Anda di halaman 1dari 65

PENULISAN SKRIPSI

SISTEMATIKA
Pada dasarnya penulisan skripsi yang berlaku
adalah dengan menggunakan Bahasa
Indonesia, akan tetapi di lingkungan Jurusan
Kimia, mahasiswa yang memiliki kemampuan
dengan bahasa Inggris yang relatif baik
diperkenankan untuk menulis skripsi dalam
Bahasa Inggris.
Proposal dan skripsi secara umum terdiri atas :
Bagian Awal
Bagian Utama
Bagian Akhir

A. Bagian Awal
A.1 Halaman sampul luar,
A.2 Halaman judul,
A.3 Halaman pengesahan,
A.4 Halaman pernyataan
A.5 Halaman moto dan persembahan (bila diperlukan)
A.6 Prakata,
A.7 Daftar Isi,
A.8 Daftar Tabel,
A.9 Daftar Gambar,
A.10 Daftar Lampiran,
A.11 Daftar Lambang dan Singkatan (bila diperlukan),
A.12 Intisari (bahasa Indonesia)
A.13 Abstract (bahasa Inggris).

B. Bagian Utama
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang dan
Permasalahan
I.2 Tujuan Penelitian
I.3 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN (DAN SARAN)

C. Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

A. Bagian Awal
A.1 Halaman
sampul luar

A. Bagian Awal
A.2 Halaman
judul
Beda dari hal.muka

A. Bagian Awal
A.3 Halaman
pengesahan

A. Bagian Awal
A.3 Halaman
pernyataan

A.6. Prakata
ucapan terima kasih kepada para pembimbing, instansi
penyandang dana / pemberi beasiswa dan segala pihak
yang telah membantu penyelesaian skripsi tersebut.
ucapan terima kasih harus ditujukan pada pihak yang
terkait langsung dengan pembuatan dan penyelesaian
skripsi (Catatan : ucapan terima kasih kepada keluarga
atau teman yang tidak terkait langsung sebaiknya
dihindarkan).
Penulisan nama harus dilakukan secara formal berupa
nama lengkap dan gelar (jika ada).
Penutup: nama kota (Yogyakarta), tanggal penulisan
dan kata Penulis

A.7 Daftar isi


Urutan bagian depan
semua

huruf besar

Judul bab
Bab

dengan angka romawi


Semua huruf besar dan tidak ada titik

Sub judul
Huruf

besar pada setiap awal kata,


Tidak ada titik setelah sub bab

Anak sub judul


Huruf

besar hanya pada awal anak sub judul

Semua diikuti oleh nomor halamannya.

A. 8-10 Daftar Tabel/Gambar/Lampiran


Jika dalam skripsi terdapat banyak tabel, perlu adanya
daftar tabel yang memuat urutan judul tabel beserta
dengan nomor halamannya.
jika hanya ada beberapa tabel saja, daftar ini tidak perlu
dibuat.
Nama Tabel/Gambar/Lampiran harus sama dengan yang
tertera dalam naskah
Setelah nomor Gambar/Tabel/Lampiran tidak ada titik

A. Bagian Awal
A.8 Daftar Gambar

A. 12 INTISARI
Intisari berisi uraian singkat (tidak lebih dari 250 kata) tetapi
lengkap yang memberikan gambaran menyeluruh tentang isi
skripsi
Contoh: dengan 3 (tiga) alinea
apa yang dikerjakan dalam penelitian
bagian metode penelitian yakni bagaimana cara
mengerjakan hasil penelitian tersebut
bagian hasil yakni apa yang dihasilkan dalam penelitian.

A. 12 INTISARI (satu spasi)

A. 13 ABSTRACT
Abstract merupakan terjemahan atau versi bahasa
Inggris dari intisari.
Struktur dan isi abstract sebaiknya menyesuaikan
dengan isi Intisari tetapi isinya dapat merupakan
modifikasi versi bahasa Indonesia tanpa mengurangi
isinya.

A. 13 ABSTRACT
(satu spasi)

B. Bagian Utama
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang dan
Permasalahan
I.2 Tujuan Penelitian
I.3 Manfaat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan memuat secara komprehensif tentang latar
belakang, rumusan masalah yang diteliti, tujuan penelitian dan
manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan.
Penulisan Pendahuluan sebaiknya disajikan dalam bentuk uraian
yang secara kronologi diarahkan untuk langsung menuju rumusan
masalah.
Harus diperhatikan adanya kesinambungan antara uraian pada
Pendahuluan dengan uraian dalam Tinjauan Pustaka yang
disajikan pada bab II.
Pada Pendahuluan dapat dimasukan beberapa uraian singkat
penelitian terdahulu yang dapat memperkuat alasan mengapa
masalah yang diangkat perlu untuk diupayakan jawabannya melalui
penelitian.
Tujuan penelitian berisikan penjelasan secara spesifik hal-hal yang
ingin dicapai.

B. Bagian Utama
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN

II.1 Tinjauan Pustaka


PERUMUSAN
II.2HIPOTESIS
Perumusan Hipotesis dan Rancangan Penelitian
II.2.1 Perumusan hipotesis 1
Penyusunan teori untuk mendukung Hipotesis
1
Hipotesis 1
II.2.2 Perumusan hipotesis 2
Penyusunan teori untuk mendukung Hipotesis
2
Hipotesis 2
dst.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Uraian tersebut hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang
akan diteliti belum terjawab atau terpecahkan secara
memuaskan. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin
diacu dari sumber aslinya, dengan mengikuti cara sitasi nomor
urut.
Pada bagian ini, dapat diketahui apakah peneliti memiliki
kemampuan dan pengetahuan yang cukup sehingga dapat
menguraikan secara mendalam latar belakang masalah yang
disajikan (dalam Pendahuluan) dalam bentuk fakta-fakta
eksperimental yang dilaporkan oleh peneliti terdahulu.
Sistematika penulisan dapat dilakukan secara kronologi
(berdasarkan urutan tahun penemuan fakta yang diacu) atau
secara partisi (dibagi menjadi bagian-bagian fakta sesuai dengan
permasalahan yang diteliti).

Hal yang harus diperhatikan adalah :


Sesuai dengan pengetahuannya, penulis harus
menyatakan sikap terhadap pendapat peneliti lain,
terutama apabila terdapat pertentangan pendapat antar
peneliti yang dijumpai pada sejumlah pustaka.
Penulis harus mampu mengarahkan setiap informasi
hasil penelitian yang dilaporkan dalam pustaka dan
kemudian menghubungkannya dengan judul penelitian
yang sedang dilakukan.
Penulis harus menghindari terjadinya duplikasi
penempatan pustaka yang sama untuk menyatakan
sesuatu yang sama.
Beberapa kesalahan yang harus dihindari adalah :

Tinjauan Pustaka hanya dituliskan sebagai daftar hasil penelitian


terdahulu tanpa dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan,
penulis tidak menentukan sikap terhadap pendapat peneliti lain
walaupun terdapat pertentangan pendapat, atau
penulis menyajikan secara lengkap tanpa seleksi semua hasil
penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitiannya.

PERUMUSAN HIPOTESIS
Perumusan hipotesis memuat penilaian tajam atas beberapa
informasi yang dikutip dalam Tinjauan Pustaka yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam perkiraan jawaban sementara
masalah yang diteliti dalam bentuk hipotesis.
Penulisan Perumusan Hipotesis diawali dengan
mengidentifikasi informasi hasil penelitian terdahulu (dari
Tinjauan Pustaka) dengan melibatkan sejumlah asumsi.
Perumusan Hipotesis dapat berbentuk uraian kualitatif, model
matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Dari uraian tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun
langkah-langkah eksperimetnal dalam peneltiian dalam rangka
pemecahan sementara (tentatif teoritik) atas masalah yang
diteliti yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

HIPOTESIS
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari
perumusan hipotesis atau tinjauan pustaka dan merupakan
jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, dan
masih harus dibuktikan kebenarannya.
Beberapa karakteristik hipotesis yang baik adalah :
bersifat masuk akal yakni mengemukakan penjelasan yang
masuk akan atas fenomena yang telah dan akan terjadi.
bersifat konsisten yaitu sesuai dengan hasil penelitian
terdahulu.
bersifat dapat diuji secara eksperimental yaitu secara
operasional dapat digunakan untuk menyusun rancangan
eksperimen yang feasibel.

HIPOTESIS DAN RANCANGAN PENELITIAN


Mengingat hubungan antara suatu fenomena dan fenomena
yang lain umumnya bersifat fungsional, suatu hipotesis harus
memperhatikan hubungan fungsional tersebut yang dapat
berupa hubungan sebab akibat, hubungan korelatif dan/atau
hubungan komparatif.
Selanjutnya untuk menindaklanjuti hipotesis dirumuskan
rancangan penelitian yang disusun dalam rangka memperoleh
informasi apakah hipotesis yang disusun sebagai pemecahan
sementara masalah benar-benar berlaku secara eksperimental.
Rancangan penelitian harus menggambarkan bahwa hubungan
antar fenomena yang diungkapkan dalam hipotesis dapat
diukur secara eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN


a. Bahan :
Kualitas dan merek bahan utama,
Penelitian lapangan : Lokasi, waktu dan cara pengambilan
sampel harus dijelaskan
Contoh:
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
minyak jarak dari Brataco dan N,O-bis(trimetilsilil)trifluoroasetamida (BSTFA) dari Aldrich. Bahan kimia yang digunakan
dari E Merck dengan kualitas pro analisis adalah
dietanolamina, natrium hidroksida (NaOH), asam klorida (HCl)
6 M, metanol, etanol, kloroform, etil asetat, asetonitril,, natrium
sulfat (Na2SO4) anhidrat, plat aluminium Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) Silika Gel F254 (20 x 20 x 1 cm), Silika Gel G 60 230
400 mesh.

BAB III METODE PENELITIAN


b. Peralatan :
Alat utama yang dicantumkan
Instrumentasi kimia: merek dan tipenya
Kondisi pengoperasian alat dicantumkan pada lampiran
atau dalam teks jika diperlukan
Contoh :

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set alat
refluks, alat-alat gelas laboratorium, satu set alat evaporator Buchii
tipe R-124, alat timbang elektrik (Libror EB-330 Shimadzu), desikator
vakum, bejana pengembang KLT, kromatografi kolom, piknometer, ala
penentu tegangan muka (metode kenaikan kapiler), turbidimeter 2020
Spektrofotometer Infra Merah (IR, Shimadzu Prestige-21),
Kromatografi Gas (GC, Hewlett Packard-5890 Series II), Kromatografi
Gas Spektrometer Massa (GC-MS, Shimadzu-QP 20105).

BAB III METODE PENELITIAN


c. Prosedur :

Disajikan dalam kalimat pasif


Prosedur yang umum tidak perlu dicantumkan kecuali ada tujuan
khusus (spt: pembuatan larutan, pengeceran dll)
Contoh :
Reaksi Amidasi Metil Risinoleat dengan Dietanolamina
Metil risinoleat sebanyak 20 g (0,064 mol) dimasukkan ke dalam labu
leher tiga yang telah dilengkapi dengan pengaduk magnet,
termometer, dan pendingin bola. Ke dalamnya ditambahkan
dietanolamina sebanyak 13,46 g (0,128 mol). Campuran dipanaskan
selama 6, 8, 10, dan 12 jam pada temperatur 150 160 oC. Tiap
produk yang terbentuk pada masing masing waktu reaksi dilarutkan
ke dalam kloroform:metanol (1:1). Larutan dipindahkan ke dalam
corong pisah dan dicuci dengan akuades hingga terbentuk dua
lapisan yang jelas. Lapisan bawah (fraksi kloroform) dipisahkan dan
dievaporasi. Produk yang berupa cairan kental berwarna kuning
kecoklatan dianalisis dengan IR dan GC-MS. Hasil analisis IR diplot ke
dalam grafik rasio area absorpsi IR pada bilangan gelombang 1620

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Menyajikan temuan ilmiah yang diperoleh
Tidak mencantumkan prosedur kerja
Membahas data/kromatogram/spektrum yang diperoleh
Penyajian kromatogram/ spektra/ difraktogram harus
mencantumkan absis dan ordinatnya
Data sebaiknya dalam satu bentuk penyajian: tabel, gambar
atau kurva, sesuai dengan kecermatan yang diinginkan dan
konsisten dengan desimal point yang digunakan
Hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil
penelitian/temuan sebelumnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penyajian kromatogram/ spektra/ difraktogram harus
mencantumkan absis dan ordinatnya

Gambar IV.1 Spektrum IR produk asetilasi vanilin dengan katalis NaOH


10% dan metode sonokimia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar IV.2 Kromatogram GC produk asetilasi vanilin dengan katalis NaOH


10% dan metode sonokimia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar IV.3 Spektrum massa puncak 1 pada tR 12,37 menit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Gambar IV.4 Spektra 13C-NMR nitroveratraldehida

10

20

004

304

004

304

004

304

222
222

213

212
212

112

213

112

50

304

004

213

222

212
212

40

222
213

300

112

300

30

300 112

211

002

002

211

Intensitas (a.u.)

002

211

300

002

211

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

60

a
70

2 (derajat)

Gambar IV.5 Difraksi sinar-X senyawa hidroksiapatit yang disintesis


dengan
berbagai rasio air/surfaktan (w); a=5, b=10, c=15 dan d=25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(a)

(b)

(c)

Gambar IV.6 Hasil SEM (a) NiO-MoO/ZnO, (b) NiO-MoO/ZnO-ZAA dan


(c) NiO-MoO/ZnO-ZY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Data sebaiknya dalam satu bentuk penyajian: tabel, gambar
atau kurva, sesuai dengan kecermatan yang diinginkan dan
konsisten dengan desimal point yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil
penelitian/temuan sebelumnya
Contoh:
1. Dari 3,14 g campuran asam lemak dengan
asam oleat kadar 47,47 % (1,57 g) diperoleh
1,35 g asam 9,10-dihidroksi stearat
berbentuk serbuk putih (persen hasil 76,27 %)
dengan titik lebur 127-128 oC. Hasil ini hampir
sama dengan prosedur yang tersedia pada
tehnik laboratorium NOP yaitu 3,14 g asam
oleat murni menghasilkan 2,74 g asam 9,10dihidroksi stearat (persen hasil 87 %)
(Anonim, 2007) .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil
penelitian/temuan sebelumnya
Contoh:
2. Terbentuknya senyawa kalkon dibuktikan dengan hilangnya
serapan karakteristik dari aldehida yaitu serapan dari dua
pita uluran C-H pada daerah 2731 dan 2839 cm -1 dan juga
bergesernya serapan C=O dari 1681 cm-1 menuju 1658 cm-1
yang disebabkan karena adanya ikatan rangkap
terkonjugasi. Serapan pada daerah 987 cm -1 menunjukkan
bahwa pada senyawa produk terdapat ikatan rangkap dua
dengan struktur trans. Hal ini sesuai dengan serapan
karakteristik senyawa kalkon yang menunjukkan serapan
tajam C=O pada 1630-1660 cm-1 (Choudhary et al., 2011;
Prasadarao et al., 2012).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil
penelitian/temuan sebelumnya
Contoh:
3.
Kebenaran lebih lanjut dari struktur senyawa kalkon
1a dibuktikan dengan analisis menggunakan 1H-NMR.
Spektra 1H-NMR pada Gambar 5.6 memperlihatkan adanya
9 jenis proton yang berbeda. Pergeseran kimia () pada
daerah 7,33 dan 7,76 ppm dengan tetapan penggabungan
J = 15,55 Hz menunjukkan bahwa proton ikatan rangkap
pada posisi C2 dan C3 yang terbentuk mempunyai struktur
trans. Menurut Jarag et al. (2011) konstanta kopling (J
=15,76 Hz) pada proton olefin produk membuktikan bahwa
senyawa kalkon yang terbentuk memiliki struktur trans.

C. Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Usahakan menggunakan sumber primer
contoh buku: nama, tahun, judul, penerbit, kota
penerbit
Perhatikan cara penulisan sumber informasi dari :
buku teks, jurnal, paten, website maupun prosiding
seminar (bagian mana yang dicetak miring/italic)
Konsisten dalam penulisan edisi, singkatan jurnal
(gunakan singkatan jurnal yang baku)
Daftar pustaka bukan daftar buku teks atau artikel
majalah yang digunakan sebagai bacaan

C. Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA

C. Bagian Akhir

LAMPIRAN
Berupa:
perhitungan teoritis,
kondisi operasi alat,
Kromatogram/spektra yang dianggap penting
Gambar/kromatogram/spektra/difraktogram yang
telah disajikan dalam naskah tidak perlu
dicantumkan kembali
Bukan merupakan kumpulan spektra

PEDOMAN PENULISAN
Skripsi harus dicetak pada kertas HVS 70 g/m 2
(tidak boleh diketik bolak-balik), berukuran A4
(21 cm x 29,7 cm), dan dijilid rapi dengan
menggunakan sampul laminasi kertas buffalo
berwarna biru
Kalimat harus ditulis dalam bentuk kalimat
sempurna (min. subyek dan predikat). Kalimat
pada metode penelitian harus ditulis dengan
kalimat pasif.

Kata hubung, (karena, sehingga,


sedangkan), tidak boleh digunakan sebagai
awal suatu kalimat.
Pemakaian kata di mana, ketika, dan dari
dalam bahasa Indonesia yang baku
ke dan di sebagai awalan dan ke dan di
sebagai kata depan
Pemenggalan kata sesuai dengan kaidah
penulisan Bahasa Indonesia yang benar.
Kalimat/kata di dalam tanda kurung Contoh: (12
desimal).
Tanda titik dua (:) tidak didahului spasi

Jenis huruf
Naskah laporan diketik dengan komputer
menggunakan jenis huruf Times New Roman,
Calibri atau Liberation Serif ukuran 12 pts, dan
untuk seluruh naskah harus dipakai jenis yang
sama.
Huruf miring atau huruf khusus lain dapat
dipakai untuk tujuan tertentu, misalnya untuk
menandai istilah dalam bahasa asing.
Tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus
ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.

Jarak baris
Jarak antara dua baris dibuat 1.5 spasi, kecuali
daftar pustaka intisari, kutipan langsung, judul tabel,
judul gambar diketik dengan jarak 1 spasi.
Antara paragraf terakhir sub-bab sebelumnya
dengan judul sub-bab berikutnya, ditambah 12 point.
Antara judul gambar/tabel dengan paragraf/teks
sebelumnya dan berikutnya, tambahkan spasi 12
point.
Rumus diketik dengan jarak spasi sesuai dengan
kebutuhan.

Batas tepi
Tepi atas dan tepi kiri: 4 cm
Tepi bawah dan tepi kanan: 3 cm

Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah
harus diisi penuh, artinya pengetikan harus
dimulai dari batas tepi kiri sampai batas tepi
kanan (justified) dan jangan sampai ada
ruangan yang terbuang kecuali alinea baru,
persamaan, daftar, gambar, judul, atau hal-hal
yang khusus.

Alinea baru
Alinea baru dimulai pada 1,27 cm dari batas tepi
kiri. Setting: "Paragraph"
"Indentation""Special""First line" = 1,27
cm atau 0.5 in.

Permulaan kalimat
Bilangan yang mengawali suatu kalimat harus
dieja, misalnya: sepuluh ekor tikus.
Simbol atau rumus tidak boleh berada di awal
kalimat.

Rincian ke bawah
Jika pada penulisan naskah ada rincian yang
harus disusun ke bawah, dapat digunakan
urutan dengan angka atau huruf sesuai dengan
derajat rincian.
Penggunaan tanda hubung (-) yang ditempatkan
di depan rincian tidak dibenarkan.

Bilangan dan Satuan


Hindari penulisan angka pada awal kalimat.
Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan
titik (50,5 g). Kecuali pada abstract dan dalam
bahasa Inggris ditulis dengan titik (50.5 g).
Angka signifikan perlu diperhatikan dalam
penulisan desimal di belakang koma.
Angka format scientific: 7,64 10-2 (bukan
7,64E-02) menggunakan symbol x (bukan
huruf x maupun . (titik)).
Satuan SI, dalam singkatan resminya tanpa titik
di belakangnya (m, g, kg, kal)

liter disingkat dengan huruf L kapital, mililiter


disingkat mL atau mikroliter disingkat L.
Penulisan simbol derajat menggunakan simbol
bukan angka 0, (100 C)
Penulisan satuan seperti mol L-1; dipisahkan
dengan spasi bukan mol.L-1.
Penulisan angka dan satuan dipisah, dan harus
selalu diatur beriringan dan masih pada satu
baris yang sama.

Penomoran Halaman
Halaman judul sampai ke intisari, diberi nomor
halaman dengan angka Romawi kecil
ditempatkan pada bagian bawah tengah secara
simetris.
Pendahuluan (Bab I) sampai ke halaman
terakhir termasuk daftar pustaka dan lampiran
diberi nomor dengan memakai angka Arab.
Nomor halaman 1,5 cm di sebelah kanan atas,
kecuali jika ada judul atau awal bab, pada
bagian bawah simetris di tengah.
Letak halaman yang diatur landscape
(mendatar) ditempatkan di kanan bawah.

Penomoran Tabel dan


Gambar
Tabel atau gambar diberi nomor urut dengan
angka Romawi Besar sesuai dengan nomor Bab
dan diikuti dengan nomor urut tabel atau gambar
dengan angka Arab dan dipisahkan dengan titik.
Penomoran tabel dan gambar tidak diakhiri
dengan titik.
Ketika Gambar dan Tabel diacu di dalam teks,
huruf awal Gambar atau Tabel ditulis huruf
besar, seperti contoh: ditunjukkan pada
Gambar 5.3.

Contoh Penomeran dan Narasi Gambar


Senyawa hasil reaksi tersebut dianalisis secara kualitatif menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil pemisahan pada plat KLT antara reaktan
kalkon, fenilhidrazin, dan produk reaksi yang dilihat pada sinar UV pada panjang
gelombang 254 nm disajikan pada Gambar V.18. Reaktan kalkon yang berada
paling kiri membentuk 2 noda sebab reaktan tersebut tidak sepenuhnya murni,
sedangkan reaktan fenilhidrazin yang berada di tengah membentuk satu noda
yang besar karena konsentrasinya tinggi.

Gambar V.18 Hasil analisis KLT produk sintesis N-fenilpirazolina

Penomoran Persamaan
Nomor urut persamaan atau rumus matematik,
reaksi kimia, dan lain-lainnya ditulis dengan
angka Romawi Besar sesuai dengan nomor Bab
diikuti dengan urutan persamaan dengan angka
Arab dan ditulis di dalam tanda kurung () dan
diatur rata kanan dengan tab kanan (right tab).
Simbol matematika dan penulisan persamaan
kompleks hendaknya dibuat dengan fasilitas
Microsoft Equation atau Microsoft Mathtype.
p. .r 4 .t
Vi
(III.1)
8 .LT

Penomoran Struktur Senyawa


Kimia
Struktur senyawa kimia dengan nomor urut angka
Arab dan dicetak tebal. Penomoran diurutkan untuk
setiap gambar struktur senyawa kimia
Dibuat dengan perangkat lunak
Chemsketch/ChemDraw.
Stereokimia dan kelengkapan simbol seperti muatan,
radikal dan lain-lain, perlu diperhatikan.
Nama-nama senyawa kimia sebisa mungkin diubah
dalam bahasa Indonesia.

Gambar IV.3 Reaksi epoksidasi Sharpless pada alcohol 41 menjadi


epoksi alkohol 42

Sitasi Pustaka
Pengacuan sitasi pustaka dilakukan dengan
sistem Harvard. Untuk pencantuman dalam
uraian yang melibatkan nama penulis berjumlah
lebih dari dua maka digunakan nama belakang
penulis pertama diikuti dengan dkk.. Jika artikel
ditulis oleh dua orang, nama belakang kedua
penulis harus dicantumkan.

Penulis tunggal:
Carja (2011) menyatakan
Menurut Carja (2011)
(Carja, 2011)
Penulis dua orang:
Chen dan Shen (2009) menyatakan .
. (Chen dan Shen, 2009)
Penulis lebih dari dua orang hanya ditulis nama
belakang penulis pertama:
Chuchillo dkk. (2010) menyatakan ..
Jika terpaksa dilakukan tidak dari sumber asli:
Dalam Feinberg (2007), Horwitz dan Albert
menyatakan ..

PENULISAN TESIS

Anda mungkin juga menyukai