ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD
Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1.
Gas
b.
Cairan
c.
2.
3.
4.
2.
Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel
luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional.
3.
Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
2
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit
berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman
Penyebab
Penampilan
Ketebalan
partial
ultra
superfisial
(terbakar
(tingkat I)
matahari).
Warna
tidak
ada Bertambah
violet gelembung.
oleh Oedem
Perasaan
Nyeri
merah.
minimal
atau
tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Lebih
dalam Kontak
bahan padat.
(tingkat II)
Jilatan
- Superfis
kepada pakaian.
ial
- Dalam
ukurannya bintik
bertambah besar.
Sangat
yang nyeri
kurang jelas,
daerah
merah coklat.
kimiawi.
Sinar ultra violet.
Ketebalan
Kontak
sepenuhnya
(tingkat III)
padat.
sakit.
Nyala api.
Rambut
Kimia.
mudah
Kontak
dengan Kering
disertai
dengan Gelembung
arus listrik.
jarang,
Merah.
lepas
bila
dicabut.
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
3
3) Badan depan 18%, badan belakang 18%
: 36%
: 36%
5) Genetalia/perineum
: 1%
Total : 100%
Tingkat II
b) Tingkat III
c)
d) Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue yang luas.
B. Sedang moderate:
a) Tingkat II
: 15 30%
b) Tingkat III
: 1 10%
C. Ringan minor:
a) Tingkat II
: kurang 15%
b) Tingkat III
: kurang 1%
Pathways
Bahan Kimia
Termis
Biologis
Radiasi
LUKA BAKAR
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Keracunan gas CO
Kerusakan jaringan
Edema laring
CO mengikat Hb
Peningkatan permeabilitas
kapiler
Bersihan jalan
nafas inefektif
Hb tidak mampu
mengikat O2
Masalah Keperawatan:
Gg. pertukaran gas
Gg. perfusi jaringan
Listrik/petir
Psikologis
Masalah Keperawatan:
Gangguan Konsep diri
Kurang pengetahuan
Anxietas
Masalah Keperawatan:
Kerusakan integritas kulit
Masalah Keperawatan:
Kerusakan integritas jaringan
Resiko infeksi
Masalah Keperawatan:
Nyeri akut
Kerusakan Saraf
Keterbatasan ruang
gerak
Masalah Keperawatan:
Kerusakan mob. fisik
Deficit self care
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
pe vol. darah
pe peristaltik
Imun
Aliran darah
inadekuat
pe aliran
darah
Daya tahan
tubuh
menurun
Hb berkumpul
di ginjal
Gagal ginjal
Masalah Keperawatan:
Kelebihan volume cairan
Nausea&muntah
MK: Perubahan nutrisi :
kurang dari keb. tubuh
Masalah Keperawatan:
Resiko infeksi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
Tingkatan diuretik
Pergeseran
cairan
insterstitial.
Perubahan
rasi
oedem vaskuler.
ekstraseluler
pada
lokasi
luka bakar.
Fungsi
Peningkatan
renal.
berkurang
karena
aliran
darah
renal
karena
dan CO berkurang.
desakan
Kadar
Na
sodium/natri oleh
um.
direabsorbsi Defisit
ginjal,
kehilangan
Diuresis.
darah
meningkat.
Kehilangan Na+ Defisit sodium.
tapi sodium.
melalui diuresis
Na+
(normal
kembali setelah
tertahan
1 minggu).
dalam
cairan oedem.
Kadar
K+
potassium.
akibat
cidera
kembali
jarinagn
sel-sel
dalam sel, K+
darah
merah,
K+
bergerak Hipokalemi.
ke
terbuang
berkurang ekskresi
melalui diuresis
berkurang.
setelah
Kadar
bakar).
Kehilangan
protein.
protein
akibat
berlangsung
kenaikan
permeabilitas.
luka
Hipoproteinem
waktu ia.
terus
Keseimbang
Katabolisme
Keseimbanga
an nitrogen.
jaringan,
katabolisme.
Katabolisme
nitrogen jaringan,
kehilangan
Keseimbangan
nitrogen
negatif.
6
dalam
jaringan,
lebih
protein,
banyak
kehilangan
immobilitas.
dari
masukan.
Keseimbnag
an
Metabolisme
asam anaerob
basa.
Asidosis
karena metabolik.
perfusi
jarinagn
Kehilangan
Asidosis
sodium
metabolik.
bicarbonas
berkurang
melalui
peningkatan
asam
diuresis,
hipermetabolis
fungsi
me
renal
disertai
berkurang
peningkatan
(menyebabkan
produk
metabolisme.
akhir
tertahan),
kehilangan
bikarbonas serum.
Respon
Terjadi
karena Aliran
darah Terjadi
stres.
trauma,
renal
sifat
peningkatan
berkurang.
berlangsung
produksi cortison.
karena Stres
karena
cidera luka.
lama
dan
terancam
psikologi
pribadi.
Eritrosit
Terjadi
karena Luka
panas,
Lambung.
bakar Tidak
pecah termal.
pada
terjadi Hemokonsentr
hari-hari asi.
menjadi fragil.
pertama.
Akut
pada
gaster), central
perdarahan
hipotalamus
lambung, nyeri.
dan
di dan
dilatasi Peningkatan
paralise jumlah
usus.
cortison.
peingkatan
jumlah
cortison.
Jantung.
lipat,
MDF (miokard
merupakan jantung.
7
glikoprotein
yang
depresant
toxic
yang
factor)
dihasilkan
oleh
26
sampai
unit,
bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.
: BB x 75 cc
3 5 tahun
: BB x 50 cc
8
Hari kedua:
Dewasa
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt.
Anak
F.
Tulle.
Obat obatan:
o
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur.
Analgetik
Antasida
: kalau perlu
Pengkajian
a)
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit;
gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi
perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan
nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c)
Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
d)
Eliminasi:
9
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan
bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran
kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya
pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik
gastrik.
e)
Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f)
Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada
cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal;
penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik);
paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
g)
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk
disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat
kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h)
Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi
oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau
stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas:
gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
i)
Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan
dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada
adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas
yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering;
10
merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus;
nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara
perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar
dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan
pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan
dengan syok listrik).
j)
Pemeriksaan diagnostik:
(1)
(2)
(3)
Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya
pada cedera inhalasi asap.
(4)
(5)
(6)
(7)
Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar
masif.
(8)
2.
Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and documenting patient
care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi
jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada.
2
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui
rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan.
Kehilangan perdarahan.
Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom
kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher.
11
4
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan
perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan Hb,
penekanan respons inflamasi.
10
Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi; kejadian
traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11
Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawata
Rencana Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil
Resiko bersihan
Bersihan jalan
Kaji
nafas
gangguan/menelan; perhatikan
efektif
efektif.
pengaliran
berhubungan
Kriteria Hasil :
ketidakmampuan
dengan
Bunyi
obstruksi
vesikuler, RR
Awasi
trakheobronkhia
dalam
batas
kedalaman
l;
normal, bebas
perhatikan
dispnoe/cyanos
pucat/sianosis
mukosa;
oedema
tetap
nafas
refleks
air
frekuensi,
liur,
menelan,
irama,
pernafasan
dan
pernafasan/edema
adanya
paru
dan
sputum
intervensi medik.
kebutuhan
12
kompressi jalan
nafas .
is.
mengandung
karbon
atau
merah muda.
dapat
sangat
stridor,
mengi/gemericik,
cepat
terjadi
atau lambat
terbakar.
rejan.
Dugaan adanya hipoksemia
Perhatikan adanya pucat atau
optimal/fungsi
Bilakepala/leher
bantal
pernafasan,
pernafasan.
dapat
nekrosis
terbakar,
menghambat
menyebabkan
pada
kartilago
batuk/latihan
nafas
meningkatkan
konstriktur
leher.
sering.
Hisapan
(bila
perlu)
perawatan
pada
ekstrem,
nafas
bersih,
tetapi
istirahat
suara
inflamasi.
Teknik
steril
Peningkatan
sekret/penurunan
Selidiki
perilaku/mental
perubahan
contoh
peningkatan
edema
dan
trakeal
mengindikasikan
Awasi 24 jam keseimbngan
untuk intubasi.
cairan,
Meskipun
perhatikan
variasi/perubahan.
dapat
kebutuhan
sering
hipoksia.
meliputi :
Perpindahan
wajah
paru.
inhalasi
cairan
Catatan
atau
Cedera
meningkatkan
atau
lebih
karena
13
edema.
O2
Kaji ulang seri rontgen
Berikan/bantu
memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
fisioterapi
dada/spirometri intensif.
Pelembaban
menurunkan
pengeringan
saluran
lanjut
pernafasan
dan
status
pedoman
untuk
pengobatan.
PaO2
menunjukkan
asap
dan
inhalasi
terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan
menunjukkan
dependen
paru,
paru,
sehingga
meningkatkan
fungsi
atau
luka
mempengaruhi
Resiko
tinggi
Pasien
dapat
Awasi
tanda
vital,
CVP.
kapiler
dan
kekurangan
mendemostrasi
Perhatikan
volume
kan
cairan
status
cairan
dengan
biokimia
Kehilangan
membaik.
berat
jenisnya.
cairan
Kriteria
warna
urine
melalui
dan
paru/oksegenasi.
Memberikan pedoman untuk
penggantian
cairan
dan
respon
kardiovaskuler.
dan
Observasi
hemates
untuk
meyakinkan
pengeluaran
urine
rata-2
evaluasi:
Peningkatan
ada manifestasi
dehidrasi,
sesuai indikasi.
rute abnormal.
kebutuhan
tak
fungsi
mengkaji
berhubungan
bakar
30-50
status
resolusi
hypermetabolik,
oedema,
ketidak
elektrolit
cukupan
serum
pemasukan.
batas
mioglobin.
dalam
normal,
Peningkatan
Timbang berat badan setiap
permeabilitas
14
Kehilangan
haluaran urine
perdarahan.
di
atas
ml/jam.
hari
proses
30
inflamasi
kehilangan
Ukur lingkar ekstremitas yang
evaporasi
terbakar
volume
tiap
hari
sesuai
indikasi
cairan
dan
melalui
mempengaruhi
sirkulasi
dan
pengeluaran urine.
Penggantian
cairan
dan
perubahan
Memperkirakan
luasnya
selanjutnya
Observasi
distensi
abdomen,hematomesis,feces
oedema/perpindahan
hitam.
sirkulasi
urine.
meliputi :
kesadaran
mengindikasikan
ketidak
urine
adequatnya
volume
sirkulasi/penurunan
perfusi
dan
cairan
pengeluaran
dapat
serebral
kateter IV.
yang
pasien
dihitung,
elektrolit,
plasma, albumin.
yang
luka
bakar
Awasi
hasil
pemeriksaan
refleks urine.
Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)
cepat.
Resusitasi
cairan
menggantikan
-
kehilangan
cairan/elektrolit
Kalium
membantu
-
dan
mencegah
komplikasi.
Antasida
Mengidentifikasi kehilangan
darah/kerusakan SDM dan
kebutuhan
Pantau:
-
Tanda-tanda
vital
penggantian
setiap 2 jam
urine
setiap
tubulus
jam
selama
periode rehabilitasi.
-
Meningkatkan
Warna urine.
dan
pengeluaran
membersihkan
dari
debris
/mencegah nekrosis.
Penggantian
lanjut
karena
15
-
dan
kehilangan
jam
jumlah besar
Menurunkan
setiap
Masukan
haluaran
setiap
jam
selama
urine
dalam
keasaman
histamin
selama
periode
rehabilitasi.
-
asam
hidroklorida
untuk
laporan elektrolit.
-
menurunkan
Mengidentifikasi
penyimpangan
hari.
indikasi
diperlukan.
jam.
oleh
hipovolemia
yang
adekuat.
Mulai
terapi
ditentukan
IV
yang
dengan
jarum
menunjukkan
syok
bantu
sentral
hipovolemik,
dokter
pemasangan
untuk
gejaladengan
kateter
vena
pemantauan
CVP.
Beritahu dokter bila: haluaran
urine < 30 ml/jam, haus,
Penggantian
penting
gagal
cairan
melalui
cairan
untuk
ginjal.
cepat
mencegah
Kehilangan
bermakna
terjadi
jarinagn
yang
Pengukuran
tekanan
bila
terjadi.
intravaskular.
Temuan-temuan
Konsultasi
doketr
ini
16
Laporkan
temuan-temuan
positif.
lka
bakar
luas,
antasida
diresepkan
atau
reseptor
yag
antagonis
histamin
seperti
intravaskular
ke
ruang
interstitial
menimbukan
hipovolemi.
simetidin
Pasien rentan pada kelebihan
beban volume intravaskular
selama
periode
pemulihan
guaiak
perdarahan
GI.
peningkatan
hormon-hormon
Pasien
kerusakan
Pantau
laporan
GDA dan
Mengidentifikasi
mendemonstra
kadar
karbon
monoksida
pertukaran gas
sikan
serum.
berhubungan
oksigenasi
dengan
cedera
adekuat.
mempengaruhi
inhalasi
asap
Kriteroia
sindrom
evaluasi:
atau
dapat
yang
pertukaran
RR
alveoli.
Suplemen
selang
meningkatkan
12-24
x/mnt,
torakal
warna
kulit
sekunder
normal, GDA
temaptkan
dalam renatng
ventilator
bakar
normal, bunyi
pesanan
sirkumfisial
nafas
insufisiensi
tak
leher.
kesulitan
bernafas.
luka
Inhalasi
kompartemen
terhadap
diharapkan.
kemajuan
bersih,
ada
endotrakeal
dan
jumlah
pasien
pada
mekanis
sesuai
terjadi
pernafasan
bila
Pernafasan
mengembangkan
menurunkan
tirah baring.
atelektasis.
Pertahankan
oksigen
posisi
dalam
alveoli,
resiko
semi
Memudahkan
ventilasi
17
dengan menurunkan tekanan
Untuk
luka
bakar
sekitar
takipnea.
pasien
dapat
adda.
sesuai pesanan.
(eskarotomi) memungkinkan
Siapkan
membatasi
ekspansi
Mengupas
kulit
ekspansi dada.
Resiko
tinggi
Pasien
bebas
infeksi
dari infeksi.
berhubungan
Kriteria
dengan
evaluasi:
Pertahanan
ada
primer
tidak
Pantau:
-
tak
demam,
Penampilan
luka
indikasi
sisi
penyimapngan
pembentukan
bial
adekuat;
jaringan
kerusakan
granulasi baik.
perlinduingan
kulit;
tandur
indikasi-
kemajuan
atau
dari
hasil
yang diharapkan.
kulit
Jumlah
jaringan
Mengidentifikasi
makanan
traumatik.
kali makan.
Pertahanan
jaringan
sekunder tidak
setiap
lepaskan
meningkatkan pembentukan
adekuat;
jarinagn
nekrotik
granulasi.
penurunan Hb,
penekanan
respons
pesanan,
inflamasi
perawatan
hari
dan
nekrotik
implementasikan
yang
ditentukan
Antimikroba
ditutup
dengan
balutan
topikal
Mengikuti
prinsip
melindungi
untuk
baketri.
pasien
kultur
aseptik
dari
pertumbuhan
Berikan
krim
secara
Temuan-temuan
ini
membantu
dapat
Dapatkan
dan
ketentuan.
kultur
luka
mengidentifikasi
diresepkan.
Karena
pasien
pada
tubuh
untuk
pertahanan
18
luas yang mengenai area luas
dan
perlindungan lainmelindungi
pasien
steril,
ekstrenal
sarung
tangan
dan
tindakan
perawatan
terhadap
infeksi.
dan
kebebasan
pada kebosanan.
kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak
adekuat,
berikan
globulin
nutrisi
mengevaluasi
status
merencanakan
tinggi
kalori.
Berikan
yang
penderita.
atau
memabntu
sustacal
dengan
atau
paling
nutrisi
dapat
baik
pasien
dan
diet
untuk
Nutrisi
adekuat
penyembuhan
luka
dan
memenuhi
kebutuhan energi.
Nyeri
Pasien
berhubungan
mendemonstra
yang
dengan
sikan
jaras
Kerusakan
dari
prosedur
berat.
kulit/jaringan;
ketidaknyaman
Evaluasi
pembentukan
an.
luka
edema.
Kriteria
Manipulasi
evaluasi:
jaringan cidera
menyangkal
Pertahankan
contoh
nyeri,
tertutup,
debridemen
melaporkan
luka.
perasaan
ekstra
jaringan
nyaman,
kehangatan.
hilang
narkotik
diresepkan
prn
perawatan
dan
luka.
keefektifannya.
narkotik
dengan
Absorpsi
nyeri
obat
IM
luas
yang
tingkatkan
untuk
kamar
suhu
memberikan
postur
tubuh rileks.
peningkatan
permeabilitas
kapiler.
luka
menyebabkan
ekspresi wajah
dan
Analgesik
Tindakan
bakar,
hipoetrmia.
eksternal
membantu
kehilangan panas.
ini
menghemat
dengan
posisi
setiap
pengubahan
2
jam
bila
luka
dan
menuurnkan
pemajanan
19
dapat membantu membalikkan
tonjolan
badan sendiri.
tulang
selama
membantu
Resiko
tinggi
meinimalkan
yang
ketidaknyamanan.
Mengidentifikasi
atau
indikasi
Untuk
kerusakan
menunjukkan
mengitari
perfusi jaringan,
sirkulasi tetap
luka
perubahan/disfu
adekuat.
status
ngsi
Kriteria
neurovaskuler
evaluasi:
Pertahankan
perifer
warna
berhubungan
normal,
dengan
menyangkal
Penurunan/inter
kebas
Temuan-temuan
upsi
kesemutan,
menandakan
darah
nadi
arterial/vena,
dapat diraba.
sesuai pesanan.
aliran
contoh
bakar
bakar
gerakan
Pasien
kulit
luka
dependen.
ekstermitas
bakar
listrik,
pantau
neurovaskular
dari
ekstermitas
bengkak ditinggikan.
indikasi-
kemajuan
penyimpangan
dari
atau
hasil
yang diharapkan.
Meningkatkan aliran balik
vena
dan
menurunkan
pembengkakan.
dan
perifer
luka
seputar
terhadap
ini
keruskana
intervensi
bedah.
ekstremitas
dengan edema.
eskar)
atau
fasiotomi
Kaji/catat
regenerasi
tentang
jaringan
penanaman
permukaan kulit
Kriteria hasil:
sekitar luka.
kemungkinan
sekunder
Mencapai
destruksi
penyembuhan
lapisan kulit.
tepat
yang
b/d
kulit
kerusakan
waktu
warna,
adekuat.
Memberikan informasi dasar
Memumjukkan
integritas
ukuran,
sirkulasi
kebutuhan
kulit
dan
petunjuk
dan
graft.
tindakan
kontrol infeksi.
bakar.
resiko
sesuai indikasi.
kulit.
infeksi/kegagalan
area
mungkin/tepat.
graft
bila
Pertahankan
luka
lepasnya
atau
imobilisasi
secara
spontan
area
bila
diindikasikan.
sampai
mengelupas
kulit
repitelisasi.
Menurunkan
Pertahankan
balutan
diatas
pembengkakan
/membatasi
resiko
pemisahan
graft.
20
graft dapat mengubah posisi
Cuci sisi dengan sabun ringan,
yang
mempengaruhi
penyembuhan optimal.
bahan
dengan
permukaan
bedah/balutan biologis.
donor
yang
memerlukan
khusus
sembuh
perawatan
untuk
mempertahankan kelenturan.
Graft kulit diambil dari kulit
orang itu sendiri/orang lain
untuk penutupan sementara
pada luka bakar luas sampai
kulit orang itu siap ditanam.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B. Lippincott
Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B. Lippincott Campany.
Philadelpia. Hal. 752 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan). PT
EGC. Jakarta.
21