Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kaus Blok Elektif Kepeminatan Paliatif

GANGGUAN PENYESUAIAN PADA PASIEN


KANKER STADIUM TERMINAL YANG AKAN
DI TINGGAL OLEH CARE GIVER

Disusun oleh :

Annisa Eka Nova Wulandari


NPM : 1102011032
Bidang Kepeminatan : Paliatif
Tutor : dr. Citra Fitri, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


JAKARTA
NOVEMBER 2013

Gangguan Penyesuaian Pada Pasien CA


Nasofaring Yang Akan Di Tinggal Oleh Care
Giver
Abstrak
Latar Belakang : Cancer merupakam Life-threatening disease maka pengaruh psikologi pada pasien
cancer merupakan aspek penting pada klinis di kasus oncologis.
Hampir setengah dari pasien cancer di diagnosis dengan gangguan pskiatri dan kebanyakan dari pasien
cancer tersebut memiliki gangguan penyesuaian dan/atau mayor depresi. (Derogatis et all, 1983)
Presentasi Kasus : Ny. V usia 46 taun terdiagnosis Cancer Nasofaring sejak 2011 dan dinyatakan
sembuh, sejak tahun 2013 cancer nya relaps dan dinyatakan oleh dokter telah metastasis ke tulang
belakang. Ny. V saat ini sudah tidak mampu lagi beraktivitas normal dan hanya bisa terbaring lemah
sepanjang hari di tempat tidurnya. Saat ini Ny. V membutuhkan bantuan napas berupa sungkup oksigen
24 jam penuh untuk membantu bernapas dan hanya mendapatkan asupan makanan dari meminum susu
karena sudah tidak dapat menelan makanan dan tidak di mungkinkan di lakukan NGT.
Ny. V tidak menikah jadi saat ini ia tinggal di rumah adiknya dan di rawat oleh seorang care giver yang
sudah ia percaya. Keluarga nya sudah mengetahui persis apa yang di alami Ny. V dan sudah
mengikhlaskan. Care giver Ny. V menyatakan ingin pulang kampung dan menikah, mengetahui hal
tersebut Ny. V tidak setuju dan merasa akan di tinggalkan orang yang memperdulikan dia, kondisi Ny. V
juga terus menurun keluhan sakit nya bertahambah parah dan selalu merasa berdebar-debar.
Diskusi : Satu dari empat pasien dengan stadium terminal pada pasien cancer pernah mengalami
gangguan penyesuaian dan/atau mayor depresi. Faktor yang berasosiasi dengan gangguan penyesuaian
san atau depresi sangat multi dimensial, seperti fungsi fisik, faktor dukungan psikososial, dan adanya
masalah lain nya.
Simpulan dan Saran : Perawatan secara menyeluruh dan komprehensiv termasuk pengobatan fisik,
perawatan psikososial dan penyeleseian masalah lain nya sangar di perlukan untuk pasien dengan
palliative care.
Kata kunci : Care giver, Gangguan Penyesuaian, Palliative Care

Abstract
Introduction: Cancer is a life threatening disease, its psychological impact on patients has been an
important aspect of clinical oncology. Almost half of cancer patients had been diagnosed with a
psychiatric disorder, and that most of them had an adjustment disorder and/or major depression. Other
studies have consistently indicated that adjustment disorders and major depression are common
psychiatric. (Derogatis et all, 1983)
Case presentation : Mrs. V, 46 years old was diagnosed nasopharyngeal cancer since 2011 and declared
healed by the doctor, but the cancer was relaps since 2013 and had been metastated to the backspine.
Now, Mrs. V cant do her routinity and can only lay down in her bed. Oxygen tube was used to help her
breathing and she can only drink milk to fulfill her nutrition because she cant eat and NGT was
impossible to do.
Mrs. V wasnt married and she lived at her sister house with a care giver that she trusted. Her family has
known her condition and they already let her go. Mrs.Vs care giver told the family that she want to go
back home to get married, and Mrs. V wasnt agreed and thinking that the person that cared her was going
away. Because of that, Mrs. V condition is getting worse and she felt more hurt than before and felt
increasingly pounding.
Discussion : One in four patient with terminal ill cancer had experienced adjustment disorder and/or
major depression. The associated factors that indicated with adjustment disorder and/or major depression
is very multidimentional, like physical function, psychosocial support, and other issues.
Conclusion and advice : This suggests that comprehensive care, including physical, psychosocial, and
existential dimensions, is indispensable for these patients. Because both conventional pharmacotherapy
and psychotherapy are useful in ameliorating psychological distress in cancer patients.
Keyword : Care giver, Adjustment Disorder, Palliative Care

Latar Belakang
Kanker merupakan life-threatening disease maka pengaruh psikologi pasien kanker merupakan
aspek penting pada klinis di kasus onkologis. Hampir setengah dari pasien kanker di diagnosis
dengan gangguan psikiatri, dan sebagian besar adalah gangguan penyesuaian dan/atau mayor
depresi (Derogatis LR, 1983)
Banyak study yang menyatakan bahwa gangguan penyesuaian dan mayor depresi merupakan
gangguan psikiatri yang paling sering terjadi pada pasien kanker (Okamura H. et al 2000) .
Prevalensi dari gangguan psikiatri pada pasien stadium terakhir pada pasien kanker berdasarkan
metode rigourus diagnostic (struktur klinikal interview) dan hasilnya adalah gangguan
penyesuaian sebanyak 9% sampai 35% dan pada kasus major depresi adalah 8% sampai 26%
(Akechi T. et al 2001)
Banyak study yang menyatakan bahwa psikological distress bisa menyebabkan hal negative yang
serius pada pasien dengan kanker parah ataupun pada pasien dengan stadium terminal. Seperti
mempengaruhi kualitas hidup pasien, menyebabkan penderitaan yang hebat, dan keinginan untuk
mati lebih cepat ataupun permintaan utnuk melakukan euthanasia (Alechi T. et al 2002)
Di sisi lain sangat sedikit sumber yang memberikan informasi mengapa pada pasien dengan
kanker stadium terminal sebagian mengalami gangguan psikologikal distress dan sebagian lagi
tidak. Walaupum beberapa penulis mengasumsikan beberapa faktor resiko yang dapat
mempengaruhi psikologikal distress pada kanker dengan stadium terminal. Diantaraya adalah
umur yang lebih muda, jenis kelamin (perempuan), Gejala fisik (sakit), fungsi fungsional, letak
kanker ( kanker pada pankreas), metastasis pada otak, hiperkalsemia, penggunaan steroid,
masalah yang menyebabkan kegelisahan, pernah mengalami depresi sebelumnya, dan dukungan
sosial. (Breitbart W, 1996)

Presentasi Kasus
Ny. V usia 46 tahun dibawa ke RS. Dharmais dengan diagnosis Kanker Nasofaring stadium
lanjut dengan metastasis tulang belakang. Pasien di bawa ke Rumah Sakit Dharmais dalam
keadaan tidak sadar dan mengalami koma selama 3 bulan. Setelah sadar dan dokter menyatakan
bahwa pasien sudah pada stadium terminal keluarga memutuskan untuk melakukan perawatan
paliatif di rumah.
Pasien hingga saat ini belum menikah, saat ini Ny. V tinggal di rumah adiknya dan bersama
ibunya. Setiap hari pasien di rawat dan di urus segala keperluan nya oleh seorang care giver .
Sebelum ini pasien bekerja di Gereja dan merupakan orang yang sangat religious, seorang teman
dekat pasien sering berkunjung dan menemani pasien dan membacakan doa doa untuk pasien.
Keadaan pasien saat ini sudah tidak dapat meninggal kan ranjang dan aktivitas yang dapat
dilakukan sendiripun sangatlah terbatas. Untuk bantuan napas Ny. V membutuhkan sungkup
oksigen selama 24 jam penuh. Pasien sudah tidak dapat menelan makanan dan mendapat nutrisi
hanya dari minum susu dengan di bantu oleh care giver. Seluruh kegiatan yang di lakukan oleh
pasien sangat bergantung pada sang care giver.
Keluarga sudah mengetahui persis apa yang dialami oleh Ny. V tapi keluarga masih ingin
melakukan yang terbaik untuk mempertahankan Ny. V dan belum ingin menyerah. Ny. V
sekarang sering mengeluhkan sakit yang semakin terasa pada bagian punggung dan dada nya dan
akan merasa lebih baik jika diberikan suntikan analgesic dolgesic sebanyak 150mg.
Care giver mengatakan ingin izin untuk pulang kampong dan menikah, mengetahui hal tersebut
Ny. V tidak setuju, belakangan Ny.V juga lebih sering mengeluhkan sakit di punggung dan
dadanya. Ny. V juga menjadi semakin pendiam, mengeluhkan bahwa ia merasa tidak nyaman
dan dada nya berdebar debar

Diskusi
Hasil interview psikiatri meng indikasikan bahwa satu dari empat orang pada kasus kanker
dengan stadium terminal pernah mengalami gangguan penyesuaian atau depresi. Disisi lain hasil
tersebut juga menyatakan bahwa sedikit dari mereka pernah mengalami Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) walaupun tidak bisa di simpulkan berapa prevalensi dari PTSD karena pada
penelitian berhenti pada 100 pasien pertama dan tidak di lakukan follow up lanjutan (Hotopf M,
2002)
Dari hasil penelitian faktor yang berasosiasi dengan gangguan penyesuaian dan/atau mayor
depresu sangatlah multidimensional seperti fungsi fisik, gangguan fisik, support sosial, dan
masalah yang dapat membuat gelisah dapat menyebabkab pengalaman distress psikologikal pada
pasien kanker stadium terminal. (Goodwin PJ, 2001)
Gangguan
penyesuaian
(adjustment
disorder )
merupakan
reaksi
maladaptif
jangka pendek terhadap stressor yang dapat diidentifikasi, yang muncul selama tiga bulan
dari
munculnya stressor tersebut. Gangguan ini merupakan respon patologis terhadap apa yang oleh
orang awam disebut sebagai kekurang beruntungan, atau yang menurut para psikiater disebut
sebagai stressor psikososial. Gangguan ini bukan merupakan kondisi lebih buruk darigangguan
psikiatrik yang sudah ada. (Kaplan & Sadock, 1991).
ICD-10 dan DSM-IV mendefinisikan gangguan penyesuaian sebagai keadaansementara yang
ditandai dengan munculnya gejala dan terganggunya fungsi seseorang akibattekanan pada emosi
dan psikis, yang muncul sebagai bagian adaptasi terhadap perubahan hidup yang signifikan,
kejadian hidup yang penuh tekanan, penyakit fisik yang serius, atau kemungkinan adanya
penyakit yang serius.
Seseorang harus mengalami keadian yang penuh tekanan untuk dianggap mengalami gangguan
penyesuaian. Stressor yang menyebabkan gangguan penyesuaian bisa adi berbeda tipe dan bobot.
Payke et al mengklasifikasikan kejadian hidup menadi desirable/undesirable (seperti kemajuan
karir dan penyakit), penerimaan/ kehilangan (seperti pernikahan dan kematian seseorang yang
dicintai)
Pada kasus Ny. V ini terdapat masalah yang memicu pasien jadi merasa lebih semakin tertutup
dan murung. Pada saat melakukan kunjungan Dr. Maria A Witjaksono MPALLC menyatakan
pasien sempat menolak jika caregiver nya berhenti karena Ny. V merasa cemas dan sedih karena
tidak ada yang akan merawatnya lagi. Hal ini menjadi stressor sendiri bagi Ny. V yang
mengakibatkan perubahan beberapa perilaku seperti menadi lebih murung, lebih sering tidur,
intensitas minum susu yang menurun dan semakin tertutup pada caregiver , keluarga dan dokter
paliatif.
Hal ini menyebabkan butuh nya perawatan secara komprehensif termasuk perawatan fisik,
psikososial, penyeleseian masalah sangat lah penting pada pasien dengan kanker stadium
terminal. Karena antara farmako terapi dan psikoterapi sangatlah berguna pada psikological
distress pada pasien kanker stadium terminal (Goodwin PJ, 2001)

Faktor yang berasosiasi dengan gangguan penyesuaian dan/atau mayor depresi adalah usia yang
lebih muda, status pendidikan yang lebih rendah, prestasi yang lebih rendah, rasa sakit yang
lebih parah, konstipasi yang lebih parah, fisik yang lebih lemah, masalah ekonomi yang besar,
rasa sakit, menjadi beban bagi orang lain, kehilangan rasa percaya diri dan martabat, dan adanya
riwayat pernah mengalami depresi di masa lalu merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
munculnya psikologikal distress. (Tatsuko Akechi, 2004)
Aspek Agama Islam
Dalam Islam anjuran kepada Muslim untuk mencari pengobatan jika jatuh sakit. Dalam
pilihan untuk berobat bisa dengan pengobatan modern, pengobatan tradisional ataupun dengan
Pengobatan spiritual.
Hadist yang menganjurkan kita untuk mencari pengobatan :
Ya wahai sekalian hamba Allah, berobatlah kalian. Karena sesungguhnya Allah tidak
menciptakan suatu penyakit melainkan menciptakan juga obat untuknya kecuali satu
penyakit. Mereka bertanya, Penyakit apakah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab:
Yaitu penyakit tua (pikun). (HR. Abu Daud no. 3357 dan At-Tirmizi no. 1961)

Pengobatan secara spiritual dalam Islam bisa dengan membaca kitab suci Al-Quran dan
memohon doa kepada Allah. Peyembuhan dengan penggunaan air zamzam dari tanah suci,
Makkah juga sudah sering di lakukan. Dalam islam madu dan qurma mempunyai khasiat dalam
menyembuhkan beberapa penyakit.
Saat membicarakan tentang life expectation seorang muslim biasanya lebih skeptic.
Mereka lebih menyukai pendapat yang menyatakan Hal ini adalah kehendak Allah, kita tidak
bisa memprediksikan dengan tepat Hal ini karena muslim percaya hidup dan mati nya seseorang
hanya diketahui oleh Allah. Bagaimanapun penting untuk seorang dokter muslim untuk tetap
meberitahukan mengenai perjalanan penyakit pasien dan kemungkinan kematian sudah dekat.
Keluarga pasien akan sangat menghargai mengenai informasi ini dan mereka bisa selalu berada
di dekat pasien dan bisa mempersiapkan pemakaman
Saat kematian sudah mulai dekat biasanya pasien dan keluarga di penuhi rasa untuk
meminta maaf satu sama lain. Pasien pada stadium terminal bisa saja berkeinginan untuk bisa
melakukan ibadah haji atau umrah, yang bisa saja memungkinkan jika dengan bantuan dan
masukan tim paliatif care. Dalam hal ini tim paliatif berkewajiban untuk membantu agar pasien
dan keluarga tidak merasa menyesal

Simpulan
Gangguan penyesuaian dapat timbul dengan ada nya factor pemicu stressor pada pasien dengan
kanker stadium terminal. Perwatan yang di lakukan harus secara menyeluruh termasuk
perawatan fisik, psikososial dan penyeleseian masalah sangat di perlukan bagi pasien. Karena
antara antara farmako terapi dan psikoterapi sangat berguna dalam memperbaiki keadaan pasien
dan meningkatkan kualiatas hidup pasien.

Saran
Pasien harus memiliki kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa takut
mendapat kecaman dan dengan bebas. Dengan melakukan ini bisa menjadi proses penyesuaian
bagi pasien dan menolong pasien untuk bisa menerima keadaan nya.
Mengunjungi perawat paliatif atau paliatif care center dan dilanjutkan dengan follow up dari
dokter layanan primer, dapat memberikan perasaan lebih baik bagi pasien dan keluarga.
Memberi kesempatan untuk memperdalam mengenai agama sangat bermanfaat untuk semua
pasien termasuk pada pasien yang belum ataupun tidak beragama

Ucapan Terima Kasih


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Allah SWT, atas ridho-Nya lah penyusunan case report ini dapat terlaksana.
DR. Drh. Hj. Titiek Djannatun, selaku koordinator blok elektif.
Dr. Hj. RW. Susilowati, M.kes selaku koordinator pelaksana blok elektif.
Dr. Hj. Riyani Wikaningrum, DMM, M.Sc selaku kkoordinator bidang kepeminatan
Palliative Care.
Rs. Kanker Nasional Dharmais atas kerasamanya dalam pelaksanaan pencarian kasus.
Dr. Maria A Witjaksono, MPALLC selaku koordinator lapangan.
Dr. Zwasta Pribadi Mahardika, M. Med selaku tutor kelompok.
Seluruh teman sejawat Universitas YARSI.

Daftar Pustaka
1. Derogatis LR, Morrow GR, Fetting J et al. (1983). The prevalence of psychiatry
disorder among cancer patient.

2. Okamura H, Watanabe T, Narabayashi M, et al. (2000). Psychology distress following


first recurrence of disease in patient with breast cancer : prevalence and risk factor.
Vol.61.p131-137
3. Akechi T, Okamura H, Nishiwaki Y, et al. (2001). Psychiatry disorder and associated
and predictive disorder in patient with unresectable nonsmall lung carcinoma. Vol.92
4. Breitbart W, Jacobsen PB. (1996). Psychiatry symptom management in terminal care.
p328-347
5. Akechi T, Okamura H, Nishikawa Y, et al. (2002). Predictive Factors for suicidal
ideation in patient with unresectable lung carcinoma: A 6-month follow up study.
Vol.95
6. Akechi T, Okuyama T, Sugawara Y, et al. (2004). Major Depression, adjustment
disorders and pot-traumatic stress disorder in terminally ill cancer patient:
Associated and predictive factors.
7. Zafir al-Shahri M, and Al-Khaenaizan M. (2005). Palliatice care for muslim patient.

Anda mungkin juga menyukai