Bab I
Bab I
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat inayah dan hidayah-Nya penulis dapat menghimpun makalah ini dalam bentuk
tulisan dari berbagai sumber yang ada. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Audit II
yang di bimbing oleh dosen bapak Wirawan Suhaedi.
Dalam menyusun makalah ini,kami menghaturkan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga kepada Bapak dosen mata kuliah Audit II yang telah memberikan arahan serta
bimbingan hingga makalah ini tersusun seperti ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya makalah ini.
Makalah ini tentu saja masih banyak kekurangannya dan menjauh dari sempurna. Oleh
karena itu,penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terutama bapak dosen
mata kuliah Audit II untuk penyempurnaannya.
Akhirulkalam semoga makalah ini dapat berguna atau bermanfaat bagi semua pembaca
pada umumnya dan penyusun pada khususnya. Dan semoga Allah memberkahi semua usaha
kita.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
KATA PENGHANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
BAB II Landasan Teori..........................................................................................7
2.1 Definisi Aktiva Tetap ....................................................................... 7
2.2 Kelompok Aktiva Tetap..................................................................... 7
2.3 Metode Perhitungan Penyusutan ...................................................... 8
2.4 Transaksi Pembiayaan Aktiva .......................................................... 9
2.5 Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif
Pembiayaan Tunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha
(leasing) ........................................................................................... 10
2.6 Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap............................................... 11
2.7 Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap........................ 12
2.8 Teknik Audit Aktiva Tetap................................................................. 12
2.9 Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap.................................................. 13
2.10 Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap......................... 15
2.11 Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap
dan aktiva lancar........................................................................... 16
BAB III PENUTUP ..............................................................................................17
3.1 Kasus................................................................................................17
3.2 Kesimpulan........................................................................................18
3.3 Lampiran ......................................................................................... 19
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan kekayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan berjalannya kegiatan perusahaan sangat
berhubungan erat dengan kepemilikan kekayaan perusahaan. Disisi lain kepemilikan
kekayaan perusahaan harus di kelola dan ungkapkan dengan benar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang diberikan nantinya tidak menyesatkan
bagi pemakai Laporan keuangan .
Audit merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kewajaran atas akun
yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan mencatat maupun kesalahan dalam
mengalokasikan biaya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja . Audit dapat dilakukan
oleh pihak intern maupun oleh pihak ekstern.
Dalam Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern ataupun oleh
auditor ekstern , harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan perusahaan dalam
melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan karena diketahui sebelumnya
adanya ketidakberesan atau biasa disebut dengan tujuan khusus , maka Pemeriksaan harus
dilakukan dengan sedetail mungkin dan sample yang digunakan adalah 100 % atau semua
kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut harus di periksa. Agar diketahui
ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa nilai kesalahannya, serta siapa pihak yang
terkait yang melakukan kesalahan (disengaja atau tidak). Berbeda dengan Pemeriksaan yang
tujuannya adalah umum dimana perusahaan hanya menginginkan penilaian terhadap pihak
auditor, untuk menyatakan wajar atau tidak terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi yang
sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan demikian untuk Pemeriksaan umum ini auditor
tidak harus melakukan Pemeriksaan dengan 100 % Bukti transaksi , tetapi dapat dengan
menggunakan sample Bukti yang sebelumnya dilakukan penilaian system pengendalian
intern, materialitas perusahaan dan risiko perusahaan.
Aktiva Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material , maka adanya
kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda
oleh pemakai Laporan keuangan. Hal ini sangat merugikan baik oleh perusahaan sendiri
maupun oleh pihak ekstern yaitu seperti kreditur, investor, pemegang saham , publik . Untuk
itu diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan keuangan. Agar audit
dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka perlu dibuat teknik audit yang
baik sesuai dengan kondisi perusahaan . Demikian pula diperlukan orang yang kompeten dan
independen dalam melaksanakan audit tersebut. Dari masalah tersebut maka muncul
pertanyaan tentang bagaimana teknik audit aktiva tetap dilakukan agar terhindar dari
kesalahan dalam pelaporan keuangan .
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh
perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan
lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya
perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."
Sedangkan untuk pengakuannya, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16
tentang Pengakuan Aktiva Tetap dan Aktiva Lain- Lain, menyatakan suatu barang modal
untuk diakui sebagai aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap maka harus dipenuhi
syarat berikut:
1 Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan.
Dalam menentukan suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu
perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang
akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Adanya
kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan dating akan
mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan akan
menerima imbalan dan menerima resiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia
jika resiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal ini terjadi, transaksi
untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa sanksi yang signifikan, dan
karenanya aktiva tidak diakui.
2 Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Kriteria kedua untuk pengakuan
biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti
pembiayaan aktiva yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aktiva
dikontruksi sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat dibuat
dari transaksi dengan pihak eksternal dan perusahaan untuk perolehan bahan baku,
tenaga kerja dan input lain yang digunakan dalam proses kontruksi.
3 Aktiva yang digunakan dalam operasi/kegiatan utama perusahaan dan tidak untuk
dijual.
4 Memiliki umur ekonomi yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun dan disusutkan
nilainya; dan
5 Memiliki bentuk fisik yang aktual.
Fixed intangibleassets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak
bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses
(biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial,
termasuk biaya pendirian).
Contoh dari franchise adalah Kentucky fried chicken, hamburger, McDonald.
Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus
menandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual
makanan/menuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis
makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty.
3.
4.
mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang
telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang.
2.4.2 Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere, yang artinya percaya. Menurut
Hasibuan (2001:87), Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali
bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu
Menurut Home (1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
1. Kredit jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu
tahun.
2. Kredit jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.
Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah fleksibilitasnya. Debitur
berurusan langsung dengan yang meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan
terhadap kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung
2.4.3 Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut The International Accounting Standart
(IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : Suatu perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan
sewa guna usaha (lessor) menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada
penyewa guna usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu
tertentu.
Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)
Menurut Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa
guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang
disepakati
2. Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha
(leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.
2.5 Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif Pembiayaan Tunai, Kredit
Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan
juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan
biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
1. Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya
penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan
oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan
perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal
perusahaan.
2. Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha
(leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan,
sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee
6
(perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui jika
aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi
sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan sewa guna
usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah
ditetapkan.
3. Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank.
Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas
kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur
ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
2.6 Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Efraim (2012:234), mengatakan ada beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian
aset tetap, yaitu:
a. Penjualan Aset Tetap
Jika penggunaan aset tetap tertentu dihentikan, rekening-rekening yang bersangkutan
dengan aset tetap tersebut harus dihapuskan. Jika penghentian disebabkan transaksi
penjualan, selisih antara harga jual dengan nilai buku aset tetap yang tersisa harus diakui
sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih kecil dibandingkan dengan kas/aset lain
yang diterima, timbul keuntungan. Sebaliknya jika nilai buku aset lebih besar
dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul kerugian.
b. Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap. Apabila aset tetap dihentikan karena berakhirnya
masa manfaatnya, semua akun yang berkaitan dengan aset tetap tersebut harus dihapus.
Dalam transaksi ini, saat aset tetap dihentikan masa pemakaiannya masih memiliki nilai
residu, harus diakui sebagai rugi penghentian aset tetap.
c. Pertukaran Dengan Aset Lain. Harga pertukaran aset tetap yang didapat melalui
pertukaran dengan surat berharga diukur dengan jumlah uang yang dapat direalisasikan
apabila surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar surat-surat berharga tidak dapat
ditentukan , harga pasar aset tetap yang diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang
bersangkutan. Jika harga pasar kedua aset tersebut tidak ada maka aset tetap tersebut
harus ditaksir oleh pihak yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser).
2.
3. Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut off bukan merupakan hal yang
penting seperti pemeriksaan atas cut off transactions dalam pemeriksaan
pembeliaan dan penjualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements
(penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun
berjalan (periode yang diperiksa)
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
2. Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan :
Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir,
baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General
Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk
penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
5. Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa
kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.
6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan
Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.
7.
Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy
yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.
8. Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance, sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada
pengeluaran yang seharusnya masuk dalam
kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
9. Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah
Insurance Coveragenya cukup atau tidak.
10.Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya
penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk
memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli
atau menjual Fixed Assets.
13. untuk construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.
14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement
dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar
akuntansi leasing.
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di
bank.
16. periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).
Prosedur Audit
Kertas
Kerja
Tanggal
Pelaksana
an
Pelaksan
aan
a) Hitung rasio:
5.
6.
9.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kasus
Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri
Sandang Nusantara (ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT.
GDC, sebuah perusahaan swasta.
Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas 178.497 meter persegi di kawasan
Senayan dengan Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan mesin di karawang.Berdasarkan
hasil temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester II Tahun Anggaran 1998/1999,
menyatakan ruislaag itu berpotensi merugikan keuangan Negara sebesar Rp. 121,628 miliar.
Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin milik PT. GDC senilai
Rp. 63,954 miliar, berdasarkan penilaian aktiva tetap oleh PT. Sucofindo pada 1999;
penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC senilai Rp. 31,546 miliar; dan kelebihan
perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat
nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26 miliar.
Telaah Kasus
Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syarat-syarat tukar guling
asset, sehingga sangat rawan untuk diselewengkan.
Seharusnya keputusan Tukar Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja,
melainkan melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu
juga diperlukan sebuah aturan baku oleh perusahaan mengenai tukar guling, sehingga
kemungkinan penyelewengan menjadi berkurang.
Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik yang
meneliti kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak ada
manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses tukar menukar.
Walaupun menggunakan jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk
mencegah kecurangan-kecurangan.
Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki pengendalian intern yang sangat
buruk. Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekanan-rekanan bisnisnya maupun oleh
oknum-oknum pejabat perusahaan yang ingin mengambil keuntungan. Oleh karena itu hal
pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN adalah soal Pengendalian Internnya.
13
3.2 Kesimpulan
Dalam mengaudit aktiva tetap, sebagai auditor harus memperhatikan apakah Aktiva tetap
tersebut merupakan pembelian tunai, kredit bank, atau leasing. Kemudian metode yang
digunakan oleh perusahaan yang akan diaudit apakah konsisten atau tidak. Sehingga auditor
dapat memeriksa dokumen-dokumen yang di perlukan. Kemudian auditor harus mengikuti
prosedur audit aktiva tetap secara sistematis sehingga memudahkan auditor dalam
pemeriksaan. Dalam pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap dapat membantu auditor
dalam memeriksa suatu perusahaan sehingga auditor dapat memberikan opini sesuai dengan
kondisi suatu perusahaan tersebut.
14
Rencana Pemeriksaan
1. Umum
PT Audit didrikan berdasarkan akte notaris. Akta pendirian telah di sahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan nomor C3-11.474 tanggal 17 september 1995.
Juga telah didaftarkan di pengadilan negeri Mataram .
Maksud dan Tujuan Perusahaan
Perusahaan bergerak di bidang jual beli barang-barang elektronik
Alamat perusahaan
Jln. Raju mas raya blok AD/01 BTN PEMDA (Lobar)
2. Susunan Pengurus
Presiden Komisaris
Komisaris-komisaris
Direktur
: Wirawan Suhaedi
: Bapak Sapto
Ibu Atikah
: Ibu Intan
3. Ekuitas
Modal dasar perusahaan berjumlah Rp 2.000.000.000
4. Kebijakan Akuntansi
a. Penyajian laporan keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, laporan arus kas
disusun berdasarkan metode langsung
b. Piutang usaha
Perusahan tidak membuat penyisihan piutang tak tertagih, tetapi langsung
membebankan ke perkiraan laba rugi, piutang yang benar-benar tak tertagih.
c. Persediaan
Persediaan di bukukan berdasarkan harga perolehannya penilaian persediaan akhir
berdasarkan metode FIFO
d. Aset Tetap
Asset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan dan penyusutannya di hitung dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis asset
tetap. Taksiran umur ekonomis asset tetap adalah sebagai berikut :
Bangunan dan prasarana
20 Tahun
Kendaraan
10 Tahun
Peralatan Kantor dan Toko 5 Tahun
e. Pengakuan pendapatan
Pendapatan dari penjualan di akui pada saat dilakukan penyerahan barang kepada
pembeli
f. Transaksi dan penjabaran mata uang asing
Pembukuan perusahaan di selenggarkan dalam mata uang rupiah.
Transaksi dalam mata uang asing di bukukan denagn kurs yang berlaku pada saat
terjadinya transaksi. Saldo aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing
pertanggal neraca di jabarkan denag kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
Selisih kurs yang terjadi di kreditkan (dibebankan) pada perhitungan laba rugi tahun
berjalan.
g. Taksiran Pajak Penghasilan
15
Taksiran pajak penghasilan di tentukan berdasarkan laba kena pajak dari tahun yang
bersangkutan
h. Tahun buku
Tahun buku perusahaan berjalan dari tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember
5. Buku yang digunakan perusahaan
Dalam rangka penyusunan laporn keuangan, peruhaan telah menyelenggrakan buku kas,
buku bank, buku besar, ayat jurnal, dan proses pembukuan masih dilakukan secara
,manual dan komputerisasi.
6. Masalah akuntansi
a.
Pembukuan dilakukan secara manual dan komputerisasi.
b. Peruhaan yang menuju pada komputerisasi akan dapat memberikan laporan yang
lebih cepat, akan tetapi dalam praktiknya perusaan masih mengalami hambatanhambatan dalam penggunaan media tersebut yang berakibat pada terlambatnya
penerimaan laporan final. Untuk mengimbangi perkembangan dan masalah-masalah
yang timbu, perusahaan perlu meningkatkan pemakain kompter, dalam hal ini
menerapkan program yang lebih mantap.
7. Masalah perpajakan
a. Dalam pengelompokan beban masih di temukan beban-beban yang sehaarusnya tidak
termasuk pada kelom[pok beban menurut fiskal, hal ini perlu penegasan lebih lanjut
untuk penyusunan rekonsiliasi laba akuntansi dan laba fiskal.
b. Tahun sebelumnya semua pajak terutang telah di selesaikan atau tidak ada pajak yang
belum dibayarkan
8. Masalah pemeriksaan
Laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2014 diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik
RIVA & REKAN.
9. Rencana Kerja
Penempatan Staff:
Partner
: Riva Yuni Lestari
Manajer : Lisa Marlia Abidano
Supervisor : Hanni Mashita Suri
Senior
: Ningtyas Galuh P.
Junior
: Heppy Fitriyan dan Laksmining Puji Lestari
10. Jasa Akuntan
Pemeriksaan umum atas laporan keuangan untuk dapat memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
11. Biaya Pemeriksaan
Rp 150.000.000 (Seratus lima puluh juta Rupiah), ditambah PPN, dikurangi PPh 23.
12. Waktu
Pemeriksaan lapangan dimulai/selesai
Pemeriksaan asset tetap
Evaluasi pengendalian internal
Penyerahan laporan akuntan
Pelaksanaan stock opname
:
:
:
:
:
17
18
19
20
21
22
23