Anda di halaman 1dari 31

KARAKTERISTIK DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)
RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN
2013

HANA APRIANA SIMANJUNTAK


211 210 037
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2015

Latar Belakang Masalah


Penyakit ini disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan
oleh gigitan nyamuk Aedes,
terutama Aedes aegypti.

Jumlah penderita cenderung


terus meningkat serta semakin
luas penyebarannya sejalan
dengan meningkatnya
mobilitas kepadatan penduduk

Demam Berdarah
Dengue
DBD dikarakteristikkan
dengan gejala demam tinggi
mendadak , tourniquet postif
dan salah satu bentuk
perdarahan, melena,
pembesaran hati, syok dll

Prevalensi DBD Sumatera


Utara 1,21% (Profil
Kesehatan Sumatera Utara,
2012)

Rumusan
Masalah

Tujuan

Bagaimana Gambaran Osteoartritis


Pada Pasien Nyeri Sendi Di Rumah
Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam
1/BB Medan Tahun 2011 2013

Tujuan Umum
Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti : Syarat melengkapi S.ked


2. Bagi Institusi Pendidikan : Sumber referensi
3. Bagi Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam
1/BB Medan : Memberikan informasi secara objektif

Tinjauan Pustaka
Demam
Berdarah
Dengue

EPIDEMIO
LOGI

Penyakit demam akut yang


disebabkan oleh salah satu dari 4
serotipe virus dengue yang
ditandai dengan manifestasi
perdarahan dan bertendensi
menimbulkan renjatan dan
kematian
Di Indonesia OA lutut yang
tampak secara radiologi pada
pria 15,5%, dan wanita
12,7% yang berumur 40 -60
thn

ETIOLOGI
OA seringkali terjadi tanpa diketahui
sebabnya, yang disebut dengan osteoatritis
primer, OA dapat terjadi akibat trauma sendi,
infeksi, atau variasi herediter, perkembangan
kelainan metabolik dan neurologik, yang
disebut dengan OA sekunder.
FAKTOR RESIKO
Umur, Jenis Kelamin, Suku Bangsa, Genetik, Kegemukan
dan Penyakit Metabolik, Cedera Sendi Pekerjaan dan
Olahraga, Kelainan Pertumbuhan.

Faktor
mekanis
Disorganisasi

6.PATOFISIOLOGI (OA)

Kartilago
Gangguan Fungsi
rawan sendi

Terjadi
fibrilasi
rawan sendi

Respon
Inflamasi
Mengubah
Arsitektur sendi
dan kompensasi
pert.osteofit

OSTEOATRITIS

Penipisan
rawan
sendi
dan
penyempitan sendi
pada Rontgen

Diagnosis OA
Dagnosis OA ditegakkan berdasarkan : Anamnesis,
Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan lab.

Pemeriksaan Radiologi
Pem.Radiologi : Dilakukan pada sendi yang terkena
biasanya sudah cukup menegakkan diagnosa.
-Gambarannya : - penyempitan celah sendi
- sklerosis - Kista pada tulang - Osteofit pada pinggir
sendi - perub.struktur anatomi sendi.
-Dan pada awal peny.OA gambran radiografi nya
masih terlihat normal.

Jenis Pemeriksaan Radiografi Yang Bisa


Dilakukan
Foto polos, Artrografi, MRI, USG, CT-Scan
Daerah- Daerah yang sering terkena :
Lutut,Panggul,Tulang Belakang, Jari
Tangan,Bahu
Pemeriksaan laboratorium
OA adalah gangguan atritis lokal,tidak ada
pemeriksaan darah khusus untuk menegakkan
diagnosa,uji lab hanya untuk menyingkirkan
bentuk-bentuk atritis lainnya.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek kesehatan
umum pasien, termasuk kekuatan ototnya, memeriksa
sendi yang terganggu,mengamati kemampuan pasien
untuk berjalan, membungkuk.
Periksa sendi yang terkena deformitas,krepitus,kisaran
gerak berkurang , nyeri tekan.

Tanda dan Gejala klinis


Pada OA keluhan sudah berlangsung lama ,tetapi
berkembang secara perlahan.
Nyeri sendi (keluhan utama), Hambatan gerak sendi,
Kaku pagi, Krepitasi, Pembesaran Sendi ( Deformitas ),
Perubahan gaya berjalan

Klasifikasi berdasarkan Radiologi


menurut Kellgren Lawrence , Secara radiologis OA
diklasifikasikan menjadi :
Grade 0 : Normal
Grade 1 : ragu ragu tanpa osteofit, penyempitan sendi
meragukan.
Grade 2 : minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan
permukaan sendi menyempit asimetris
Grade 4 : Berat, ada osteofit yang besar ,permukaan sendi
menyempit secara komplit, Sklerosis subkondral berat,
kerusakan permukaan sendi.

PENATALAKSANAAN OA
Penatalaksaan OA dilakukan secara non farmakologi dan
farmakologi,belum ada obat yang dapat menyembuhkan OA.
Namun, terapi yang ada dapat menurunkan rasa sakit.
Terapi non Farmakologi
- Penerangan atau edukasi
- Terapi fisik dan Fisioterapi
- Penurunan berat badan
Terapi Farmakologi
- Analgesik : asetominofen ( parasetamol )
- OAINS ( obat anti inflamasi non steroid)
Aspirin,ibufropen,piroksikam,diklofenak dll
- Injeksi asam hialuronat secara intra-artikuler

Terapi Pembedahan

Terapi pembedahan diberikan apabila, terapi farmakologis


dan non farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa
sakit, dan terjadi deformitas sendi ,serta menggangu
aktifitas sehari-hari.
Pencegahan

Pencegahan untuk menghindari sedini mungkin terkena OA


atau membuat OA tidak kambuh lagi.
- Menjaga BB - Olahraga yang tidak banyak menggunakan
persendian - Menghindari trauma - Minum suplemen sendi Mengkonsumsi makanan sehat.

METODE PENELITIAN
Jenis
Penelitian dan
Pendekatan
Penelitian

Lokasi dan
Waktu
Penelitian

Deskriptif

RS TK II
PUTRI HIJAU
KESDAM I
/BB MEDAN

Retrospektif

Maret-April
2014

Populasi dan
Sampel
Penelitian
Semua
penderita
Osteoartritis
yang
memenuhi
kriteria inklusi
dan ekslusi

Teknik Pengambilan Sampel


Simple random sampling

Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode survei
deskriptif, dengan pendekatan Retrospektif . Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran OA pada
usia 30 sampai 71 tahun, dengan memperhatikan
umur,jenis kelamin, dan gejala klinis,Pemeriksaan
radiologi serta terapi.

Data Rekam Medik


Pasien di Rumah Sakit Tingkat 2
Putri Hijau Kesdam 1 BB tahun
2010-2012

Gambaran penderita OA

1.Umur pasien
2. Jenis pekerjaan
3. Gejala Klinis
4.Pemeriksaan Radiologi
5. Terapi

Cara Kerja
- Mencatat data no rekam medik dan dibantu dengan
petugas rekam medik.
- Meminta buku rekam medik dan mencatat data sesuai no
rekam medik
- Data yang terkumpul dilanjutkan dengan melakukan
analisis data

Tenaga Pengumpulan Data


Peneliti sendiri.

Pengelolaan

Data

Analisa Data

Edit (Editing)
Coding
Pemasukan data (Entry Data):
Memasukkan data kedalam file
menggunakan software
Tabulasi

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik untuk


menilai presentase Osteoatritis berdasarkan umur,
jenis kelamin, gejala klinis, pemeriksaan radiologi,
terapi. Data yang diambil diperoleh dari rekam
medik di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau
Kesdam I/ BB Medan pada tahun 2011-2013.

Hasil Penelitian
Distribusi Penderita Osteoatritis Berdasarkan Tahun Di Rumah
Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Periode 01 Januari
2011 sampai 31 Desember 2013
Tahun

Jumlah

2011

2012

19

2013

17

Total

45

Distribusi Penderita Osteoatritis Berdasarkan Umur Di Rumah


Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Periode 01 Januari
2011 sampai 31 Desember 2013
Umur (Tahun)

Frekuensi (n)

Persentase (%)

21-30

2.2

31-40

6.7

41-50

15.6

51-60

12

26.7

61-70

18

40.0

>71

8.9

Total

45

100.0

Distribusi Penderita Osteoatritis Berdasarkan Jenis Kelamin Di


Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Periode 01
Januari 2011 sampai 31 Desember 2013
Jenis Kelamin

Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki

19

42.2

Perempuan

26

57.8

Total

45

100.0

Distribusi Penderita Osteoartritis Berdasarkan Gejala Klinis


Di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Periode
01 Januari 2011 sampai 31 Desember 2013
Gejela Klinis

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Nyeri di lutut

34

75.6

Nyeri di bahu

13.3

Nyeri di panggul

8.9

Nyeri di jari

2.2

45

100.0

tangan
Total

Distribusi Penderita Osteoatritis Berdasarkan Pemeriksaan


Radiologi Di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan
Periode 01 Januari 2011 sampai 31 Desember 2013
Pemeriksaan Radiologi

Frekuensi

Persentase

(n)

(%)

Foto konvensional

26

57.8

MRI

2.2

Tidak melakukan

18

40.0

45

100.0

pemeriksaan radiologi
Total

Distribusi Penderita Osteoatritis Berdasarkan Terapi Di Rumah


Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Periode 01 Januari
2011 sampai 31 Desember 2013
Terapi
Frekuensi
Persentase
(n)

(%)

Medikamentosa

29

64,4

Medikamentosa +

16

35,6

45

100

Fisioterapi
Total

Pembahasan

Umur
9%

2%

7%
16%

40%
27%

21-30
31-40
41-50
51-60
61-70
>71

Jenis Kelamin
Diatas 50 tahun (setelah menopause)
frekuensi OA lebih banyak pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukkan
kemungkinan adanya peran hormonal
pada patofisiologi OA

Jenis Kelamin

42%
58%

Laki-laki
Perempuan

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pada penderita OA dilakukannya
pemeriksaan radiografi pada sendi yang
terkena sudah cukup untuk memberikan
suatu gambaran diagnostik .

Pemeriksaan Radiologi

40%
58%
2%

Foto konvensional
MRI
Tidak melakukan pemeriksaan
radiologi

TERAPI
Hal ini dimungkinkan dengan terapi medikamentosa yang
diberikan yaitu mengurangi nyeri masyarakat atau pasien yang
menderita osteoatritis merasa tidak perlu melakukan fisioterapi.
Manfaat langsung terapi fisik memperbaiki kesehatan dan
memperkuat otot yang menyokong dan melindungi sendi,
mengurangi nyeri dan sendi kaku, latihan fisik teratur juga dapat
Terapi
mengurangi pembengkakan.

36%
64%

Medikamentosa
Medikamentosa
+ Fisioterapi

Kesimpulan

Saran

&

Bagi Peneliti
Bagi Instansi Kesehatan
Bagi Penderita OA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai