Anda di halaman 1dari 6

Reaktor Ideal vs Non-Ideal

Definisi :
Reaktor Ideal
Idealisasi pola aliran fluida: plug flow (tanpa pencampuran,
PFR), mixed flow (pencampuran sempurna, CSTR)
Reaktor Non-Ideal
Pola aliran fluida
sesungguhnya
terutama
dalam
peralatan
proses
skala
industry
umumnya
menyimpang dari
aliran ideal yang
disebabkan
oleh

dahulu jika inlet dan outlet terlalu berdekatan (jika rute yang
diberikan terlalu mudah/singkat)

1) Dead Zone 2) Short Circuiting

kumpulan molekul tersebut.


Macromixing
adalah
pencampuran
yang
hanya
menginformasikan waktu tinggal tiap elemen fluida atau
molekul tanpa informasi tentang interaksi diantaranya.

channeling,
recycling
dan
stagnant region.

3 Konsep yang umum digunakan untuk menggambarkan


penyimpangan dari keidealan
Distribusi Residence Time (RTD)
Kinerja
Reaktor
Kualitas pencampuran
yang menyimpang dari reactor ideal :
Model yang digunakan untuk menggambarkan system
Packed Bed Reactor adanya channeling
Analysis of non-ideal reactors is carried out in three
CSTR & Batch adanya dead zones , dan bypass
levels:
PFR - penyimpangan dari plug flow, terdapat dispersi
First Level:
Pencampuran secara longitudinal disebabkan karena adanya
Model the reactors as ideal and account or correct for

vortices (vortex) dan turbulensi


the deviations
Kegagalan fungsi impeller/peralatan untuk mixing
Second Level:
Penyimpangan (Deviations)
Use of macro-mixing information (RTD)
Dalam reactor CSTR Ideal, konsentrasi reaktan
Third Level:

seragam dalam vessel, saat di dalam tangki berpengaduk,


Use of micro-mixing information models for fluid flow
konsentrasi reaktan relative tinggi saatt berada pada titik
behavior
dimana umpan dimasukkan, dan rendah pada stagnant Fungsi RTD :
regions yang terus bertambah di bagian sudut dan bagian
1. Menggunakan RTD dalam analysis kinerja reactor nonbelakang baffles
ideal
Namun pada real PFR, profil kecepatan fluida,
2. Dalam setiap reactor terdapat RTD
turbulent mixing, dan difusi molecular menyebabkan
3. RTD mempengaruhi kinerja reactor
molekul berpindah dengan merubah speed dan arah yang
4. RTD adalah karakteristik dari proses mixing
berbeda.
Mixing dalam Reaktor
Penyimpangan dari kondisi reactor ideal menunjukkan
Jenis Mixing
adanya permasalahan dalam desain dan analisis pada
Blending yaitu pencampuran dua zat atau lebih.
reactor.
Dispersion: analogi antara mixing dalam aliran yang
Possible Deviations from Ideality
sebenarnya dengan proses difusi (Hukum Fick) dimana
Short Circuiting or By-pass
koefisien difusi digantikan dengan koefisien dispersi.
Reaktan mengalir ke dalam tangki melalui inlet dan secara Micromixing dan Macromixing
langsung keluar melalui outlet tanpa bereaksi terlebih
Micromixing
merupakan
pencampuran
antara
fluida/molekul dan terjadi interaksi antara molekul atau

Definisi RTD
Pendekatan secara statistic utk aliran fluida, yaitu distribusi
waktu tinggal elemen fluida/atom/molekul dlm unit proses
yg dpt menunjukkan karakteristik mixing.
Pengukuran RTD
Dengan injeksi tracer/pelacak dalam reactor pada waktu
t=0 dan selanjutnya mengukur konsentrasi tracer pada
keluaran reactor sebagai fungsi waktu.

Space Time

Mean residence Time

Fig. 13-13 Dead volume (DV)

Fig. 13-15 Perfect Operation of PFR (P)

Fig. 13-16 Bypassing of PFR (BP)

Fig. 13-11 Perfect Operation CSTR (P)


If tao is large, there will be a slow decay of
output transient, C(t), and E(t) for pulse
If tao is small, there will be rapid decay of
transient, C(t) and E(t) for pulse input
Fig. 13-12 Bypassing (BP)

the
input.

Fig. 13-17 Dead Volume of PFR (DV)

buah bed katalis promoted iron dengan ukuran katalis 1,3 5,0
mm, dipisahkan oleh ruang antar bed untuk keperluan quenching.
Volume masing masing bed tidak sama, semakin ke bawah
semakin besar. Volume katalis di bed pertama sebanyak 8,3 m3,
bed kedua sebesar 11,0 m3, bed ketiga 17,2 m3 dan bed keempat
22,5 m3. Dinding amonia converter dibuat rangkap dengan ruang
antara (annulus). Gas umpan yang masuk dari bagian bawah
converter mengalir dari bagian bawah annulus menuju ke puncak
converter dan masuk ke dalam bed katalis melalui shell
exchanger. Selanjutnya gas mengalir pada tiap-tiap bed, dengan
dua tipe aliran, yaitu aliran axial dan aliran radial (aliran dari
luar ke bagian dalam), sedangkan bagian atas converter
digunakan untuk keperluan quenching sebelum gas masuk ke bed
bawahnya. Gas ini dibagi menjadi tiga aliran, yaitu untuk
quench bed kedua, ketiga dan keempat. Gas umpan yang
mengalir dalam annulus juga mengambil panas reaksi sehingga
suhunya naik dan sewaktu sampai di shell exchanger suhu
tersebut sudah sesuai untuk reaksi, yaitu 335oC. Konversi yang
REAKTOR PADA PEMBUATAN AMONIA
dicapai saat kesetimbangan adalah 14,7%. Dengan adanya
Kelengkapan Proses
Reaktor Fixed Bed sering di temukan pada industri quenching yang berulang diharapkan suhu dapat dikontrol sesuai
amoniak terutama Unit Sintesis Amonia,dimana gas yang yang diinginkan. Gas hasil reaksi keluar dari bed keempat
keluar dari methanator memiliki tekanan 26 kg/cm2 dan suhu melalui pipa di tengah converter dan naik ke puncak converter.
310oC. Tekanan gas umpan amonia converter dinaikkan terlebih Suhu gas ini sekitar 481oC dan diggunakan untuk
dahulu menjadi 430-500oC dan tekanan 140-150 kg/cm2. Karena membangkitkan steam di 121-C. Untuk mengurangi kadar inert
itu gas dinaikkan dahulu tekanannya dalam synthesis gas and yang berupa CH4 dan Ar, sebagian gas umpan di-purge sebelum
recycle compressor 103-J, yang terjadi dari low pressure case dan di-recycle melalui HP case compressor. Inert ini dapat meracuni
high pressure case compressor. Gas sintesis keluar LP katalis dan mempengaruhi kesetimbangan reaksi bila kadarnya
casecompressor bertekanan 67 kg/cm2 dengan suhu 177oC. terlalu tinggi.
Sebelum ditekan dalam HP case compressor, gas ini didinginkan Kelebihan Fixed Bed Reaktor Katalitik : Untuk mereaksikan dua
dahulu dalam intercooler gas feed methanator 136-C, cooler 116- macam gas sekaligus, Kapasitas produksi cukup tinggi,
C, serta amonia chiller 129-C. Kondensat yang terbentuk Pemakaian tidak terbatas pada kondisi reaksi tertentu (eksoterm
dipisahkan dalam synthesis gas feed compressor first stage atau endoterm), pemakaian lebih fleksibel, Aliran fluida
separator 105F. Gas yang keluar kira-kira suhunya 8oC. Gas mendekati plug flow, sehingga dapat diperoleh hasil konversi
kering dari separator dimasukkan ke HP compressor compressor yang tinggi, Pressure drop rendah, Oleh karena adanya hold-up
bersama-sama dengan recycle gas dari amonia converter, dan yang tinggi, maka pencampuran radial yang lebih baik dan tidak
keluar dari kompresor tekanannya sekitar 151,2 kg/cm2 dan suhu ditemukan channeling, Pemasokan katalis per unit volum reaktor
86oC. Gas ini mengandung ammonia karena bercampur dengan besar, Hold up liquid tinggi, Katalis benar-benar dibasahi,
recycle gas dari ammonia converter. Untuk memungut amonia Kontrol temperature lebih baik, Transfer massa gas-liquid lebih
dalam gas alam, gas ini dilewatkan pada unit pemisahan dan tinggi daripada reaktor trickle bed karena interaksi gas-liquid
pemurnian sehingga kadar amonianya turun dari 9% menjadi 2% lebih besar
mol. Gas ini kemudian dipanaskan dalam heat exchanger 112-C Kekurangan Fixed Bed Reactor : Resistansi difusi intra partikel
yang kemudian memanfaatkan panas yang keluar dari Amonia yang sangat besar, Laju transfer massa dan transfer panas
converter, baru kemudian diumpankan ke amonia converter. Gas rendah, pemindahan katalis sangat sulit dan memerlukan shut
masuk amonia converter pada dua tempat, yaitu bagian atas dan down alat, Konversi lebih rendah, Ada kemungkinan terjadi
bagian bawah. Amonia converter 105-D ini terdiri dari empat reaksi samping homogen pada liquid, Pressure drop tinggi

Anda mungkin juga menyukai