(DBD)
RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN
2013
Demam Berdarah
Dengue
DBD dikarakteristikkan
dengan gejala demam tinggi
mendadak , tourniquet postif
dan salah satu bentuk
perdarahan, melena,
pembesaran hati, syok dll
Rumusan
Masalah
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Demam
Berdarah
Dengue
EPIDEMIO
LOGI
ETIOLOGI
OA seringkali terjadi tanpa diketahui
sebabnya, yang disebut dengan osteoatritis
primer, OA dapat terjadi akibat trauma sendi,
infeksi, atau variasi herediter, perkembangan
kelainan metabolik dan neurologik, yang
disebut dengan OA sekunder.
FAKTOR RESIKO
Umur, Jenis Kelamin, Suku Bangsa, Genetik, Kegemukan
dan Penyakit Metabolik, Cedera Sendi Pekerjaan dan
Olahraga, Kelainan Pertumbuhan.
Faktor
mekanis
Disorganisasi
6.PATOFISIOLOGI (OA)
Kartilago
Gangguan Fungsi
rawan sendi
Terjadi
fibrilasi
rawan sendi
Respon
Inflamasi
Mengubah
Arsitektur sendi
dan kompensasi
pert.osteofit
OSTEOATRITIS
Penipisan
rawan
sendi
dan
penyempitan sendi
pada Rontgen
Diagnosis OA
Dagnosis OA ditegakkan berdasarkan : Anamnesis,
Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan lab.
Pemeriksaan Radiologi
Pem.Radiologi : Dilakukan pada sendi yang terkena
biasanya sudah cukup menegakkan diagnosa.
-Gambarannya : - penyempitan celah sendi
- sklerosis - Kista pada tulang - Osteofit pada pinggir
sendi - perub.struktur anatomi sendi.
-Dan pada awal peny.OA gambran radiografi nya
masih terlihat normal.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek kesehatan
umum pasien, termasuk kekuatan ototnya, memeriksa
sendi yang terganggu,mengamati kemampuan pasien
untuk berjalan, membungkuk.
Periksa sendi yang terkena deformitas,krepitus,kisaran
gerak berkurang , nyeri tekan.
PENATALAKSANAAN OA
Penatalaksaan OA dilakukan secara non farmakologi dan
farmakologi,belum ada obat yang dapat menyembuhkan OA.
Namun, terapi yang ada dapat menurunkan rasa sakit.
Terapi non Farmakologi
- Penerangan atau edukasi
- Terapi fisik dan Fisioterapi
- Penurunan berat badan
Terapi Farmakologi
- Analgesik : asetominofen ( parasetamol )
- OAINS ( obat anti inflamasi non steroid)
Aspirin,ibufropen,piroksikam,diklofenak dll
- Injeksi asam hialuronat secara intra-artikuler
Terapi Pembedahan
METODE PENELITIAN
Jenis
Penelitian dan
Pendekatan
Penelitian
Lokasi dan
Waktu
Penelitian
Deskriptif
RS TK II
PUTRI HIJAU
KESDAM I
/BB MEDAN
Retrospektif
Maret-April
2014
Populasi dan
Sampel
Penelitian
Semua
penderita
Osteoartritis
yang
memenuhi
kriteria inklusi
dan ekslusi
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode survei
deskriptif, dengan pendekatan Retrospektif . Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran OA pada
usia 30 sampai 71 tahun, dengan memperhatikan
umur,jenis kelamin, dan gejala klinis,Pemeriksaan
radiologi serta terapi.
Gambaran penderita OA
1.Umur pasien
2. Jenis pekerjaan
3. Gejala Klinis
4.Pemeriksaan Radiologi
5. Terapi
Cara Kerja
- Mencatat data no rekam medik dan dibantu dengan
petugas rekam medik.
- Meminta buku rekam medik dan mencatat data sesuai no
rekam medik
- Data yang terkumpul dilanjutkan dengan melakukan
analisis data
Pengelolaan
Data
Analisa Data
Edit (Editing)
Coding
Pemasukan data (Entry Data):
Memasukkan data kedalam file
menggunakan software
Tabulasi
Hasil Penelitian
Distribusi Penderita Osteoatritis Berdasarkan Tahun Di Rumah
Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Periode 01 Januari
2011 sampai 31 Desember 2013
Tahun
Jumlah
2011
2012
19
2013
17
Total
45
Frekuensi (n)
Persentase (%)
21-30
2.2
31-40
6.7
41-50
15.6
51-60
12
26.7
61-70
18
40.0
>71
8.9
Total
45
100.0
Laki-laki
19
42.2
Perempuan
26
57.8
Total
45
100.0
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Nyeri di lutut
34
75.6
Nyeri di bahu
13.3
Nyeri di panggul
8.9
Nyeri di jari
2.2
45
100.0
tangan
Total
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
Foto konvensional
26
57.8
MRI
2.2
Tidak melakukan
18
40.0
45
100.0
pemeriksaan radiologi
Total
(%)
Medikamentosa
29
64,4
Medikamentosa +
16
35,6
45
100
Fisioterapi
Total
Pembahasan
Umur
9%
2%
7%
16%
40%
27%
21-30
31-40
41-50
51-60
61-70
>71
Jenis Kelamin
Diatas 50 tahun (setelah menopause)
frekuensi OA lebih banyak pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukkan
kemungkinan adanya peran hormonal
pada patofisiologi OA
Jenis Kelamin
42%
58%
Laki-laki
Perempuan
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pada penderita OA dilakukannya
pemeriksaan radiografi pada sendi yang
terkena sudah cukup untuk memberikan
suatu gambaran diagnostik .
Pemeriksaan Radiologi
40%
58%
2%
Foto konvensional
MRI
Tidak melakukan pemeriksaan
radiologi
TERAPI
Hal ini dimungkinkan dengan terapi medikamentosa yang
diberikan yaitu mengurangi nyeri masyarakat atau pasien yang
menderita osteoatritis merasa tidak perlu melakukan fisioterapi.
Manfaat langsung terapi fisik memperbaiki kesehatan dan
memperkuat otot yang menyokong dan melindungi sendi,
mengurangi nyeri dan sendi kaku, latihan fisik teratur juga dapat
Terapi
mengurangi pembengkakan.
36%
64%
Medikamentosa
Medikamentosa
+ Fisioterapi
Kesimpulan
Saran
&
Bagi Peneliti
Bagi Instansi Kesehatan
Bagi Penderita OA
Terima Kasih