Anda di halaman 1dari 3

BAB Bayi ASI Eksklusif

ASI saya cukup gak ya. Kekhawatiran seperti ini seringkali dialami oleh para ibu
menyusui. Apalagi jika sang bayi sering menangis, mudah terbangun, atau suka
menghisap/mengenyot tangannya.
Sebenarnya adakah tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa bayi mendapatkan
cukup ASI (Air Susu Ibu)? Dalam jangka panjang indikasi atau tanda kecukupan yang
paling utama adalah peningkatan berat badan. Ada juga tiga tanda sederhana yang
dapat diperhatikan ibu, yakni dengan mengamati cara bayi menyusu, buang air kecil
(BAK), dan buang air besar (BAB). Tulisan ini membahas BAB bayi yang hanya
mendapat ASI atau yang lebih dikenal dengan istilah ASI eksklusif (ASIX).
Tiga Hari Pertama
Beberapa hari pertama setelah kelahirannya bayi mengeluarkan mekonium, yakni bahan
lengket berwarna hijau pekat mendekati hitam yang terkumpul di dalam usus bayi
selama berada di kandungan. Pada hari ketiga, bayi yang mendapatkan lebih banyak
ASI akan buang air besar lebih mudah. Biasanya bayi sudah mengeluarkan seluruh
mekonium dan bentuk tinja bayi berubah di hari keempat.
Bulan Pertama
Tinja bayi yang wajar berwarna kuning, sedikit berbau, memiliki bentuk lunak agak cair
dan berbij-biji. Bentuk tinja juga dapat sedikit berbeda, misalnya berwarna lebih hijau
atau kuning pekat, berlendir atau berbuih. Perbedaan warna ini tidak menunjukkan
masalah apapun. Bayi ASIX yang semakin mudah buang air besar di hari ketiga
kehidupannya berarti dalam keadaan yang baik.
Bayi yang sehat dan mendapat cukup asupan ASI akan buang air kecil lebih dari enam
kali dalam sehari. Walaupun begitu, segera periksakan bayi kepada tenaga atau fasilitas
kesehatan jika ia mengalami salah satu dari tanda-tanda di bawah.
1.

Bayi masih mengeluarkan mekonium pada usia 4 atau 5 hari

2.

Bayi usia 5-21 hari tidak buang air besar dalam 24 jam

3.

Tinja bayi berwarna coklat, jarang buang air besar, atau tinja sedikit

Selain mengamati asupan bayi, memantau frekuensi buang air besar dan jumlah tinja
merupakan cara untuk menilai bilamana bayi mendapatkan cukup ASI. Jumlah tinja bayi
seharusnya meningkat setidaknya pada hari kelima dengan frekuensi buang air besar 23 kali setiap hari. Bahkan beberapa bayi buang air besar setiap selesai menyusu dan ini
bukan berarti bayi menderita diare.
Diare adalah kondisi perubahan frekuensi buang air besar secara mendadak dengan
jumlah tinja lebih banyak dan dalam bentuk yang sangat cair. Terus berikan ASI dan
perbanyak asupannya untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan pada bayi.
Perhatikan tanda-tanda dehidrasi berikut ini:

Mata kering, bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata atau hanya sedikit;

Kulit, mulut dan bibir lebih kering;

Air seni berwarna gelap, keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali;

Mata tampak cekung atau terbenam;

Sangat lemas dan kesadaran menurun;

Selalu merasa haus atau malah menolak minum;

Ubun-ubun terlihat cekung;

Ketika kulit dicubit dengan dua jari kulit sulit kembali ke bentuk asal.
Segera hubungi tenaga atau fasilitas kesehatan bila menemukan tanda dehidrasi, diare
yang disertai dengan darah, kejang, nafas cepat dan dangkal, muntah terus-menerus,
panas tinggi di atas 38,5C yang tidak berkurang dalam 2 hari, diare berlangsung lebih
dari 14 hari, atau bayi tampak kesakitan atau kolik. Bayi yang kesakitan akan menangis
kuat sambil menekuk kaki, gelisah serta berkeringat.
Usia 2-6 Bulan
Frekuensi buang air besar setiap bayi berbeda-beda. Secara umum frekuensi buang air
besar bayi akan semakin berkurang seiring pertambahan usianya karena usus telah
berkembang lebih sempurna dan dapat menyerap ASI lebih baik. Memasuki bulan
kedua, beberapa bayi ASIX mendadak mengubah frekuensi buang air besar mereka dari
sering menjadi sekali dalam tiga hari. Bahkan ada bayi yang tidak buang air besar
selama 20 hari atau lebih. Selama bayi sehat dan bentuk tinja wajar maka hal tidak

menjadi masalah. Memang bayi ASIX lebih jarang mengalami sembelit atau konstipasi
karena nutrisi ASI mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta mengandung zat laksatif
yang dapat mengencerkan tinja.
Setelah Bulan Keenam
Setelah bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MPASI) biasanya frekuensi buang
air besar, bentuk dan jumlah tinja akan berubah tergantung dari asupan makanannya.
Jika tinja bayi keras hingga saat buang air besar ia mengalami kesulitan, rasa nyeri, atau
bahkan luka anus yang berdarah, hal ini dinamakan sembelit. Tambahkan cairan, buah,
dan serat ke dalam makanannya. Sembelit yang disebabkan oleh diet makan yang tidak
seimbang akan hilang dengan sendirinya. Segera hubungi tenaga kesehatan apabila
sembelit disertai dengan sakit perut hebat atau muntah.
Sumber:

Newman, Jack. Kernerman, Edith. 2009. Is My Baby Getting Enough Milk?,


diakses April 2011).

Pujiarto, Purnamawati S. 2008. Q&A Smart Parents for Healthy Children. Jakarta:
Intisari.

Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-24 Bulan. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai