Anda di halaman 1dari 26

TEORI KOTA, PERUMAHAN

DAN PERMUKIMAN
PERTEMUAN 1

ARMI INDRAYUNI, S.T, M.T

KOTA

KOTA

PERUMAHAN

telkomas

PERUMAHAN

jepang

PERMUKIMAN

mamminasata

PERMUKIMAN

jepang

surabaya

PENGERTIAN
KOTA
kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh
kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan
memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan
warganya secara mandiri.
Tempat dimana konsentrasi penduduk lebih besar dari wilayah
sekitarnya karena terjadi pemusatan kegiatan fungsional
Tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan tinggal
dalam wilayah geografis, cenderung berpola hubungan rasional,
ekonomis dan individualis
Pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai
batasan wilayah administrasi yang diatur dalam perundangan
serta permukiman yang memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan (permendagri no.2/1987)

PENGERTIAN KOTA DARI BERBAGAI


ASPEK
Fisik
wilayah terbangun (built up)
yang lebih padat dibandingkan
area sekitarnya

Demografis
Konsentrasi penduduk yang
lebih tinggi

Sosial
Terdapat kelompok sosial
masyarakat yang heterogen
(tradisional-modern, formalinformal, maju-terbelakang)

Statistik
Ukuran jumlah penduduk
yang sesuai ukuran kriteria
kota

Geografis
wilayah terbangun yang lebih
padat dibandingkan area
sekitarnya

Administrasi
Wilayah yang dibatasi garis
kewenangan administrasi
berdarkan perundangan

ALASAN TERBENTUK NYA KOTA


Pusat pemerintahan
Keinginan masyarakat untuk
bersatu/kumpul/sosialita
Memusatkan aktivitas dalam satu lokasi
Mempermudah akses / jaringan

PERANAN KOTA DALAM PEMBANGUNAN


WILAYAH
Sebagai pusat produksi (production centre).
Contoh:surabaya ,gresik, bontang
Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce).
Contoh:jakarta, bandung, hongkong, singapura

Sebagai pusat pemerintahan (political capital). Contoh:


Jakarta (ibukotaindonesia),washington DC(ibukotaamerika
serikat, canberra(ibukota australia)

Sebagai pusat kebudayaan (culture centre).


Contoh:yogyakarta dan Bali, surakarta

Sebagai penopang Kota Pusat. Contoh:tangerang selatan,


bogor, depok

CIRI FISIK KOTA


Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
Tersedianya tempat-tempat untuk parkir
Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

CIRI KEHIDUPAN KOTA


Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat
penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara
warganya.
Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu
masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan,
situasi dan kondisi kehidupan.
Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

CIRI KEHIDUPAN KOTA


Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional
dan berprinsip ekonomi.
Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap
perubahan sosial disebabkan adanya keterbukaan terhadap
pengaruh luar.
Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu
sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai
tidak terasa lagi. (stereotip ini kemudian menyebabkan
penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh tidak
acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain.
Mereka mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa
ramah dan santun dalam berinteraksi)

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Konsentris (Burgess,
1925)
Central Business District
(CBD) adalah pusat kota yang
letaknya tepat di tengah kota
dan berbentuk bundar yang
merupakan pusat kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan
politik, serta merupakan zona
dengan derajat aksesibilitas
tinggi dalam suatu kota.

1. Zona pusat daerah kegiatan


(Central Business District
2. Zona peralihan / transisi, zona
pengembangan industri
3. Zona permukiman kelas
proletar, perumahan pekerja
4. Zona permukiman kelas
menengah (residential zone)
perumahan para karyawan kelas
menengah
5. Zona penglaju (commuters),
merupakan daerah yang yang
memasuki daerah belakang
(hinterland) atau merupakan
batas desa-kota. Penduduknya
bekerja di kota dan tinggal di
pinggiran.

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Sektoral (Hoyt,1939)

1. Sektor pusat kegiatan bisnis


yang terdiri atas bangunanbangunan kontor, hotel, bank,
bioskop, pasar, dan pusat
perbelanjaan.
2. Sektor kawasan industri ringan
dan perdagangan.
3. Sektor kaum buruh atau kaum
murba, yaitu kawasan
permukiman kaum buruh.
4. Sektor permukiman kaum
menengah atau sektor madya
wisma.
5. Sektor permukiman adi wisma,
yaitu kawasan tempat tinggal

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Inti Berganda (Harris dan
Ullman,1945)

1. Pusat kota atauCentral


Business District(CBD).
2. Kawasan niaga dan industri
ringan.
3. Kawasan murbawisma atau
permukiman kaum buruh.
4. Kawasan madyawisma atau
permukiman kaum pekerja
menengah.
4. Kawasan adiwisma atau
permukiman kaum kaya.
5. Pusat industri berat.
6. Pusat niaga/perbelanjaan lain di
pinggiran.
7. Upakota, untuk kawasan
mudyawisma dan adiwisma.
8. Upakota (sub-urban) kawasan
industri

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Ketinggian Bangunan
(Bergel,1955).
perkembangan struktur kota
dapat dilihat dari variabel
ketinggian bangunan.
CBD, daerah dengan harga
lahan yang tinggi, aksesibilitas
sangat tinggi dan ada
kecenderungan membangun
struktur perkotaan secara
vertikal.
semakin tinggi aksesibilitas
suatu ruang maka ruang
tersebut akan ditempati oleh
fungsi yang paling kuat
ekonominya.

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Konsektoral (Griffin dan
Ford, 1980)
Teori Konsektoral dilandasi oleh
struktur ruang kota di amerika latin.
CBD merupakan tempat utama dari
perdagangan, hiburan dan lapangan
pekerjaan.
terjadi proses perubahan yang cepat
sehingga mengancam nilai historis
dari daerah tersebut.
daerah yang berbatasan dengan CBD
digunakan untuk kegiatan ekonomi
dan untuk tempat tinggal sementara
para imigran.

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Historis (Alonso,
1964)
CBD merupakan pusat segala
fasilitas kota dan merupakan
daerah dengan daya tarik
tersendiri dan aksesibilitas
yang tinggi.
Teori Poros (Babcock,
1960)
Menitikberatkan pada peranan
transportasi dalam
mempengaruhi struktur
keruangan kota.

TEORI STRUKTUR RUANG KOTA


Teori Historis (Alonso,
1964)
CBD merupakan pusat segala
fasilitas kota dan merupakan
daerah dengan daya tarik
tersendiri dan aksesibilitas
yang tinggi.
Teori Poros (Babcock,
1960)
Menitikberatkan pada peranan
transportasi dalam
mempengaruhi struktur
keruangan kota.

URBANISASI
Perpindahan penduduk dari desa
ke kota
Urban : orang yang melakukan
urbanisasi
Aspek fisik : wujud ruang
(city)
Aspek manusia : subjek
pembangunan (citizen)
Kota sebagai tempat
bermukim manusia dengan
segala kehidupannya
(Human Settlement, by
Doxiadis)

FAKTOR URBANISASI
Faktor pendorong dari desa:

Faktor Penarik dari Kota :

Terbatasnya kesempatan kerja


atau lapangan kerja di desa.
Tanah pertanian di desa banyak
yang sudah tidak subur atau
mengalami kekeringan.
Kehidupan pedesaan lebih
monoton (tetap/tidak berubah)
daripada perkotaan.
Fasilitas kehidupan kurang
tersedia dan tidak memadai.
Upah kerja di desa rendah.
Timbulnya bencana desa,
seperti banjir, gempa bumi,
kemarau panjang, dan wabah
penyakit.

Kesempatan kerja lebih banyak


dibandingkan dengan di desa.
Upah kerja tinggi.
Tersedia beragam fasilitas
kehidupan, seperti fasilitas
pendidikan, kesehatan,
transportasi, rekreasi, dan
pusat-pusat perbelanjaan.
Kota sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan,
ilmu pengetahuan, dan
teknologi.

DAMPAK URBANISASI
Dampak negatif urbanisasi
bagi kota :
Timbulnya pengangguran.
Munculnya tunawisma dan
gubuk-gubuk liar di tengahtengah kota.
Meningkatnya kemacetan lalu
lintas.
Meningkatnya kejahatan,
pelacuran, perjudian, dan
bentuk masalah sosial lainnya.

TUGAS
1. KONSEP, FUNGSI DAN PERANAN KOTA
(PILIH SALAH SATU NEGARA SEBAGAI STUDI
KASUS)
2. URBANISASI
(PILIH SALAH SATU NEGARA SEBAGAI STUDI
KASUS)
FORMAT PENYAJIAN TUGAS :
. KERTAS UK. A4
. FONT 12 ARIAL
. SUBJECT : TEORI KOTA, PERUMAHAN &
PERMUKIMAN
. ISI : NAMA, NIM
. KIRIM VIA EMAIL :

UNIQLLY@YAHOO.CO.ID

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai