Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Kelainan Degeneratif Telinga
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Kelainan Degeneratif Telinga
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gangguan pendengaran adalah masalah serius yang paling sering dihadapi
seseorang karena dapat menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi saat
bersosialisasi. Apalagi jika hal ini terjadi tanpa di sadari, sehingga mereka tetap
merasa dalam keadaan baik-baik saja. Gangguan pendengaran terutama sering
terjadi pada usia lanjut.
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
manfaat. Batasan lansia (lanjut usia) menurut WHO meliputi, usia pertengahan
(middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (eldery) yaitu usia
antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 76 sampai 90
tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun. Menurut Depkes
RI batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu pertengahan umur usia
lanjut (virilitas) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan keperkasaan
fisik dan kematangan jiwa antara 45-54 tahun, usia lanjut dini (prasenium) yaitu
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun, kelompok usia
lanjut (senium) usia 65 tahun ke atas dan usia lanjut dengan risiko tinggi yaitu
kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup
sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau cacat.
Presbikusis adalah penurunan pendengaran alamiah yang terjadi sejalan
dengan proses penuaan dan umumnya dimulai pada umur 65 tahun. Presbikusis
terjadi pada nada tinggi dan pada pemeriksaan audiometri nada murni terlihat
berupa penurunan pendengaran jenis sensorineural yang bilateral pada kedua
telinga dan simetris yang disebabkan oleh perubahan degeneratif telinga bagian
dalam.
Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada
usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi
Page 1
pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namum dapat juga berupa
tuli konduktif atau tuli campur.
Angka insidensi dari gangguan pendengaran akibat prebikusis pada lansia
di Amerika Serikat dilaporkan sebesar 25-30% untuk kelompok umur 65-70
tahun, sedangkan angka insidensi untuk umur lebih dari 75 tahun sebesar 50%.
Menurut hasil survei, jumlah pemakai alat bantu dengar sampai saat ini di
Amerika mencapai 20 juta orang.
Pendengaran yang baik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang
sangat penting bagi manusia. Jika manusia mengalami gangguan pendengaran
maka hal itu akan sangat berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini
sudah tersedia teknik penanganan gangguan pendengaran yang baru dan lebih
baik. Penanganan gangguan pendengaran yang efektif telah terbukti menghasilkan
efek positif terhadap kualitas hidup.
Pemasangan alat bantu dengar (ABD) merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup terutama pada pasien presbiakusis. Tujuan utama
dari alat bantu dengar adalah untuk memaksimalkan sisa pendengaran.
Page 2
1.3.8
1.3.9
1.3.10
1.3.11
Manfaat Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Page 3
Telinga Luar
Telinga luar atau pinna( aurikula = daun telinga) merupakan gabungan dari
rawan diliputi kulit. Bentuk rawan ini unik dan dalam merawat trauma telinga
luar, harus diusahakan untuk mempertahankan bangunan ini. Kulit dapat terlepas
dari rawan dibawahnya oleh hematom atau pus, dan rawan yang nekrosis dapat
menimbulkan deformitas kosmetik pada pinna (telinga kembang kol).
Liang telinga memiliki tulang rawan pada bagian lateral namun bertulang
disebelah medial. Seringkali ada penyempitan liang telinga pada perbatasan tulang
dan rawan ini. Sendi temporoman dibularis dan kelenjar parotis terletak didepan
terhadap liang telinga sementara prosesus mastoideus terletak dibelakangnya.
Saraf facialis meninggalkan foramen stilomastoideus dan berjalan ke lateral
menuju prosesus stilo mastoideus di postero inferior liang telinga, dan kemudian
berjalan dibawah liang telinga untuk memasuki kelenjar karotis. Rawan liang
telinga merupakan salah satu patokan pembedahan yang digunakan untuk mencari
saraf parsial; patokan lainnya adalah sutura timpano mastoideus.
Page 4
Membran Timpani
Membrana timpani atau gendang telinga adalah suatu bangunan berbentuk
Page 5
Telinga Tengah
Telinga tengah yang terisi udara dapat di bayangkan sebagai suatu kotak
dengan enam sisi. Dindin g posteriornya lebih luas daripada dindin anterior
sehingga kotak tersebut berbentuk baji. Promontorium pada dinding medial
meluas ke lateral ke arah umbo dari membrana timpani sehingga kotak tersebut
lebih sempit pada bagian tengah.
Dinding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fossa cranii
media. Pada bagian atas dinding posterior terdapat aditus ada antrum tulang
mastoid dan dibawahnya adalah saraf fasialis. Otot stapedius timbul pada daerah
saraf fasialis dan tendonnya menembus melalui suatu piramid tulang menuju ke
leher stapes. Saraf korda timpani timbul dari saraf fasialis di bawah stapedius dan
berjalan ke lateral depan menuju incus tetapi di medial maleus , untuk keluar dari
telinga lewat sutura petrotimpanika. Korda timpani kemudian bergabung dengan
saraf lingualis dan menghantarkan serabut-serabut sekretomotorik ke ganglion
submandibularis dan serabut-serabut pengecap dari dua per tiga anterior lidah.
Dasar telinga tengah adalah atap bulbus jugularis yang disebelah superola
lateral menjadi sinus sigmodeus dan lebih ke tengah menjadi sinus transversus.
Keduanya adalah muara tuba eustakius dan otot tensor timpani yang menempati
daerah superior tuba kemudian membalik ,melingkari prosesus kokleariformis dan
berinsersi pada leher maleus.
Page 6
yang
paling
menonjol
pada
dinding
medial
adalah
Tuba Eustachius
Tuba
Eustachius
menghubungkan
rongga telinga
tengah
dengan
nasofaring. Bagian lateral tuba eustachius adalah yang bertulang, sedangkan dua
pertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor timpani terletk
disebelah atas bagian bertulang sementara canalis caroticus terletak dibagian
bawahnya.
Bagian bertulang rawan berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk
ke faring di atas otot konstriktor superior. Bagian ini biasanya tertutup tapi dapat
dibuka melalui konstraksi otot levator palatinum dan tensor palatinum yang
masing-masing disarafi fleksus faringealis dan saraf mandibularis. Tuba
eustachius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membran timpani.
Page 7
Telinga Dalam
Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut sebagai
labirin. Deriva vesikel otika membentuk suatu rongga tertutup yaitu labirin
membran yang terisi endolimfe, satu-satunya cairan ekstraselular dalam tubuh
yang tinggi kalium dan rendah natrium. Labirin membran dikelilingi oleh cairan
perilimfe (tinggi natrium, rendah kalium) yang terdapat dalam kapsula otika
bertulang. Labirin tulang dan membran memiliki memiliki bagian vestibular dan
bagian koklear (pars inferior) merupakan organ pendengaran kita.
Koklea melingkar seperti rumah siput dengan dua dan satu-setengah
putaran. Aksis dari spinal tersebut dikenal sebagai modiolus, berisi berkas saraf
dan suplai arteri dari arteri vertebralis. Serabut saraf kemudian berjalan
menerobos suatu lamina tulang yaitu lamina spiralis oseus untuk mencapai sel-sel
sensorik organ corti. Rongga koklea bertulang dibagi menjadi tiga bagian oleh
duktus koklearis yang panjangnya 35 mm dan berisi endolimfe. Bagian atas
adalah skala vestibuli, berisi perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oleh
membrane Reissner yang tipis. Bagian bawah adalah skala timpani juga
mengandung perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oleh membrane
basiliaris. Perilimfe pada kedua skala berhubungan pada apeks koklea spiralis
tepat setelah ujung buntu duktus koklearis melalui celah yang dikenal sebagai
helikotrema. Membran basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar
pada apeks (nada rendah).
Terletak diatas membrane basiliaris dari basis ke apeks adalah organ corti,
yang mengandung organel organel penting untuk mekanisme saraf perifer
pendengaran. Organ korti terdiri dari satu barisan sel rambut dalam dan tiga baris
sel rambut luar. Sel sel ini menggantung lewat lubang lubang lengan
horizontal dari suatu jungkat jangkit yang dibentuk oleh sel sel penyokong.
Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada
permukaan sel sel rambut terdapat streosilia yang melekat pada suatu selubung
diatasnya yang cenderung datar, bersifat gelatinosa dan aselular, dikenal sebagai
membrane tektorial.
Page 8
pengaruh
gravitasi,
maka
gaya
dari
otolit
akan
membengkokkan silia sel sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada sel
reseptor.
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus sempit yang
juga merupakan saluran menuju endolimfatikus.Makula utrikulus terletak pada
bidang yang tegak lurus terhadap macula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis
bermuara pada utrikulus. Masing masing kanalis mempunyai suatu ujung yang
melebar membentuk ampula dan mengandung sel sel rambut Krista. Sel sel
rambut menonjol pada suatu kupula gelatinosa. Gerakan endolimfe dalam kanalis
semisirkularis
akan
menggerakkan
kupula
yang
selanjutnya
akan
Fisiologi pendengaran ?
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang
suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah daerah
bertekanan tinggi karena kompresi (pemadatan) molekul molekul udara yang
berselang seling dengan daerah daerah bertekanan rendah karena penjarangan
(rarefaction) molekul tersebut.Suara ditandai oleh nada, intensitas, dan timbre.
Nada, suatu suara ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin tinggi frekuensi
maka semakin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara
dengan frekuensi dari 20 20.000 siklus per detik, tetapi paling peka terhadap
frekuensi antara 1000 4000 siklus per detik. Intensitas atau kepekakan suatu
suara bergantung pada amplitude gelombang suara, atau perbedaan tekanan antara
daerah pemampatan yang bertekanan tinggi dan daerah penjaranganyang
Page 9
Page 10
Page 11
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan
proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam
sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di
lobus temporalis (Boies, 1997).
2.3
Definisi presbikusis
Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses
degenerasi organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang
terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi
serta tidak ada kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum
(Rusmarjono, 2001).
2.4
Epidemiologi presbikusis
Berdasarkan definisinya, prevalensi presbiakusis meningkat seiring
2.5
Etiologi presbikusis
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses
Page 12
Patofisiologi presbikusis
Page 13
Proses degenerasi
telinga
dalam
pada lansia
Bila intensitas
suara tinggi dapat
timbul nyeri,
disertai tinitus dan
vertigo
2.7
Telinga
berdenging,
pasien dapat
mendengar tapi
sulit
memahami
Perubahan
struktur koklea
dan nervus
akustik
Pendengaran
berkurang
secara
perlahan,
progresif, dan
simetris pada
kedua telinga
Klasifikasi prebikusis
Terdapat 4 lokasi penuaan koklea dan membagi presbikusis menjadi 4 tipe
Page 14
Page 15
Gambaran klasik: speech discrimination sangat berkurang dan atrofi yang luas
pada ganglion spiralis. Gambaran khas audiogram menunjukkan penurunan
ambang dengar terjadi pada frekuensi yang semakin tinggi semakin memburuk
(cookie-bite) (Rusmarjono, 2001).
c. Presbikusis Mekanik ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder dari
membran basilaris koklea. Gambaran khas nya adalah audiogram yang menurun
dan simetris (ski-slope). penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi secara
perlahan-lahan pada usia pertengahan. Secara histologi tidak ada perubahan
morfologi pada struktur koklea. Perubahan atas respon fisik khusus dari membran
basalis lebih besar di bagian basal karena lebih tebal dan jauh lebih kurang di
apikal. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus koklearis dan atrofi dari
ligamentum spiralis. Berhubungan dengan tuli sensorineural yang berkembang
sangat lambat
Page 16
Page 17
Diagnosis presbikusis
Pada anamnesis penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut,
Page 18
frekuensi 1000 Hz. Gambaran ini khas pada gangguan pendengaran jenis sensorik
dan neural. Kedua jenis ini paling sering ditemukan.
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.
Semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang
lebih rendah (Soepardi, 2007).
Audiometri tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara
(speech discriminatin) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis
jenis neural dan koklear. Pada pemeriksaan audiometri tutur pasien diminta untuk
mengulang kata yang didengar melalui kasettape recorder. Pada tuli persepti
koklea, pasien sulit untuk membedakan bunyi R, S, C, H, CH, N. Sedangkan pada
tuli retrokoklea lebih sulit lagi umtuk membedakan kata tersebut. Guna
pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam pembicaraan
sehari-hari, dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar.
2.10
Penatalaksanaan presbikusis
Penatalaksanaan pada pasien bertujuan untuk memperbaiki efektifitas
Komponen
Microphone
Fungsi
bagian yang berperan menerima suara dari
luar
dan
menjadi
mengubah
energi
sinyal
listrik,
meneruskannya ke amplifier.
Page 19
suara
kemudian
Amplifier
energi
listrik
yang
Receiver
atau
loudspeaker
Baterai
telinga
sebagai sumber tenaga.
diberlakukan pada alat bantu dengar yang sesuai dengan kondisi gangguan
pendengaran klien. Dengan metode algoritma
Page 20
Dengan cara tersebut diharapkan suara yang pelan dapat terdengar, namun suara
yang keras tidak terasa menyakitkan telinga (over amplifikasi). Dan pemrosesan
digital memastikan replika sinyal asal secara presisi dengan distorsi yang minimal
agar menghasilkam kualitas suara yang bagus.
iii. Kandidat pemakai alat bantu dengar
Setiap orang dengan kesulitan mendengar atau memahami pembicaraan
harus mempertimbangkan penggunaan alat amplifikasi pendengaran. Hal ini
terutama sangat dianjurkan untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran,
dimana intervensi harus dianjurkan sedini mungkin. Gangguan pendengaran dapat
secara umum dikelompokkan menjadi Mild Hearing Loss (20-40 dB), Moderate
Hearing Loss (45-65 dB), Severe Hearing Loss (70-85 dB), Profound Hearing
Loss (>85 dB)
Selain tipe dan derajat ketulian, ada beberapa faktor lainnya yang perlu
diperhitungkan mengenai apakah seorang pasien membutuhkan alat bantu dengar,
antara lain umur dan kondisi kesehatan mental dan fisik pasien secara umum,
motivasi pasien (Bukan keluarga atau pihak lain), kondisi keuangan pasien,
pertimbangan kosmetis, kebutuhan pasien akan komunikasi, terutama dalam
b.
alat
bantu
dengar
Page 21
konvensional,
usia 12 bulan sampai 17 tahun,
tidak ada kontraindikasi medis
calon pengguna mempunyai
perkembangan kognitif yang
baik.
i. Cara kerja implan koklea
Perangkat implan koklea terdiri dari Komponen luar (Mikrofon, Speech
processor, kabel pengubung), komponen dalam (Receiver dan Multi-channel
electrode). Prinsip kerja dari cochlear implant pertama kali gelombang suara
masuk pada mikrofon yang ditempatkan pada headpiece, suara dikirim ke speech
processor melalui sebuah kabel tipis yang menghubungkan headpiece ke speech
processor, speech processor mengubah suara tersebut menjadi sebuah sinyal
khusus yang dapat ditafsirkan oleh otak. Perubahan ini diselesaikan dengan suatu
program
dikirim kembali melalui kabel yang sama ke headpiece dan dikirim melewati
kulit melalui gelombang radio ke alat yang ditanam tersebut, sinyal tersebut
berjalan melalui barisan elektroda di dalam pusat telinga dan merangsang saraf
pendengaran. Saraf pendengaran kemudian mengirim sinyal sinyal listrik ke
otak dimana siyal sinyal listrik tersebut ditafsirkan sebagai suara.
2.11
Prognosis presbikusis
Pasien dengan presbikusis tidak dapat disembuhkan, semakin lama akan
Page 22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Presbikusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut
akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara perlahan dan
simetris pada kedua sisi telinga.batasan usia lanjut menurut who adalah usia 60
tahun ke atas.
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses
degenerasi, namun diduga kejadian presbikusis memiliki hubungan dengan
berbagai
faktor
etiologi
yang
lain,
seperti:
vaskular
(hipertensi
dan
berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan
penunjang.
Penatalaksanaan dari presbikusis itu sendiri adalah terutama dengan
menggunakan alat bantu dengar / Hearing Aid. Presbikusis tidak dapat
Page 23
disembuhkan
dan
tujuan
penatalaksanaanya
adalah
untuk
memperbaiki
3.2 Saran
a. Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam penyusunan makalah selanjutnya. Sehingga apabila terdapat
kekurangan
dalam
penyususnan
makalah
ini,
penulis
dapat
Page 24
DAFTAR PUSTAKA
Page 25