Anda di halaman 1dari 3

BAHAYAKAH USG SELAMA HAMIL??

Kehamilan adalah sesuatu hal yang membanggakan bagi pasangan suami istri, terlebih jika kehadiran momongan
sudah terlalu lama di nanti. Pasangan suami istri tentu banyak yang melakukan USG terhadap calon anaknya guna
mengetahui jenis kelamin dan keadaan si calon anak di dalam perut ibunya. Tapi tak banyak orang mengetahui
bahwa melakukan USG itu memiliki efek samping. Apa sajakah efek samping USG? Berbahayakah USG dilakukan?
Untuk mengetahui hal ini lebih lanjut, Simak ulasan di bawah ini. (6)
Dewasa ini, melakukan Ultrasonografi (USG) selama masa kehamilan telah menjadi hal yang rutin untuk dilakukan.
Melakukan pemeriksaan USG memang terbilang penting karena sangat membantu petugas kesehatan untuk
mengetahui keadaan/kondisi janin; letak janin, berat badan. Jumlah air ketuban, pertumbuhan dan perkembangan
organ tubuh janin, sampai pada jenis kelamin janin.
Pengertian Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostic yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). (4)
Berikut adalah manfaat yang bisa kita dapatkan dengan melakukan pemeriksaan USG: (1, 2, 5, 7)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Memastikan kehamilan (dapat dilakukan setelah usia kehamilan minimal enam minggu). (1,2)
Mengetahui usia kehamilan, dapat menentukan usia kehamilan dengan melihat langsung pada ukuran
tubuh janin sehingga hasilnya lebih tepat dibandingkan dengan perhitungan hari pertama haid terakhir yang
kadang keliru karena ibu hamil sendiri sering lupa kapan terakhir ia mendapat datang bulan. (1,2)
Menilai dan mengamati pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan (1,2)
Menentukan lokasi dan mengukur plasenta sehingga dapat diketahui jika ada masalah, misalnya plasenta yang
menempel di dinding rahim terlalu rendah atau sampai plasenta yang menutupi jalan lahir. (1)
Mengukur jumlah air ketuban. (1)
Dapat memeriksa kelainan yang mungkin terjadi pada janin misalnya kelainan letak atau posisi, atau ada cacat
fisik seperti hidung sumbing, kelainan jantung, pembesaran kepala karena hydrocephalus, anensephali (ketidakadaan tempurung kepala yang menutupi otak), sampai kelainan seperti Down Syndrom. (1)
Mengetahui dan mengukur jumlah pasti janin (misal tunggal, atau kembar). (1)
Mengetahui andanya ancaman keguguran. Apabila terjadi perdarahan semasa kehamilan, dilakukan USG untuk
memastikan keadaan janin atau kemungkinan adanya ancaman keguguran. (1)
Memeriksa kesehatan janin. (1)
Mengetahui kelainan detak jantung (2)
Mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan. (1)
Mencari adanya kelainan lain pada rahim dan indung telur (7)
Untuk kasus kehamilan lewat waktu (lebih dari 40 pekan, yaitu seharusnya sudah sampai pada HPL/Hari
Perkiran Lahir tapi belum ada tanda-tanda persalinan), maka USG berfungsi untuk memantau kondisi bayi
apakah masih baik-baik saja, atau sudah perlu segera dikeluarkan. Manfaat USG pada kondisi semacam ini
adalah untuk mengetahui apakah cairan ketuban masih cukup/sudah berkurang, apakah cairan ketuban sudah
keruh (sebagai tanda adanya infeksi), apakah plasenta/ari-ari masih bagus atau sudah ada pengapuran, dan
sebagainya.(5)

Dengan ultrasonografi, kita bisa segera mengetahui jika ada kemungkinan kelainan atau kegawatdaruratan yang
terjadi pada janin sehingga bisa segera mendapatkan penanganan dan perawatan yang sesuai.
Jadi, berbahayakah melakukan USG?

Bahaya USG kehamilan terlalu sering umumnya masih membinggungkan sebagian orang. Pada dasarnya, prinsip
kerja ultrasonografi (USG) adalah dengan menggunakan gelombang suara yang akan dipancarkan ke seluruh daerah
rahim dan dipantulkan kembali ke media penerima untuk ditampilkan ke layar komputer sesuai dengan bentuk asli
di dalam rahim ibu. Melakukan pemeriksaan USG selama masa kehamilan memang sangat dianjurkan minimal 3
kali selama masa kehamilan, masing-masing satu kali pada trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Menurut penelitian sendiri, sebenarnya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa melakukan USG semasa
kehamilan adalah berbahaya. USG sendiri merupakan alat yang memang sudah dirancang khusus terhadap
kehamilan, namun berbeda sekali dengan X-ray, rontgen, atau MRI.
USG memiliki dua efek samping yakni : (2)
1) Efek termal
Gambar janin yang timbul di layar monitor USG di pantau dengan indeks termal
2) Efek normartel
Adalah efek yang timbul karena efek mekanis dari tekanan gelombang ultrasonik yang melewati jaringan
USG hanya memiliki dua efek samping di atas. Jadi walaupun USG memiliki efek samping, USG tetap aman untuk
dilakukan dalam pemahaman mekanikal indeks. Jadi asumsi yang mengatakan bahwa terlalu sering USG akan
menyebabkan kerusakan janin itu keliru. Dan akibat kekeliruan ini pula banyak ibu hamil yang mengabaikan calon
anaknya dengan hanya melakukan USG beberapa kali saja. hal ini tentu sangat di sayangkan.
Menurut ahli, alat Ultrasonografi (USG) merupakan alat pemeriksaan yang aman dilakukan saat kehamilan karena
alat ini bekerja dengan memakai energi mekanik yang berasal dari gelombang suara sebesar 20.000 Hertz yang akan
menyebar dan hanya sekitar 0 1% saja yang sampai ke tubuh. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa janin
dapat mendengar gelombang suara yang dihasilkan oleh USG namun suara ini tidak berbahaya bagi janin. Hanya
saja, gelombang suara ini kemudian merangsang indera janin yang menyebabkan ia jadi bergerak-gerak selama
proses pemeriksaan. Janin sendiri dapat menghindari gelombang ini karena gelombang suara yang dihasilkan oleh
USG sangat terlokalisasi. Janin dapat menghindarinya dengan hanya menggerakkan kepalanya. Menurut WHO
(World Health Organization) sendiri, gelombang suara ini baru akan menimbulkan efek bahaya apabila dilakukan
sebanyak 400 kali.
Kapan pemeriksaan USG dilakukan ? (7)
1.

Trimester pertama

Pada usia kehamilan 5-7 minggu. dilakukan USG untuk memastikan apakah ini merupakan kehamilan yang
sesungguhnya atau bukan. Walaupun menggunakan tes beta HCG untuk kehamilan positif, bisa saja
kehamilannya bukan merupakan kehamilan sesungguhnya, melainkan hamil anggur (mola hidatidosa) atau
ovum yang kosong. Pemeriksaan pada trimester pertama merupakan pemeriksaan yang paling baik
menentukan usia kehamilan. (5, 6)
Usia kehamilan 10-14 minggu. Pemeriksaan ditujukan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan seperti
sindroma down. (5)

2.

Trimester kedua (5, 6)


Usia kehamilan 18-20 minggu. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap kelainan bawaan mayor
Pemeriksaan menilai secara akurat tentang anatomi janin, kelainan kongenital, kehamilan kembar dan
pertumbuhan janin. Posisi plasenta juga ditentukan. USG dilakukan untuk mengetahui apakah ada
kecacatan janin pada bayi seperti ancephali dll. Jika hal tersebut sudah diketahui lebih awal, orang tua bisa
diberi kesempatan untuk memilih apakah kehamilan dilanjutkan atau tidak. Selain itu pada trimester kedua
sudah bisa diprediksi jenis kelamin anak kelak. (5, 6)

3.

Trimester ketiga (3, 5, 6)


Usia kehamilan 28-40 minggu. Pemeriksaan lanjutan untuk menilai perkembangan janin, menentukan letak
plasenta dan letak janin. Pada trimester ketiga USG bisa digunakan untuk mengetahui letak bayi, posisi
kepala, apakah sudah turun ke panggul atau belum dll. Hal ini sangat berguna dalam menentukan proses
kelahirannya bisa secara spontan atau harus dilakukan tindakan Caesar. Pemeriksaan kelainan seperti

adanya lilitan tali pusat pada leher janin juga menentukan perkiraan persalinan. Apabila diperlukan dokter
akan melakukan pemeriksaan arus darah tali pusat dengan pemeriksaan USG doppler pada kasus
pertumbuhan janin terhambat atau ibu dengan komplikasi seperti preeklampsia, kelainan jantung dan
diabetes.
USG tambahan bila ditemukan indikasi medis yang lain. Yaitu bila terdapat perdarahan, dicurigai ada
gangguan pertumbuhan janin, ketuban pecah, atau kematian janin. (3, 5)

Jadi, USG sebenarnya tidak berbahaya bagi kehamilan namun tidak juga dianjurkan untuk sering
dilakukan. Cukup 2 atau 3 kali saja selama kehamilan, pengecualian pada kehamilan dengan penyulit seperti
perdarahan, gangguan kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin, ketuban pecah dini, dan penyulit lainnya.
Sehingga ibu hamil tidak perlu merasa tertuntut atau mengharuskan diri mendapat pemeriksaan ultrasonografi
sesering mungkin karena itu juga akan membebani terutama pada biaya yang terbilang cukup mahal, terutama pada
pemeriksaan USG 4 Dimensi.
Juga pada ibu hamil yang berada di daerah yang jauh dari sarana prasarana kesehatan yang memadai, sebenarnya
tetap dianjurkan untuk mendapat pemeriksaan ini, hanya saja jangan terlalu memaksakan diri juga. Yang lebih
penting adalah ibu tetap rutin memeriksakan diri ke bidan yang bertugas di desa tersebut dan selalu membina
komunikasi yang baik untuk selalu memberitahukan kepada bidan jika dirasakan ada ketidaknyamanan atau keluhan
tentang kehamilan. Sehingga bidan bisa bertindak lebih cepat untuk memberikan pertolongan dan perawatan
terhadap ibu maupun janin. (1)

Anda mungkin juga menyukai