Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

PSIKOTERAPI
UNIVERSITAS YARSI-RS POLRI SAID SUKANTO

Pembimbing : Dr. Ester Sinsuw, Sp.KJ

Disusun oleh :
Eva Rosalina (1102012078)
KEPANITERAAN KLINIK-ILMU KESEHATAN JIWA
Periode Mei 2016-Juni 2016

APA ITU PSIKOTERAPI ?

DEFINISI PSIKOTERAPI
terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara
psikologik

Psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi


dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya
secara mendalam talking cure

Menolong pasien, mengenali masalah mereka dan mengerti


perasaan mereka, menerima kelebihan dan kekurangan
mereka, serta membuat mereka berpikir positif terhadap
diri sendiri dan juga masalah yang dihadapinya

TUJUAN PSIKOTERAPI
Menguatkan daya tahan mental yang telah dimiliki
atau membuat seseorang merasa bahagia dan
sejahtera.
Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang
baru dan lebih baik untuk mempertahankan fungsi
pengontrolan diri, ataupun membuat seseorang lebih
mengenal dan mengerti tentang dirinya sendiri.
Meningkatkan
lingkungannya.

kemampuan

adaptasi

terhadap

TAHAP-TAHAP PSIKOTERAPI
Wawancara awal (Fase Awal)
Proses terapi (Fase Pertengahan)
Mengakhiri terapi (Fase Akhir)
Yang kita amati yaitu :
-

Apa yang terjadi pada pasien

Apa yang terjadi pada pewawancara atau terapis


sendiri

Apa yang terjadi di antara terapis dan pasiennya.

GOLONGAN PSIKOTERAPI
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai :
1.Psikoterapi Suportif

Cara atau pendekatan : bimbingan, reassurance,


katarsis
emosional,
hipnosis,
desentisasi,
eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi
kelompok.
Tujuan : Mendukung funksi-funksi ego, atau
memperkuat
mekanisme
defensi
yang
ada,
memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki
dengan yang baru dan lebih baik.

2. Psikoterapi Reedukatif
Cara : Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi
psikodrama, dll
Tujuan : Mengubah pola perilaku dengan meniadakan
kebiasaan tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih
menguntungkan.
3. Psikoterapi Rekonstruktif
Cara atau pendekatan : Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian,
psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
Tujuan : Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik
nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas
struktur kepribadian seseorang.

b. Menurut dalamnya, psikoterapi terdiri atas :


1. Superfisial, yaitu yang menyentuh hanya kondisi
atau proses pada permukaan, tidak menyentuh halhal yang nirsadar atau materi yang direpresi.
2. Mendalam (deep), yaitu yang menangani hal atau
proses yang tersimpan dalam alam nirsadar atau
materi yang direpresi.

c. Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi dibagi menurut teknik


perubahan yang digunakan, antara lain psikoterapi ventilatif, sugestif, katarsis,
ekspresif, operant conditioning, modelling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.

d. Menurut konsep teoritis tentang motivasi dan perilaku, psikoterapi


dibedakan menjadi :
1. Psikoterapi perilaku atau behavioral ( kelainan mental-emosional dianggap
teratasi bila deviasi perilaku telah dikoreksi.
2. Psikoterapi kognitif (problem diatasi dengan mengkoreksi sambungan
kognitif automatis yang keliru; dan
3. Psikoterapi evokatif, analitik, dinamik ( membawa ingatan, keinginan,
dorongan, ketakutan, dll yang nirsadar ke dalam kesadaran).

e. Menurut setting-nya, psikoterapi terdiri atas psikoterapi


individual dan kelompok (terdiri atas terapi marital atau
pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok)

f. Menurut nama pembuat teori atau perintis metode


psikoterapeutiknya,
psikoanalisis

psikoterapi

Freudian,

analisis

dibagi

menjadi

Jungian,

analisis

transaksional Eric Berne, terapi rasional-emotif Albert


Ellis, konseling non-direktif Rogers, terapi Gestalt dari
Fritz Perls, logoterapi Victor Frankl, dll.

g. Menurut teknik tambahan khusus yang digabung


dengan

psikoterapi,

hypnoterapi,

terapi

misalnya
musik,

narkoterapi,

psikodrama,

terapi

permainan dan peragaan (play therapy), psikoterapi


religius, dan latihan meditasi.

h. Yang belum disebutkan dalam pembagian di atas


akhir-akhir ini banyak dipakai antara lain : konseling,
terapi interpersonal, intervensi krisis.

Konseling :
Menurut para ahli sebetulnya tidak termasuk psikoterapi.
o

Tidak memenuhi kriteria dan batasannya, antara lain teknik,


tujuan dan orang melakukannya, walaupun hubungan yang
terjadi di dalamnya juga merupakan the helping relationship.

Konseling bukan hanya hubungan profesional antara dokterpasien, tetapi dapat dilakukan dalam berbagai bidang profesi,
misalnya guru, pengacara, penasehat keuangan, dsb.

Konseling:
Merupakan proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan masalah
interpersonal, emosional dan memutuskan hal tertentu.
Tujuan :
- Membantu kemampuan klien atau pasien untuk mengambil keputusan yang
bijaksana dan realistik.
- Menuntun perilaku klien atau pasien agar mampu mengemban konsekuensinya.
- Memberikan informasi dan edukasi.

Tipe Konseling :
- Pengarahan untuk mengatasi kesulitan pengambilan keputusan
- Konseling untuk membantu seseorang dalam suatu pilihan yang vital

Terapi Interpersonal :

Dilakukan terhadap pasien yang mengalami konflik


saat ini dengan pihak-pihak lain yang bermakna.

Pasien

mengalami

kesulitan

dalam

beradaptasi

terhadap perubahan-perubahan dalam karier atau


peran sosial atau perubahan hidup lainnya.
Banyak dilakukan terhadap depresi sedang dan berat.

JENIS PSIKOTERAPI
Pendekatan psikoanalisis
Psikoterapi psikoanalitik
Psikoterapi kelompok

Psikodrama
Terapi keluarga
Behavior therapy
Terapi kognitif

Terapi jenis individual

Hipnoterapi

Psikoterapi kombinasi individual dan

Narkoterapi

kelompok

1. PSIKOANALISIS
Metode terbaik untuk menemukan arti dan motivasi dari suatu perilaku,
terutama pada pikiran dan perasaan nirsadar
Prosesnya meliputi menguak memori dan perasaan yang direpresi pasien
Indikasi: Gangguan anxietas, OCD, depresi
Lebih efektif jika pasien lebih dulu telah merasakan penderitaan cukup
hebat akibat gangguan yang dideritanya Tela menghabiskan waktu
dan uang untuk terapi & mengerti bahwa tujuan terapi adalah untuk
mengerti diri mereka lebih baik (bukan untuk symptomatic relief)
Proses: recollection, repetition, working through (peroleh insight)
Durasi terapi: 3-6 tahun, durasi tiap sesi berkisar 50 menit

2. PSIKOANALITIK

Mirip dengan psikoanalisis, namun cakupannya


didesain lebih luas
Fokus pada konflik pasien yang sekarang, analisis
masalah pasien dengan orang lain dan dirinya sendiri
Tipe:
Psikoterapi ekspresif (berorientasi tilikan)
Psikoterapi suportif
Bertujuan memulihkan dan memperkuat pertahanan
pasien, dan mengintegrasikan gangguan-gangguan pasien
Indikasinya adalah pasien yang menghadapi rasa bersalah,
malu, cemas, frustasi, dll

PSIKOANALI
TIK

Psikoterapi berorientasi
tilikan

Suportif

Ventilasi

Bimbingan

Persuasi

Penyuluhan

Sugesti

Social
Casework

Reassurance

Terapi Kerja

3. PSIKOTERAPI KELOMPOK

Menggunakan kekuatan terapeutik dalam suatu kelompok, interaksi


konstruktif antar anggotanya, dan intervensi psikiater

Sebelum suatu kelompok dibentuk, harus dilakukan screening, untuk


nanti ditentukan masuk ke dalam kelompok homogen atau heterogen
Antisosial, self-help (depresi, substance abuse) Kelompok

homogen
Kelompok pasien rawat jalan dan inap Kelompok heterogen

Kelompok terbuka Keanggotaannya fleksibel, dapat bertambah

Kelompok tertutup Setelah terbentuk, tidak boleh ada anggota baru

4. TERAPI JENIS INDIVIDUAL

Bersifat memberi insight

Dibagi jadi dua tipe


Psikoterapi reedukatif (mengerti konflik alam sadar)
Bertujuan agar pasien menyesuaikan dirinya kembali,
memperbaik tujuannya, serta menggali dan membangkitkan
potensi yang ada pada pasien
Psikoterapi rekonstruktif (mengerti konflik bawah sadar)
Bertujuan agar pasien dapat merubah struktur kepribadiannya
dan mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih baik

5. PSIKOTERAPI KOMBINASI INDIVIDUAL DAN


KELOMPOK

Pasien ditemui secara individual oleh terapis dalam suatu sesi tertutup,
serta turut ikut dalam terapi kelompok, oleh terapis yang sama

Sudah harus direncanakan sejak awal dengan pasien. Jangan disalahkonsepkan sebagai seorang pasien terapi indivudal yang kadang diberikan
sesi kelompok

Pasien akan berinteraksi penuh makna saat terapi kelompok, saling sharing.
Kemudian saat mengikuti sesi tertutup, akan diberi feedback oleh terapi
Membentuk suatu pengalaman terapeutik terintegrasi

Dipercaya bahwa jenis ini akan membuat pasien lebih cepat terbuka

6. PSIKODRAMA
Suatu metode psikoterapi yang dikemukakan oleh Jacob Moreno,
sifatnya berkelompok, dan menggunakan metode dramatic spesifik
Proses untuk menjalankan terapi ini, perlu beberapa peran:
Pasien Orang yang memiliki masalah dan perlu bantuan
Peran pembantu Orang yang memerankan berbagai aspek pasien
Sutradara (ahli terapi) Membimbing jalannya drama, agar dapat
mencapai insight
Dapat memusatkan perhatian pada situasi tertentu (mimpi, keluarga,
situasi komunitas, sikap nirsadar, dan bayangan masa depan)

7. TERAPI KELUARGA

Mengubah interaksi antar anggota keluarga dan berupaya memperbaiki


fungsi keluarga sebagai suatu unit

Teknik

Terapi kelompok keluarga Kombinasi individu dari beberapa keluarga dalam satu
kelompok tunggal (eg: anak, yang ibunya terkena skizofrenia)

Social network therapy Untuk mereka yang berada di sekeliling pasien & merasa
tidak nyaman bertemu pasien dalam sesi terapi kelompok

Konotasi positif Penglabelan ulang semua perasaan atau perilaku yang dinilai
negatif, jadi positif. (eg: anak ini sangat bandel menjadi anak ini hanya berusaha
mencari perhatian dan butuh rasa kasih sayang lebih

8. BEHAVIOUR THERAPY
Terapi ini meliputi merubah perilaku pasien agar mengurangi
disfungsi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup
Didasari oleh metodologi behavior analysis, menyeleksi perilaku
mana-mana saja dari pasien, yang perlu diubah
Indikasi: Gangguan fobia, OCD, deviasi seksual (exhibisionisme),
gangguan nafsu makan (anoreksia dan bullemia)
Tidak efektif untuk pasien skizofrenia, depresi hebat, dan
hipomania

9. TERAPI KOGNITIF

Fokus terapi adalah pada fungsi kognitif, pola pikir pasien yang salah

Biasa dilakukan pada pasien depresi, panis, dan gangguan kepribadian

Terapi terstruktur, berjangka pendek, dengan kerja sama aktif antara


psien dan terapis, untuk mencapai tujuan terapeutik

Triase kognitif dan depresi


Persepsi diri yang negatif (melihat dirinya tidak mampu, tidak

berguna, dll)
Kecenderungan untuk merasakan dunia sebagai tempat yang negatif
Memiliki dugaan bahwa kesulitan, kekurangan, kegagalan akan terus

terjadi

10. HIPNOTERAPI

Pada saat orang terhipnosis Atensi akan lebih fokus dan pengambilan
keputusan menjadi lebih kritis.

Prinsipnya adalah, hypnosis hanya membantu mempercepat proses


psikoterapi. Apa yang dicapai hipnoterapi sebetulnya juga dapat dicapai
psikoterapi lainnya

Biasa dilakukan pada pasien obesitas, substance and alcohol abuse

Pemberian sugesti Pasien masuk dalam keadaan trance Terapi


lakukan analisa konflik-konflik Hal yang didapat saat pasien terhipnosis,
dibawa

10. NARKOTERAPI
Bersifat lebih invasive, di mana pasien akan
disuntikkan suatu hipnotikum jangka pendek (seperti
penthohal dan amital natrium)
Pasien akan berada dalam keadaan setengah tidur
Pasien diwawancara Konfliknya disintesa dan
dianalisis Bahan yang didapat saat pasien
terhipnosis dibawwa ke perbincangan alam sadar

EFEKTIVITAS PSIKOTERAPI
Dari berbagai penelitian statistik yang telah dilakukan,
ternyata di antara sekian banyak bentuk dan jenis
psikoterapi yang ada, tidak satu pun terbukti lebih
unggul daripada yang lain.
Perbaikan terapeutik yang dicapai, ditentukan oleh
faktor-faktor :
Tujuan yang ingin dicapai
Motivasi pasien
Kepribadian dan keterampilan terapis
Teknik yang digunakan

HASIL TERAPEUTIK
Hasil utama dan terakhir dari suatu teknik pertolongan,
berupa :
Bebas penyakit : Penyakit sakit Bebas penyakit
- Sejahtera bahagia : Penderitaan Menderita Sejahtera
Bahagia

KESIMPULAN
Melalui uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap emosional seorang
pasien atau pendekatan yang menggunakan teknik psikologik untuk
menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental
Gejala gejala yang tampak secara klinis pada pasien, menggambarkan
perilakunya menghadapi problematika hidup. Untuk kesembuhan jiwa,
kita harus memahami apa saja hal-hal yang mempengaruhinya
Beberapa hal yang perlu diingat antara lain bahwa wawancara
mengandung makna terapeutik selain untuk pengambilan data dalam
upaya penegakan diagnosis.

Ketika berhadapan dengan pasien, kita harus senantiasa

membina hubungan interpersonal dengan optimal, mengerti


dan sadar

apa

yang

kita

bicarakan, bagaimana

cara

penyampaiannya
Keterampilan yang perlu dilatih terus-menerus ialah dalam

mendengarkan dengan cermat (empathic listening), disertai


observasi yang cermat, serta didasari oleh pengetahuan
yang memadai tentang psikologi, psikopatologi dan prosesproses kejiwaan, kita akan mendapat gambaran yang tepat
dan menyeluruh tentang pasien.

Anda mungkin juga menyukai