Kelebihan jadi guru, Fe? seru sahabatku-Angel sewaktu aku menceritakan cita-citaku tersebut
pada ketiga sahabatku. Menurutku ya, guru itu pekerjaan monoton. Berangkat, ngajar, pulang,
nggak ada asyik-asyiknya! seru sahabatku -Vita.
Gajinya juga dikit, Fe, tambah Angel, Gak sebanyak bos-bos di perusahaan, ia tersenyum
menggoda sambil mengaduk jus strawberry-nya.
Tapi menurutku ya, meskipun guru gajinya dikit, tapi dapat banyak pahala, seru Erin dengan
senyum merekah.
Iya sih, tapi kalau ngajarnya kayak Bu Surti malah dapat dosa dong! seru Vita dan sontak
disambut gelak tawa dari kami berempat.
Bu Surti itu kepaksa jadi guru! tambah Angel.
Ulangan dijadiin PR. Kerjaannya di kelas cuma presentasi, ngerjain LKS. Hahahaha tambah
Erin.
Hei, dia itu guru kita tahu! Jangan kualat! seruku di sela-sela tawa.
Asyik juga sih sebenernya. Kita nggak perlu mikir pelajaran. Bu Surti juga murah nilai. Tapi,
dia nggak ngasih kita ilmu sama sekali. Layaknya sebuah telur yang nggak ada kuningnya, ujar
Angel.
Yup! Terserah kamu aja sih, Fe kalau mau jadi guru. Kalau bisa kamu harus lebih baik dari Pak
Edi. Udah Pak Edi itu ngajarnya enak, nggak banyak PR, murid-murid jadi paham, gak pelit nilai
lagi! seru Erin antusias.
Kalau menurutku ya, nilai itu tergantung pendirian masing-masing guru. Jangan terlalu pelit,
jangan terlalu baik. Kalau terlalu pelit, murid bakal benci sama kita. Kalau terlalu baik, murid
malah nyepelein kita, tambah Vita. Kamu kan udah jadi murid nih, harusnya kalau mau jadi
guru, kamu tahu kriteria seperti apa guru yang baik, tambah Erin.
Hm! Teman-teman, kembali ke pertanyaan awalku. Apa sih kelebihan jadi guru? tanyaku
karena tak menemukan jawaban dari pertanyaanku tadi.
Kalau bagiku yang menuntut hidup banyak materi di dunia, guru itu banyak kekurangan,
Angel mengaduk jus strawberry-nya, Gajinya dikit. Gak sebanyak jadi pengusaha. And Mm..
Kelebihannya ya itu, banyak pahala.
Kekurangan jadi guru itu.. Menurutku loh ya, pekerjaannya monoton. Tapi pekerjaan monoton
itu tergantung cara kita menyikapinya. Kalau kita have fun jadi guru, ya udah jalanin aja.
Kelebihannya, seperti yang Angel bilang, banyak pahala! Ingat nggak tiga perkara yang
ditinggalkan sesudah mati? Ilmu yang bermanfaat. So, jadi guru pahalanya terus mengalir, kata
Vita.
Semua pekerjaan ada kekurangan sama kelebihannya, Fe. Tergantung cara kita memandang
kekurangan dan kelebihan itu. Jadi guru banyak kok kelebihannya. Gak semonoton yang Vita
bilang. Kita bisa bertemu murid-murid yang menghormati kita yang berbeda tiap tahunnya, dapat
pahala, gajinya juga standar biar kita nggak jadi manusia yang tamak, dan kita bisa meluangkan
banyak waktu buat keluarga, ujar Erin dengan senyum lembut, Oh ya, saranku kalau kamu jadi
guru, please ubah karakter bangsa ini. Waktu sekolah aja mereka udah nyontek, nyari bocoran,
apalagi nanti kalau mereka kerja, bisa korupsi tahu! Mereka itu sama aja udah nganggap Tuhan
nggak ada. Mereka sama sekali nggak takut sama Tuhan.
Tapi, Rin, otakku pas-pasan.. Nggak kayak kamu.. elak Angel.
Angel, bukan masalah otak. Masalah letak kejujuran dalam hatimu. Anak Indonesia tuh
pembohong semua tahu nggak?! Bangsa ini akan hancur kalau tunas-tunas mudanya adalah
seorang pembohong! Karena itu kadang aku mikir, buat apa sekolah kalau cuma nambah dosa
doang. Sekolah itu kayak nuntut kita buat ngelakuin dosa! Temen-temen lain, ngepek, dapat nilai
bagus. Aku yang jujur dapat nilai jelek malah dimarahin gurunya. Guru macam apa itu? Malah
membela yang salah. Gurunya aja udah hancur. Muridnya tambah hancur, seru Erin tak mau
kalah.
Sabar, Rin, aku berusaha menenangkan Erin.
Aku salut sama kamu, Rin. Kamu berani mengambil resiko dengan kejujuran. Aku nggak bisa
jadi seperti kamu. Aku selalu ngikutin hawa nafsu dan perkataan temen-temen. Bagaimanapun
juga nilai bagus adalah targetku entah pake cara apa. Aku bangga sama kamu. Aku senang
Indonesia punya orang kayak kamu, sahut Vita antusias.
Guru yang harusnya bisa membentuk karakter murid malah memperparah muridnya sendiri,
kataku lebih pada diriku sendiri yang ingin menjadi seorang guru.
Tapi, udah dibilangin kayak gitu aku nggak akan berhenti nyontek. Nanti nilaiku turun lagi.
Nanti orangtuaku kecewa, sela Angel dengan wajah innocent.
Tuh kan! Lebih mentingin duniawi! Orangtuamu bakal lebih kecewa kalau itu nilai yang kamu
dapat hasil ngepek, nyontek! seru Erin kesal.
Emang kamu nggak mikir, orangtuamu bakal bangga gitu kalau kamu nunjukin nilai-nilai jelek
terus kamu bilang Aku ini jujur loh Hah.. orangtuamu nggak bakal bangga sama tuh nilai!
orangtua tuh cuma peduli hasil akhirnya! Nggak peduli prosesnya kayak gimana!
Ya iya.. Karena itu aku belajar.. Buat nggak nambahin dosa-dosaku.
Itu riya tahu nggak?! Pamer! Sok alim!
Hei! seruku dan Vita menghentikan perdebatan dua insan ini.
Angel, Erin, udah. Susah nyatuin pendirian yang sama-sama kuat! seruku menengahi mereka.
Angel menghela napas kesal, Fe, kalau kamu jadi guru, ngajarin yang bener sampai muridmu
bener-bener paham! Jangan sampe mereka nyontek ataupun ngepek! seru Angel, Aku nggak
mau keturunanku lebih buruk dari aku.
Fe, bilangin juga sama murid-muridmu nanti, kalu ulangan sejarah sama Pkn jangan ngepek!
Otak manusia tuh hebat! Dipergunain tuh buat menghafal! Manusia tuh bisa menghafal satu buku
sekaligus! Cuma, manusianya aja yang males! seru Erin tak mau kalah.
Fe! kalau jadi guru jangan yang galak ya! Hehe kata Vita dengan senyum merekah.
Hm! Pasti! Aku bakal jadi guru yang baik agar bangsa Indonesia bisa berubah, aku
mengangguk mantap. Tunas-tunas muda bangsa Indonesia, aku akan menunjukkanmu jalan yang
benar agar Indonesia tak terpuruk lagi seperti ini..
Dear Diary,
Tadi ada sebuah kejadian besar di hidupku. Entah kenapa aku mendapat alasan kenapa dulu aku
ingin menjadi seorang guru. Hm.. Aku ingat, Dear secara tiba-tiba. Berangkat, ngajar, pulang,
yang Vita bilang monoton sebenarnya itu adalah hal yang simple, nggak ribet. Jadi aku punya
banyak waktu luang buat keluarga atau ngelakuin hal-hal bermanfaat lainnya. Gaji dikit yang
Angel bilang, itu adalah sebuah kesederhanaan yang aku impikan sejak kecil agar tak menjadi
manusia tamak yang melupakan Tuhan.
Aku juga ingin mengamalkan ilmu yang telah ku terima, membagi pengalamanku, dan mengajari
murid-muridku tentang Islam. Lewat profesi guru, aku bisa berdakwah. Pelan-pelan, ku ubah
anak Indonesia ke jalan yang lebih baik. Seperti yang Erin bilang. Sekolah itu bukan untuk
menambah dosa tetapi menuntut ilmu agar mendapat pahala dan bisa mengamalkannya. Aku
juga ingin membangun karakter bangsa Indonesia. Kejujuran. Itulah kunci utama. Aku harus
menciptakan cara supaya murid-muridku menjadi manusia yang jujur. Tidak urakan lalu mencari
bocoran ke mana-mana. Jujur dan percaya akan diri sendiri namun tidak melupakan Allah SWT.
Seperti yang Vita bilang, tiga perkara yang kita tinggalkan saat meninggal dunia yaitu ilmu yang
bermanfaat. Aku yakin ilmuku pasti mengalir, diamalkan, dan akan memberikan pahala di setiap
alirannya. Aku juga tidak mau menjadi guru seperti Bu Narti yang disepelekan oleh muridmuridnya. Aku ingin membuat murid-muridku benar-benar paham apa yang aku sampaikan.
Membuat mereka paham, percaya diri untuk bertanya, tertawa oleh lelucon-leluconku, tidak
tengok kanan-kiri-bawah saat ulangan, mendapat hasil sesuai usaha dan doa. Memang sih kalau
anak Indonesia bisa menjadi seperti itu mungkin Indonesia bisa menjadi negara maju. Tetapi aku
tahu, semua itu butuh usaha dan doa.
Karena itu, aku akan menyusun strategi mulai sekarang, belajar dengan giat, selalu berdoa agar
diberi kemudahan, and do the best for all. Belajar jadi Ibu yang baik dari mengajar,
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia yang kian terpuruk, memberi motivasi untuk
membangun karakter bangsa ke arah yang lebih baik, jadikan bangsa Indonesia bangsa yang
jujur! Dear, sepertiga hari yang dihabiskan anak-anak adalah di sekolah. Jadi intinya sekolah itu
untuk membangun karakter mereka selain ajaran orangtua. Jadi guru yang baik untuk anak-anak
bangsa! Fe bisa! Fe fight! Fight! Fight! Fight! Jangan cabangkan cita-citamu lagi! Jangan jadi
bocah ababil! Dewasalah! Bentar lagi mau kuliah! Nggak boleh kayak anak kecil! Yosh! Fight!
Be the best teacher for Indonesian! Yahu! Guru, itulah cita-citaku! Fe.