Anda di halaman 1dari 51

KEBIJAKAN OPERASIONAL KB

DAN KR
dr. Julianto Witjaksono AS, MGO, Sp.OG (K.Fer)
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Disampaikan pada Konsultasi Bidang Program KKBPK 2014


Banjarmasin, 23 April 2014

OUTLINE PENYAJIAN
1. Latar Belakang
2. Kondisi saat ini
3. Permasalahan
4. Kondisi yang diharapkan
5. Kebijakan Nasional
6. Strategi Operasional
7. Kegiatan Strategis 2014

ASPEK LEGAL
1. UU RI Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
2. UU RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
3. UU RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
4. RPJMN Tahun 2010 2014
5. RENSTRA Program KB Nasional 2010-2014
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
8. Peraturan Presiden RI No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Perpres No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

UU No 40 tahun 2004 tentang SJSN

BAB VI Program Jaminan Sosial


Bagian Kesatu
Jenis Program Jaminan Sosial
Pasal 22
(1)Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa
pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis habis pakai
yang diperlukan
PENJELASAN
Yang dimaksud pelayanan kesehatan dalam pasal ini meliputi pelayanan
dan penyuluhan kesehatan, imunisasi,

berencana,

pelayanan keluarga

rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat dan


tindakan medis lainnya..

Peraturan Presiden RI No. 12 tahun 2013


tentang Jaminan Kesehatan
BAB V : MANFAAT JAMINAN KESEHATAN

Pasal 21:
1. Manfaat pelayanan promotif dan
preventif meliputi pemberian
pelayanan:
a. penyuluhan kesehatan
perorangan;
b. imunisasi dasar;
c. keluarga berencana; dan

KESIAPAN PELAYANAN KB MELIPUTI:

Fasilitas Pelayanan KB
Kompetensi tenaga
pelayanan KB

Ketersediaan alokon dan


sarana penunjang

d. skrining kesehatan.
4. Pelayanan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi konseling,
kontrasepsi dasar, vasektomi dan
tubektomi bekerjasama dengan

lembaga yang membidangi


keluarga berencana

Sistem Pencatatan dan


Pelaporan

Faskes KB ter-registrasi
BKKBN/BKKBD

Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun


2012 tentang
Penerima Bantuan BAB
IuranIIJaminan Kesehatan

Penetapan Kriteria Dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang


Tidak Mampu
Pasal 2
1)Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu ditetapkan
oleh
Menteri
(dalam
hal
ini
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
setelah
berkoordinasi dengan menteri dan/atau pimpinan
lembaga terkait).
2)Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi
lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang statistik untuk melakukan pendataan.

KONDISI SAAT INI

MIX KONTRASEPSI
(SDKI 1994-2012)

ANGKA KETIDAKLANGSUNGAN
PENGGUNAAN KONTRASEPSI 12
BULAN (SDKI 2002/03-2012)
26.3%

27.1%

20.7%

2002/03
Catatan : Untuk seluruh jenis alkon

2007

2012

ANGKA KETIDAKLANGSUNGAN
12 BULAN SETIAP JENIS ALKON
(SDKI 2002/03-2012)

PERMASALAHAN

PERMASALAHAN
1) Pelayanan KB di faskes tingkat pertama dan rujukan
tingkat lanjutan.
)

Jumlah fasilitas kesehatan


faskes KB sederhana.

Kesenjangan tenaga kesehatan (bidan dan


dokter) yang terlatih dalam pemberian layanan
KB MKJP.

Tidak
dimungkinkannya
BPJS
Kesehatan
bekerjasama dengan praktik bidan perorangan
kecuali di wilayah tertentu.

KB

didominasi

PEMBIAYAAN PELAYANAN KB DI FASKES


YANG BEKERJASAMA
DENGAN BPJS KESEHATAN
a. Di Faskes tingkat pertama: Tarif Kapitasi
Bagaimana pembiayaan pelayanan KB di Praktik
Bidan Perorangan sebagai jejaring faskes tingkat
pertama?
Berpotensi menjadi barrier pelayanan KB?
b. Diluar Faskes tingkat pertama (Praktik Bidan dan
Perawat yang dapat dikontrak langsung oleh BPJS
Kesehatan jika di suatu kecamatan tidak ada dokter
yang ditetapkan oleh Dinkes setempat): Tarif Non
kapitasi, namun:
a. Tanpa biaya pencabutan IUD/implan yang dapat
menghambat pemberian layanan cabut-pasang

SURAT EDARAN NOMOR HK/MENKES/31/2014 TENTANG


PELAKSANAAN STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA
FASKESTINGKAT PERTAMA DAN TINGKAT LANJUTAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

2. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan


Neonatal yang dilakukan oleh bidan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 (ANC), angka 4 (PNC) dan
angka 7 (pelayanan KB) dalam lampiran 1 angka II
huruf B Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
69/2013 hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan
kebidanan dan neonatal di luar Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan

Pelayanan KB di faskes yang tidak


bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
8. Kompensasi pada daerah yang belum tersedia fasilitas
kesehatan yang memenuhi syarat (yang belum bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan) guna memenuhi kebutuhan medis
sejumlah peserta, sebagaimana dimaksud dalam Permenkes No.
71/2013 dengan ketentuan sbb:
a. Tarif
1) Kompensasi uang tunai rawat jalan tingkat pertama (RJTP) Rp.
50.000- Rp. 100.000
b. Kompensasi uang tunai diberikan langsung kepada peserta
berdasarkan klaim ybs atas pelayanan yang diberikan oleh
faskes yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kes
c. Besaran kompensasi disetarakan dengan tarif faskes di
wilayah terdekat dengan memperhatikan tenaga kesehatan
dan jenis pelayanan yang diberikan.

PERMASALAHAN
2) Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi
seluruh peserta JKN
) Belum tersedia mekanisme distribusi
menjamin ketersediaan Alkon di faskes

yang

) Belum optimalnya pelaksanaan manajemen


logistik
pergudangan
di
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota

PERMASALAHAN
3) Pelayanan KB bergerak (mobile) dalam era JKN.
)

Pelayanan KB Bergerak di wilayah khusus


belum diatur dalam peraturan BPJS Kesehatan
mengenai :
1. Kompensasi uang tunai : masih dalam tahap
pembahasan.
2. Kompensasi penyediaan sarana
tertentu operasionalisasi Muyan.

kesehatan

. Belum ada pengaturan pembiayaan pelayanan KB


bergerak bagi peserta non JKN dan tanpa jaminan
apapun.

RASIO FASKES KB
PER DESA/KELURAHAN DI WILAYAH
GALCITAS (183 KAB/KOTA), 2013

Secara nasional rasio faskes KB per desa di


183 kab/kota wilayah galciltas adalah 0.13
artinya setiap 1 Faskes KB (teregister
dalam SIM BKKBN) untuk 10 desa
TOTAL:
Desa/Kel: 32.226
Faskes KB: 4.290

Sumber: Peta Kerja


Ditjalsus, 2013

PERMASALAHAN
4) Masih belum optimalnya
Kesehatan Reproduksi

promosi

dan

konseling

5) Belum optimalnya mekanisme operasional internal


antar bidang di BKKBN Provinsi dan eksternal bersama
Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Kabupaten/Kota

KONDISI YANG DIINGINKAN

KONDISI YANG DIINGINKAN


1) Pelayanan KB di faskes tingkat pertama dan rujukan
tingkat lanjutan
) Penguatan faskes KB sederhana menjadi faskes KB
lengkap
(1 Desa 1
Faskes KB Lengkap) khusus di 10 Prov Penyangga
Utama
) Penguatan faskes KB sederhana menjadi faskes KB
lengkap
(1 Kecamatan 1 Faskes KB
Lengkap dan mampu melayani MKJP) di 23 Provinsi
lainnya
) Penetapan kriteria tenaga kesehatan yang akan dilatih
berbasis pada keberadaan tenaga kesehatan di faskes
KB yang teregistrasi dalam SIM BKKBN.

KONDISI YANG DIINGINKAN


2) Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi
seluruh peserta JKN
Tidak ada stock out alkon di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
3) Pelayanan KB bergerak (mobile) dalam era JKN.
)
Pelayanan KB Mobile diharapkan tetap dapat
dilaksanakan dan dimanfaatkan untuk mengisi gap
terhadap kebutuhan pelayanan KB yang belum
terlayani oleh faskes KB Statis dan dapat menjadi
mitra sejajar faskes tingkat pertama
) Kegiatan pelayanan KB bergerak dapat disinergikan
dengan program pelayanan kesehatan masyarakat
lainnya
) Pembiayaan pelayanan KB bergerak menggunakan

KONDISI YANG DIINGINKAN


4) Meningkatnya Pengetahuan, Sikap
mengenai Kesehatan Reproduksi.

dan

Perilaku

) Penguatan promosi dan konseling di Fasilitas


Kesehatan KB
5)

Optimalnya mekanisme operasional pada :


) Internal antar bidang di BKKBN Provinsi
) eksternal bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan
atau Kabupaten/Kota

KEBIJAKAN

KEBIJAKAN NASIONAL
Pemberdayaan seluruh sumber daya sektor
pemerintah, swasta & masyarakat (Sarana
fasilitas, SDM, Profesi, LSOM) untuk mencapai
target program KB dalam RPJMN 2014 dan
MDGs 2015
Pada masa transisi 2013-2014 :
- fokus penguatan demand-side disertai
advokasi penguatan supply-side
- BKKBN/BKKBD bertanggung jawab atas
perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
distribusi dan pencatatan pelaporan alat dan

KEBIJAKAN PENGADAAN ALAT DAN OBAT


KONTRASEPSI
BERDASARKAN PERHITUNGAN PERKIRAAN
PERMINTAAN MASYARAKAT (PPM) DENGAN
ARAH KEBIJAKAN :

1. Pemenuhan kebutuhan alat dan obat


kontrasepsi bagi seluruh keluarga pra
sejahtera dan sejahtera I
2. Pemenuhan seluruh kebutuhan alat dan obat
kontrasepsi di 7 provinsi: Aceh, NTT, NTB,
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua
Barat
3. Pemenuhan kebutuhan IUD, implan dan
kondom bagi seluruh PUS
4. Pemenuhan kebutuhan alat dan obat
kontrasepsi bagi seluruh peserta JKN (PUS)

Surat Instruksi Kepala BKKBN


ke seluruh Perwakilan BKKBN Provinsi & BPMPKB DKI Jakarta
(Nomor 238/KB.103/E1/2014)
Alat dan obat kontrasepsi yang selama ini hanya diperuntukkan
bagi keluarga miskin, maka dengan berlakunya UU SJSN mulai 1
1. Januari 2014, alkon diberikan kepada seluruh peserta JKN
baik PBI dan non PBI
Sistem distribusi alat dan obat kontrasepsi masih menggunakan
sistem yang berlaku dalam Perka Nomor 268/PER/B.3/2011 tentang
2. Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan, penyimpanan dan Penyaluran
alat/obat kontrasepsi dan non kontrasepsi Program KKB Nasional,
sambil menunggu perubahan sistem yang sedang disusun.
Dengan mulai berlakunya JKN makas seluruh biaya pelayanan KB
bagi peserta JKN dibayarkab oleh BPJS dan dana penggerakan
3. pelayanan KB tidak boleh lagi digunakan sebagai pelayanan medis,
kecuali bagi PUS yang belun menjadi peserta JKN
Untuk meningkatkan ketersediaan alkon di fasilitas kesehatan,
beberapa alokasi anggaran yang sudah disiapkan di tahun 2014
4. (fasilitasi pengembangan dan penguatan JKK kab/Kota, perawatan
dan penatausahaan alkon, TJM dan dukungan pengiriman alkon ke
faskes di Kab/Kota unruk dilaksanakan sesuai peruntukannya

Surat Instruksi Kepala BKKBN


ke seluruh Perwakilan BKKBN Provinsi & BPMPKB DKI Jakarta
(Nomor 238/KB.103/E1/2014)
Melakukan koordinasi dengan Dinkes dan IBI untuk mendorong
5. Bidan agar dapat melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan,
sehingga Bidan dapat juga melayani KB diluar sistem kapitasi
Khusus untuk 10 provinsi akselerasi, telah disiapkan dalam alokasi
anggaran tahun 2014, pengadaan sarana dan prasarana (IUD Kit,
6. Implan Removal Kit, BP3K dan ABPK) untuk didistribusikan ke klinik
KB yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan serta Klinik KB yang
telah terintegrasi dan dipastikan peruntukannya untuk pasca
pelatihan CTU bagi Bidan dan dokter
Sesuai dengan MOU yang ada harus ditindaklanjuti, dalam setiap
7. pelatihan CTU, agar mengikutsertakan Bidan Praktek Mandiri dari
RS/Klinik yang dikelola oleh berbagai organisasi sosial dan
keagamaan
Melakukan sinkronisasi data fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan
BPJS
Kesehatan
di
wilayah
Saudara
dan
8.
mengintegrasikannya ke dalam sub sistem pencatatan dan
pelaporan BKKBN. Bagi yang belum tercatat data keikutsertaan dan
fasilitas kesehatan dapat dilihat pada website : bkkbn.go.id

Surat Instruksi Kepala BKKBN


ke seluruh Perwakilan BKKBN Provinsi & BPMPKB DKI Jakarta
(Nomor 238/KB.103/E1/2014)

Melakukan sinkronisasi dan integrasi data SIDIKA dan K/0/KB data


Bidan dan Dokter terlatih CTU dan petugas administrasi untuk
9. pelatihan dan pelaporan pelayanan KB, yang dilaporkan secara
berkala dan berjenjang sesuai peraturan yang berlaku
Melakukan sinkronisasi data kepesertaan JKN dengan data Pra KS
10. dan KS I

8 Sasaran Pokok Peta Jalan


Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2012-2019
No

SASARAN 1 JANUARI 2014

SASARAN 2019

1. BPJS Kesehatan mulai beroperasi

BPJS kesehatan beroperasi dengan baik

2. BPJS Kesehatan mengelola jaminan kesehatan


setidaknya bagi 121, 6 juta

Seluruh penduduk tahun 2019 (estimasi 257,5 juta


jiwa) mendapat jaminan kesehatan

3. Paket manfaat medis yang dijamin adalah


seluruh pengobatan penyakit dengan perbedaan
kelas perawatan di RS

Paket manfaat medis dan non medis sama

4. Rencana aksi Pengembangan fasilitas


Jumlah dan sebaran fasilitas pelayanan
kesehatan, nakes, sistem rujukan dan infrastuktur kesehatan sudah memadai
tersusun dan mulai dilaksanakan
5. Seluruh peraturan telah diundangkan
6. Paling sedikit 75% peserta menyatakan puas

Semua peraturan pelaksanaan telah disesuaikan


secara berkala
Paling sedikit 85% peserta menyatakan puas

7. Paling sedikit 65% tenaga dan fasilitas kesehatan Paling sedikit 80% tenaga dan fasilitas kesehatan
menyatakan puas
menyatakan puas
8. BPJS dikelola terbuka, efisien dan akuntabel

BPJS dikelola terbuka, efisien dan akuntabel

STRATEGI OPERASIONAL

STRATEGI OPERASIONAL
1.Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB statis
sampai tingkat desa, kelurahan baik di sektor
pemerintah maupun swasta
a.Penguatan fasilitas pelayanan KB statis di faskes KB
pemerintah dan swasta
b.Penguatan kapasitas SDM pemberi layanan KB
c.Fasilitasi alkon mandiri bagi Peserta Non JKN
2.Peningkatan peserta KB baru melalui program KB
pasca persalinan dan pasca keguguran dan pembinaan
peserta KB Aktif
a.Peningkatan kepesertaan KB Baru pasca persalinan dan
keguguran di setiap jenjang fasilitas kesehatan baik
pemerintah maupun swasta

STRATEGI OPERASIONAL

3.Peningkatan
khusus

penggarapan

KB

MKJP

di

wilayah

a.Intensifikasi dan ekstensifikasi pelayanan KB MKJP di


wilayah khusus (Galciltas, Kepulauan, Daerah Aliran
Sungai, wilayah transmigrasi) dan di wilayah kumuh
miskin perkotaan
b.Peningkatan kesertaan KB Pria
4.Integrasi
promosi
dan
reproduksi dlm pelayanan KB

konseling

kesehatan

a.Peningkatan promosi dan konseling kespro di semua


tingkatan faskes
b.Substansi materi promosi KHIBA, kondom dual
protection,
pencegahan
KAR,
penanggulangan
infertilitas
sekunder
dan
pelayanan
IUD
plus

INVENTARISASI KEPESERTAAN JKN


(PBI DAN NON PBI) DAN CAKUPAN
JAMINAN KESEHATAN (JKN/JAMKESDA)
BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KS I
Keluarga

Pengelompokan
Keluarga

Pendataan
oleh PLKB

Pendataa
n
keluarga

Aplikasi
statistik rutin
berbasis web

1
.
2
.
3
.
4
.

Keluarga pra
Sejahtera
Keluarga Sejahtera
I
Keluarga Sejahtera
II
Keluarga Sejahtera
III plus

Kepemilikan
Jaminan
Kesehatan
Peseta JKN
Peserta
Jamkesda
Tanpa jaminan

Kepesertaan JKN
Persebaran PBI
PBI
Persebaran
No
1

11 ACEH

12 SUMATERA UTARA

13 SUMATERA BARAT

14 RIAU

15 JAMBI

16 SUMATERA
SELATAN

17 BENGKULU

18 LAMPUNG

19 KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG

10

21 KEPULAUAN RIAU

21

62 KALIMANTAN
TENGAH
63 KALIMANTAN
SELATAN
64 KALIMANTAN
TIMUR

22
23

Data : BPJS-Kesehatan, 7 Maret 2014

Provinsi

Jumlah

2,170,963
4,192,294
1,533,170
1,304,716
821,557
2,433,669
628,605

Sumber: Kemensos

N
o

Provinsi

11 31 DKI JAKARTA
12 32 JAWA BARAT
13 33 JAWA TENGAH
14 34 DI YOGYAKARTA
15 35 JAWA TIMUR
16 36 BANTEN
17 51 BALI

18 52 NUSA TENGGARA
3,087,541
BARAT
19 53 NUSA TENGGARA
212,827
TIMUR
333,633

20 61 KALIMANTAN BARAT

27 74 SULAWESI
449,376
TENGGARA
753,526

28 75 GORONTALO

29 75SULAWESI BARAT
784,013
790,859 30
81 MALUKU

24

71 SULAWESI UTARA

25

72 SULAWESI UTARA

26

73 SULAWESI
SELATAN

2,944,924

33

94 PAPUA

2,815,014 TOTAL

1,131,065 31 82 MALUKU UTARA


32 91 PAPUA BARAT

Jumlah

1,271,291
14,758,324
14,151,037
1,572,154
14,001,870
3,221,967
904,863
2,259,557
2,671,319
1,343,859
984,912
504,293
504,423
754,627
328,965
778,787

86,400,000

Proses Rembug Desa

Sumber: Kemensos, 2013

ROADMAP PENGUATAN SISTEM DISTRIBUSI


ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI PROGRAM KB NASIONAL
2013
Semester I
Kajian
existing subsistem
distribusi alat
dan obat
kontrasepsi
oleh
konsultan dan
Tim BKKBN
REKOMENDASI:
Penguatan sistem
kendali ketersediaan
alat dan obat
kontrasepsi dari
kab/kota ke Faskes

2014
Semester II

Pengembang
an model
rantai suplai
alat dan obat
kontrasepsi
oleh
konsultan
dan TWG
BKKBN

MODEL RANTAI
SUPLAI ALKON

Triwulan III

Pengembangan
model rantai
suplai alkon

PEDOMAN MODEL RANTAI


SUPLAI ALKON

Klasifikasi Faskes KB

1
.

2
.

Faskes
tingkat
pertam
a
(PPK 1)

Faskes
tingka
t
rujuka
n
(PPK 2
dan 3)

a. Faskes KB
Sederhan
a

Konseling
Pemberian pil, suntik dan kondom
Penanggulangan efek samping &
komplikasi
sesuai
dengan
kemampuan
Upaya rujukan

b. Faskes KB
Lengkap

Plus pemasangan IUD/implan


Dan atau vasektomi

c. Faskes KB
Plus pemberian layanan tubektomi

Sempurna
d. Faskes KB
Paripurna

Plus pemberian layanan rekanalisasi


dan penanggulangan infertilitas

PELATIHAN BIDAN DALAM PELAYANAN


KELUARGA BERENCANA

201
4

KONDISI SAAT INI


Yang belum terlatih:

56.3%

59.3 %

732.6%

82.1 %

49,22
%
6,600

Base line

Sumber: BKKBN, Ditlaptik, 2013

PELATIHAN DOKTER DALAM


PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
Kondisi Saat Ini (2011-2013)

2014

Yang belum terlatih:

64.5% 68%

87.9%

89.5%

Yang belum terlatih:

77.9%

52.03%
2,97
1

55,52%86.69% 88.48%
2,97
1

288

261

Sumber: BKKBN, Ditlaptik, 2013

PELAYANAN KB
PASCA PERSALINAN DAN PASCA KEGUGURAN DI RS

Persalinan

Pelayanan KB
PP/PK
IUD

Pembiayaan
KB
Kapitasi melalui
mekanisme rujuk
balik ke faskes
tingkat pertama.

SUNTIK
Tidak ada
perbedaan antara
pelayanan
IMPLANT
persalinan/kegugu
ran dengan atau
tanpa pelayanan
tubektomi dari
tarif INA CBG
Pelayanan KB di Rumah Sakit tidak dapat dilayani segera setelah
melahirkan tetapi harus dirujuk balik ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama dengan sistem pembiayaan kapitasi sebagai upaya kendali
biaya. Dari sisi perluasan akses pelayanan KB berimplikasi pada
missed opportunities.

Persentase wanita usia 15-49 tahun yang tidak ber-KB


Pasca Persalinan atau Pasca Keguguran berdasarkan
karakteristik sosial & demografi
Karakteris
tik

Persentas
e

Karakterist Persentase
ik

Tempat tinggal

Kelompok umur

Kota

74.8

15-24

80.9

Desa

82.2

25-34

80.5

35+

73.8

Pendidikan
Tidak
sekolah

82.4

SD

80.3

SMP

78.5

SMA

75.3

Kesejahteraan
Sangat
miskin

82.9

Miskin

81.4

Menengah

78

Kaya

75.8

Paritas
0-2

80.2

3-4

76.2

5+
77.0
Distribusi persentase wanita usia 15-49
tahun yang tidak ber-KB setelah
melahirkan/keguguran menunjukkan
distribusi yang hampir seragam
berdasarkan karakteristik tertentu
bahwa >70% dari mereka tidak berKB

Sumber: Data diolah dari SDKI 201

GAMBARAN MEKANISME OPERASIONAL


PROGRAM KKB LINI LAPANGAN
RAKOR
KKB TK
KEC

BP/PPK
S
LOKMIN

PPLKB/KA
UPT KB
PERT

TOP
KKB TK KEC

KONSOLIDASI

INTERNAL

RAKOR KKB
TK
DES/KEL

PKB/PLKB
PPKBD

KIE OLEH
TOP KKB
TK DES/KEL

PERT LENGKAP
PLKB, IMP, &
POKTAN

YAN KB
TK KEC DI
PUSKESMA
S

YAN KB
TK DES DI
POSKESDE
S

PPKBD
KIE OLEH
KADER

PELY KS
(POKTAN
TRIBINA)

KELUARGA

POSYAN
DU

KEGIATAN STRATEGIS

KEGIATAN STRATEGIS
1. Inventarisasi dan pelaporan peserta JKN (PBI
dan non PBI dan pemetaan cakupan
perlindungan
jaminan
kesehatan
(JKN/jamkesda) bagi keluarga pra sejahtera
dan keluarga sejahtera I
2. Mendorong tersedianya peta pus sebagai
bahan koordinasi pemenuhan kebutuhan
pelayanan KB di sektor kesehatan dan
intervensi program KKBPK
3. Penyediaan alkon dan sarana penunjang di
faskes KB.

PENDATAAN & REGISTRASI FASKES KB YANG


BEKERJASAMA DENGAN BPJS KES
Fasilitas
Kesehata
n

Pendataan
oleh SKPDKB

K/0/K
B
Aplikasi statistik rutin
berbasis web

Pengelompokan
jenis faskes KB

Pemenuha
n Alokon

1
.

Faskes KB
Sederhana

Pil, suntik,
kondom

2
.

Faskes KB
Lengkap

Plus IUD &


implan

3
.

Faskes KB
Sempurna

=Faskes KB
Lengkap

4
.

Faskes KB
Paripurna

=Faskes KB
Lengkap

KEGIATAN STRATEGIS
5. Pengembangan
Model
Pelayanan
KB
melalui :
Praktik Bidan Perorangan Murni (berdiri
sendiri tidak terkait BPJS Kesehatan)
terkait dengan sistem R/R,
Praktik Bidan Perorangan
Perusahaan PT Astra Agro Lestari
6. Lomba Bidan Praktik Perorangan dan Lomba
KB Perusahaan
7. Dukungan Terhadap beberapa MOU yang
terkait program KB KR

KEGIATAN STRATEGIS
8. Penyerasian Kebijakan Penggarapan
Wilayah dan Sasaran Khusus

KB

di

9. Penggarapan KB Daerah Aliran Sungai (DAS),


Pesisir, transmigrasi, wilayah kumuh perkotaan
bersama mitra kerja
10.Integrasi Pelayanan KB di daerah terpencil dan
pulau-pulau kecil terluar dalam Sail Indonesia
11.Operasional Bhaksos
bersama mitra kerja
12.Penggarapan KB Pria

Integrasi Pelayanan KB

KEGIATAN STRATEGIS
13.Intensifikasi klinik KB dalam program Kesehatan
Reproduksi di 10 Provinsi Penyangga Utama
14.Pemantapan KB PP dan PK dalam Peningkatan KB
MKJP
15.Lomba KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran
di Rumah Sakit Tipe B, C dan D atau setara
16.Promosi Kesehatan Reproduksi melalui Persi Award
dan media KIE dan KIP/Konseling di di Faskes KB
(Poster, Lembar Balik, Leaflet, CD, Video)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai