mengembangkan potensi yang dimilki kearah perkembangan yang optimal sehingga ia dapat
mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social.
Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program pelayanan
bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta
didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara
optimal,serta membantu peserta didik menguasai masalah yang dialaminya.
Witner dan Sweeney (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2002) mengemukakan bahwa ciriciri hidup sehat ditandai dengan 5kategori,yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
Piritualitas Agama
Pengaturan diri
Bekerja
Persahabatan
Cinta
Paparan tentang hakikat,tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi
kepada layanan bimbingan dan konseling.
2) Landasan Religius
Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan penekanan pada 3 hal
pokok,yaitu;
a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan
b) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah
dan sesuaidengan kaidah-kaidah agama
c) Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidahkaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
3) Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi
konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan
bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah
tentang, Motif dan motivasi, Pembawaan dan lingkungan, Perkembangan individu, Belajar
Belajar, Kepribadian
4) Landasan Sosial Budaya
Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya
keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan
kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan komunikasi
dll (Jonh), Pietrofesa dkk, 1980; M. Surya & RochmanN,1986;danRocmanN,1987).
5) Landasan Ilmiah danTeknologis
Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan sifat keilmuan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima sumbangan
besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga bimbingan dan konseling
diharapkan semakin kokoh. Dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. yang
berkembang pesat. Disamping itu penelitian dalam bimbingan dan konseling sendiri
memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam perkembangan bimbingan dan konseling
yang berkelanjutan.
6) Landasan Pedagogis
Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi,
(PrayitnodanErmanAmti2004:181-186)yaitu:
a. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu
b. Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling
c. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling
7) LandasanYuridis-Formal
Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang
berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari
Undang-Undang Dasar, Undang Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta
berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan
dan konseling diIndonesia.
4. PERANAN DAN
PENDIDIKAN
POSISI
BIMBINGAN
DAN
KONSELING
DALAM
Bimbingan Konseling berada dalam posisi kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu
institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikaan dan
meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu
membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada didalam diri peserta
didik. Karena pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya
mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningaktkan
profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek
akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
Namun untuk mencapai tujuan tersebut mereka harus mendapat kesempatan untuk:
Dasar bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam
peyelenggaraan pelayanan, agar kegiatan pelayanan tersebut dapat terlakasana dengan baik
serta mendapat hasil yang memuaskan bagi konseling.
Dasarbimbingan dan konseling tersebut adalah :
a. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing
(konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin,
b. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya.Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu.
c. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi
dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura.Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
d. Asas Kegiatan
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan
bimbingan.Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik
untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
e. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu peserta
didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.Guru
Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam
kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
g. Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta
didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis
dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait
dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaikbaiknya.
i. Asas Kenormatifan
Asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui
segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan normanorma tersebut.
j. Asas Keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan
atas
pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami
kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan
konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan
ketrampilan psikologi.
6) Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau
kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian
informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial
yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
7) Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat
pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
8) Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau
perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai
mediator.
9) Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan
teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling
atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada
klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.