Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TUGAS TERSTRUKTUR

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI


FORMULASI DAN EVALUASI TABLET AMOKSISILIN

Disusun oleh :
Nabila Fasya

G1F014024

Yulia

G1F014026

Ristra Putri A

G1F014038

Fatima Nurrachma

G1F014056

Alina Nur

G1F014070

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mepelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standardisasi/pembakuan obat serta
pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang
aman.
Seperti

telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan, tablet

merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun

pasien,

dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping mudah
cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam
penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya
tidak sulit sehingga mudah sampai kepada pemakai.
Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat
dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986). Tablet hanya memberikan efek
yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik. Untuk menghasilkan tablet dengan mutu
yang baik dan memenuhi persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembuatannya.
Amoksisilin merupakan antibiotik spektrum luas golongan penisilin. Amoksisilin
digunakan untuk pengobatan infeksi pada telinga, hidung, dan tenggorokan, gigi, saluran
genitourinaria, kulit dan struktur kulit, dan saluran pernapasan bawah oleh Streptococcus
spp, S.pneumoniae, Staphylococcus spp, H. influenzae, E. Coli, P. Mirabilis, atau E.
faecalis . Amoksisilin trihidrat dapat memperpanjang waktu kontak dilambung, sehingga
pelepasan obat cepat dan mudah diabsorbsi. Amoksisilin trihidrat tidak stabil dalam
kondisi basah/lembab dan tidak tahan panas, sehingga dibuat dengan menggunakan
metode granulasi kering.
B. Tujuan
Bertujuan untuk memperpanjang waktu tinggal lambung dan untuk
mendapatkan pemberian obat spesifik untuk perut dan meningkatkan bioavailabilitas
obat. Dengan cara Tablet disiapkan mengambang dievaluasi dalam hal parameter prakompresi karakteristik fisik seperti kekerasan, kerapuhan, keseragaman bobot,

keseragaman kandungan obat, pembengkakan indeks, in-vitro studi mengambang, invitro pelepasan obat dan studi stabilitas jangka pendek.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan dengan atau tanpa bahan pengisi
(Farmakope Indonesia Ed. IV, 4).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai (Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi Ed. IV, 244).
Tablet effervescent yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang
mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika
bercampur dengan air. Dalam perdagangan tablet analgesik yang dibuat alkalis sering dibuat
berbuih untuk mendorong lebih cepat hancur dan melarutnya tablet ketika ditambahkan
kedalam air atau minuman yang berair (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed. IV, 244).
B. Amoksisilin
Amoksisilin merupakan antibiotik spektrum luas golongan penisilin. Amoksisilin
digunakan untuk pengobatan infeksi pada telinga, hidung, dan tenggorokan, gigi, saluran
genitourinaria, kulit dan struktur kulit, dan saluran pernapasan bawah oleh Streptococcus spp,
S.pneumoniae, Staphylococcus spp, H. influenzae, E. Coli, P. Mirabilis, atau E. faecalis
Amoksisilin memiliki pemerian Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau, dan memilki
kelarutan Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzene, dalam karbon,
tetraklorida, dan dalam klorofom.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan Spektrofotometer IR dan Disolution tester, sedangka baha yang
digunakan Tablet salut Amoksisilin Trihidrat ,0.1 N HCl ,Aquadest
D. Metode
Studi Kompatibilitas eksipien obat oleh FT- IR
Eksipien yang akan diteliti dicampur dengan KBr dan dibentuk disk KBr
dengan cara serbuk dikompres dengan tekanan 5 ton selama 5 menit. Disk KBr
dianalisis dengan FT-IR pada 4000 sampai 400 cm-1.
Preparasi tablet floating Amoxicillin Trihidrat

Tablet floating effervescent amoxicilling trihidrat dibuat dengan teknik


kompresi langsung. Bahan aktif dan polimer HPMC K100M dengan beberapa
konsentrasi yang berbeda dicampur di dalam mortar. Kemudian ditambahkan sodium
bicarbonate, microcrystalline cellulose, citric acid, talc, dan magnesium searate.
Campuran dikompres dalam rotary punching machine menggunakan punch 13 mm.
Bahan aktif, HPMC K100M, dan polimer HPMC K4M dan HPMC K15M
dengan beberapa konsentrasi yang berbeda dicampur di dalam mortar. Kemudian
ditambahkan sodium bicarbonate, microcrystalline cellulose, citric acid, talc, dan
magnesium searate. Campuran dikompres dalam rotary punching machine
menggunakan punch 13 mm.

Tabel 1. Formulasi dengan HPMC K100M

Tabel 2. Formulasi dengan HPMC K100M, HPMC K15M, dan HPMC K4M
Evaluasi Tablet
Uji keseragaman bobot

20 tablet diuji keseragaman bobot dengan ditimbang menggunakan Sartorius


electronic balance dan uji dilakukan sesuai metode yang resmi.
Kadar obat
Lima tablet ditimbang masing-masing. Tablet diekstraksi dalam 0,1 N HCl.
Larutan disaring dengan membran 0.45m kemudian diukur absorbansi pada panjang
gelombang 274,5 nm menggunakan spektrofotometer UV/Vis.
Kekerasan
Lima tablet diuji kekerasan dengan fizer hardness tester dan dihitung rata-rata
kekerasannya.
Ketebalan
Lima tablet diukur ketebalannya dengan jangka sorong dan dihitung rataratanya.
Kerapuhan
20 tablet ditimbang kemudian dimasukkan dalam alat friability tester dengan
kecepatan 25 rpm. Setelah 4 menit, tablet ditimbang dan dihitung persen bobot yang
hilang.
Uji in vitro pelepasan obat
Tablet diuji disolusi dengan medium air dan 0,1 N HCl sebanyak 900 ml
dengan kecepatan 75 rpm. Suhu yang digunakan 370C 0,50C. Dilakukan
pengambilan sampel pada waktu ke 0.5, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 jam
sebanyak 5 ml. masing-masing sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum 274,6 nm kemudian dihitung kadarnya.
Tablet amoksisilin yang ada di pasaran diuji disolusi dengan medium air dan
0,1 N HCl sebanyak 900 ml dengan kecepatan 75 rpm. Suhu yang digunakan 37 0C
0,50C. Dilakukan pengambilan sampel pada waktu ke 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit
sebanyak 5 ml. masing-masing sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum 274,6 nm kemudian dihitung kadarnya.
Uji Stabilitas
Formulasi yang telah dipilih dimasukkan dalam botol berwarna coklat dan
ditutup kemudian disimpan pada 25oC / 60%RH dan 40oC / 75%RH selama 1 bulan.
Dievaluasi penampilan fisik, kadar obat, dan kompatibilitas eksipien obat.
E. Hasil
Studi Kompatibilitas eksipien obat oleh FT- IR
Studi kompatibilitas yang dilakukan menggunakan FTIR spektrofotometer.
Puncak diperoleh dalam spektrum setiap formulasi berkorelasi dengan puncak
spektrum obat. Hal ini menunjukkan bahwa obat kompatibel dengan formulasi
komponen.

Tabel 1. Spektro FTIR Amoksisilin trihidrat

Tabel 2. Spektro FTIR campuran

Hasil evaluasi tablet floating


Tablet
dievaluasi
menggunakan
parameter
seperti
variasi
bobot,
kekerasan, kerapuhan. Berat
tablet bervariasi antara 771778 mg. Variasi berat adalah
dalam itu jarak dari 5%,
mematuhi
spesifikasi
farmakope.
Kekerasan
formulasi
yang
berbeda
ditemukan
antara
4,3-4,5
kg/cm,
menunjukkan
kekuatan mekanik yang baik.
Kerapuhan di bawah 1% untuk semua formulasi, yang merupakan indikasi ketahanan
mekanik yang baik dari tablet.
Tabel 3. Hasil evaluasi tablet floating

Uji Invitro Amoksisilin Trihidrat

Tabel 4. Uji disolusi invitro amoksisilin trihidrat dalam HCl 0,1N

Tabel 5. Uji disolusi invitro amoksisilin trihidrat dalam medium air

Tujuan utama dari penelitian ini adalah merancang tablet


effervescent amoksisilin trihidrat dengan profil rilis cukup
untuk mempertahankan konsentrasinya sampai ke sistemik.
Pada jurnal menggunakan HPMC K100M, HPMC K4M
dan HPMC K4M sebagai bahan pengikat.
Formulasi Batch F1-F4 dengan HPMC K100M mengalami
penurunan released- obat di F2> F1> F3> F4 selama 8 jam
di 0,1 N HCl dan air. Dengan adanya HPMC K15M di
formulasi bets F5-F8 dengan HPMC K100M meningkatkan
rilis obat dibandingkan dengan HPMC K100 formulasi bets
F1-F4. Dengan demikian, dalam formulasi yang
mengandung % relatif lebih tinggi dari HPMC K15M, nilai
rilisnya lebih tinggi, yaitu, F6> F5> F7> F8> F2> F1> F3>
Tabel 6. Profil pelepasan obat in-vitro
F4 selama 8 jam di 0,1 N HCl dan air. Kehadiran dari
tablet dari setiap batch
HPMC K4M dalam bets F9-F12 dengan HPMC K100M
meningkatkan rilis obat, dibandingkan dengan HPMC K100
formulasi bets F1-F4. Dengan demikian, dalam formulasi
yang mengandung % relatif lebih tinggi dari HPMC K4M,
nilai rilisnya lebih tinggi yaitu, F10> F9> F11> F12> F2
> F1> F3> F4 selama 8 jam di 0,1 N HCl dan air.

Tabel 7. Studi stabilitas

Dari ke 12 formulasi yang mempunyai nilai rilis obat yang paling tinggi adalah F10 baik
dalam 0,1N HCl maupun dalam air. Sehingga dipilih F10 untuk dievaluasi lebih lanjut.
Formulasi F10 dievaluasi untuk studi stabilitas yang disimpan pada 25C 2 C / 60% RH
5% RH dan 40C 2 C / 75% RH 5% RH diuji pada 1 bulan, dan dianalisis untuk konten
obat. Obat sisa formulasi yang ditemukan dalam batas-batas yang diizinkan.

BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa formula yang diujikan formula terbaik adalah formula 10, karena pada
formula 10 terdisolusi paling besar dibandingkan formula yang lain. Data yang diperoleh dari
studi disolusi in-vitro yang dipasang di model yang berbeda. Akhir dioptimalkan F10
formulasi bets dirilis 93,02% dan obat 73,02% di 0,1 N HCl dan air masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
UI-Press, Jakarta
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Anda mungkin juga menyukai