Anda di halaman 1dari 18

Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa
termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot
karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan
tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.
Bentuk Tubuh Protozoa
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran
tubuhnya antara 3-1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari
satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan sistem yang serba
bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami
tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat
memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga
ada memiliki flagel atau bersilia.
Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.

Mereka

umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa
yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebratayang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam

tanah

atau

pada

permukaan

tumbuh-tumbuhan.

Semua

protozoa

memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa
laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau
genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam
usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya
bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang

lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan
untuk ikan dan hewan lainnya.[2]. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.
Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa
dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari
bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis
protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi
lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan
menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus,
badangolgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacammacam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme
lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya
sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang
bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang
telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan
tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini
mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke
bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah
satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu
sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,
sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :

Organisme uniseluler (bersel tunggal)


Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan

penting sebagai indikator polusi


Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau .
Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa

berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa
yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai
sebagai

tumbuhan

adalah

ada

jenis

protozoa

yang

hidup

autotrof.

Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang


biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan
pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti
selnya.

Selanjutnya

bagian

tengah

sitoplasma

menggenting

diikuti

dengan

pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah,


maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara
terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista.
Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil.
Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.
Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat
yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin
seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik,
yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat
keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian
dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering
ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2

sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan
pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak
aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa
dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia
atau

hewan

ruminansia.

Protozoa

aerobik

mempunyai

mitokondria

yang

mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP


melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya
mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel
organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di
lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi
melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui
membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran
pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang
berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian
dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel
makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat
amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian
membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel
oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian
mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan
tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil
pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa
yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel
yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan
dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian
dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping
sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh

antara 16-25C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40C. Adapun pH (derajat


keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.
Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang,
bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan
konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan
peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat
menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,
mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau
"mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang
mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber
makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis
protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan
adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania
trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif
(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup
kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia
berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk
jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan
hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke
yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho =
untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses
mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan
proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi.
Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara
beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon
adalah hermaphroditic.
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat
menyebabkan malaria atau disentri amuba.

Cara Reproduksi Protozoa


Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara
aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan
cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi,
baik

secara

membujur

atau

melintang

pada

sepanjang

selnya

sehingga

menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada
proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut
pembelahan

biner,

namun

pembelahan

bahu

rangkap

apabila

terbentuk

(multipel

fission).

banyak

anak

Beberapa

sel

dinamakan

kelompok

Protozoa

bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik
sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan
demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut
dan menghasilkan satu individu baru. Cara pembiakan ini disebut dengan konjugasi.
Berikut adalah gambar dari proses konjugasi

Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan
sitoplasma yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda
yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Selain Amoeba, ada beberapa
Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella.
Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Bentuk sel
amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma.
Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan
sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma
Amoeba

sp.

bersifat

lebih

kental

dari

endoplasma,

sehingga

aliran

endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan


penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap
makanan. Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil
makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan
lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak
mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya

kedua ujung membran plasma membentuk vakuola. Makanan dicerna di


dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh.
Sisa makanan yang berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut.
Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner tanpa
melalui tahap-tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel
menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti
tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan
putus sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak ini akan
mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan sel,
enam

belas

sel,

menguntungkan,

dan

seterusnya.

amoeba

dapat

Apabila

kondisi

mempertahankan

lingkungan
hidupnya

tidak

dengan

membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi


diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Berikut adalah gambar dari
proses pembelahan biner dan kistanya pada Amoeba sp.
Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:
a. Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang
dan merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
b. Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c. Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap
kadang-kadang menyebabkan diare.
2. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora
dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum
flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena
dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula
yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat
parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak
diketahui.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Flagellata

yang

mempunyai

kromatofora

dan

struktur

yang

mengandung pigmen hijau klorofil,disebut kelompok fitoflagellata.


Contoh:

1) Euglena viridis, hidup di air tawar. Contoh gambar Euglena viridis


adalah sebagai berikut.
2) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan
ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk
koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
3) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut
tampak bercahaya pada waktu malam hari.
b. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok
zooflagellata. Contoh:
1) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab
penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma
hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal
manusia.
2) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
3) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda
demam dan anemia.
3. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut
getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada
membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat
bergerak bebas ke segala arah di dalam air.Alat gerak berupa cilia atau bulu
getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat
organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
Contoh:
a. Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk
selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai
sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi
oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil
(mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola
makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran
zat

sisa).

Gerakan

Paramaecium

caudatum

dilakukan

dengan

menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop


karena gerakannya sangat cepat. bereproduksi secara aseksual

dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan


b.

konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).


Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
c. Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk
lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut
sel. Pada saat bergetar, rambut di sekitar mulut sel akan bergetar pula. Pada
saat ini, terjadilah aliran keluar masuk air pada mulut sel. Air yang masuk dan
keluar mulut sel banyak mengandung bakteri atau bahan organik atau bahan
makanan lainnya yang tertambat atau terkumpul di dalam mulut sel.
Makanan yang terkumpul akan masuk dalam sitofaring (kerongkongan sel)
lalu masuk ke dalam vakuola makanan untuk dicerna
dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di
dalam sitoplasma. Sisa makanan padat dikeluarkan melalui membran
plasma, sedangkan sisa makanan berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola
berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.
4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora
dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid
memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang
dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada
manusia dan hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai
nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap
langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi
dan ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa contoh hewan yang
termasuk dalam filum Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan
penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari
kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil
karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh
embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

Reproduksi dibagi menjadi dua yaitu, Aseksual dengan schizogoni, yaitu


membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni, yaitu membuat spora di
dalam tubuh inang perantara dan Seksual dengan peleburan makrogamet
dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk.
Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia
a. Peran yang Menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton
yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang,
ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran
protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena
protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang
telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang
berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika
mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan
penggosok.
b. Peran yang Merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme
kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam
kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit.

Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara

lain:
Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;
Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelaminwanita;
Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

Alga
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk thalli yang beragam,
uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat
hiduup di perairan tawar dan laut. Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh yang
tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar,
batang daun, bunga, buah, dan biji ssejati. Makroalga terbesar didaerah litoral dan
sublitoral. Daerah tersebut masih dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga
proses fotosintesis dapat berlangsung.

Makraoalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan

nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001: 270).


Menurut atmaja & sulistijo, makroalga dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi
berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu: cholorophyta,
phaeophyta, dan rhodophyta. Dalam dunia tumbuhan alga (ganggang) termasuk kedalam
dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara
jelas. Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak
dengan bentuk serupa benang atau lembaran.
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di air,baik air tawar atau air
laut,setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah.Ada yang bergerak
aktif dan ada yang tidak.jenis ganggang yang bergerak aktif mempunyai alat untuk
bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel.Yang berjumlsh satu atau lebih.jenis
yang

tubuhnya

bersel

tunggal

dan

adapat

bergerak

aktiv

merupakan

penyusun

plankton,tepatnya fikoplankton.Yang melekat pada sesuatu yang ada didalam air seperti
batu

atau

kayu,disebut

bentos.

Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.

fikosianin
klorofil
fikosantin
fikoeritrin
xantofil

:
:
:
:
:

warna
warna
warna
warna
warna

biru
hijau
perang/ coklat
merah karoten : warna keemasan
kuning

Alga (ganggang) bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir


semua alga bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang
lembab. Alga (ganggang) terbagi menjadi beberapa kelas :
1.
2.
3.
4.
5.

Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.


Chlorophyta (ganggang hijau)
Chrysophyta (ganggang keemasan)
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Rhodophyta (ganggang merah)

Morfologi Alga (Ganggang)


Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola,
batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Algae hijau uniseluler yang khas.
Algae mengandung nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel mengandung satu atau
lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuansatuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks
kloroplas terdapat membrane tilakoid yang berisikan klorofil dan pigmen-pigmenpelengkap
yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis. Algae berkembang biak secara
seksual

atau

aseksual.

Reproduksi

aseksual

berupa

pembelahan

biner

sederhana.

Reproduksi seksual dijumpai di antara algae. Dalam proses ini terdapat konyugasi gamet
(sel seks) sehingga menghasilkan zigot.
Fisiologis Alga (Ganggang)
Algae adalah mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di mana saja yang
tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrient sederhana yang memperpanjang
hidupnya. Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar
matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan Algae.Beberapa
spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung.
Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70 0C. beberapa algae
beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan batuan. Alga
(ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan
fikobilin

(ketiganya

terdapat

dalam

kloroplas).

Sebagai

hasil

fotosintetiknya,

algae

menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam selselnya. Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain
dapat menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak atau
lemak.
Pembagian Kelas Alga (Ganggang)
1. Cyanophyta (Ganggang Hijau Biru)
Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan
struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis.
Ganggang hijau biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab,
permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula di
tempat yang kurang menguntungkan lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber
air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika.
Ciri-ciri dan sifat ganggang hijau biru:
a. Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni Memiliki klorofil,
karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (sering

disebut ganggang hijau biru) Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan
selulosa, kadang -kadang berlendir Inti sel tidak memiliki membran (prokarion)
b. Cara perkembangbiakan ganggang hijau biru, dilakukan dengan tiga cara:
Pembelahan sel
Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk
koloni. Misal: Gloeocapsa.

Fragmentasi
Fragmentasi

adalah

cara

memutuskan

bagian

tubuh

tumbuhan

yang

kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama pada ganggang


Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel
mati itu membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing
bagian disebut Hormogonium.

Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang
sebenarnya merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena

penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus.


Manfaat Ganggang HIjau Biru
Spirulina / Ganggang Hijau Biru Merupakan gangggang-ganggang mikro hasil
budidaya, mengandung konsentrasi bahan gizi terhebat yang dikenal di setiap makanan,
tumbuhan, bijian atau herba. Adalah makanan yang tinggi protein, dengan lebih dari 60%
protein nabati yang mudah dicerna dengan sempurna. Alga berwarna hijau kebiruan itu
awalnya hanya diketahui sebagai penurun kolesterol. Pengujian ilmiahnya dilakukan oleh
Nayaka dari Tokai University,Jepang. Sebanyak 30 pria sehat berkolesterol tinggi dan
hiperlipidemia yang diberi asupan spirulina menunjukkan penurunan 4,5% jumlah serum
kolesterol, trigliserida, dan LDL. Mereka mengkonsumsi 4,2 gram spirulina selama 4 minggu
tanpa mengubah pola makan.
J. E. Piero Estrada dari Departament Farmakolog, Fakultas Farmasi,Universitas Madrid,
Spanyol mengungkap spirulina kaya antioksidan lantaran kandungan 3 pigmen kaya protein
yaitu phykosianin, klorofi l, dan zeasantin.Phykosianin, antioksidan larut air, penunjang
kesehatan hati dan ginjal.Zeasantin, antioksidan pelindung mata terutama saat tua.
Sedangkan klorofi l,antioksidan bersifat antikanker dan antiracun. Selain antikanker dan
antiracun, penelitian Laboratory of Viral Pathogenesis,Dana-Farber Cancer Institute and
Harvard Medical School, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1996 membuktikan, spirulina
dalam konsentrasi 5-10 ?g/ml mampu menghambat pembelahan sel HIV-1. Itu disebabkan
spirulina memiliki kandungan kalsium spirulan, molekul polimerisasi gula berisi kalsium dan
sulfur. Konsumsi spirulina terbukti memberikan masa hidup lebih lama pada pasien AIDS.
Sedangkan Armida Hernindez-Corona dari Departamento de Microbiologi, Escuela Nacional
de Ciencias Biologicas, IPN, Meksiko, menunjukkan ekstrak spirulina memiliki sifat antiviral.

Ia efektif melawan virus herpes simpleks tipe 2,pseudorabies virus (PRV), human
cytomegalovirus (HCMV), dan HSV-1, dengan dosis efektif (ED50) masing-masing sebesar
0,069, 0,103, 0,142, dan 0,333 mg/ml.Karena manfaat yang luar biasa, Arthrospira platensis
kini banyak dibudidayakan di seluruh dunia. Berjuta-juta pil spirulina pun telah diproduksi
lantaran terbukti menghadang dan menggempur berbagai penyakit.
2. Chloropyta (ganggang hijau)
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga
dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di
air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah.
Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara
gangganga lain.Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konjugasi.
Adapun contoh-contohnya yaitu:
a. Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup
di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel
membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan
kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan
karbohidrat.
b. Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan
dapat dimakan.
c. Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan
yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan
konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan
bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet,
gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti
kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis
dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi
individu baru.
d. Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu
nukleus.

Ditemukan

butir

stigma

dan

pirenoidyang

berfungsi

sebagai

pusat

pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi.


e. Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai
f.

klorofil juga dapat berpindah tempat.


Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif
dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif

dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
g. Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.
h. Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruasruas dan tiap ruas bercabang kecil.
Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :

Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air

tawar.
Dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
Penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.

3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)


Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen
xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam
Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten. Sebagian besar Phaeophyceae terdapat
dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis
yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak
mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis
lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup
melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
Paeophyta atau ganggang coklat dibagi menjadi tiga golongan, berdasarkan tipe
pergantian keturunan. Ganggang coklat ini hidup pada air laut, hanya beberapa jenis saja
yang di temukan di air laut,hanya bebepa saja yang hidup di air tawar, di laut samudra, di
daerah iklim sedang dan dingin. Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang
sangat besar, Heterokontopyta,suatu eukaryotic kelompok organisma yang di bedakan
secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di temukan irtidal, terutama pada daerah
belahan utara.Anggota phaeophyta di temukan sekitar 500 genus dengan 5600 spesies.
Pada daerah tropis, beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa penting.
Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a,
klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai
puluhan meter.Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan generatif dengan
isogami dan oogami.
Contoh-contoh ganggang cokelat :
- Laminaria
- Fucus
- Turbinaria
- Sargasum
Peranan ganggang coklat :
- Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-obatan, lateks sintetis
- Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
- Sebagai makanan ternak

Habitat:
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan
ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari
ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih
gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan
kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
4. Rhodophyta (ganggang merah)
Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen kklorofi
a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau
lembaran.Reproduksi

vegetatif

dengan

spora.

Contoh :
- Batrachospermum
- Gelidium
- Eucheuma
- Gracililaria
- Chondrus
- Porphyra
- Polysiphonia
- Nemalion
- dll
Peranan ganggang merah
Eucheuma spinosum, Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-agar.
Habitat ganggang merah
Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.
Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah yang banyak ditemukan di laut
dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum ditemukan di laut
dangkal.
Perkembangbiakan ganggang merah

Perkembangbiakan vegetative, ganggang merah berlangsung dengan pembentukan


spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid.
Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya

haploid.
Perkembangbiakan generative, ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel
kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan
jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel.
Sedangkan alat kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil
pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot
itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan
pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil
gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan
gametofit.

Peranan ganggang merah


Ganggang merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan
hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya
Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan
Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan
pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Ganggang merah lain seperti Gracilaria
lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella menghasilkan bahan bergelatin
yang dikenal sebagai agar-agar. Gelatin ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium
bakteri, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil dan sebagai obat pencahar
(laksatif), atau makanan lainnya. Euchema spinosum banyak dibudidayakan masyarakat
karena merupakan bahan pembuat agar-agar.
5. Chrysophyta ( ganggang keemasan)
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil
dan fikosantin.Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan fitoplankton.
Contoh :

Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering

bercabang.
Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas

berupa lembaran melengkung warna kekuningan.


Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut sebagai epifit dan
mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp.
Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica.

Manfaat ganggang keemasan :

Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan
peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.
Peranan ganggang dalam kehidupan :
1) Bidang industri

Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan plastik,

kosmetik dan tekstil.


Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan penyekat

dinamit, penggosok dan saringan.


Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.

2) Bidang perikanan

Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.

3) Dalam ekosistem

Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling
utama.

Perkembangbiakan ganggang keemasan


Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan
koloni, dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif
(seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.
Contoh ganggang keemasan
Ganggang keemasan bersel tunggal
Ochromonas Sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat
gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat
beberapa organel penting, seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola,
stigma, dan nukleus. Ochromonas berkembangbiak dengan membelah diri.

Anda mungkin juga menyukai