Anda di halaman 1dari 1

ILUSTRASI KASUS

Tn.A, 22 thn, dengan keluhan utama kelemahan kedua tungkai sejak 5 bulan
SMRS.
Sekitar 8 bulan SMRS pasien mulai merasakan rasa nyeri di daerah punggun
gnya. Nyeri yang dirasakan bersifat tumpul, terus-menerus tidak tergantung aktif
itas, tidak bertambah nyeri bila batuk, bersin, maupun mengedan, dan berkurang b
ila penderita tidur terlentang.
Sekitar 5 bulan SMRS, nyeri yang dirasakan pasien ini semakin lama semaki
n luas, makin turun seperti setruman listrik mula-mula ke tungkai kanan, kemudia
n dirasakan juga di tungkai kiri. Nyeri dirasakan bertambah berat saat pasien me
lakukan aktifitas seperti berjalan dan bila batuk, bersin, maupun mengedan. Kelu
han nyeri di tungkai ini diikuti dengan keluhan rasa berat saat pasien melangkah
, terutama saat pasien naik tangga, pasien harus berpegangan, pasien juga tidak
bisa melompaat. Kelemahan yang dirasakan pasien semakin lama semakin berat hingg
a akhirnya sekitar 2 bulan SMRS pasien juga memiliki kesulitan memakai sandal/s
epatu karena kelemahan dirasakan sampai ujung kaki. Pasien juga merasakan dadany
a nyeri seperti diikat.
Gangguan BAK terjadi sejak 1 bulan yang lalu. Mula-mula pasien kesulitan
berkemih hanya keluar sedikit-sedikit, kemudian menjadi ngompol. Pasien tidak me
mperhatikan adanya keringat berkurang di bagian bawah tubuh.
Pasien mempunyai riwayat trauma jatuh terduduk dari motor sekitar 1 tahun
yang lalu. Tapi saat itu tidak ada keluhan/kelainan yang terjadi. Tidak ada dem
am, tidak ada keluhan batuk lama, keringat malam, maupun penurunan berat badan y
ang drastis.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, komposmentis, tanda-tanda
vital dalam batas normal. Paru normal, Abdomen Hepar dan Lien tidak teraba, VU
penuh, punggung tidak ada gibus dan nyeri ketok negatif. Status neurologis pupil
bulat isokor, diameter 3mm, refleks cahaya langsung dan tak langsung normal, Ka
ku kuduk (-), Laseq >70, Kernig >135, Nervi kranialis normal, paraparesis dengan
kekuatan ekstremitas bawah 3332|2344, APR kiri dan kanan 4+, KPR kiri dan kanan
3+, Babinsky group +|+, refleks Hoffman Tromer (-), spastisitas ekstremitas baw
ah +|+, terdapat hipestesi setinggi dermatom thoracal 6 ke bawah kanan dan thora
cal 5 ke bawah kiri, proprioseptif arah dan getar ekstremitas bawah terganggu, r
efleks bulbocavernosus (+), refleks sphincter ani (+), hipohidrosis setinggi seg
men Th2 ke bawah, dan retensio urin.
Hasil pemeriksaan laboratorium : LED 10mm/jam, Hb 14g/dL, Leukosit 9400/u
l, GDS 109 mg/dL, Uerum 24mg/dL, Kreatinin 0,9mg/dL, Natrium 146 meq/L, Kalium 4
,2 meq/L, Klorida 108 meq/L, anti TB (-), anti HIV nonreaktif..
Urinalisa : dalam batas normal, sedimen sel epitel (+), leukosit 0-1/LPB, eritro
sit 0-1/LPB, silinder (-), Kristal (-), Bakteri(-).
Lumbal punksi : aliran LCS lambat, traumatik, quicken-stedt (-), sel 96/3
, segmen 15, limfosit 85, NaCl 740, Cl 449, Glukosa 80, Protein 184, eritrosit 3
2000, sentrifusi kekuningan.
Foto thoraks AP normal, foto polos vertebra thorako-lumbal normal,.
MRI thorako-lumbal massa intramedullar setinggi Th5 sampai Th8 yang diser
tai syringomyelia pada bagian proksimal (batas tak terlihat) dan distal (Th9-11)
lesi yang kemungkinan suatu glioma.
Pada pemeriksaan Lower & Upper SEP didapatkan adanya fungsional blok pars
ial jaras somatosensoris antara Th12-C7.

Anda mungkin juga menyukai