Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di bumi.Baik
manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup memerlukan air untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.Air sungai berakhir di laut sehingga
air yang tadinya terasa tawar menjadi asin terkena zat garam di laut luas.
Air yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata
air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat
yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan
pendek.Namun, secara alamiah aliran air ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya.
Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa
yang disebut sungai.
Akibat aliran air ini, maka akan menimbulkan dampak berupa erosi
(pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan
(sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung pada factor-faktor kemiringan
daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.Makin besar
kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan pengangkutan.
Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran, dimana aliran
mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mendapatkan material
yang dibawahnya.

B. Rumusan Masalah
1

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa yang dimaksud dengan sungai?


Apa saja bagian-bagian sungai serta karakteristiknya?
Bagaimana proses terjadinya sungai?
Bagaimana bentuk pola aliran sungai beserta arusnya?
Apa yang dimaksud dengan erosi dan jenis-jenisnya?
Apa penyebab terjadinya serta dampak dari erosi tersebut?
Bagaimana cara menanggulangi erosi?

C. Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami sebagai penulis hanya membahas tentang defenisi
sungai, jenis-jenis sungai, bagian dan karakteristik sungai, pola aliran sungai beserta
arusnya.Kemudian kami juga membahas tentang Erosi, penyebabnya, jenis-jenisnya,
dampaknya serta penanggulangannya.
D. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Fisika kebumian
serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai Sungai dan Erosi.
E. Manfaat
Dengan adanya makalah ini pembaca bisa menjadikan referensi tentang Sungai
dan Erosi serta memberikan informasi kepada pembacanya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sungai
Sungai adalah bagian bumi yang menjadi tempat berakumulasinya air yang
mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Air yang berada di permukaan dataran,
baik air itu berasal dari air hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir

melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang
dilalui ini berukuran relative sempit dan pendek.Namun, secara alamiah aliran air ini
mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama
semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau
atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di
daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian
hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan
pengendapan di sepanjang sungai. Sungai merupakan jalan air alami.mengalir menuju
Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Sungai juga salah satu bagian
dari siklus hidrologi.
Dengan melalui Sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di
daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau.
Air dalam Sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun,
mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga
berasal dari lelehan es / salju.
Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke
anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama.
Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri
dan kanan.Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara
sungai.

1.

Jenis-Jenis Sungai
a. Menurut Jumlah Air
1) Sungai Permanen

Sungai Permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun


relatif tetap.
Contoh :

Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan.

Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2) Sungai Periodik

Sungai Periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh :

Sungai Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah.


Sungai Progo dan Sungai Code di DI Yogyakarta.
Sungai Brantas di Jawa Timur.
3) Sungai Episodik
Sungai Episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya
kering dan pada musim hujan airnya banyak.
Contoh :
Sungai Kalada di Pulau Sumba.

b. Menurut Pola Alirannya

1) Pola Aliran Radial (Menjari)


Pola aliran ini berbentuk seperti jari, dibedakan menjadi dua yaitu radial
sentrifugal dan radial sentripetal.
2) Pola Aliran Dendritik
Pola aliran ini tidak teratur, biasanya terdapat di daerah dataran atau
daerah pantai.
3) Pola Aliran Trelis
Pola aliran sungai ini menyerupai sirip.Sungai semacam ini terdapat di
daerah pegunungan lipatan.
4) Pola Aliran Rectanguler
Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku, pada daerah patahan
atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
5) Pola Aliran Anular
Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran
radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai
obsekuen, dan resekuen. Pola aliran ini terdapat di daerah dome stadium
dewasa.
6) Pola Aliran Sentripetal

Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan


pola radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa
cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang
umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungaisungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah
cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering.Dataran garam
terbentuk ketika air danau mengering.
7) Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh
lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka
bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah
lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran
paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang
seragam.Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu
patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan
kemiringan yang curam.Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola
aliran trellis, dendritik, dan paralel.

c. Menurut Terbentuk/Sumber Airnya


1) Sungai Hujan
Sungai Hujanyaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan baik
secara langsung maupun tidak langsung.Sungai hujan yang airnya secara
langsung berasal dan air hujan, apabila curah hujan yang jatuh langsung
mengalir di permukaan bumi dan masuk ke dalam aliran sungai. Sungai
hujan yang airnya secara tidak langsung berasal dari air hujan, apabila
curah hujan yang jatuh terlebih dahulu mengalami peresapan ke dalam
tanah (infiltrasi), dan pada tempat-tempat yang lebih rendah air hujan

yang meresap tadi muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air,
kemudian membentuk aliran sungai. Pada umumnya, sungai-sungai di
Indonesia tergolong jenis sungai hujan, kecuali beberapa sungai di
Provinsi Papua tergolong sungai campuran.
2) Sungai Gletser
Sungai Gletser yaitu sungai yang airnya berasal dari gletsyer atau saiju
yang telah mencair. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secara
perlahan melalui lembah menuruni pegunungan-pegunungan karena gaya
beratnya. Sungai gletsyer banyak terdapat di daerah-daerah beriklim
dingin dan sekitar kutub.
3) Sungai Campuran
Sungai Campuran yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan
gletsyer yang mencair.Di daerah lintang sedang, pegunungan-pegunungan
sangat tinggi umumnya tertutup oleh saiju, dan banyak gletsyer menuruni
lereng melalui lembah tersebut. Karena perubahan suhu, saiju dan gletsyer
sewaktu-waktu dapat mencair dan mengisi lembah-lembah sungai di
sekitarnya. Disamping itu, karena daerah tersebut juga mempunyai
presipitasi yang cukup tinggi maka air hujan di daerah itu juga masuk ke
dalam palung-palung sungai. Sungai yang asal airnya berasal dari gletser
yang mencair dan juga air hujan disebut sungai campuran. Contoh sungai
campuran di Indonesia ialah sungai: Digul dan Memberamo di Provinsi
Papua, kedua sungai tersebut hulunya berada disekitar Puncak Jayawijaya
yang puncaknya selalu tertutup saiju abadi.
2. Bagian-Bagian Sungai

a. Bagian Hulu
Bagian hulu merupakan bagian awal dari sebuah sungai.Biasanya bagian
ini terletak di pegunungan.Pada bagian ini, lembah sungai memiliki bentuk
menyerupai huruf V. Ciri cirinya adalah, sungai sungai dibagian hulu memiliki
aliran yang sangat deras dan sungai sungainya lumayan dalam.Hal ini di
karenakan karena leteknya yang di daerah pegunungan yang memiliki
kemiringan cukup curam. Sehingga air akan sangat cepat untuk mengalir ke
bawah. Proses yang terjadi disini adalah proses erosi. Proses erosi sendiri
diakibatkan oleh aliran yang sangat deras tadi. Karena aliran ini juga lah, air
akan menggerus sungai dengan sangat cepat, sehingga lembah sungai ini
membentuk huruf V.
karakteristik :Ciri-ciri sungai yang berada di hulu yaitu, dangkal, banyak
sekali batu-batu, sempit, dan kadang terdapat air terjun.
b. Bagian Tengah
Bagian tengah adalah lanjutan dari bagian hulu tadi.Bagian tengah biasanya
memiliki cirri lembah sungai membentuk huruf U. Hal ini dikarenakan
kondisi lokasinya yang tidak curam lagi, melainkan landai.Hal ini
mengakibatkan aliran air tidak begitu deras. Karena air tidak terlalu deras,
maka proses erosi disini sidah tidak begitu dominan. Masih ada proses erosi,
tetapi itu kecil sekali. Proses yang dominan terjadi di daerah ini adalah

transportasi. Maksudnya adalah, hasil dari erosi yang terjasi di bagian hulu
tadi, dibawa oleh air menuju ke daerah bawahnya, kearah hulu.
Karakteristik :Ciri daerah peralihan adalah agak dalam, batu-batu yang
berada di sengai tidak membahayakan, banyak jeram. Dengan ciri tersebut,
daerah peralihan inilah yang cocok untuk melakukan pengarungan.
c. Bagian Hilir
Bagian hilir adalah bagian sungai terakhir, yang akhirnya bagian ini akan
mengantar sungai itu ke laut (muara). Ciri cirri bagian ini adalah, lembah
sungai disini tidak berbentuk V atau U lagi, tetapi lebih menyerupai huruf U
yang lebar.Sungai di daerah hilir ini biasanya sudah ber-meander (Berliku
liku). Di daerah ini proses yang dominan adalah sedimentasi. Artikel partikel
hasil erosi di bagian hulu, yang kemudian di transportasi di bagian tengah,
akan di endapkan di bagian hilir ini. Jika sungai bermuara di laut yang
permukaan bawah lautnya landai, dan arus / gelombangnya tidak besar, maka
kemungkinan akan terbentuk delta.
Karakteristik :Cirinya, kedalaman sungainya sangat dalam, lebar dan
arusnya tenang.

B. EROSI
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah
dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal
hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan
pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan
dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi seperti
pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan).Tapi yang membedakan erosi
dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti

10

air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga
perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi
angin (deflasi), Erosi gletser (glasial),Erosi Akibat gaya berat.
1.

Macam - Macam Erosi


Proses erosi yang terjadi di alam sangat banyak dan jenisnya ada bermacam

macam. Berdasarkan tenaga yang pembawa dan mengendapnya, erosi dibedakan


menjadi bermacam macam, yaitu: erosi air, erosi angin, erosi gletser, erosi ombak
laut, dan erosi lainya. Selanjutnya berikut adalah pengertian dari macam macam erosi
tersebut.
a. Erosi Air

Erosi air adalahproses terkikis dan terangkutnya lapisan tanah yang


disebabkan oleh aktivitas atau gerakan air.Gerakan air tidak hanya
mengalir saja, tetapi juga air jatuh dari atas atau menetes. Berikut adalah
beberapa contoh erosi yang dilakukan oleh air secara urut adalah sebagai
berikut:
1.

Erosi Permukaan (Sheet erosion).Erosi Permukaan adalah erosi


yang disebabkan oleh aliran air permukaan yang bergerak
menururni lereng dan mengikis serta mengangkut partikel

2.

partikel tanah.
Erosi Percikan (Spash erosion).Erosi percikan ini terjadi karena
tenaga tetesan air hujan yang memecahkan tanah atau batuan
11

dan menghempaskannya. Erosi percikan ini merupakan erosi


3.

air awal, yaitu dari tetesan air hujan.


Erosi Parit (Gully erosion). Erosi parit yaitu erosi yang terjadi
di parit parit. Parit adalah aliran air yang dibentuk oleh alur
alur air. Erosi parit ini mempunyai ukuran yang lebih dalam
dan lebih lebar dari pada erosi alur. Erosi parit ini
penampangnya membentuk huruf V atau huruf U, tetapi

4.

kebanyakan membentuk huruf V.


Erosi Alur (Rill Erosion). Erosi alur yaitu erosi yang terjadi di
daerah daerah alur air atau di sungai. Daerah alur adalah
tempat berkumpulnya aliran air permukaan yang membentuk

5.

alur alur atau sungai.


Erosi Air Terjun (Water fall erosion). Erosi air terjun adalah
erosi yang disebabkan oleh air terjun pada lereng lereng yang
terjal erosi yang terjadi pada daerah air terjun ini termasuk
erosi vertikal dan bergerak mundur sangat cepat.

b. Erosi Angin (Deflasi)

Erosi angin adalah proses terkikis dan terangkutnya batuan atau tanah
oleh tenaga angin. Erosi angin ini juga disebut dengan istilah Deflasi.
Proses erosi oleh angin hanya terjadi di daerah yang kering, yaitu di
daerah gurun pasir dan pantai berpasir. Erosi angin yang terjadi di daerah

12

berpasir mengakibatkan terbentuknya bukit bukit pasir yang disebut


dengan nama sand dunes. Angin yang bertiup kencang dan mengandung
pasir bisa mengakibatkan batuan batuan tersebut terkikis dan membentuk
batu cendawan. Proses erosi oleh angin yang membentuk batuan
cendawan ini disebut korasi.
c. Erosi Gletser (Eksarasi)

Erosi gletser adalah proses terkikisnya tanah atau batuan oleh tenaga
cairan gletser atau es. Erosi gletser ini hanya terjadi di daerah iklim
sedang, daerah iklim dingin dan di pegunungan tinggi.Erosi oleh tenaga
gletser atau es yang mengalir menuruni lereng ini disebur eksarasi.
Beberapa daerah yang sering terjadi erosi gletser adalah : Pegunungan
himalaya, Pegunungan Alpen, Pegunungan Rocky, Puncak jaya Wijaya
dan daerah beriklim sedang dan dingin. Bahan hasil erosi biasanya di
endapkan di bawah lereng.Bahan endapan erosi gletser baik yang halus
maupun kasar disebut morena.
d. Erosi ombak/Gelombang (Abrasi)

13

Erosi ombak adalah proses terkikisnya batuan di daerah pantai terjal


yang disebabkan oleh terpaan ombak atau gelombang laut. Proses erosi
yang dilakukan oleh ombak atau gelombang laut ini di sebut Abrasi.
Abrasi atau erosi ombak akan menyebabkan terbentuknya cliff. Apa yang
dimaksud dengan Cliff ?.Cliff adalah lereng dengan dinding bagian atas
menggantung karena dinding bagian bawah terkikis ke dalam. Erosi oleh
ombak juga akan membentuk pantai yang berdinding cekung yangg
disebut dengan relung.
e. Erosi Akibat Gaya Berat

Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya


merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika
massa bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka

14

terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa. Dalam proses


terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena
arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih
rendah. Proses pembungan massa terjadi terus menerus baik secara
perlahan maupun secara tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan bencana
tanah longsor.
2.

Penyebab Terjadinya Erosi


Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya

semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya
erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan
tanah.
Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah
sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat
erosi yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga
mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau
rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut
dan es.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:
1) Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks
erosifitas hujan.Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat
mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan
yang terjadi.
2) Tanah
15

Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar


kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas
tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap
adanya erosi).
Tanah bisa mengalami kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam
yang mudah mengalami kerusakan.Salah satu contoh kerusakan tanah
adalah erosi tanah.Erosi tanah adalah tanah yang lapuk dan mudah
mengalami penghancuran. Kerusakan yang dialami pada tanah tempat
erosi disebabkan oleh kemunduran sifat sifat kimia dan fisik tanah,
yakni:
1.
2.

Kehilangan unsur hara dan bahan organik.


Menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah

3.
4.

menahan air.
Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah.
Serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada
akhirnya

menyebabkan

memburuknya

pertumbuhan

tanaman dan menurunnya produktivitas.


Hal ini dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 sampai 30 cm
mempunyai sifat sifat kimia dan fisik lebih baik dibandingkan lapisan lebih
bawah. Banyaknya unsur hara yang hilang bergantung pada besarnya
kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan besarnya erosi yang
terjadi. Di tempat lain, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air.
Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain yaitu, di dalam
sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan di atas tanah pertanian.
3) Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu
wilayah.Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai
sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan

16

lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan
kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi
penggenangan.
4) Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah
lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan
ke permukaan tanah.Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan,
vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan
akar-akar yang menyebar.
5) Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun
menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak
melakukan

kesalahan

dalam

pengelolaan

lingkungan,

seperti

penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya.


Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan
evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering
pada areal pertanian,dan lain-lain.

3.

Dampak Erosi
Dampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi
(on site) dan dampak pada daerah diluarnya (off site).
1) Dampak erosi on site.
Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang
dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan
produktifitas.Hal ini berdampak pada kehilangan produksi peningkatan
penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya
menimbulkan terjadinya tanah kritis.Peristiwa erosi mempengaruhi

17

kesuburan tanah sebab erosi menyebabkan pertikel dalam tanah hilang,


struktur tanah rusak, daya tamping tanah menurun, tanah kehilangan unsur
hara juga senyawa organiknya serta masih banyak lagi lainnya.
Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah
terjadinya penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah,
penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil
tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut
Goeswono Soepardi dalam bukunya Sifat dan Ciri Tanah adalah
kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang
diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian
P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg per
hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun. Tanah yang
dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15
35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air
hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G
Kartasapoetra,1986:45).
2) Dampak off-site atau dampak luaran.
Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan
dampak sangt besar pengaruhnya.Sedimen hasil erosi tanah dan
kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan
biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan
bentuk dampak off-site antara lain:
1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
3. Memburuknya kualitas air, dan
4. Kerugian ekosistem perairan
Mengingat

dampak

serius

tersebut,

usaha

pencegahan

erosi

seyogyanya diperhatikan pemerintah secara serius.Penyebab erosi harus


dilihat dalam lingkup preventif bukan refresif.

18

4.

Pengendalian Atau Pencegahan Erosi


Dalam usaha untuk mencegah dan atau mengendalikan erosi ini hendaknya

diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi yaitu: Iklim,


Tanah, Topografi, Vegetasi penutup tanah dan kegiatan manusia, maka kita dapat
menentukan bahwa usaha pengendalian erosi ini seharusnya didasarkan pada prinsipprinsip:
1.

Memperbesar resistensi permukaan tanah sehingga lapisan permukaan

2.

tanah tahan terhadap pengaruh tumbukan butir- butir air hujan


Memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, sehingga lajunya aliran permukaan

3.

dapat dikurangi
Mengurangi lajunya aliran- aliran air permukaan agar daya kikisnya

4.

terhadap tanah yang dilaluinya dapat diperkecil


Memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak tanah dan daya hanyut
aliran permukaan terhadap partikel- partikel tanah dapat diperkecil

Dengan adanya prinsip- prinsip diatas maka usaha pengendalian erosi dapat
dilaksanakan dengan teknologi:
1) Cara vegetatif atau biologi
2) Cara mekanik, dan
3) Cara Kimiawi yaitu dengan memanfaatkan bahan- bahan pemantap tanah
Cara- cara tersebut ada yang bersifat preventif dan ada pula yang bersifat
represif, serta ada pula yang harus dilaksanakan oleh para petani atau pengguna tanah
itu sendiri. Dan kalau kerusakan tanah telah parah, haruslah ditangani oleh
pemerintah dengan partisipasi para petani itu sendiri.Yang bersifat preventif tentunya
kalau keadaan tanah yang tererosi belum begitu parah, preventif artinya pencegahan.

19

Tindakan pencegahan ini akan melibatkan pihak PPL pertanian yang akan
melakukan penyuluhan dan bimbingan kepada para petani, tentang pengolahan tanah
yang baik.
Yang bersifat represif, yaitu tindakan- tinadakan yang perlu dilakukan oleh
pihak

pemerintah,

mengingat

demikian

parahnya

kerusakan

tanah

yang

terjadi.Misalnya bukit yang menjadi gundul, tanah- tanah kritis pada DAS,
pendangkalan sungai dan lain sebagainya.
Usaha- usaha pemerintah dalam hal ini adalah dengan cara menyediakan bibit
tanaman terpilih yang demikian banyak untuk pelaksanaan reboisasi dan penghijauan,
sejumlah biaya untuk pembangunan tanggul- tanggul yang permanen dan biayabiaya lainnya sehubungan dengan proyek- proyek padat karya yang melibatkan
tenaga kerja dipedesaan dalam rangka penanggulangn banjir.
Semua usaha preventif dan represif hendaknya disertai dengan tindakan yang
tegas terhadap mereka yang melakukan perusakan hutan, tanah dan air.
1) Cara Vegetatif
Cara ini didasarkan pada peranan tanaman, dimana tanaman- tanaman
itu sebagai bahan yang mempunyai peranan untuk mengurangi erosi, yaitu
dalam hal:
1. Batang, ranting dan daun- daunnya berperan menghalangi
tumbukan- tumbukan langsung butir- butir hujan pada
2.

permukaan tanah.
Daun- daun penutup tanah serta akar- akar yang tersebar pada
lapisan permukaan tanah, berperan mengurangi kecepatan

3.

aliran air permukaan.


Akar- akar tanaman berperan memperbesar kapasitas infiltrasi
tanah.

20

4.

Akar- akar tanaman berperan dalam pengambilan/ pengisapan


air bagi keperluan tumbuhnya tanaman

Cara Vegetatif dalam pelaksanaannya dapat meliputi kegiatankegiatan sebaagai berikut:


1. Penghutanan kembali (Reboisasi) dan penghijauan
2. Penanaman tanaman penutup tanah
3. Penanaman tanaman secara garis kontur
4. Penanaman tanaman dalam strip
5. Penanaman tanaman secara bergilir
6. Pemanfaatan serasah tanaman
2) Cara Mekanik
Cara ini membutuhkan pembiayaan yang besar di banding dengan cara
vegetatif, karena menyangkut pembuatan prasaranan, seperti:
1. Pembuatan jalur- jalur bagi pengaliran air dari tempat- tempat
2.

tertentu ketempat pembuangan


Pembuatan teras- teras atau sengkedan- sengkedan agar aliran air

3.
4.

dapat terhambat sehingga daya angkut/ daya hanyutnya berkurang


Pembuatan selokan- selokan dan parit pada tempat- tempat tertentu
Melakukan pengolahan tanah sedemikian rupa yang sejajar dengan
garis kontur

Walaupun dengan cara ini memerlukan biaya yang cukup besar,


hendaknya cara ini perlu diperhatikan.

3) Cara Kimiawi

21

Yang dimaksud dengan cara kimiawi dalam usaha pencegahan erosi yaitu
dengan pemanfaatan bahan- bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki
struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi.
Pemantap tanah dengan bahan pemantap ialah pembentukan struktur tanah
dengan pori- pori atau ruang udara didalam tanah diantara agregat- agregatnya
yang sekaligus mencapai kestabilan, dimana penggunaan bahan pemantap
tersebut dapat berupa bahan alami ataupun buatan teta[pi terbatas pada
jumlahnya yang sedikit.
Penggunaan bahan- bahan pemantap tanah bagi lahan- lahan pertanian
yang baru dibuka sesungguhnya sangat diperlukan mengingat:
1.

Lahan- lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanatanah perawan yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat

2.

didayagunakan dengan baik


Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur- unsur

3.

hara yang terangkut


Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk
kepentingan pertanian, telah menyebabkan banyak terangkut atau
rusaknya lapisan Top Soil, mengingat pekerjaan mempergunakan
peralatan- peralatan besar

Jadi

struktur

tanah

itu

haruslah

distabilkan

dahulu

dalam

penstabilannya harus menggunakan bahan- bahan pemantap dengan


dikombinasikan dengan tanaman- tanaman yang dapat menunjang kesuburan
tanah.
Jenis- jenis bahan pemantap tanah:
1.

Emulsi bitumen

(Berbentuk cair)

22

2.
3.
4.
5.
6.

Polyurethane
Polyacrylamide
Polyacrylacid
Polysachharide
Polyvinylalcohol

(Berbentuk cair)
(Berbentuk cair)
(Berbentuk cair)
(Berbentuk cair)
(Berbentuk cair)

Cara pemakaiannya, dengan cara disemprotkan pada permukaan tanah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sungai adalah bagian bumi yang menjadi tempat berakumulasinya air
yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Air yang berada
dipermukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata air, maupun

23

cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang
lebih rendah.
Jenis jenis sungai terbagi atas jumlah air, pola alirannya dan sumber
airnya. Berdasarkan jumlah airnya jenis jenis sungai terbagi menjadi ;
sungai permanen, sungai periodik, dan sungai episodik. Berdasarkanpola
alirannyajenis jenis sungai terbagi menjadi ; pola aliran radial (menjari),
pola aliran dendritik, pola aliran trelis, pola aliran rectangular, pola aliran
anular,

pola

aliran

sentripetal,

dan

pola

aliran

paralel

(sejajar).

Berdasarkansumber airnyajenis jenis sungai terbagi menjadi ; sungai hujan,


sungai gletser dan sungai campuran. Bagian bagian sungai terdiri dari hulu,
tengah dan hilir.
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,
dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan,
creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh
makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bioerosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan
proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik,
atau gabungan keduanya. Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak
(pengkikisan).Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi
adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin,
gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya
yaitu :Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin
(deflasi), Erosi gletser (glasial),Erosi Akibat gaya berat.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun agar bermanfaat bagi pembaca
dan diri penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa di dalam penyajian makalah
24

ini masih banyak ditemukan kekeliruan dan kesalahan, itu semua karena
keterbatasan ilmu atau wawasan yang dimiliki penulis, karena penulis sebagai
mahasiswa yang sedang dalam tahap belajar dan tentunya ilmu penulis sangat
terbatas, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini dan dapat bermanfaat bagi masa
yang datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://softilmu.blogspot.com/2014/07/pengertian-dan-jenis-jenis-sungai.html
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-sungai-jenis-sungai-macam-macamcontoh.html
http://fastrans22.blogspot.com/2013/05/karakteristik-sungai-bagian-hulu-tengah.html
http://geografiupi2010.blogspot.com/2012/11/karakteristik-hulu-sungai.html
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/03/pola-pengaliran-sungai.html

25

http://softilmu.blogspot.com/2014/07/pengertian-dan-jenis-jenis-sungai.html
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-sungai-jenis-sungai-macam-macamcontoh.html
http://www.gerbangilmu.com/2014/07/pengertian-dan-macam-macam-erosi.html
http://www.mediapusat.com/2013/08/jenis-jenis-erosi-dan-dampaknya.html
http://link-geo.blogspot.com/2009/08/erosi-dampak-serta-upaya-mengurangi.html
http://echonr4.blogspot.com/2009/11/pencegahan-erosi.html

26

Anda mungkin juga menyukai