisiko mengancam keselamatan
jiwa menjadi tantangan tersendiri bagi Insan-insan Antam. Satu kisah
menarik dituturkan oleh TNP Sihombing. Daging dari tangan sampai pinggang
saya nyaris habis, Sihombing mengenang satu kecelakaan kerja yang
menimpanya. Cerita itu dimulai di suatu siang di tempat proses loading
116
bijih nikel ke tongkang di Pomalaa. Di lokasi loading bijih nikel, ada belt
conveyor sepanjang 800 meter. Sihombing, yang baru saja memberikan
khotbah pada suatu kebaktian gereja, pulang ke rumah untuk makan dan
kemudian menuju lokasi loading.
Ketika tiba di lokasi loading ia tak melihat adanya aktivitas, dan semua
pekerja terdiam memandangi conveyor-belt yang ternyata slip setelah
kena air hujan. Sihombing lalu memeriksa semacam besi yang memutar
conveyor-belt. Tiba-tiba tangannya tertarik belt yang tengah bergerak. Daging
dari tangan sampai pinggang nyaris habis tergerus. Beruntung ia sempat
memberikan perintah agar petugas mematikan listrik. Selanjutnya, agar dia
bisa terlepas dari jepitan belt, maka ada bagian belt yang harus dipotong.
Seorang karyawan kemudian berinisiatif memotong bagian atas belt.
Sihombing tahu, bila bagian atas yang dipotong, ia akan makin tertarik dan
bisa mati. Potong yang bawah, teriak Sihombing di tengah kesakitan dan
darah yang mengucur dari tangan hingga pinggang. Selebihnya ia tak ingat
apa-apa. Ia baru sadar saat di rumah sakit. Semula Direksi hendak mengirim
Sihombing berobat ke Jepang, namun Sihombing berpikir Rumah Sakit di
Makassar cukup bagus. Dan Sihombing pun terbebas dari maut.
Soal naas ini memang menjadi momok bagi sementara orang. Itulah sebabnya
ada yang percaya malapetaka harus ditolak dengan melarung kepala sapi
ke laut. Saya sih tidak percaya yang seperti itu. Tapi supaya karyawan
tenang dan tidak was-was, ketika saya pulih dan kembali dari rumah sakit,
saya belikan mereka sapi untuk dilarung, kata Sihombing.
Ir. Dolok Robert Silaban, M.M., Project Manager Tayan dan President
Director PT Indonesia Chemical Alumina punya kisah menarik. Pada tahun
1994, di Pongkor, Dolok mendapat tugas dari Dohar Siregar, Kepala Proyek
Pembangunan Tambang Emas Pongkor untuk mengelola back-filling, yaitu
117
Ganasnya alam
toh punya sisi
unik lain,
setidaknya
seperti cerita
unik seorang
miner Filipina
yang dibawa
makhluk halus
di Pongkor.
Ganasnya Alam
Alam yang ganas menjadi kawan sekaligus lawan
bagi para pekerja tambang. Lokasi tambang
nikel Pulau Gebe yang berada di tengah laut itu,
misalnya, kerap kali membuat miris mereka yang
harus mengarungi lautan luas untuk datang dan
pergi ke Gebe. Ir. Hilmi Chatib, yang saat itu adalah
Kepala Proyek Pertambangan Gebe suatu saat harus
pergi ke Jakarta, melalui Sorong dengan kapal laut.
Di tengah laut, di malam kelam, karena kerusakan
alat navigasi, kapal menabrak karang dan kapal
terkatung-katung di lautan luas dua hari lamanya.
Saya panik. Baru dua hari ada helikopter yang
datang. Kami bersepuluh naik ke sekoci ke sebuah
pulau terdekat dan dijemput helikopter di pulau itu,
kata Hilmi, Direktur Keuangan Antam (19891994).
Terbang di kawasan Teluk Bone juga menjadi suatu
kisah tersendiri. Waktu itu, pada suatu malam
tahun baru, TNP Sihombing naik pesawat bersama
tujuh orang lainnya dari Kendari ke Makassar.
Sebelumnya, sudah ada larangan terbang dari pihak
berwenang di Makassar karena cuaca buruk.
Namun entah kenapa pesawat akhirnya berangkat
juga. Dalam penerbangan yang hanya makan
waktu 45 menit itu Sihombing tertidur pulas.
Tiba-tiba pesawat oleng dan terguncang keras.
Di luar, jendela pesawat basah kena air. Ketika
Sihombing
membuka
mata
orang-orang
di
sekelilingnya pucat pasi sementara terdengar
118
pilot berteriak agar penumpang cepat keluar karena pesawat bisa terbakar
setiap saat. Cuma hujan, kenapa mesti ribut harus keluar dari pesawat,
kata Sihombing pada penumpang di sebelahnya. Maaf, Pak, ini bukan hujan.
Kita ini ada di tengah sawah. Pesawat baru saja mendarat darurat, kata
penumpang di sebelah.
Ganasnya alam juga hampir merenggut nyawa Ir. Arifianto Sobana
Tiammar, Chief Project Manager Smelter Grade Alumina and Iron. Suatu
sore, selepas maghrib, Arifianto dengan seorang staf turun dari Pongkor
untuk suatu keperluan ke Bogor. Saat itu hujan turun. Di kawasan
yang disebut Cadas Leueur, tiba-tiba mobil mogok dan tidak mau direstart. Tiga kali Arifianto mencoba menghidupkan mesin mobil, tapi
tetap mobil tidak mau jalan. Ini membuat Arifianto heran karena
mobil tidak pernah rewel sebelumnya.
Di tengah tanda tanya soal kerusakan mobil itulah tiba-tiba dinding tebing
cadas yang agak jauh di depan mobil runtuh, melontarkan ribuan batuan
ke jalan. Runtuhan bebatuan itu mengubur habis jalan. Kalau saja mobil
tidak mogok, pasti saya sudah terkubur di situ, kenang Arifianto. Arifianto
menyebutkan ini sebagai keajaiban yang diberikan Tuhan. Buktinya setelah
runtuhan selesai, mesin mobil bisa saya hidupkan kembali dan saya balik
ke Pongkor, kata Arifianto, yang lahir di hari dan tanggal yang persis sama
dengan saat kelahiran Antam, 5 Juli 1968.
Tapi toh ganasnya alam punya sisi unik lain, setidaknya seperti cerita
unik dari Pongkor yang dikisahkan oleh Dohar Siregar. Di pertambangan,
bekerja seorang miner asal Filipina bernama Orlando. Orlando yang sudah berpengalaman di perusahaan tambang lain, sengaja dipekerjakan di Pongkor
untuk menjadi contoh bagi pekerja lain.
Suatu malam Orlando menghilang. Ditunggu sampai pagi tidak kembali,
sampai malam lagi dan sampai pagi lagi Orlando tetap tak menampakkan
119
Pengorbanan Terbesar
Dengan semua keganasan alam dan risiko kerja, sejumlah Insan Antam
terpaksa harus pergi untuk selamanya. Selama 40 tahun, sejumlah kejadian
yang berkaitan dengan pekerjaan telah merenggut jiwa Insan Antam. Pada
tahun 1997, misalnya, dua pekerja kontraktor tewas tertimbun ketika sedang
bekerja di Pongkor, sementara seorang karyawan penambangan pasir besi di
Cilacap tewas tenggelam. Tahun 2000, tiga karyawan kontraktor meninggal
setelah menghirup gas beracun di Kijang.
Di tahun 2002, dua karyawan kontraktor di Gebe tewas tertimbun
longsoran jenjang pada saat mereka menyiapkan lokasi produksi. Di tahun
120
121
Corporate
culture Antam
berdiri pada
sejumlah pilar
yang terangkum
dalam nilai-nilai
perusahaan yang
dikenal sebagai
PIONIR
(Pengembangan
Diri, Harmoni,
Integritas, dan
Reputasi).
122
berbagai upaya. Saya ingat dimasa Pak Hadianto. Harga nikel cuma US$1,8
dolar per lb, sementara tidak ada pihak yang betul-betul memperhatikan
Antam yang sedang mengalami kesulitan mencari dukungan keuangan. Tapi
Pak Hadianto berhasil survive dengan berbagai kiatnya, antara lain dengan
sistem ijon. Itu corporate culture yang harus dipertahankan, ujar Harsojo.
Pelestarian corporate culture itu sebetulnya tidak sulit. Harsojo mencontohkan,
pelaksanaan corporate culture sebagai sarana untuk melakukan pendekatan
kepada karyawan. Sebelum masuk kantor, atasan mendatangi karyawan,
menyalami mereka, menanyakan kabarnya, sehingga para karyawan merasa
diperhatikan.
Anton J Bruinier (almarhum) juga menjadi salah satu ikon corporate culture
Antam karena sifatnya yang optimistis. Setiap ada masalah, Anton akan melihat
masalah itu sebagai sebuah tantangan yang bisa diatasi. Beliau itu orang yang
sangat optimistis, kata Subagyo. Menurut Subagyo, Anton selalu menggunakan
kata dai-jo-bu. Itu adalah sepenggal kata dalam bahasa Jepang yang artinya
kurang lebih adalah oke!.
Waktu air menggenangi daerah pertambangan dan membahayakan peralatan
pertambangan, beliau bilang dai-jo-bu, yang artinya beliau bisa mengatasi, tutur Subagyo. Dan kalau ada yang bertanya cara mengatasi masalah
itu, Anton akan menjelaskan strateginya, misalnya dengan menimbun
pasir, dan sebagainya. Dan nyatanya, Anton memang bisa mengatasi masalah
itu. Dalam sebuah meeting dengan orang-orang Jepang, pernah kami
menemukan jalan buntu. Lalu pihak Jepang bertanya bagaimana selanjutnya,
dan Pak Anton menjawab dai-jo-bu, dan semua ikut saja karena optimisme
Pak Anton selalu terbukti, kata Subagyo.
Anton juga dinilai sebagai pimpinan yang bisa mencontohkan nilai
tanggung-jawab, seperti yang diperlihatkan pada satu kejadian di Pongkor.
Suatu hari Anton datang pagi-pagi ke Pongkor dan langsung menuju
tailing dam. Ia kuatir soal dam yang berelevasi tinggi, yang bila jebol, bisa
menghabiskan kampung-kampung di bawahnya. Hampir tiap akhir minggu,
bukannya berlibur di rumah, Pak Anton datang ke Pongkor untuk memeriksa
dam. Saya tahu dia itu was-was, kalau dam tidak dibangun dengan benar,
hancurlah segala-galanya; hancur nama dia, hancur nama Antam, kata
Dohar Siregar, Kepala Proyek Emas Pongkor waktu itu.
Selain bertanggungjawab, Anton juga mengajari anak buahnya berhemat.
Masih cerita Dohar, pernah ketika suatu pagi ia duduk di dekat dam,
Dohar membawakan empat potong roti aneka rasa untuk sarapan. Menerima
roti itu, Anton berkomentar, Banyak sekali rotinya, tiga saja cukup. Lagian,
kenapa mesti diantar naik ke sini? Dohar menirukan. Itulah yang Dohar sebut
sebagai satu value, nilai yang secara tak langsung menyiratkan cara hidup
berhemat dan sederhana dari seorang founder Antam yang harus diteladani.
Jadi, bila ditarik benang merah, maka pembentukan corporate culture
Antam berdiri pada sejumlah pilar berikut: hemat, kebersamaan,
kesungguhan kerja, tanggungjawab, transfer pengetahuan baik dari pihak
123
luar maupun antar karyawan, pantang menyerah, kerja keras, yang pada
akhirnya menjadikan Antam tangguh dan cemerlang dalam memaknai karunia
alam. Pilar-pilar tersebut terangkum dalam nilai-nilai perusahaan yang dikenal
sebagai PIONIR (Pengembangan Diri, Harmoni, Integritas, dan Reputasi).
Menikmati Kesejahteraan
Sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan terjangan badai, betapapun
beratnya, Antam tetap survive. Tantangan ini telah memberikan pengalaman
dan pelajaran berharga bagi Antam. Ketahanan Antam telah pula dibuktikan
dengan kemampuan Antam untuk memberikan penghargaan, baik kepada
124
^]
125
126
Antam Kini
ANTAM KINI
127
^]
^]
128
ANTAM KINI
129
130
Mengelola Antam
Antam memiliki lima unit usaha dan satu kantor pusat di Jakarta, sebelas
perusahaan patungan (joint ventures), delapan proyek pengembangan, satu
anak perusahaan dengan kepemilikan penuh, satu anak perusahaan dengan
kepemilikan 80% dan satu anak perusahaan dengan kepemilikan 60%.
Produk-produk Antam adalah feronikel, bijih nikel kadar tinggi (saprolit),
bijih nikel kadar rendah (limonit), emas, perak, bauksit dan pasir besi.
Jasa-jasa yang disediakan Antam adalah jasa pemurnian logam mulia dan
jasa eksplorasi geologi. Produk dan jasa tersebut diproduksi dan disediakan
melalui unit-unit bisnis Antam yang berfungsi sebagai profit centers.
ANTAM KINI
131
132
Unit Geomin
Fokus utama Unit Eksplorasi Geomin adalah menemukan cadangan emas
baru dan melaksanakan penilaian yang lebih akurat atas cadangan nikel
ANTAM KINI
133
dan bauksit. Unit Geomin merupakan ujung tombak Antam dalam mencari
cadangan dan sumber daya baru yang dibutuhkan Antam. Salah satu
pencapaian terbesar Unit Geomin adalah penemuan cadangan emas di Gunung
Pongkor, yang merupakan hasil kerja dari putra-putri bangsa Indonesia.
Anak Perusahaan
Saat ini Antam memiliki tiga anak perusahaan, yaitu PT Antam Resourcindo
(ARI), PT Mega Citra Utama (MCU) dan PT Borneo Edo International
(BEI). ARI yang mulai beroperasi 16 Juli 1997, sebelumnya adalah anak
perusahaan dari International Antam Resources Limited (ARL), anak
perusahaan Antam di Kanada. ARL sebelumnya bernama ERI Ventures
Inc., sebuah perusahaan eksplorasi yang tercatat pada Vancouver Stock
Exchange di Kanada, yang diakuisisi Antam pada 1 Juli 1997 dengan
menukarnya dengan 11 KP eksplorasi Antam. Pada tahun 2003,
perusahaan menjual 82% kepemilikannya di ARL dan memperoleh 99.98%
kepemilikan ARI. ARI bergerak di bidang jasa eksplorasi, kontraktor
pertambangan dan jasa konsultasi termasuk kegiatan pemasaran dan penjualan produk-produk tambang. PT Antam Resourcindo mengoperasikan
usaha pasir besi di Kutoarjo, Jawa Tengah dan tambang emas yang telah
hampir berakhir masa operasinya di Cikotok, Jawa Barat.
Pada bulan Januari 2008, Antam meningkatkan kepemilikan di MCU,
suatu perusahaan yang memiliki KP eksploitasi Bauksit di Kalimantan
Barat, dari 40% menjadi 80%. Saat ini MCU sedang melakukan
pengembangan dan study untuk mengolah cadangan bauksit yang dimiliki.
Rencananya, bijih bauksit hasil produksi MCU akan diolah di pabrik
Smelter Grade Alumina (SGA) di Munggu Pasir, Kalimantan Barat, proyek
kerjasama antara Antam (49%) dan UC Russal dari Rusia (51%).
Sementara itu, pada bulan September 2007, Antam membeli 60% kepemilikan
PT Borneo Edo International, sebuah perusahaan yang memiliki Kuasa
Pertambangan (KP) eksplorasi bauksit di Kalimantan Barat.
Selain unit-unit usaha, perusahaan patungan dan anak perusahaan,
Antam juga merencakan sejumlah proyek pengembangan yang akan
menopang keberlangsungan usaha Antam di masa depan. Rincian proyekproyek pengembangan Antam di masa depan bisa disimak pada bab
berikutnya.
134
PT Gag Nikel
PT Gag Nikel merupakan perusahaan patungan antara Antam dan BHP Asia
Pacific Nickel Pty Ltd, anak perusahaan BHP Billiton, yang berlokasi di Pulau
Gag, Kabupaten Sorong, Propinsi Irian Jaya. Antam memiliki 25% saham
sementara BHP Asia Pacific Nickel Pty Ltd. mengantongi 75%. Kontrak Karya
ini meliputi areal Kuasa Pertambangan seluas 13.136 hektar, dan saat ini
sedang pada tahap pre-feasibility study.
Gag adalah pulau terpencil terletak 150 kilometer sebelah barat kota
Sorong, Papua. Pada tahun 1969, sebuah perusahaan patungan Belanda,
Amerika Serikat dan Indonesia dengan nama Pacific Nickel Indonesia mulai
melakukan eksplorasi. Tapi empat tahun kemudian mereka menghentikan
eksplorasi karena kehabisan dana. Menurut Brookehunt. Inc., sebuah lembaga
analis logam terkemuka, nikel di Gag merupakan deposit nikel belum terolah
terbesar ketiga di dunia, menyusul tambang Voisey Bay di Kanada dan Goro di
Kaledonia Baru. Berdasarkan hasil pengeboran ratusan sumur, diperkirakan
Gag menyimpan 175 juta wmt bijih nikel dengan kandungan Ni rata-rata 1,5%.
Sumber lain menyebutkan sumberdaya bijih nikel Pulau Gag sekitar 240 juta
wmt dengan kadar nikel 1,35%. Ini termasuk cadangan terbesar di dunia yang
didapatkan dalam satu areal penyebaran.
ANTAM KINI
135
Malaysia
14
I N D O N
1
11
7
5
1
2
8
E
15
10
4
5
KANTOR PUSAT
136
Proyek Antam
Lokasi
1 Tambang Bauksit
Kijang
Antam 49%
Cikotok
Antam 49%
3 Tambang Emas
Cikidang
Antam 50%
Kutoarjo
Antam 60%
Lumajang
Antam 60%
Jakarta
Antam 80%
Pongkor
7 SGA Mempawah
Antam 55%
Pomalaa
Antam 34%
9 Tambang Nikel
E S I A
Antam 17,5%
10 PT Cibaliung Sumberdaya
Antam 10,25%
11 PT Sorikmas Mining
Antam 25%
12 PT Gag Nikel
Antam 10%
Antam 10%
Antam 20%
15 PT Galuh Cempaka*
Antam 20%
*sudah beroperasi
5
9
9
3
13
4
12
B
A
Prospek
Lokasi
Nikel
Nikel
Morowali
Nikel
Buli, Gee
Emas
Emas
Seblat
Emas
Papandayan
ANTAM KINI
137
PT Galuh Cempaka
PT Galuh Cempaka (Galuh Cempaka) mengoperasikan tambang intan
aluvial Cempaka di Kalimantan Selatan. Antam memiliki 20%, free carried,
dengan opsi peningkatan kepemilikan sebesar 10%. 80% kepemilikan Galuh
Cempaka ada pada Gem Diamonds Limited, yang sebelumnya mengakuisisi
BDI Mining Corp yang memiliki saham mayoritas Galuh Cempaka pada Juli
2007. Gem Diamonds Limited sendiri adalah sebuah perusahaan intan yang
tercatat di London Stock Exchange.
Pada tahun 2007 Galuh Cempaka memproduksi sekitar 23.034 karat
intan dan 16,8 kg konsentrat emas dan platinum. Galuh Cempaka menjual
sekitar 10.410 karat intan senilai US$2,27 juta pada tahun 2007. Pada bulan
Januari 2008, Galuh Cempaka menjual sekitar 15,000 karat intan dengan
mekanisme tender senilai US$4,96 juta. Sejauh ini Antam tidak
mengeksekusi opsi yang tersedia dan melanjutkan kajian pada produksi
dan pengembangan Galuh Cempaka.
PT Cibaliung Sumberdaya
Sebesar 10,25% saham PT Cibaliung Sumberdaya (CSD) dimiliki oleh
Antam dan 89,75% lainnya oleh Austindo Resources Corporation NL, sebuah
perusahaan publik yang tercatat di ASX. Saat ini CSD sedang menangani
pekerjaan pengembangan ke bawah tanah dan melakukan mobilisasi
penuh atas pekerjaan refurbishment dan dalam proses pemindahan pabrik
pengolahan emas menuju lokasi tambang, sehingga diharapkan perusahaan
dapat segera berproduksi.
138
timbal, seng dan logam non-ferrous pada deposit Anjing Hitam. Pekerjaan
diperkirakan akan menelan waktu 18 sampai 21 bulan menyusul tanggal
diperolehnya persetujuan kehutanan.
PT Sorikmas Mining
Prospek emas juga didapatkan di Kotanopan dan Pagar Gunung, Sumatra
Utara yang meliputi areal seluas 201.600 hektar, melalui satu Kontrak
Karya yang dipegang oleh PT Sorikmas Mining. Perusahaan ini merupakan
perusahaan patungan antara Antam (25% kepemilikan saham), dan Aberfoyle
Pungkut Investment (75% kepemilikan saham).
Produk utama Antam saat ini: emas, bauksit dan feronikel (dari kiri ke kanan).
ANTAM KINI
139
Harga Saham
4475.00
Volume 8.229b
Volume Saham
4000
Harga Saham
8.229b
3000
5b
2000
1000
0
Dec 31
1998
Dec 31
1999
Dec 21
2000
Dec 31
2001
Dec 31
2002
Dec 31
2003
Dec 31
2004
Grafik volume perdagangan dan harga saham Antam selama sepuluh tahun
terakhir yang menunjukkan tren peningkatan.
140
Dec 30
2005
Dec 29
2007
Dec 31
2007
pemegang saham, naik menjadi 180% atau Rp2.920,12. Pada tahun yang
sama Antam membagikan 40% dari laba bersihnya sebagai dividen, senilai
Rp2,053 triliun atau setara dengan Rp215,23 per saham, sebuah peningkatan yang cemerlang bila dibandingkan dengan nilai dividen per saham tahun
2006 yang hanya Rp65,116.
Sejak melakukan IPO di tahun 1997, harga saham Antam cenderung
mengalami peningkatan. Peningkatan harga yang signifikan terjadi di
sepanjang tahun 2007. Sejak awal tahun 2007, harga saham Antam terus
naik hingga mencatat rekor Rp25.250 per saham. Melihat harga saham yang
sudah sangat tinggi, Direksi kemudian memutuskan untuk melakukan stock
split (pemecahan saham) dengan rasio satu saham lama bernilai nominal
Rp500 ditukar dengan lima saham baru dengan nilai nominal Rp100. Hal
ini maksudkan untuk meningkatkan likuiditas saham Antam, memperluas
penyebaran kepemilikan dan distribusi saham Antam serta memberi
kesempatan bagi pemodal kecil dan ritel untuk memiliki saham Antam, yang
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kapitalisasi pasar.
Setelah stock split, harga saham Antam tetap stabil, dengan harga saham
Antam di akhir tahun 2007 sebesar Rp4.475. Selama tiga tahun terakhir,
harga saham Antam mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
kinerja BEI, indeks-indeks utama internasional maupun indeks-indeks utama
sektor pertambangan.
Menanggapi kinerja saham Antam yang cemerlang tersebut, Corporate
Secretary Antam, Bimo Budi Satriyo, merasa hal tersebut merupakan buah dari
hasil kerja keras seluruh Insan Antam dalam mempertahankan bahkan terus
meningkatkan kinerja perusahaan. Bila kinerja perusahaan baik, reputasi
perusahaan akan ikut baik, jadi lebih mudah bagi kami untuk mendapatkan
kepercayaan dari para investor, Bimo menjelaskan.
Tanggungjawab Sosial
Sebagai sebuah perusahaan yang hidup dan bertumbuh di tengahtengah masyarakat, Antam tak lepas dari kewajiban-kewajiban sosial dan
pelestarian lingkungan alam. Sejak awal Antam berdiri, kewajiban
untuk ikut berperan serta dalam pembangunan masyarakat sekitar dan
pembangunan lingkungan telah menjadi fokus perhatian perusahaan.
Memang tak selalu tersedia catatan tentang seluruh kontribusi Antam selama
40 tahun itu. Tapi setidaknya, catatan-catatan beberapa tahun terakhir akan
bisa menunjukkan bahwa Antam memiliki komitmen yang tinggi terhadap
pertumbuhan sosial masyarakat, khususnya yang berada di sekitar wilayah
operasi Antam, dan pelestarian lingkungan hidup. Inilah yang menjadi jaminan
agar Antam tetap menjadi perusahaan yang mampu menjaga harmoni dengan
lingkungan sosial dan lingkungan alamnya.
ANTAM KINI
141
Pemberdayaan Sosial
Antam memiliki komitmen untuk berpartisipasi
dalam pemberdayaan sosial bagi masyarakat sekitar
wilayah operasi Antam, dengan mendayagunakan
semua potensi yang ada di lingkungannya.
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Antam yang bersifat lokal berarti bahwa program
pemberdayaan sosial diselaraskan dengan program
Pemerintah Daerah setempat dan/atau instansi
terkait, serta tetap memperhatikan sosial budaya
masyarakat dan kemampuan unit bisnis.
Program CSR
Antam di bidang
sosial tertuang
dalam Program
Community
Development,
Program
Kemitraan dan
Program Bina
Lingkungan
diterapkan di
seluruh wilayah
operasi Antam.
142
ANTAM KINI
143
Program Kemitraan
Selain biaya pengembangan masyarakat, perusahaan juga menyalurkan
dana bantuan pinjaman modal melalui Program Kemitraan. Program ini
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar tumbuh dan
mandiri melalui pemanfaatan dana dari sebagian laba bersih perusahaan.
Program Kemitraan yang diberikan berupa program pinjaman dana
bergulir bagi usaha kecil dengan jasa administrasi ringan yang wajib
dikembalikan dengan cara mengangsur. Program ini disambut baik oleh
pengusaha kerajinan, pengusaha toko dan sebagainya. Di Pomalaa,
misalnya, sejak 2005 diluncurkan Program Kemitraan Rumput laut, kini tak
kurang dari 25 kelompok budidaya tumbuh subur di Pomalaa. Masing-masing
kelompok bisa menghasilkan 517 ton per panen sekali setiap 45 hari. Hasil
produksi diekspor ke Jepang, China dan Amerika. Sejak tahun 1992, melalui
program PKBL, Antam telah membina 2.312 mitra.
Di UBP Emas Pongkor berkembang pemupukan seni ukir batu gading
(cadas) yang juga digerakkan berdasarkan Program Kemitraan dengan Antam.
Para pemuda seniman ukir cadas pernah mengikuti pameran untuk pertama
kalinya bersama Antam tahun 2005 dan menyabet Juara II kerajinan terbaik.
Pada tahun 2006, pada pameran INACRAFT, salah satu karya mereka dibeli
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Salah satu kelompok mitra binaan Antam di Pomalaa, sedang memanen rumput laut.
144
Antam menganut falsafah bahwa penggunaan lahan dalam rangka mengusahakan kekayaan mineral secara ekonomis bersifat sementara, dan akan
semaksimal mungkin mengembalikan fungsi asli lahan setelah penambangan selesai. Komitmen ini dijabarkan antara lain dalam penggunaan sistem,
metode, peralatan, dan bahan yang memiliki dampak negatif sekecil-kecilnya
bagi lingkungan, penggunaan sumber daya alam secara optimal dalam
rangka konservasi dan minimalisasi limbah, pelaksanaan dan pemenuhan
ketentuan-ketentuan dokumen lingkungan dalam setiap kegiatan operasi,
kepemilikan prosedur tanggap darurat bagi kegiatan yang berpotensi
menimbulkan
kecelakaan
lingkungan,
serta
kepemilikan
rencana
penutupan tambang (mine closure) dan pasca tambang pada setiap
kegiatan penambangan. Sejak tahun 2000, UBP Nikel Pomalaa telah mendapat
sertifikasi ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), sementara UBP Emas
Pongkor memperolehnya pada tahun 2002.
Komitmen Antam terhadap lingkungan terus meningkat seperti tercermin
dalam struktur baru perusahaan dengan adanya satuan kerja Environment
and Post Mining yang dikepalai oleh seorang Senior Manager sejak
Oktober 2007, yang sebelumnya hanya setingkat Assisstant Senior Manager
serta penambahan jumlah karyawan untuk menangani masalah lingkungan
serta penutupan dan pasca tambang. Selain itu Antam juga memiliki Komite
Lingkungan dan Pasca Tambang sebagai salah satu dari lima komite di tingkat
Dewan Komisaris.
Antam pun secara konsisten terus melaksanakan kewajibannya untuk
merehabilitasi lahan yang terganggu karena kegiatan penambangan. Program
rehabilitasi lahan terganggu pada tahun 2007 berhasil merehabilitasi 228,05
hektar dari 231,8 hektar target lahan yang akan direhabilitasi. Sampai akhir
ANTAM KINI
145
tahun 2007, total pembukaan lahan adalah 4997,7 hektar dan total luas
lahan yang telah direhabilitasi adalah 3.875,9 hektar. Rehabilitasi lahan
terganggu di tambang nikel Gebe yang telah ditutup pada akhir tahun 2004
juga berlanjut dengan rehabilitasi 540,2 hektar dari total lahan seluas
647 hektar yang akan direhabilitasi. Sementara untuk lahan terganggu di
tambang pasir besi Cilacap yang juga telah ditutup, Antam telah merehabilitasi 622,6 hektar dengan target lahan rehabilitasi seluas 630,3
hektar.
Sebagai salah satu tolok ukur kinerja perusahaan di bidang lingkungan, sejak
tahun 2005, kedua unit bisnis utama Antam mengikuti Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang diselenggarakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Penilaian PROPER didasarkan pada
implementasi pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun, sistem manajemen lingkungan, manajemen
penggunaan sumber daya serta hubungan dengan masyarakat sekitar.
Dalam pemeringkatan PROPER, warna emas merupakan peringkat terbaik,
diikuti warna hijau, biru, merah dan hitam. Pada tahun 2008, UBP Emas
Pongkor menerima peringkat Hijau, sementara UBP Nikel Pomalaa mendapatkan peringkat Biru minus. Hal ini merupakan peningkatan, khususnya
bagi UBP Emas Pongkor, dibandingkan penilaian PROPER di tahun 2005
yang memberikan peringkat Biru kepada UBP Nikel Pomalaa dan UBP Emas
Pongkor.
Pasca Tambang
Karakteristik industri tambang yang mengolah sumber daya tidak
terbarukan menjadikan aspek pasca tambang sebagai kewajiban tambahan
di luar pengembangan masyarakat maupun pengelolaan lingkungan. Antam
berpendapat bahwa kegiatan perekonomian masyarakat sekitar tetap harus
berjalan meskipun kegiatan pertambangan sudah berakhir. Dalam setiap
rencana kegiatan penambangan Antam selalu memiliki rencana pengelolaan
lingkungan, penutupan tambang dan pasca tambang yang akan
dikaji oleh Komite Lingkungan dan Pasca Tambang yang merupakan Komite
di tingkat Komisaris. Bagi Antam, rencana pengelolaan lingkungan dan
pasca tambang merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada setiap
kegiatan pertambangan.
Program pasca tambang dijalankan di tambang nikel Gebe, tambang emas
Cikotok dan tambang pasir besi Cilacap. Di Gebe, Antam telah memperoleh
persetujuan rencana penutupan tambang oleh pemerintah setempat.
Menindaklanjuti nota kesepahaman dengan Departemen Kelautan dan
Perikanan di tahun 2002, dengan melibatkan masyarakat Gebe dan pihak
ketiga, Antam telah memulai pengembangan industri perikanan dengan
melakukan pemasangan rumpon dan menambah jumlah kapal penangkap ikan.
Sementara itu di tambang pasir besi Cilacap, Antam tengah mengkaji aset
yang dapat dipergunakan oleh pemerintah setempat. Di Cikotok, Antam
tengah menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga untuk memanfaatkan dan
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) yang ada.
146
ANTAM KINI
147
148
Serikat Pekerja
Keselarasan dalam tubuh Antam juga dipelihara melalui hubungan
yang baik antara perusahaan dengan karyawan melalui wadah Serikat
Pekerja. Antam memiliki serikat pekerja yang bernama Persatuan Pegawai
Aneka Tambang (Perpantam), yang didirikan pada 2 Mei 1999, menyusul
keputusan Antam untuk keluar dari keanggotaan KORPRI (Korps Pegawai
Repubik Indonesia). Perpantam memiliki kepengurusan di tingkat pusat dan
tingkat unit operasi. Dari seluruh Unit Bisnis dan wilayah operasi, hanya
Perpantam Unit Pomalaa, Unit Pongkor, Unit Kantor Pusat, Unit Logam Mulia,
dan Unit Geomin yang masih aktif. Perpantam di beberapa daerah operasi
sudah tidak aktif atau bergabung dengan Perpantam di unit lain karena
kegiatannya berhenti, misalnya Perpantam di Pulau Gebe, Cilacap dan
Cikotok.
Serikat Pekerja adalah mitra pengusaha yang didirikan untuk membangun lingkungan usaha yang kondusif dalam menjalankan hak-hak dan
kewajiban antara karyawan dan pengusaha sebagaimana diatur dalam
regulasi, kata Guntur Tjora, Ketua Umum Serikat Kerja Perpantam.
Lingkungan kondusif sebagaimana yang diutarakan Guntur berangkat dari
ANTAM KINI
149
Jarang ada
yang mau duduk
sebagai
pengurus Serikat
Pekerja, karena
mereka enggan
kesibukan
kerjanya
terganggu.
150
perusahaan percaya permintaan ini rasional, kata Guntur lagi. Antam bahkan
pernah menaikkan upah sampai 42%, kata Guntur.
Berbicara soal pengurus serikat pekerja, Guntur Tjora mengatakan jarang ada
yang mau duduk sebagai pengurus, karena mereka enggan kesibukan kerjanya
terganggu dan karena pengurus itu tidak digaji. Jadi, sebagai gantinya, agar
mereka bersemangat, para anggota pengurus diberikan pelatihan-pelatihan
kepemimpinan, benefits dan aktivitas di luar tempat kerja sehingga mereka
berminat.
Keengganan menjadi pengurus ini juga berangkat dari fakta bahwa pengurus
serikat pekerja selalu menjadi lawan bagi mereka yang kurang memahami organisasi, menjadi lawan dari pengusaha dan lawan dari atasan.
Padahal, yang benar, menjadi anggota serikat pekerja itu adalah salah
satu upaya untuk kepentingan produktifitas bersama, berkonsistensi dan
berkomitmen, jelas Guntur.
Rapat perundingan Perjanjian Kerja Bersama antara Perpantam dan perwakilan manajemen.
ANTAM KINI
151
Di seluruh aspek
kegiatannya,
Antam
memberlakukan
Kebijakan
Keselamatan
Kerja yang
ketat, disertai
sanksi tegas
terhadap setiap
pelanggaran
yang terjadi.
152
^]
ANTAM KINI
153
154
Menatap
Masa Depan
155
^]
^]
156
157
Saat ini Antam memiliki tiga jenis produksi, yakni nikel, emas dan bauksit.
Nikel itu menjadi primadona Antam karena sekitar 80% revenue kita berasal
dari nikel. Sisanya, 19% dari emas dan 1% dari bauksit, ujar Hari Widjajanto,
Senior Manager Corporate Strategic Development Group.
Dari segi cadangan emas, bisa dikatakan cadangan emas Antam makin
menipis. Itulah sebabnya Antam aktif melakukan berbagai eksplorasi untuk
menemukan tambang-tambang emas baru dan berusaha mencari peluang
akuisisi aset emas.
Supaya kita tidak kehilangan kompetensi di emas, tentu saja usaha
kita adalah mencari cadangan baru. Bisa jadi cadangan itu ada di sekitar
Pongkor sehingga bisa memperpanjang umur pabrik Pongkor, atau mencari
cadangan betul-betul baru di luar Pongkor. Kita bergerak di Jawa, Sumatra dan
Sulawesi untuk mencari cadangan emas. Sayangnya, sampai saat ini belum
ada cadangan yang bisa dikembangkan secara signifikan, demikian kata
Hari.
Eksplorasi emas kini diupayakan di Gunung Patah Tiga, Gunung Seblat dan
Gunung Papandayan. Sementara eksplorasi dan prospek pengembangan nikel
saat ini berada di Bahubulu, Tapunopaka, Mandiodo, Morowali, Buli dan
Gee.
Selain cadangan emas yang menipis, Antam juga harus mengantisipasi
larangan ekspor bijih sesuai Undang-undang Minerba yang akan diberlakukan
dalam waktu dekat. Bila saat ini Antam telah memiliki pabrik pengolahan untuk bijih nikel dan emas, maka lain halnya dengan bijih bauksit yang
selama ini langsung diekspor. Untuk itulah Antam sedang melakukan pembicaraan bisnis dengan mitra-mitra dari China dan Rusia untuk mengembangkan cadangan bauksit yang dimiliki Antam di Kalimantan Barat. Ada tiga
lokasi di Kalimantan Barat, yakni Mempawah dan Munggu Pasir yang
diproyeksikan sebagai pabrik Smelter Grade Alumina yang memproduksi
bahan-bahan baku aluminium, dan Tayan yang direncanakan sebagai
pengolah Chemical Grade Alumina yang digunakan sebagai campuran untuk
pembuatan barang-barang industri, misalnya keramik, pasta gigi, pemutih,
tawas dan sebagainya. Sebagai catatan, ada sekitar 199 produk turunan dari
Chemical Grade Alumina.
158
159
menerima karyawan dalam waktu yang lama. Kalau ada masalah, mereka
yang kurang berpengalaman bisa mengambil keputusan yang salah, ujar
Santonius.
SDM Antam sekarang mendapat acungan jempol dari TNP Sihombing,
SDM sekarang telah menempuh pendidikan yang lebih baik dan mereka
menempa diri lewat persaingan. Direksi sekarang juga perduli pada
pensiunan, dan tidak hanya sibuk mengembangkan Antam saja, kata
Sihombing.
Harapan ini didukung oleh Ir. Amaris Wahyudi Akil, Direktur Pemasaran
dan Operasi Antam (19841989). Antam dan SDM Antam harus beradaptasi
dengan tuntutan kemajuan jaman modern, kata Akil.
160
161
Ilustrasi komplek pabrik pengolahan bauksit di Tayan yang akan segera dibangun.
162
pemilihan EPC terutama dengan salah satu calon kontraktor, yakni Kawasaki
Plant System.
Pada tahun 2007 dan awal tahun 2008, ICA melakukan pekerjaan lapangan
di Tayan, termasuk penyelesaian akses jalan dari jetty (dermaga) menuju
lokasi pabrik alumina, pembukaan lahan untuk infrastruktur, konstruksi
bangunan kantor sementara dan base camp. Pekerjaan selanjutnya
adalah persiapan lahan, jetty, gedung administrasi dan washing plant,
pembukaan akses jalan lebih lanjut, relokasi dan pembebasan lahan tambang.
Diperkirakan ICA akan memulai produksi pada akhir 2010 atau awal 2011.
163
Proyek Alliance
adalah nama
yang diberikan
untuk kerjasama
yang dilakukan
oleh Antam dan
BHP Billiton
untuk
memanfaatkan
sumberdaya
nikel laterit yang
besar di Buli.
164
Pig Iron (NCPI) di China, Antam kembali mengkaji kondisi ini dalam rangka
pengembangan selanjutnya. Pada tahun 2007, permintaan dari China untuk
bijih nikel kadar rendah meningkat seiring dengan digunakannya blast furnace
oleh produsen pig iron untuk memproduksi NCPI dibandingkan pig iron saja.
NCPI mengandung 3-5% nikel sementara feronikel mengandung sekitar 20%
nikel. Meskipun tidak berbiaya tinggi dan lebih mudah untuk membangun
atau mengkonversi serta tidak membutuhkan pembangkit listrik, biaya
produksi marjinal tetap tinggi yang disebabkan komponen biaya terbesar
yakni transportasi bijih. Oleh sebab itu Antam mempertimbangkan untuk
membangun blast furnace di sekitar tambang Obi dan meningkatkan efisiensi
dengan menurunkan biaya transportasi bijih dengan efektif.
Pada bulan Oktober 2007, Antam menandatangani perjanjian dengan
Tsingshan Holding Group Co. Ltd dari China untuk memulai kajian kelayakan
atas pembangunan pabrik baja nirkarat (stainless steel) terintegrasi di konsesi
nikel laterit Pulau Obi, Maluku Utara. Kajian tersebut akan mempertimbangkan pembangkit listrik, pabrik NCPI (feronikel) dan pabrik baja nirkarat serta
kapasitas dan jumlah investasi yang diperlukan. Antam dan Tsingshan akan
membentuk konsorsium untuk melakukan studi kelayakan, mengajukan
permohonan ijin yang diperlukan serta menyiapkan perjanjian-perjanjian
lebih lanjut. Biaya untuk kajian kelayakan dan pekerjaan awal diperkirakan akan mencapai tidak lebih dari US$2 juta. Berdasarkan perjanjian
tersebut, perusahaan patungan hanya akan dibentuk apabila studi kelayakan
menunjukkan hasil memuaskan. Studi kelayakan diharapkan selesai pada
tahun 2008.
165
Akuisisi
Akuisisi Cadangan Bauksit:
PT Borneo Edo Internasional (Antam: 60%)
dan PT Mega Citra Utama (Antam: 80%)
Pada tahun 2007, Antam melanjutkan upaya peningkatan potensi cadangan dan sumberdaya di Indonesia. Dengan berlakunya kebijakan otonomi
daerah, Antam menghadapi peningkatan persaingan domestik untuk prospek
mineral. Sepanjang tahun 2007 dan awal 2008, Antam mengakuisisi dua
perusahaan eksplorasi, yakni PT Borneo Edo International dan PT Mega Citra
Utama di Kalimantan Barat dengan kepemilikan masing-masing sebesar 60%
dan 80%. Kedua perusahaan tersebut memiliki Kuasa Pertambangan eksplorasi
untuk komoditas bauksit dengan yang memiliki prospek menarik. Antam
akan menyelesaikan dokumentasi hukum yang diperlukan dan melakukan
kegiatan eksplorasi yang lebih detil.
166
dan sumberdaya yang ada sebesar 15,3 juta ton (dengan kadar 13,4% seng
dan 7,8% timbal).
Strategi akuisisi atas Herald merupakan salah satu inisiatif diversifikasi
perusahaan. Meski demikian, setelah dilakukan studi dan pertimbangan
lebih lanjut, Antam dan Zhongjin sepakat tidak memperpanjang penawaran
senilai AS$2,80 per saham atas saham Herald karena Antam dan Zhongjin
menilai itulah harga maksimal yang dapat memberikan nilai bagi pemegang
saham Antam dan Zhongjin. Tango juga telah memutuskan untuk menerima
penawaran dari Calipso Investment Pte. Ltd. SPV yang dibentuk PT Bumi
Resources untuk mengakuisisi Herald untuk seluruh saham Herald yang
dikontrol oleh Tango yang berjumlah 38.257.618 lembar.
Komplek PLTD III Pomalaa yang saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak.
Kedepannya, Antam mempertimbangkan beberapa opsi penggunaan energi alternatif
untuk memenuhi kebutuhan listrik perusahaan.
167
168
169
170
171
172
Meski baru 13 tahun berkarya untuk Antam, Didi bisa merumuskan bahwa ke
depan Antam tidak hanya akan menjadi the best local player saja melainkan
menjadi global player. Antam harus menjadi perusahaan trans-nasional.
Untuk itulah pengembangan SDM akan dikonsentrasikan ke standarisasi
Training Center, dimana diberikan pelatihan di bidang technical courses dan
technical know how courses yang didesain sesuai ciri khas dan kekuatan
masing-masing unit, ujar Didi.
173
174
^]
MENATAP MASA DEPAN
175
176
Antam
Di Mata Mereka
177
^]
^]
178
SOFYAN A DJALIL
Menteri Negara BUMN
Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menilai Antam
telah memiliki perkembangan yang signifikan. Namun
demikian ia berharap Antam bisa lebih baik lagi dengan
menempuh diversifikasi usaha. Harapan ini disampaikan
Menteri berkaitan dengan concern-nya atas harga
komoditas nikel yang naik-turun. Sofyan juga memuji
langkah Antam beberapa waktu lalu untuk mengakuisisi
Herald Resources. Itu bagus. Saya suka itu karena ini
berarti BUMN bukan lagi jago kandang, tetapi sudah
berani keluar.
Sofyan melihat selama ini, dibanding BUMN lain, Antam
jauh lebih baik. Prestasi yang sudah dicapai tersebut
hendaknya tetap dipertahankan di bawah jajaran
manajemen sekarang. Direksi baru Antam terdiri dari
anak-anak muda yang bagus sekali, di bawah pimpinan
Alwin Syah Loebis sebagai tokoh yang dituakan. Saya
berharap dengan manajemen baru Antam akan lebih
progresif, kata Sofyan.
Menurut Sofyan, Antam memiliki peluang yang besar
untuk berkembang melalui cadangan nikel dan bauksit,
serta pengembangannya ke industri hilir melalui kerjasama dengan mitra-mitra strategis.
Berkaitan dengan Undang-undang Otonomi Daerah,
Sofyan
menganggap
undang-undang
ini
sebagai
tantangan. Itulah sebabnya saya berpesan kepada
Antam agar Undang-undang Otonomi Daerah bisa
disikapi secara bijaksana. Namun hak-hak Antam perlu
terus diperjuangkan dan Antam tidak boleh mengalah.
Dengan adanya undang-undang itu, Antam harus lebih
proaktif. Itulah sebabnya di jajaran direksi sekarang ada
Direktur Umum dan CSR, karena kita sadar bahwa dalam
keadaan demikian kita harus melakukan pendekatan
dengan pemerintah daerah dan masyarakat, kata
Sofyan.
Sofyan berharap Antam bisa menjadi perusahaan pertambangan yang terbaik, dapat duduk sejajar dengan
perusahaan sejenis, baik dari segi ukuran, kemampuan
teknis, income generator dan kinerja keuangan. Karena
itulah sumberdaya besar yang dimiliki harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Antam agar bisa menjadi
pemain global, atau paling tidak, pemain regional, ujar
Sofyan.
179
ROES ARYAWIJAYA
Deputi Menteri Negara BUMN, Bidang Usaha
Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan
Telekomunikasi (Dikutip dari Laporan
Tahunan Antam 2007)
Ketika ditanya pandangannya tentang Antam, Roes
Aryawijaya sebagai Kuasa Pemegang Saham Negara
Republik Indonesia mengatakan bahwa Antam telah
membukukan kinerja yang sangat baik di tahun 2007
dengan nilai pendapatan dan laba tertinggi sepanjang
sejarah perusahaan yang patut dibanggakan. Antam
dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga
komoditas tambang dengan cara meningkatkan produksinya. Walaupun industri pertambangan Indonesia masih
menghadapi banyak tantangan di tengah euphoria
industri pertambangan global saat ini, namun saya
yakin Antam akan dapat memanfaatkan peluang yang
ada dengan baik, kata Roes.
Selain memuji keberhasilan Antam, Roes juga menyoroti
masalah biaya produksi. Kecenderungan biaya produksi
yang meningkat perlu mendapat perhatian lebih dari
manajemen. Hal ini untuk menjaga competitiveness
perusahaan di tengah arus merjer dan akuisisi di
industri pertambangan global saat ini. Selain itu, Antam
juga harus meningkatkan kompetensi SDM terutama di
bidang pertambangan dan kegiatan hilirnya sehingga
Antam dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perkembangan teknologi dan tren pertambangan terkini,
kata Roes.
Untuk harapan ke depan, Roes mengatakan bahwa
pihak manajemen Antam harus selalu berupaya untuk
meningkatkan nilai perusahaan dan nilai pemegang
saham, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan
rakyat Indonesia. Upaya-upaya pertumbuhan, baik
organik maupun inorganik, harus dilakukan secara cepat
dan profesional namun tetap berpegang pada prinsip
kehati-hatian dan prinsip Good Corporate Governance.
Dengan adanya proyek-proyek pertumbuhan ini,
fundamental perusahaan akan semakin kuat sehingga
mampu meningkatkan nilai berjangka panjang bagi
perusahaan maupun pemegang saham, kata Roes.
180
SIMON F SEMBIRING
Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Bidang Ekonomi dan Keuangan
Sebagai institusi regulator terkait, Direktorat Jenderal
Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Departemen Energi
dan Sumberdaya Mineral, tentu saja menginginkan Antam
tampil dan berkinerja lebih baik. Untuk itu ia berharap
Antam dapat bergerak lebih cepat dan antisipatif,
khususnya dalam usaha pengembangan dan pemanfaatan
lahan untuk pembukaan tambang baru.
Saya kira sejak awal Antam beroperasi, Antam telah
menunjukkan kualitasnya sebagai perusahaan tambang
Indonesia yang baik. Ini bisa dilihat saat pembangunan
pabrik FeNi I. Bangga sekali saya melihat pembangunan
FeNi I, karena ini made in Indonesia betul, yang dibangun
oleh bangsa sendiri dengan kontraktor Barata dan Wijaya
Karya. Hal yang sama sekiranya dapat terus dipertahankan hingga di masa depan, kata Simon.
Supaya kinerja Antam lebih baik lagi, Simon menyarankan agar Antam dapat lebih cepat bergerak. Ada dua
hal yang menurut Simon dapat dengan segera dibenahi.
Pertama, pemberian nilai tambah untuk bijih nikel dan
bijih bauksit yang saat ini sebagian masih diekspor,
dengan cara segera dibangun fasilitas pengolahan
kedua komoditas tersebut. Seharusnya, Antam sudah
bisa mengurangi atau bahkan tidak lagi mengekspor bijih
karena kita punya banyak teknologi pengolahan yang
murah. Apalagi nanti ada Undang-undang Minerba yang
tidak membenarkan penambang Indonesia menjual ore
ke luar negeri. Setelah Undang-undang itu berlaku, Saya
harap Antam bisa mengantisipasi ini dan menjadi leading
di bidang pengolahan, kata Simon.
Hal yang kedua adalah pembenahan di bidang SDM.
Simon juga berharap Antam bisa mengubah diri dari
berbudaya BUMN ke budaya perusahaan terbuka yang
dapat bergerak lebih dinamis melalui pengkaderan SDM
yang lebih mantap dan tanpa gap.
Dengan demikian, saya berharap Antam menjadi the
biggest mining player in Indonesia, kata Simon.
181
AGUS MARTOWARDOJO
Direktur Utama Bank Mandiri, Mitra Kerja
Perbankan Antam
Hubungan Antam dengan Bank Mandiri terjalin sejak
tahun 1975 atau sudah 33 tahun, yang dimulai sejak era
Bank Dagang Negara (BDN) yang kemudian bergabung
menjadi Bank Mandiri. Kedua perusahaan berkembang
bersama dan saling mendukung sehingga saat ini
keduanya menjadi perusahaan publik dengan aset yang
besar.
Merupakan suatu kerhormatan bagi kami bermitra
dengan Antam, perusahaan pertambangan dengan
kinerja yang cemerlang, yang pada tahun 2007 berhasil
membukukan laba bersih perseroan sebesar Rp5,13
triliun atau melonjak 3 kali dibanding tahun 2006, kata
Agus Martowardojo.
Jejak hubungan kedua perusahaan antara lain nampak
dalam hal pemilihan lokasi cabang Bank Mandiri yang
terletak di kantor pusat Antam. Di samping itu, untuk
kemudahan melayani aktivitas bisnis dan para karyawan,
lokasi cabang Bank Mandiri lainnya pun bertempat tidak
jauh dari lokasi unit usaha Antam berada.
Untuk layanan cash management, dengan mengandalkan
pada kemajuan informasi yang ada pada Bank Mandiri,
kami memberikan layanan integrated invoice collection
system, layanan electronic banking CMS Mandiri, serta
Layanan Penyediaan Electronic Bank Statement (EBS)
yang dapat memberikan kemudahan kepada Antam untuk
melakukan transaksi serta memonitor aktivitas keuangan
secara real time on line, jelas Agus.
Sementara itu, kata Agus, layanan Trade Service
bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam
menyiapkan dokumen ekspor dan kecepatan untuk
memperoleh tagihan dari buyers Antam di luar negeri.
Agus berharap hubungan yang telah terjalin dapat lebih
ditingkatkan dan Bank Mandiri siap mendukung cita-cita
Antam untuk menjadi world class mining company.
Kepada seluruh jajaran manajemen, karyawan dan
karyawati Antam, kami atas nama Direksi dan keluarga
besar Bank Mandiri mengucapkan Selamat Ulang Tahun
Antam yang ke-40. Kami berharap Antam dapat terus
berkembang menjadi perusahaan yang terkemuka, sehat,
kuat dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada
bangsa dan negara, kata Agus.
182
MICHAEL CHAMBERS
Head of Sales, CLSA Indonesia.
Michael Chambers, mengenal Antam sejak 1994,
tiga tahun sebelum Antam go public. CSLA adalah
securities house yang menangani berbagai saham
klien-klien perusahaan asing, perusahaan-perusahaan
asuransi, fund managers dan sebagainya. CSLA juga
memfasilitasi pertemuan-pertemuan perusahaan untuk
mengekspose kinerja perusahaan kepada calon investor
melalui berbagai macam road-show di luar negeri. Antam
adalah salah satu perusahaan yang telah menjalin
kerjasama dengan CSLA untuk berbagai road-show
untuk ekspose di sejumlah negara Asia dan Amerika.
Sebagai sebuah perusahaan pertambangan Indonesia,
terutama yang berfokus pada nikel yang sangat
prospektif, Antam memiliki banyak peluang menarik
untuk terus berkembang dan bertumbuh. Sementara
itu, sebagai sebuah perusahaan induk, Antam telah
menunjukkan kinerja manajemen yang positif, kata
Michael, pemegang honors degree bidang sejarah ekonomi
dan ilmu ekonomi lulusan Melbourne University,
Australia, yang telah bermukim di Indonesia selama 16
tahun itu.
Peluang
inilah
yang
membuat
Antam
menjadi
perusahaan yang potensiya harus dikenal baik oleh para
calon
investor.
Dalam
sejumlah
road-show di
beberapa kota besar di Amerika, pihak manajemen
Antam punya banyak kesempatan untuk menjaring lebih
banyak investor. Untuk persiapan road-show, saya juga
memberikan coaching kepada wakil-wakil Antam agar
mereka bisa mempresentasikan Antam dengan lebih baik
dan lebih nyaman di hadapan calon investor potensial
dalam berbagai konferensi. Dan presentasi-presentasi
itu senantiasa bisa dilakukan dengan baik, ujar Michael
berkisah. Dari berbagai road-show di luar negeri dan
perjalanan di dalam negeri bersama Antam, Michael
menilai pihak manajemen Antam senantiasa penuh
semangat dan proaktif.
Ketika ditanya apakah pernah muncul kesan-kesan
negatif investor di luar negeri berkenaan dengan iklim
investasi, keamanan dan stabilitas politik Indonesia,
Michael menjawab, Semula memang ada kesan negatif
terutama terkait dengan kondisi Indonesia di tahun
1998. Tapi kondisi ini telah berbalik 180 derajat. Mereka
bisa memahami gejolak di Indonesia dengan segala permasalahannya, dan mereka telah dibuat yakin bahwa
183
184
185
Mereka yang
Mengharumkan
Nama Antam
Selama 40 tahun, sejumlah insan Antam
telah mengukir prestasi untuk perkembangan
dan kemajuan Antam lewat karya-karya yang
mempercantik rona dunia industri pertambangan
Indonesia. Tentu saja tidak semua nama para
pendahulu dan pekarya Antam bisa dicantumkan di
bab ini. Namun setidaknya, melalui bab ini pembaca
bisa menemukan sosok-sosok terbaik Antam yang
pernah dipercaya memimpin Antam.
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Produksi/Eksplorasi
Teknik
Keuangan
Pemasaran
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Umum
Pemasaran
Teknik
Keuangan
Keuangan
Produksi/Eksplorasi
187
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Nikel
Aneka Mineral
Alumina
Pengadaan & Pelayanan
Keuangan
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Umum
Utama
Nikel
Alumunium
Aneka Mineral
Keuangan
Teknik & Pelayanan
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Keuangan
Umum & SDM
Umum & SDM
Pemasaran
Teknik
Pengembangan
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Pemasaran
Pengembangan
Teknik
Teknik
Keuangan
Keuangan
Umum
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Pembangunan
Operasi dan Produksi
Keuangan
Umum dan SDM
188
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Operasi
Keuangan
Umum dan SDM
Pengembangan
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Pengembangan
Keuangan
Operasi
Umum dan SDM
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Utama
Pengembangan
Keuangan
Operasi
Umum dan CSR
SDM
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
189
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
190
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Utama
Utama
Independen
Independen
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
191
192
193
194
Penghargaan
dan Pengakuan
Eksternal
Sepanjang 40 tahun berkarya, tentu saja Antam telah
memperoleh sejumlah penghargaan atas prestasi dan
karyanya dari berbagai pihak luar. Inilah di antara
penghargaan dan pengakuan dari dalam dan luar negeri
yang berhasil dikumpulkan.
2008
195
2007
Juara Umum dan Juara Pertama Kategori BUMN Non Keuangan Annual
Report Award 2006
League of American Communication Professionals (LACP) Vision Awards 2006
Annual Report Competition untuk Annual Report 2006
Penghargaan Platinum (kategori Material)
Penghargaan Emas (kategori Best in-House Report)
Peringkat 11 dari lebih dari 2.500 kontestan internasional
Asias Best Companies 2007 - Finance Asia
Best Managed Company (peringkat 6)
Best Corporate Governance (peringkat 5)
Best Investor Relations (peringkat 2)
Most Committed to Strong Dividend Policy (peringkat 6)
Termasuk dalam Top 50 Reports dari seluruh dunia dalam Annual Reports
on Annual Reports, kompetisi internasional yang dilakukan oleh E.Com dari
Eropa. Antam merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk
dalam kategori ini.
The Best Corporate Governance Practices dalam kategori Small/MidCap di
Asia/Pasific berdasarkan Kriteria Teknis IR Global Rankings.
Top Performing Listed Company Investor Award 2007.
Overall Third Best Company in Indonesia Investor Award 2007.
Medali Emas dalam 2007 Internasional Conference on Quality Control Circles,
Beijing.
196
2006
197
2005
2004
2003
198
2002
2001
Green Dove Award untuk Unit Bisnis Pertambangan Nikel Operasi Pomalaa
atas penerapan ISO 14001 dari SGS.
Penghargaan Asias Best Companies dari majalah Finance Asia.
Investor Award 2001 for Outstanding Performance dari majalah Investor dan
Arthur Andersen.
Corporate Governance Award dari The Indonesian Institute for Corporate
Governance.
Penghargaan The Best Public Company based on Eva Concept dari Mark Plus
& Co dan Majala Swa.
Penghargaan Acceptable Corporate Governance dari Asian Development Bank
dan BES.
Piagam Emas Adikarya Aditama Keselamatan Kerja Pertambangan untuk Unit
Bisnis Pertambangan Nikel Operasi Pomalaa.
199
2000
1999
200
Para Narasumber
Buku ini tidak akan terwujud tanpa kerelaan hati,
kesabaran dan waktu luang yang telah diberikan oleh
narasumber berikut ini melalui serangkaian wawancara
dan pemberian informasi tentang latar belakang sejarah
Antam guna penulisan buku ini. Terimakasih tak
terhingga kami sampaikan kepada para narasumber.
Nama-nama narasumber ini disusun berdasarkan
urutan alfabetis.
Narasumber dari lingkungan Antam :
Achmad Ardianto
Bergabung dengan Antam pada tahun 1995. Insinyur Pertambangan Umum
dari Institut Teknologi Bandung (1995) serta menerima gelar Business
Administration dari University of Twente the Netherlands, Belanda.
Memegang posisi kunci di Antam selama 12 tahun sebelum menjabat Asisten
Kuasa Direksi Bidang Operasi (2005) dan Deputy Senior Vice President of
Operation UBP Emas Pongkor (2005-Juni 2008). Direktur Sumber Daya
Manusia Antam sejak 26 Juni 2008.
Achmad Dohar Siregar
Insinyur Pertambangan lulusan Institut Teknologi Bandung (1973). Memulai
karir di Antam pada tahun 1973 sebagai Staf Koordinator Pelaksana UP
Emas Cikotok. Pernah menjabat sebagai Kepala Unit Pertambangan
Emas Pongkor (19921994) dan Corporate Secretary Antam (1997-2004).
Menerima Tanda Kehormatan Satya Lancana Pembangunan dari Presiden
RI pada tahun 1997. Saat ini Anggota Komite Lingkungan dan Pasca
Tambang Antam dan Komisaris Utama PT Nusa Halmahera Minerals.
Alwin Syah Loebis
Bergabung dengan Antam pada tahun 1983. Lulus Insinyur Teknik Kimia
dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1983 serta menerima gelar
Magister Manajemen dari Prasetya Mulya. Menerima penghargaan Satya
Lancana Wirakarya dari Presiden RI pada tahun 2007. Memegang posisi
kunci di Antam selama 20 tahun sebelum menjabat Kuasa Direksi Unit
Bisnis Pertambangan Nikel (2003) dan Direktur Operasi (2003Juni 2008).
Direktur Utama Antam sejak 26 Juni 2008.
Para Narasumber
201
202
Para Narasumber
203
Hadianto Martosubroto
Master of Science bidang metalurgi lulusan Colorado School of Mines,
USA, 1957. Pernah menjabat sebagai Direktur Muda Urusan Modal Asing
BPU Pertambun (19671968), Direktur Utama Antam (19681984), dan
Direktur PT INALUM (1975-1985). Memperoleh penghargaan Satya Lancana
Wirakarya dari Presiden RI pada tahun 1971.
Hari Santosa
Bergabung dengan Antam pada tahun 1986. Lulusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya (1980) ini banyak
menghabiskan waktu di bidang pemeliharaan. Pernah menjadi Kepala
Pengendalian Proyek Pembangunan Perluasan Pabrik FeNi Pomalaa (20002005). Kini Staf Bidang Teknik Mesin pada Proyek Pembangunan Pabrik
Alumina Tayan.
Hari Widjajanto
Bergabung dengan Antam pada tahun 1989. Insinyur Teknik Geologi dari
Institut Teknologi Bandung (1988) dan menerima gelar Magister Manajemen
dari Prasetya Mulya (1999). Memegang posisi kunci di Antam selama 17
tahun sebelum menjadi Senior Manager Corporate Strategic Development
Group sejak 2006.
Harsojo Dihardjo
Alumni Tambang Umum Institut Teknologi Bandung (1969) ini memulai
karirnya di Antam tahun 1976 sebagai Staf Koordinator Produksi Antam
UPN Pomalaa. Pernah menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi
(19941997), dan Direktur Operasi (1997-2003). Menerima Tanda
Kehormatan Satya Lancana Pembangunan dari Presiden RI tahun 1997.
Hilmi Chatib
Hilmi Chatib bergabung dengan Antam pada 1966 sebagai Staf BPU
Pertambun. Insinyur Teknik Pertambangan dari ITB(1966), lulus Akuntansi
STIE YAI (1991), ITC/THS-Mining Exploration Geophysics Delft, Belanda
(1971) dan Magister Manajemen Keuangan Universitas Pancasila (1994).
Menjabat beberapa posisi kunci sebelum menjadi Kuasa Direksi Unit
Pertambangan Nikel Gebe (1980), Kuasa Direksi Unit Pertambangan
Bauksit Kijang (1981-1983), Direktur Teknik Antam (1989-1990), dan
Direktur Keuangan Antam (1990-1994). Memasuki masa purnabakti pada
tahun 1994.
I Gede Gunawan
Bergabung dengan Antam pada tahun 1997. Insinyur Tambang Umum/
Pertambangan dari UPN Veteran Jogjakarta (1995). Pernah menjadi
Kepala Penambangan Gebe (2003-2005), saat ini Assistant Senior Manager
Operation Support and Engineering.
Ismail Tangka
Lulus STIA/LAN tahun 1977, memulai karir di Antam tahun 1962 sebagai
Staf Bagian Pembukuan PT Nikkel Indonesia dan pada tahun 1985 sampai
1990 menjadi Kepala Divisi Kantor Pusat Jakarta. Menjabat beberapa posisi
204
kunci sebelum menjadi Direktur Direktur Umum dan SDM Antam (1994
2003). Memasuki masa purnabakti pada tahun 2003.
Junarso
Bergabung dengan Antam pada tahun 1981. Menghabiskan sebagian besar
dinasnya di Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap. Lulusan D3 Tambang
Umum UPN Veteran Yogyakarta dan Sarjana Ekonomi dari STIE Rajawali
Purworejo ini pernah menjabat sebagai Kepala Penambangan Pasir Besi
Cilacap, dan sekarang adalah Assistant Manager Post-mining Antam sejak
September 2007.
Ki Agus Umar Tochfa
Alumni Universitas Jayabaya (1976) ini juga menyelesaikan Program
Master of Business Administration di Institut Pengembangan Wiraswasta
Indonesia (1992). Memulai karir di Antam pada tahun 1968 sebagai Staf
Bagian Pengawas dan memegang berbagai posisi kunci sebelum menjadi
Direktur Keuangan Antam (19942003). Memasuki masa purnabakti pada
tahun 2003.
Kosim Gandataruna
Alumni ITB tahun 1960 ini adalah juga Sarjana Teknik Metalurgi University
of British Columbia, Canada (1963). Menduduki berbagai jabatan strategis
sebelum menjadi Direktur Utama Antam (19841989). Pernah menjabat
Direktur Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan
Energi (19891993) dan Asisten Menteri Koordinator Produksi dan Distribusi
Urusan Ekonomi Regional & Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan
Ekonomi Baru. Memasuki masa purnabakti pada tahun 1997. Menerima
tanda kehormatan Satya Lancana Pembangunan (1987), Satya Lancana
Wirakarya (1991) dan Bintang Kehormatan Jasa Utama (1995) dari Presiden
RI.
Kurniadi Atmosasmito
Bergabung dengan Antam pada tahun 1980. Sarjana Ekonomi dari
Universitas Krisnadwipayana (1986) dan menerima gelar Magister
Manajemen dari LPMI pada tahun 1998. Menerima penghargaan Satya
Lancana Wirakarya dari Presiden RI pada tahun 2007. Memegang beberapa
posisi kunci di Antam selama 22 tahun sebelum menjadi Kepala SPI (20022003). Direktur Keuangan Antam (2003-2008).
La Pia Umar
Bergabung dengan Antam pada Desember 1961, jabatan terakhir di
Antam adalah Staf Ahli I Bidang Umum Subdit Administrasi Kantor Pusat.
Memasuki masa purnabakti pada Juli 1996.
Marthinus Rongre
Bergabung dengan Antam pada tahun 1986. Lulusan Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin ini memegang beberapa jabatan penting di bidang
kelistrikan sampai menjadi Kepala Proyek Perluasan Pabrik Feronikel
Pomalaa (2003). Menerima penghargaan Satya Lancana Pembangunan
dari Presiden RI pada tahun 2007. Jabatan terakhir adalah Staf Senior
Para Narasumber
205
206
Tjandra Djuliswar
Bergabung dengan Antam pada tahun 1987. Insinyur Teknik Kimia dari
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (1984). Memegang posisi
kunci di Antam sebelum menjabat Staff Bidang Teknik Kimia pada Senior
Manager Corporate Strategic Development Group, Nickel and Energy
Development Project sebagai Hydrometallurgy Project Manager sejak tahun
2007.
TNP Sihombing
Alumni Institut Teknologi Bandung jurusan Tambang Umum ini bergabung
dengan Antam pada tahun 1971. Pernah menjabat sebagai Kepala Unit
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (1986). Jabatan terakhir Staf Ahli
Bidang Tambang pada Direksi Antam. Memasuki masa purnabakti pada
tahun 1994.
Winardi
Bergabung dengan Antam pada tahun 1991. Insinyur Teknik Metalurgi dari
Institut Teknologi Bandung (1988) dan menerima gelar Magister Manajemen
dari Prasetya Mulya. Menerima penghargaan Satya Lancana Wirakarya dari
Presiden RI pada tahun 2007. Memegang posisi kunci di Antam selama
16 tahun sebelum menjabat Kuasa Direksi Unit Bisnis Pengolahan dan
Pemurnian Logam Mulia (2004-2005) dan Senior Vice President UBP Emas
Pongkor (2005-Juni 2008). Direktur Operasi Antam sejak 26 Juni 2008.
Wisnu Askari Marantika
Diangkat sebagai Komisaris Utama Antam pada tahun 2004. Lulus Insinyur
Teknik Elektro ITB (1976). Sebelumnya memegang beberapa posisi penting di
PT Telkom Tbk (1992-1997). Pernah menjadi Direktur Utama PT Elektrindo
Nusantara (1997-2000), Komisaris Utama PT Komselindo (1998-1999),
Komisaris Utama PT Indosat Tbk (2000-2002). Direktur Utama PT Infoasia
Sukses Mandiri (2003-2006) dan Komisaris PT Infokom Elektrindo (20052007). Saat ini menjabat Wakil Komisaris Utama PT Infoasia Teknologi
Global Tbk dan Komisaris Utama Antam.
Para Narasumber
207
Daftar Kepustakaan
Achmad Prijono Nitihardjo, Kisah-kisah Pengambilalihan dan Pembangunan
Proyek.
Tambang Nikel P. Maniang dan Pomalaa (1961-1964).
Antam : A Company Profile, Aneka Tambang, Jakarta.
Aneka Tambang Company Profile, Aneka Tambang, Jakarta.
Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia, Logam Mulia, Jakarta.
Terbitan Berkala :
Bulletin Media Komunikasi Internal Antam, edisi Desember 2006, Jakarta.
Buletin Purnantam, Antam, edisi XVI/Juli September 2006, Jakarta.
Buletin Purnantam, Antam, edisi XIX/April - Juni 2007, Jakarta.
Laporan Keberlanjutan 2006, Antam, Jakarta : 2007.
Laporan Keberlanjutan 2007, Antam, Jakarta : 2008.
Laporan Tahunan 1997, Antam, Jakarta : 1998.
Laporan Tahunan 1998, Antam, Jakarta : 1999.
Laporan Tahunan 1999, Antam, Jakarta : 2000.
Laporan Tahunan 2001, Antam, Jakarta : 2002.
Laporan Tahunan 2002, Antam, Jakarta : 2003.
Laporan Tahunan 2003, Antam, Jakarta : 2004.
Laporan Tahunan 2004, Antam, Jakarta : 2005.
Laporan Tahunan 2005, Antam, Jakarta : 2006.
Laporan Tahunan 2006, Antam, Jakarta : 2007.
Laporan Tahunan 2007, Antam, Jakarta : 2008.
Naskah Internal
Darmoko Slamet, Suhardjito Sidik, Setyahadi Sarino, Tiga Tahun Pertama
Operasi Pabrik Feronikel Pomalaa, Bandung, 1979.
Kronologi Aktivitas Penambangan Intan Danau Seran Kalimantan Selatan
Desember 1985 s/d Juni 1994.
Laporan Penelitian Lokasi Alumina Plant, Aneka Tambang, 1979.
208
PT (Persero) Aneka
Para
Narasumber
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
209
209
Surat Kabar :
Kompas, 25 Oktober 1976.
Kompas, 27 Desember 1991.
Kompas, 14 April 1992.
Kompas, 17 November 1993.
Kompas, 29 Januari 1994.
Kompas, 1 Maret 1994.
Kompas, 14 November 1994.
Kompas, 20 Februari 1995.
Kompas, 26 Juni 1995.
Kompas, 6 Maret 1996.
Mingguan Kontan, Nomor 44, Tahun II, 3 Agustus 1998.
Mingguan Kontan, Nomor. 7 Tahun I, 11 November 1996.
Mingguan Kontan, Nomor 8 Tahun I, 18 November 1996.
Mingguan Kontan, Nomor 37 Tahun I, 16 Juni 1997.
Mingguan Kontan, Nomor 32, Tahun III, 10 Mei 1999.
Mingguan Kontan, Nomor 44, Tahun II, 3 Agustus 1998.
Mingguan Kontan, Nomor 3, Tahun VI, 15 Oktober 2001.
Referensi Lain :
www.antam.com
www.dpr.go.id
www.wikipedia.com
210
Hubungi Kami
KANTOR PUSAT
Gedung Aneka Tambang
Jl. Letjend. TB Simatupang No. 1,
Lingkar Selatan, Tanjung Barat
Jakarta 12530, Indonesia
Tel.
: (62-21) 789 1234
Fax
: (62-21) 789 1224
E-mail : corsec@antam.com
UNIT BISNIS
PERTAMBANGAN NIKEL
Tambang Nikel dan
Pabrik Feronikel Pomalaa
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 5
Pomalaa, Kolaka 93652
Sulawesi Tenggara
Tel.
: (62-405) 310 171
Fax
: (62-405) 310 833
UNIT BISNIS
PERTAMBANGAN EMAS
Direct Marketing :
Tel.
Fax
e-mail
UNIT BISNIS
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Jl. Bintan, Kijang
Tanjung Pinang 29151,
Kepulauan Riau
Tel.
: (62-771) 61 177, 61 520
Fax
: (62-711) 61 921
UNIT GEOMIN
Jl. Pemuda No. 1
Pulogadung, Jakarta 13210
Tel.
: (62-21) 475 5380
Fax
: (62-21) 475 9860
e-mail : geomin@antam.com
KANTOR PERWAKILAN
ANTAM TOKYO
New Aoyama Building, East 1507
1-1, Minami Aoyama, 1-Chome
Minato-ku, Tokyo 107-0062, Japan
Tel.
: (03-3423) 8031
Fax
: (03-3423) 8033
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Para
HUBUNGI
Narasumber
KAMI
211
211