Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Percobaan
Berikut adalah hasil percobaan yang didapat dan disajikan dalam bentuk tabel :
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Fermentasi Alkohol dengan Sampel Buah Nanas (Ananas
comocus)
Lama

Jenis

Jumlah

No

Fermentasi

Perlakua

.
1.

(Jam)
65

n
Dengan

Fermipan

(ml)
15

67

nutrisi
Dengan

Fermipan

18

2.

Ragi

pH
Sebelu Sesudah

Alkohol

nutrisi
4.2 Pembahasan
Tabel di atas menunjukkan banyaknya jumlah alkohol yang terbentuk akibat
berbagai perlakuan. Perlakuan I dan II adalah perlakuan dengan penambahan
(NH4)2SO4 dan KCl. Pada perlakuan I dengan waktu 65 jam dihasilkan 15 ml
alkohol. Pada perlakuan II dengan waktu 67 jam dihasilkan 18 ml alkohol.
Menurut teori, reaksi proses pembuatan alkohol dengan fermentasi adalah sebagai
berikut :
C6H12O6

khamir

2 C2H5OH + 2CO2

(Harahap, 2003)

Pada proses fermentasi, jumlah mikroba antara lain dipengaruhi oleh lama
fermentasi itu sendiri. Proses fermentasi ini akan terhenti jika kadar etanol sudah
meningkat sampai tidak dapat ditolerir lagi oleh sel-sel khamir. Tingginya kandungan
etanol akan menghambat pertumbuhan khamir dan hanya mikroba yang toleran
terhadap alkohol yang dapat tumbuh (Hasanah, 2008).
Pada perlakuan I dengan penambahan nutrisi dan waktu fermentasi 65 jam,
jumlah alkohol yang dihasilkan adalah 15 ml. Sedangkan pada perlakuan II tanpa
penambahan nutrisi dengan waktu fermentasi 67 jam, jumlah alkohol yang dihasilkan
adalah 18 ml.
Menurut teori, pada proses fermentasi lebih dari 3 hari terjadi perombakan gula
menjadi alkohol, akan dapat menyebabkan minuman sari buah beralkohol. Pada
proses fermentasi melibatkan beberapa enzim yang dikeluarkan oleh kapang,

sehingga jumlah selkapang yang hidup paling tinggi terdapat pada lama fermentasi 3
hari dan semakin lama fermentasi aktivitas kapang semakin menurun (Juwita, 2012).
Lama fermentasi pada proses produksi bioetanol sangat mempengaruhi kadar
bioetanol yang dihasilkan. Semakin lama waktu fermentasi maka semakin tinggi
kadar bioetanol yang dihasilkan. Jika bioetanol yang terkandung di dalam substrat
tinggi maka hal ini justru akan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae. Karena pada kadar alkohol 2,5% pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae akan terhambat. Hanya Saccharomyces cerevisiae strain
tertentu saja yang dapat bertahan pada kadar alkohol 2,55%. Oleh karena itu
dibutuhkan lama fermentasi yang tepat untuk proses fermentasi bioetanol agar
didapatkan kadar etanol dalam jumlah yang tinggi, nlai, pH, rendah, dan produksi
gas yang tinggi tetapi tidak mengganggu pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
(Rahmah, 2010).
Berdasarkan hasil percobaan yang ada, diperoleh hasil yang sesuai dengan
teori. Karena dihasilkan jumlah alkohol yang dihasilkan pada perlakuan II lebih
banyak dari pada jumlah alkohol pada perlakuan I yang mengasilkan alkohol lebih
sedikit.

Anda mungkin juga menyukai