Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.

Diskriminasi dan Konflik


Kata diskriminasi berasal dari bahasa Belanda discriminatie artinya
pemisahan atau perbedaan. Kata diskriminasi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi III artinya perbedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara.
Kata diskriminasi berasal dari bahasa Inggris disebut discrimination artinya
perbedaan perlakuan. Kata diskriminasi berasal dari bahasa Arab disebut tafriq
dan merupakan sifat tercela yang harus dihapus .
Menurut UU RI No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Bab 1 pasa
1 menjelaskan kata diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsung atau tidak langsung didasarkan pada perbedaan manusia
atas alasan agama ,suku, ras, etnik, kelompok, jenis kelamin, bahasa , keyakinan,
politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan,
pelaksanaan, penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dalam kehidupan, baik
individu atau kolektif dalam bidang politik ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan
aspek kehidupan lain.
Menurut Theodorson & Theodorson, (1979: 115-116): Diskriminasi adalah
perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan
sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan
ras, kesuku bangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Istilah tersebut
biasanya akan untuk melukiskan, suatu tindakan dari pihak mayoritas yang
dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah, sehingga dapat
dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak demokrasi.
Diskriminasi juga diartikan sebagai tindakan yang melakukan pembedaan
terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis,
kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia,
orientasisosial, pandangan ideologi dan politik serta batas Negara dan kebangsaan
seseorang.
Difinisi yang dikemukakan oleh perserikatan bangsa bangsa (PBB)
berbunyi : Diskriminasi mencakup perilaku apa saja yang berdasarkan perbedaan

yang dibuat berdasarkan alamiah atau pengkategorian masyarakat yang tidak ada
hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya.
Perlu kiraya dicatat disini, bahwa dalam arti tertentu diskriminasi
mengandung arti perlakuan tidak seimbang terhadap sekelompok orang, yang pada
hakekatnya adalah sama dengan kelompok pelaku diskriminasi.
Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam

suatu

interaksi.

Perbedaan-perbedaan

tersebut

diantaranya

adalah

menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak ada satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik berinteraksi dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus dimasyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

2.2.

Macam-macam diskriminasi pada masyarakat yang beragam


Macam macam diskriminasi dalam keragaman masyarakat antara lain
diskriminasi terhadap:
a.
b.
c.
d.
e.

Suku,bangsa, ras dan gender


Agama dan keyakinan
Adat dan Kesopanan
Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan sosial

Proses terjadinya pelapisan sosial ada dua,yaitu :

Pelapisan sosial yang tejadi dengan sendirinya. Adapun orang-orang yang


menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan karena kesenjangan yang disusun
sebelumnya oleh masyarakat itu,melainkan berjalan secara alamiah dengan

sendirinya.Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh

dengan sendirinya.
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan
bersama. Didalam sistem plapisan sosial ditentukan secara jelas dan tegas
adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

2.3.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik diskriminasi pada


masyarakat yang beragam
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi
di Indonesia maupun diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus
mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan,
dan perdamaian. Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi
karena adanya beberapa faktor penyebab antara lain :
1) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama
ekonomi.
2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok
yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
3) Ketidak-berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Ketiga faktor tersebut adalah penyebab kenapa diskriminasi selalu ada dan
semakin menjadi masyarakat yang terdiskriminasi menjadi terpuruk kedalam jurang
diskriminasi.
Diskriminasi diawali dari proses keragaman dengan faktor-faktor penyebab sebagai
berikut :
1) Terjadinya sigmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali
memiliki kebudayaan yang berbeda.
2) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplementer.
3) Kurang mengembangkan konseus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4) Secara relatif seringkali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
5) Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan didalam bidang ekonomi.

6) Adanya dominasi politik sosial oleh suatu kelompok terhadap kelompok


yang lain.

2.4.

Dampak diskriminasi pada masyarakat yang beragam

Dampak negatif:
Semua hal yang bersifat sosial dan menyeluruh yang menyangkut hajat

hidup orang banyak tentu memiliki dampak negatifnya. Sebagai suatu pandangan
sosial atau idiologi masyarakat yang diciptakan secara sosial dan berlaku secara
sosial, diskriminasi mempunyai dampak nergatif. Antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)

Adanya kesenjangan sosial


Tidak adanya rasa saling menghargai
Berkurangnya rasa nasionalisme
Tidak adanya tenggang rasa
Tidak adanya rasa toleransi

Dampak positif :
Selain mempunyai dampak negatif, diskriminasi juga mempunyai dampak

posotif. Dampak positif ini memang agak lebih kurang dirasakan oleh masyarakat
kebanyakan. Walaupun banyak masyarakat menganggap secara keseluruhan
diskriminasi adalah negatif tetapi pada kenyataannya diskriminasi mempunyai
dampak positifnya juga. Antara lain :
1)
Memudahkan masyarakat dalam berinteraksi dengan kelas sosialnya
2) Menumbuhkan rasa sadar diri dimana kelas sosial mereka berada sehingga
mereka mengetahui status dan perananya dalam suatu organisasi
masyarakat.
3) Pengkategorian ini dapat menimbulkan dan dapat memotivasi masyarakat
kelas bawah untuk berusaha naik ke kelas social yang lebih tinggi.
Dan jika masalah diskriminasi tidak diselesaikan dengan baik, maka akan
ada beberapa masalah lanjutan yang akan timbul, yaitu :
1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara
manusia dengan dunia lingkungannya.
2) Kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3) Eksklusivisme, realisis, bersumber dri superioritas diri, alasannya dapat


bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya
kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
2.5.

Keterkaitan prilaku diskriminasi dengan keragaman yang dimiliki


bangsa Indonesia
Diskriminasi merupakan sikap membeda-bedakan perlakuan terhadap
sesama warga negara. Sedangkan keragaman itu sendiri terdiri dari agama, suku
bangsa, ekonomi, warna kulit dan golongan. Sikap atau diskriminasi terhadap
keragaman yang dimilik bangsa Indonesia sangat berbahaya untuk dikembangkan,
karena bisa memicu munculnya antipati terhadap sesama warga negara. Keterkaitan
keduanya sering disebut dengan diskriminatif yaitu membeda-bedakankan agama,
suku, ras dll. Contoh dari diskriminasi terhadap ras adalah:
1) Munculnya sikap primodialisme atau perasaan kesukuan yg berlebihan
sehingga tidak mempedulikan suku lain.
2) Stereotip atau konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka
yg tidak tepat. Misalnya warna kulit.
Dan jika ke 2 sikap di atas itu terjadi maka keragaman bangsa indonesia
yang seharusnya bersatu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu bhineka
tunggal ika malah bercerai berai. Keragaman negara indonesia ini sangat terikat
oleh bhineka tunggal ika dengan kata lain keragaman budaya dapat dijadikan faktor
pemersatu. Dengan menerima adanya keragaman budaya, kita tidak lagi
memandang perbedaan budaya menjadi sesuatu yang berbeda melainkan
menjadikan perbedaan tersebut sebagai keragaman untuk memperkaya budaya.
Diskriminasi juga dapat terjadi pada keragaman bangsa jika tidak ada
kesetaraaan. Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan
yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau
kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia
diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi
derajatnya dibanding makhluk lain. Dan Kesetaraan akan menandai cara berfikir
dan perilaku bangsa indonesia maka dari itu diperlukan kesetaraan dalam
keragaman bangsa.

2.6.

Salah satu contoh kasus diskriminasi pada masyarakat yang beragam


Salah satu permasalahan diskriminasi yang paling umum misalnya adalah
dalam jenis kelamin, Permasalahan utama yang dihadapi adalah kuatnya pandangan
sebagian masyarakat yang menempatkan laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan. Pandangan demikian tidak hanya terdapat pada kaum laki-laki, tetapi
juga banyak perempuan yang mempunyai pandangan bahwa perempuan secara
kodarti memang merupakan subordinasi dari laki-laki. Apabila seseorang yang
berpandangan demikian berada diposisi pembentuk peraturan perundang-undangan
atau pembuat kebijakan publik, potensi terjadinya kebijikan yang diskriminatif
menjadi lebih besar. Disamping itu, kurangnya perhatian para pembentuk peraturan
perundang-undangan dalam mematuhi asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan juga berperan besar bagi lahirnya peraturan perundang-undangan
yang diskriminatif.
Lalu beberapa kali media di televisi menayangkan kasus-kasus yang terkait
dengan masalah kesehatan seperti terjadinya kasus gizi buruk maupun masalah
buruknya pelayanan Rumah sakit pemerintah pusat maupun daerah. Banyak
perdebatan adanya diskriminasi pelayanan kesehatan oleh rumah sakit terhadap
pasien dengan asuransi kesehatan orang Miskin (ASKESKIN). Banyak orang
miskin yang tidak di layani oleh rumah sakit karena alasan tidak mempunyai uang
yang cukup dan lain-lain. Hal ini bertentangan dengan program pemerintah yang
menggratiskan biaya kesehatan bagi rakyat miskin dengan menunjukkan surat
jamkesmas. Terbatasnya penerima kartu askeskin juga memberikan ruang
terjadinya distorsi pada level masyarakat dimana terkadang sulit dipisahkan
masyarakat yang kondisi ekonominya persis disekitar ambang garis kemiskinan.
Pada mekanisme pasar berlaku suatu ungkapan Ada uang ada barang
apakah ini baik di terapkan pada ekonomi sektor kesehatan. Jika RSUD/P dalam
operasionalnya merupakan mesin pencetak uang, maka resikonya adala RSUD/P
memiliki produk sesuai dengan segmen pasar. Perbedaan pelayanan bukan sekedar
membedakan tempat inap semata akan tetapi senyum untuk pasien saja dibedakan
antara pasien yang memiliki uang dan pasien yang menggunakan jamkesmas.
Lalu ada lagi kasus cita citata dengan papua, yang mengarah kearah
diskriminasi, kronologisnya adalah Cita citata yang sedang memakai baju khas
papua sedang menjadi pembawa acara disalah satu tv swasta. Ketika seorang

10

wartawan bertanya kepada cita citata dan dia menjawab Cantik masih tetap. Harus
dicantikin, mukanya. Nggak kaya papua kan? begitu jawabannya.
Pada kenyataannya, beberapa contoh yang tersebut diatas belumlah
mewakili kasus-kasus diskriminasi di Indonesia. Mengingat bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang sangat majemuk, kemajemukan yang besar
tersebut akan semakin besar potensinya dalam memunculkan kasus-kasus
diskriminasi lain jika tidak ditangani secara baik dan tepat.
2.7.

Bhineka Tunggal Ika hanya tinggal nama dalam problematika


diskriminasi pada masyarakat yang beragam
Indonesia merupakan sebuah bangsa yang kaya akan berbagai macam suku,
budaya, adat dan agama. Keberagaman suku budaya, dan agama menjadi sebuah
identitas sekaligus tantangan besar di Negara ini. Kekayaan Indonesia tidak hanya
sebatas itu saja. Indonesia memiliki sebuah semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
di ambil dari bahasa jawa kuno yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu
atau persatuan dalam keberagaman Semboyan tersebut di jadikan sebagai salah satu
identitas Indonesia karena Negara ini memiliki berbagai macam keaneka ragaman.
Kasus-kasus diskriminasi di Indonesia, adalah penggambaran nyata
bagaimana rakyat Indonesia, berpendidikan atau tidak, kurang memahami makna
Bhineka Tunggal Ika. Tulisan yang tertulis di bawah Garuda itu hanya tinggal
tulisan saja tanpa makna. Indonesia merupakan negara dengan berbagai etnis
karena itu manusia terikat terhadap identitas etnis agama dan budayanya. Pelecehan
terhadap etnis, agama atau budaya tertentu dapat dianggap pelecehan terhadap
individu. Indonesia adalah negara yang begitu Bhineka dan yang membuat kita
Tunggal Ika adalah toleransi antar satu budaya, agama atau etnis dengan yang
lain. Perkataan Cita Citata ini bisa memperburuk usaha penyelesaian konflik di
Papua oleh pemerintah Indonesia saat ini dan terciptanya Tunggal Ika dalam
masyarakat Bhineka dapat di wujudkan melalui Integrasi kebudayaan
(penyesuaian anatara unsure kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai
suatu keserasian fungsi di kehidupan masyarakat) atau Integrasi Nasional (Usaha
dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu Negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional).

11

2.8.

Bagaimana

masyarakat

bisa

menjadi

satu

kesatuan

tanpa

memperdulikan keragaman satu sama lain


Indonesia memiliki masyarakat yang beranekaragam. Keanekaragaman
tersebut terlihat pada perbedaan suku bangsa, budaya, bahasa, dan adat
istiadat. Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama,
ideologi dan budaya (masyarakat majemuk). Ada tiga macam istilah yang
digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang majemuk yaitu masyarakat
plural,

masyarakat

heterogen

dan

masyarakat

multikultural.

Pluralitas,

mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu. Heterogen, menunjukkan bahwa
keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, bermacam-macam, bahkan tidak
dapat disamakan dan Multikultural yaitu kesediaan menerima kelompok lain secara
sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender,
bahasa ataupun agama.
Masyarakat bisa menjadi satu kesatuan jika satu sama lain tidak
mementingkan perbedaan antara manusia yang satu maupun dengan lainnya, mau
tentang warna kulit, gender, suku, keyakinan dll. Maka dari itu multikulturalisme
memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu manusia adalah
sama dan setara diruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada
perbedaan. multikulturalisme ini akan menjadi acuan utama bagi terwujudnya
masyarakat multikultural, karena multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan
mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara
individual maupun secara kebudayaan.
Maka dari itu multikulturalisme diperlukan dalam bentuk tata kehidupan
masyarakat yang damai dan harmonis meskipun terdiri dari beraneka ragam latar
belakang kebudayan dan kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun
agama yang dapat menyatukan masyarakat satu dengan yang lainnya. Apabila
pluralitas sekadar merepresentasikan adanya kemajemukan (yang lebih dari satu),
maka

multikulturalisme

memberikan

penegasan

bahwa

perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang public.

dengan

segala

12

2.9.

Bagaimanakah cara merubah mindset atas perilaku diskriminasi


dalam masyarakat yang beragam?
Setiap manusia atau masyarakat memiliki pola pikir berbeda-beda, kita
tidak dapat merubah mindset mereka segampang atau semudah membalikan telapak
tangan. Dan kita tidak akan dapat merubah mindset mereka terhadap perilaku
diskriminasi yang mereka lakukan jika mereka tidak ingin merubahnya atau berniat
untuk merubah mindset mereka. Tetapi sebaiknya kita dapat memberitahukan
kepada mereka yang berperilaku diskriminasi bahwa orang yang menjadi korban
diskriminasi juga merasakan ketidaknyamanan atas perilaku diskriminasi mereka.
Namun perlu kita ingat beritahulah dengan cara yang etis agar orang yang
berperilaku diskriminasi bisa menerima dengan bijak tentang masukan yang anda
sampaikan, dan disampaikan dengan pola pikir dewasa, agar mereka yang
berperilaku diskriminasi mengerti akan hal itu. Karena perilaku yang mereka
lakukan bukan sebuah hal yang lazim dan sepatutunya dihilangkan, Yang pada
dasarnya setiap umat manusia yang dilahirkan memiliki derajat yang sama dimata
tuhan.
Karena mausia memilih berbeda dan berperilaku diskriminasi, maka banyak
kaum minoritas mengalami deskriminasi. Sikap diskriminasi terhadap kelompok
lain yang berbeda, baik terkait gender dan keyakinan, terpelihara karena masih
kuatnya mindset dan stigma di masyarakat. Hal ini harus dilawan dengan
pembrontakan damai dengan menggali empati.
Kaum mayoritas terhadap kaum minoritas korban diskriminasi kemampuan
berempati harus di tumbuhkan, empati merepukan cara untuk hidup damai, semua
pihak harus terlibat untuk melewan diskriminasi, perempuan ataupun laik-laki bisa
terlibat dengan berempati terhadap korban diskriminasi.

2.10.

Solusi Penyelesaian diskriminasi pada masyarakat yang beragam


Dalam menghapus permasalaham diskriminasi dalam masyarakat yang
beragam ini sangat diharapkan pastisipasi berbagai pihak. Untuk itu kami
memberikan beberapa solusi pada setiap sisi yang terlibat antara lain :
1) Kegamaan
Maka diskriminasi dapat dihilangkan dengan cara-cara berikut :

13

a. Gemar bersilaturahmi.
b. Menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan.
c. Bersikap toleransi (tasamuh) terhadap sesame umat beragama dan tidak
memaksakan keyakinan agama kepada orang lain.
d. Aktif dalam kegiatan yang tujuannya menghapus diskriminasi.
e. Tidak menimpakan kesalahan kepada orang lain.
f. Tidak menghina, berburuk sangka, bahkan memfitnah orang lain,
g. Selalu beribadah menurut keyakinan masing-masing, serta berbuat baik
kepada sesama tanpa memikirkan perbedaan satu sama lain.
2) Pemerintahan
Berdasarkan pandangan dan pertimbangan , undang-undang yang dibuat
oleh pemerintah hendaklah harus mengenai aspek beriku :
a. Asas dan tujuan penghapusan diskriminasi ras dan etnis.
b. Tindakan yang memenuhi unsur diskriminatif
c. Pemberian perlindungan kepada warga Negara yang mengalami tindakan
diskriminasi ras dan etnis.
d. Penyelenggaraan perlidungan terhadap warga Negara dari segala bentuk
tindakan diskriminasi ras dan etnis yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyrakat, serta seluruh warga Negara.
e. Pengawasan terhadap segala bentuk upaya penghapusan diskriminasi ras dn
etnis oleh komnas HAM.
f. Hak warga Negara untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam
mendapatkan hak-hak sipil ,politik,ekonomi,sosial dan budaya.
g. Kewajiban dan peran serta warga Negara dalam upaya penghapusan
diskriminasi ras dan etnis.
h. Gugatan ganti kerugian atas tindakan diskriminasi rad an etnis.
i. Pemidanaan terhadap setiap orang yang melakukan tindakan berupa
perlakuan

pembedaan,

pengecualian,

pembatasan,

atau

pemilihan

berdasarkan ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau


pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan dibidang sipil, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.

14

Disamping itu pemerintah harus mempercepat penyusunan RUU AntiDiskriminasi RAS dan Etnik yang saat ini sedang dilakukan pembahasan antara
pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai salah satu upaya untuk
menghapuskan diskriminasi dalam berbagai bentuk terutama diskriminasi
rasial. Dengan demikian, diharapkan RUU itu dapat segera dishkan dalam
waktu dekat. Serta meratifikasi Internasional Covenant on Enomic Social and
Culture Rights (ICESCR) dan (ICCPR) melalui UU No.1 dan UU No.12 tahun
2005, saat ini sedang dilakukan proses harmonisasi berbagai peraturan
perundang-undangan untuk mewujudkan kepastian hukum dibidang tersebut.
Penghapusan diskriminasi dalam penyelenggaraan pelayanan public
juga harus terus dilakukan melalui berbagai penyederhanaan persyaratan,
prosedur,

serta

peningkatan

transparansi.

Dalam

rangka

mendukung

peningkatan investasi telah dilakukan pendelegasian wewenang kepada 33


kantor wilayah departemen hukum dan HAM serta peningkatan kualitas
pelayanan melalui proses system informasi penyusunan prosedur, standardisasi,
persyaratan pelayanan jasa hukum.
3) Pendidikan
Sudah

saatnya

memikirkan

pendidikan

multikultur

yang

mengembangkan konsep toleransi, saling menghargai, saling menghormati dan


saling menyadari tentang sebuah perbedaan. Para pendidik harus bekerja keras
untuk melakukan reorientasi pembelajaran agama kepada para peserta didik
dengan tetap mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma

agama dari

masing-masing agama yang diajarkan tetapi dengan mengembangkan konsep


multiculturalism education/learning, Karena dengan begitu mekanisme
manajemen konflik akan bisa dilaksanakan.
Dalam buku laporannya UNESCO, Jacques Delors pada tahun 1996
mengemukakan bahwa ada empat buah sendi/pilar pendidikan, yaitu :
a. Learning to know (belajar untuk mengetahui)
Yaitu memadukan pengetahuan umum yang cukup luas dengan
kesempatan untuk mempelajari secara mendalam pada sejumlah kecil
mata pelajaran. Pilar ini juga berarti Learning to Learn (belajar untuk
belajar) sehingga memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan
pendidikan yang disediakan sepanjang hayat.

15

b. Learning to do (belajar untuk belajar)


Yaitu untuk memperoleh bukan hanya suatu keterampilan kerja
tetapi juga lebih luas sifatnya, kompetensi untuk berurusan dengan
banyak situasi dan bekerja dalam tim. Ini juga belajar berbuat dalam
konteks pengalaman kaum muda dalam berbagai kegiatan sosial dan
pekerjaan yang mungkin bersifat informal, sebagai akibat konteks local
atau nasional, atau bersifat formal melibatkan kursus-kursus, program
bergantian antara belajar dan bekerja.
c. Learning to live together, learning to live with others (belajar untuk
hidup bersama)
Yaitu dengan jalan mengembangkanpengertian akan orang lain dan
apresiasi atas interdependensi melaksanakan proyek-proyek bersama
dan belajar mengatur konflik dalam semangat menghormati nilai-nilai
kemajemukan,saling memahami dan perdamaian.
d. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang)
Yaitu mengembangkan kepribadian lebih baik dan mampu bertindak
mandiri, membuat pertimbangan dan rasa tanggung jawab pribadi yang
semakin besar, ingatan, penalaran, rasa etika, kemampuan fisik, dan
keterampilan berkomunikasi.
4) Kebangsaan
Solusi yang pantas untuk dikembangkan lainnya adalah pembangunan
karakter dan semangat kebangsaan atau nation dan character building (NCB).
Dalam hal ini, karakter kebangsaan merupakan pengembangan jati diri bangsa
Indonesia yang (pernah) dikenal sebagai bangsa yang ramah, sopan, toleran,
dan sebagainya. Sedangkan semangat kebangsaan adalah keinginan yang amat
mendasar dari setiap komponen masyarakat untuk berbangsa.
Karakter dan semangat kebangsaan seperti itu akan bekembang, baik
secara natural maupun kultural, menuju tercapainya persatuan dan kestuan
bangsa. Dalam konteks NCB, bangsa itu adalah satu dan tidak terpisahpisahkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan merupakan konsekuensi logis
pengembangan jati diri dan keinginan mendasar untuk berbangsa.

Anda mungkin juga menyukai