Anda di halaman 1dari 8

1.

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


A. Pengertian Bimbingan
Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance yang
mempunyai arti menunjukkan, membimbing,menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan
istilahnya, maka secara umum bimbingan berarti suatu bantuan atau tuntunan.
Stoops dan Walquist menyatakan bimbingan adalah proses yang terus-menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam
mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self
understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan,baik keluarga,sekolah dan masyarakat.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
dikemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik
dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masadepan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa
orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang
dirinya sendiri dengan lingkungan,memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
B. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa inggris to counsel yang berarti
memberi saran dan nasihat.
Menurut Winkel ( 2005:34 ) mendefenisikan konseling sebagai serangkain kegiatan
paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan
tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau
masalah khusus.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses
pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
langsung dan tatap muka antara guru pembimbing/konselor dengan klien; dengan tujuan agar
klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk

mengembangkan potensi yang dimilki kearah perkembangan yang optimal sehingga ia dapat
mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social.
Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program pelayanan
bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta
didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara
optimal,serta membantu peserta didik menguasai masalah yang dialaminya.

2. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Landasan Bimbingan dan Konseling (BK) adalah pondasi di dalam penyelenggaraan
proses bantuan atau proses pelayanan konselor terhadap konseli. Landasan memiliki
perbedaan dengan beberapa istilah lain yang mengacu pada makna sebagai fondasi
sepertiasas. Landasan berarti tumpuan atau dasar sedangkan asas berarti dasar, dasar
cita-cita. Prayitno dan Erman Amri memaksudkan kata asas sebagai kaidah-kaidah yang
menjamin efisien dan efektivitas proses, sedangkan landasan mengatur konsep-konsep
pokok secara keseluruhan didalam proses pelayanan BK.
Landasan-landasan BK merupakan hal penting karena merupakan bagian daripada
pilar-pilar BK.Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999), ada beberapa landasan bimbingan
dan konseling yaitu :
1) Landasan Filosofis
Bimbingan dan konseling memiliki implikasi terhadap hakikat, tujuan dan tugas
kehidupan manusia,yaitu :
a. Hakikat Manusia
Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat (Victor Frankl, Patterson,
Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno dan Erman Amti, 2004:140) telah
mendeskripsikan tentang hakikatmanusiasebagaiberikut:
a) Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
b) Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
c) Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri
khususnya melalui pendidikan.
d) Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrol keburukan.
e) Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam.
b. Tujuan dan Tugas Kehidupan

Witner dan Sweeney (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2002) mengemukakan bahwa ciriciri hidup sehat ditandai dengan 5kategori,yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)

Piritualitas Agama
Pengaturan diri
Bekerja
Persahabatan
Cinta

Paparan tentang hakikat,tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi
kepada layanan bimbingan dan konseling.
2) Landasan Religius
Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan penekanan pada 3 hal
pokok,yaitu;
a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan
b) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah
dan sesuaidengan kaidah-kaidah agama
c) Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidahkaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
3) Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi
konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan
bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah
tentang, Motif dan motivasi, Pembawaan dan lingkungan, Perkembangan individu, Belajar
Belajar, Kepribadian
4) Landasan Sosial Budaya
Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya
keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan
kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan komunikasi
dll (Jonh), Pietrofesa dkk, 1980; M. Surya & RochmanN,1986;danRocmanN,1987).
5) Landasan Ilmiah danTeknologis
Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan sifat keilmuan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima sumbangan
besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga bimbingan dan konseling
diharapkan semakin kokoh. Dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. yang
berkembang pesat. Disamping itu penelitian dalam bimbingan dan konseling sendiri
memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam perkembangan bimbingan dan konseling
yang berkelanjutan.
6) Landasan Pedagogis

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi,
(PrayitnodanErmanAmti2004:181-186)yaitu:
a. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu
b. Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling
c. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling
7) LandasanYuridis-Formal
Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang
berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari
Undang-Undang Dasar, Undang Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta
berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan
dan konseling diIndonesia.

3. HUBUNGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PENDIDIKAN


Beberapa alasan mengapa pelayanan bimbigan dan konseling diperlukan dalam dunia
pendidikan terutama dalam lingkup sekolah atau madrasah yaitu :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
b. Maknadan fungsi pendidikan
Inti tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta
didik. Tujuan ini pulalah yang ingin dicapai oleh layanan bimbingan dan konseling. Untuk
mencapai tujuan tersebut, setiap kegiatan pendidikan hendaknya diarahkan untuk tercapainya
pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai potensi dan karkteristiknya masing-masing.
c. Guru
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus
mengajar, yaitu membntu peserta didik untuk mencapai kedewasaan.
d. Faktor psikologis
Dalam proses pendidikan disekolah termasuk madrasah, siswa merupakan pribadi-pribadi
yang berbeda. Dalam proses perkembangan siswa memiliki kebutuhan dan dinamika dalam
interaksi dengan lingkungannya. Terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengn
yang lainnya. Selain itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan prilaku sebagai
akibat hsil proses belajar yang telah dilakukan oleh siswa.
Beberapa masalah psikologis yang menjadi latar belakang perlunya layanan bimbingan
dankonseling disekolah dan madrasah yaitu:

Masalah perkembangan individu


Masalah perbedaan individu
Masalah kebutuhan individu
Masalah penyesuaian diri.
Masalah belajar

4. PERANAN DAN
PENDIDIKAN

POSISI

BIMBINGAN

DAN

KONSELING

DALAM

Bimbingan Konseling berada dalam posisi kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu
institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikaan dan
meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu
membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada didalam diri peserta
didik. Karena pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya
mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningaktkan
profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek
akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya


dimasa yangakandatang
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
sertalingkungan kerjanya.
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut mereka harus mendapat kesempatan untuk:

Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugas perkembangannya


Mengenal dan memahami potensi atau peluang dalam lingkungannya.
Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuantersebut.
Memahamidan menguasai kesulitan-kesulitan sendiri.
Menggunakan kemampuan untuk kepentingan dirinya, tempat belajar dan tempat
bekerja serta masyarakat.
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
Mengembangkan segala potensiyang dimilikinya secara optimal

5. DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

Dasar bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam
peyelenggaraan pelayanan, agar kegiatan pelayanan tersebut dapat terlakasana dengan baik
serta mendapat hasil yang memuaskan bagi konseling.
Dasarbimbingan dan konseling tersebut adalah :
a. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan

yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing
(konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin,
b. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya.Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu.
c. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi
dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura.Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
d. Asas Kegiatan
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan
bimbingan.Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik
untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
e. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu peserta
didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.Guru
Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam
kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
g. Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta
didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

h. Asas Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis
dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait
dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaikbaiknya.
i. Asas Kenormatifan
Asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui
segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan normanorma tersebut.
j. Asas Keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan
atas

6. JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Prayitno, menjelaskan bahwa layanan BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:


1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami
lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
klien dalam lingkungan baru tersebut.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien
memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masingmasing.
4) Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien


mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi

pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami
kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan
konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan
ketrampilan psikologi.
6) Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau
kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian
informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial
yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
7) Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat
pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
8) Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau
perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai
mediator.
9) Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan
teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling
atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada
klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai