Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH


Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu unit fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. (Azwar, 1996). Secara umum,
puskesmas memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pencegahan
(preventif), pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pelayanan pengobatan
(kuratif), hingga pelayanan pemulihan kesehatan yang dilakukan melalui upaya
kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM)
(Permenkes RI No 75, 2014).
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Dalam pelayanan
kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis dan
non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan juga
harus memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan pasien serta
mempunya izin edar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Menurut Supari tahun 2005,keselamatan pasien adalah bebas dari cidera
aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan
kesalahan pengobatan.Patient safety (keselamatan pasien) Rumah Sakit dan
Puskesmas adalah suatu sistem dimana bertujuan untuk membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).

Tujuan dari penerapan Patient Safety di Puskesmas adalah menekan sekecil


mungkin kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau Medical Error pada
pasien.Setiap tindakan hanya dilakukan berdasarkan SOP. Dimasing-masing unit
kerja di Puskesmas di lengkap idengan SOP ( Standard Operating Procedure )
untuk tindakan-tindakan tertentu. Di Puskesmas yang menerapkan Patient Safety,
keselamatan pasiennya akan terjaga atau terjamin dari setiap tindakan medis yang
keliru ( pemeriksaan, diagnosa, injeksi, obat, tindakan bedah, dll ) yang dilakukan
tenaga kesehatan, maupun dari faktor lain di dalam gedung Puskesmas (sampah
medis lantai yang licin, dsb ). Artinya pasien yang dating ke Puskesmas dengan
penyakit tertentu ,keluarnya tidak bertambah parah atau malah jumlah
penyakitnya bertambah. Kesalahan tindakan, kesalahan diagnosa, kesalahan obat
sedapat mungkin dihindari. Setiap tindakan ( minor surgery, injeksi, pemberian
obat, imunisasi ) harus selalu dipikirkan keselamatan pasien. Setiap tenaga
kesehatan dibiasakan untuk selalu berpikir keselamatan pasien, tidak hanya
tindakan medis tetapi juga non medis (program yankesmas).
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis
obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staff Puskesmas
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Menurut Institute of Medicine (1999). Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor
496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit dan
Instansi kesehatan lainnya seperti Puskesmas, yang tujuan utamanya adalah untuk
tercapainya pelayanan medis prima yang jauh dari medical error dan memberikan
keselamatan bagi pasien.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional, masyarakat dapat memilih
fasilitas kesehatan tingkat pertama yang sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan
mereka. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat dan
gate keeper pada pelayanan kesehatan formal dan penapis rujukan, harus dapat

memberikan pelayanan bermutu sesuai dengan standar pelayanan maupun standar


kompetensi. Oleh karena itu, Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan mutu
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas baik dalam administrasi manajemen
Puskesmas, pelayanan klinis maupun pelayanan program Puskesmas.
Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan di Indonesia
maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu
pelayanan kesehatan Puskesmas sehingga dalam hal ini Puskesmas terlebih pada
Puskesmas yang dilengkapi dengan unit rawat inap dituntut untuk selalu
meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan
fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan.
Sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan fasilitas/sarana kesehatan di
Puskesmas yang memadai dan menjamin keselamatan pasien serta mengurangi
medical eror, maka Puskesmas dihimbau untuk meningkatkan keselamatan pasien
yang tercakup dalam kelompok kerja, antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

identifikasi pasien
komunikasi efektif
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (hight alert)
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
mengurangi infeksi dengan mencuci tangan
mengurangi risiko jatuh.

Identifikasi pasien adalah hal pertama yang dilakukan pada saat awal tindakan
pasien rawat jalan maupun rawat inap. Tujuan identifikasi pasien antara lain :
1) untuk memberikan identitas pada pasien
2) untuk membedakan pasien
3) untuk menghindari (malpraktek) mengurangi kejadian atau kesalahan yang
berhubungan dengan salah identifikasi. Kesalahan ini dapat berupa
kesalahan pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan
tranfusi dan kesalahan pemerikasaan diagnostik.
4) Memastikan identitas pasien dengan benar sebelum petugas memberikan
suatu tindakan atau obat.
Pasien yang memerlukan rawat inapmaka perlu diberikan identitas untuk
mencegah tindakan-tindakan yang merugikan pasien. Identitas pasien untuk rawat

inap bisa berupa gelang identitas maupun papan identitas di bed pasien. Gelang
untuk pasien ini merupakan salah satu fasilitas gelang puskesmas yang sengaja
diberikan kepada pasien untuk mempermudah para tenaga medis di sebuah
puskesmas dalam melakukan segala kegiatan yang berkaitan dengan prosedur
identifikasi data pasien, pemeriksaan klinis, dan proses pengobatan. Dengan
pemberian gelang untuk pasien diharapkan tidak akan terjadi peristiwa malpraktek
atau kesalahan prosedur penanganan untuk pasien oleh pihak medis di sebuah
puskesmas.
Dari pengamatan sementara didapatkan bahwa belum tersedianya
perlengkapan fasilitas identitas pasien rawat inap di Puskesmas Brondong. Hal
tersebut dapat memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan tindakan medis
yang tidak diharapkan dan merugikan pasien. Atas dasar ini penulis ingin
mengangkat hal tentang pentingnya penggunaan identitas pasien untuk
keselamatan pasien rawat inap di Puskesmas Brondong pada Tahun 2016 sebagai
tugas mini projek.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pernyataan
masalah, yaitu tidak adanya penggunaan identitas pasien rawat inap seperti gelang
identitas pasien yang dapat meminimalisir kesalahan tindakan medis di
Puskesmas Brondong pada tahun 2016.

1.3 TUJUAN
1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui Pentingnya Penggunaan Identitas Pasien Untuk

Keselamatan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Brondong.


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan pengetahuan Tenaga Kesehatan Puskesmas
Brondong tentang Pentingnya Penggunaan Identitas Pasien
Untuk Keselamatan Pasien Rawat Inap di Puskesmas
Brondong.

2. Meminimalisir kesalahan dan kekeliruan dalam penanganan


tindakan medis dan pemberian obat terhadap pasien rawat inap
di Puskesmas Brondong.
1.4 MANFAAT
1. Bagi penulis, mini project ini menjadi pengalaman yang berguna dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.
2. Bagi puskesmas, mini project ini penulis harapkan dapat membantu dan
mendukung upaya meningkatkan fasilitas dan keamanan pelayanan pasien
rawat inap kepada masyarakat Brondong.
3. Bagi masyarakat, mini project ini diharapkan dapat meningkatkan
keamanan dan fasilitas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Brondong.

Anda mungkin juga menyukai