Di Buat Oleh:
APRILLIA S. ANGGRAENI
6513040114
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu industri, faktor keselamatan telah menjadi persyaratan
penting yang harus dipenuhi oleh setiap elemen-elemen yang ada pada
industri tersebut, baik itu mesin dan bangunan gedungnya. Salah satu
aspek keselamatan adalah keselamatan dari bahaya kebakaran dan
ledakan yang setiap saat bisa terjadi jika tidak ada kontrol terhadap
resikonya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
02/KPTS/1985 tentang ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Pada Bangunan Gedung adalah bertujuan untuk menciptakan
sebuah jaminan tentang keselamatan gedung dari bahaya kebakaran
sehingga gedung dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa
korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan
jasa, kerusakan lingkungan, dan terganggunya ketenangan masyarakat
sekitar. Seiring meningkatnya ukuran dan kompleksitas bangunan
gedung,
sudah
seharusnya
pula
diiringi
dengan
peningkatan
1|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
ketat
oleh
pihak
sekuriti.
dikutip
dari
www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.html
PT. SURYA INDOALGAS yang di dalamnya terdapat bahan-bahan
yang digunakan untuk proses produksi dan juga dokumen-dokumen
penting milik perusahaan. Gedung berlantai 2 ini memiliki luas 5520 m2
masih belum tersedia alat proteksi kebakaran aktif seperti APAR yang
memadai, padahal salah satu cara pemadaman awal yang tepat adalah
dengan menggunakan APAR. Alat Pemadam Api Ringan atau APAR
adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran. Namun jumlah
APAR yang tersedia belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh
karena itu, dilakukan perancangan mengenai jumlah, jenis, dan
peletakkan APAR di Gedung Produksi PT. SURYA INDOALGAS agar
dapat mencegah terjadinya kebakaran yang semakin melebar.
2|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
3|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori dan Anatomi Api
2.1.1 Teori Api
Api didefinisikan sebagai suatu peristiwa atau reaksi kimia
yang diikuti oleh pengeluaran asap, panas, nyala dan gas-gas
lainnya. Api juga dapat diartikan sebagai hasil dari reaksi
pembakaran yang cepat. Untuk bisa terjadinya api diperlukan 3 (tiga)
unsut yaitu bahan bakar (fuel), udara (oksigen) dan sumber panas.
Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang
membuhi syarat, maka timbullah reaksi oksidasi atau dikenal sebagai
proses pembakaran (Fatmawati, 2009).
4|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
berdasarkan
penelitian
dan
pengembangan
bahan
memutus
rantai
reaksi
kontinuitas
proses
api
(Fatmawati, 2009).
5|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
a. Tidak
diketahui
kapan
dan
dimana
awal
terjadinya
6|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
Klasifikasi Kebakaran
Kebakaran pada benda mudah terbakar yang menimbulkan
Kelas A
Kelas B
Kelas C
7|TUGAS
Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh:
bahan bakar, besin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)
Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang
mengandung unsur listrik
BESAR
SPPK- APAR
Kelas D
Kelas K
Klasifikasi Kebakaran
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
8|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
- Klub
- Perumahan
- Tempat pendidikan
- Rumah Makan
- Tempat Perawatan
- Hotel
- Lembaga
- Rumah Sakit
- Perpustakaan
- Penjara
- Museum
2. Bahaya kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang
mempunyai kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang
mudah terbakar sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 10
meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I
antara lain:
- Parkir Mobil
- Pabrik Susu
- Pabrik Roti
- Pabrik Elektronika
- Pabrik Minuman
- Binatu
- Pengalengan
- Pabrik Permata
- Pabrik Barang Gelas
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan
bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4
meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga menjalarnya api sedang. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran sedang kelompok II antara lain:
9|TUGAS
BESAR
SPPK- APAR
10 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
2.5.1
1. Air
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik
mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan
bahan padat (kelas A) karena dapat menembus sampai bagian
dalam. Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah air dengan pompa
tangan, air bertekanan dan asam soda/soda acid.
11 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
12 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
serbuk
kimia
ini
tidak
beracun
tetapi
dapat
13 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
4.
5.
Halon
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu
sekitar 485 C akan mengalami proses penguraian.Zat-zat
yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan
mengikat unsur hidrogen dan oksigen dari udara sehingga
menghasilkan beberapa unsur baru yaitu HF, HBr, COF 30
dan COBr, karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup
membahayakan terhadap manusia.
14 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
2.5.2
2.5.3
a. Penandaan APAR
Penandaan yang disyaratkan Kalimat yang bermakna
umum tidak menjurus seperti mutu, umum, atau universal
tidak boleh dituliskan pada pelat nama yang dipasang pada badan
APAR. Setiap
berikut:
Kata jenis tepung Kimia Kering yang disusul tipe APAR sesuai
dengan ketentuan Tipe Tabung Gas atau Tipe Tabung
Bertekanan Tetap
- Cara pemakaian
15 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
2.5.4
Klasifikasi Bahaya
Berdasarkan NFPA 10 tahun 2013 dijelaskan mengenai
16 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
2.5.5
Perhitungan APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per. 04/ MEN/ 1980, perhitungan jumlah APAR adalah sebagai
berikut :
Jumlah. APAR
luasarea
luasperhit ungan1APAR
17 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
2.5.6
Penempatan APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Bahaya
Bahaya sedang
Bahaya
APAR
rendah
(ft2)
tinggi
(ft2)
1A
18 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
(ft2)
-
2A
6000
3000
3A
9000
4500
4A
11250
6000
4000
6A
11250
9000
6000
10A
11250
11250
10000
20A
11250
11250
11250
30A
11250
11250
11250
40A
11250
11250
11250
a.
Kelas A
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut :
Tabel 2.4 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran
Jarak Max.
Klasifikasi
Rating
Jangkauan
Luas
APAR
APAR
APAR (ft2)
Rendah
2A
75
11250
Sedang
2A
75
11250
Tinggi
4A
75
11250
Bangunan
b.
Kelas B
Jarak minimal penempatan APAR dilihat pada tabel berikut :
19 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
Klasifikasi
Rating
Bahaya
APAR
APAR
(ft)
(m)
5B
30
9.15
10 B
50
15.25
10 B
30
9.15
20 B
50
15.25
40 B
30
9.15
80 B
50
15.25
Rendah
Sedang
Tinggi
c.
2.5.7
dan
penggolongan
kebakaran
berdasarkan
20 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
Terbakar
Gol
Tetrachoorkol
Karbon
ostop
dioksida
liter
P + PK
PG
PM
BCF
9HA L C
chloorbrom
methan 1 liter
Kelas Kebakaran pada permukaan bahan
A
VV
V/XXX
VVV
VV
XXX
VVV
VV/XX
XX
XX/XXX
VVV
XXX
VVV
XXX
V/XXX
VV
VVV
VV
VV
V/XXX
VVV
VV
V/XXX
VVV
VV
XXX
XXX
VV/XXX
VVV
VV
VVV
XXX
XXX
XXX
XXX
VV
VVV
XXX
21 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Survey Lapangan
Wawancara
Perumusan Masalah
Studi Literatur :
- Layout Gedung Produksi PT. INDOALGAS
- PERMENAKERTRANS RI. 04/MEN/1980 tentang APAR
- NFPA 10 Tahun 2013
Pengumpulan data :
Layout Gedung Produksi PT.
INDOALGAS
Perancangan APAR
Analisa
Kesimpulan dan Saran
END
22 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
3.2.
Langkah-Langkah Penelitian
Dalam pengerjaan Tugas ini diperlukan proses yang
terstruktur
dan
langkah-langkah
yang
sistematis
dalam
langsung
(fasilitas-fasilitas
pemadaman
23 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
adalah
layout
gedung
untuk
mengetahui
spesifikasi gedung.
5. Penempatan APAR
Perencanaan penempatan APAR PERMENAKERTRANS RI
NO.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR, NFPA 10 tahun 2013 tentang standart
for portable fire extinguisher.
6. Analisa
Setelah data terkumpul maka pada tahap ini menganalisa
hasil perencanaan apakah sudah memenuhi standar yang
berlaku (PER 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013).
7. Kesimpulan dan saran
Setelah dilakukan analisa secara menyeluruh maka dapat
menarik
3.3.
24 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
25 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA
4.1.
Gambaran Umum
Gedung pada PT. SURYA INDOALGAS merupakan gedung
dengan 2 (dua) lantai yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu
pabrik pada lantai 1 dan kantor pada gedung lantai 2. Gedung ini
memiliki tingkat bahaya yang berbeda di setiap lantainya. PT.
SURYA INDOALGAS yang memiliki luas area 5520 m2 adalah
perusahaan yang bergerak dalam usaha pembuatan bubuk agar-agar
dan bubuk karagenan. Kondisi tempat kerja di PT. SURYA
INDOALGAS ini yaitu antara kantor dilantai dua dan unit produksi
dilantai satu. Proses produksi yang dihasilkan dari industri ini tiap
harinya 10.000 pak, maka perusahaan ini memiliki bahan baku yang
berupa rumput laut kering dalam jumlah yang cukup besar dan
beberapa bahan tambahan untuk pembuatan produk sehingga
perusahaan ini dapat dikategorikan sebagai bangunan yang memiliki
tingkat Bahaya kebakaran sedang
2.
3.
Ruang finishing
4.
Laboratorium
5.
26 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
27 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
11. Musholla
12. Toilet pria
13. Toilet wanita
4.2.
Perhitungan APAR
4.2.1. Perhitungan Menurut PERMENAKERTRANS RI No.
Per. 04/MEN/1980
Sebelum memberikan APAR pada ruangan-ruangan dalam
gedung ini, langkah yang paling utama adalah menghitung
kebutuhan APAR-nya terlebih dahulu sehingga dapat diketahui
standart jumlah apar yang diberikan sampai berapa buah. Berikut
adalah contoh cara bagaimana menghitung kebutuhan apar sesuai
PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980 :
Diketahui :
- Panjang ruang pembuatan agar-agar bubuk = 66 m
- Lebar ruang pembuatan agar-agar bubuk = 23 m
28 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
=(
Nama Ruang
Panjang
(m)
Lebar
(m)
Jangkauan
APAR
Jumlah
APAR
66
62
23
23
23
23
6
10
176.625
176.625
176.625
176.625
8.59447983
8.073602265
0.781316348
1.302193914
9
8
1
2
B
B
A
B
Foam dan
DCP
Foam dan DCP
DCP
Foam
48
46
176.625
12.50106157
13
DCP
Jenis APAR
Lantai 2
No.
Nama Ruang
6 Ruang Server
7 Ruang Monitoring
Ruang Kontrol 1
8 Ruang Kontrol 2
Ruang Kontrol 3
9 Ruang Arsip Operasi
10 Ruang Kantor
11 Musholla
12 Toilet Pria
13 Toilet Wanita
Panjang
(m)
46
35
25
21
11
21
31
10
8
8
Lebar
(m)
16
10
19
14
10
5
21
8
5
5
Jangkauan
APAR
176.625
176.625
176.625
176.625
176.625
176.625
176.625
176.625
Jumlah
APAR Klasifikasi Kelas
Jenis APAR
APAR
(Pembulatan)
Kebakaran
4.167020524
5
C
DCP
1.981599434
2
C
DCP
2.689313517
6
C
DCP dan CO2
1.664543524
0.622788393
0.59447983
1
A
DCP
3.685774947
4
A
DCP
0.452937013
1
A
DCP
Keterangan:
Luas Bangunan yang dilindungi
= D2 ;
Dimana D = Luas Jangkauan APAR = 15 meter
Jumlah APAR yang dibutuhkan
=
29 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
=
= 2.097 3 APAR
Lantai 1
Panjang
(m)
Lebar
(m)
66
23
62
23
3 Ruang Finishing
23
4 Laboratorium
23
10
48
46
No.
Nama Ruang
30 | T U G A S
Klasifikasi
Bahaya
Kebakaran
Ordinary
(Moderate)
Hazard
Ordinary
(Moderate)
Hazard
Ordinary
(Moderate)
Hazard
Ordinary
(Moderate)
Hazard
Ordinary
(Moderate)
Hazard
BESAR
Rating
Jarak
Maksimum
Jangkauan
APAR (m)
20 B
15.25
1518
730.25
2.079
20 B
15.25
1426
730.25
1.953
2A
22.7
138
278.7
0.495
DCP
20 B
15.25
230
730.25
0.315
Foam
2A
22.7
2208
278.7
7.922
DCP
SPPK- APAR
Luas Bangunan
Luas Bangunan
yang Dilindungi
(m)
(m)
Jumlah
APAR
APAR (Pembulatan)
Jenis APAR
Lantai 2
No.
Nama Ruang
6 Ruang Server
7 Ruang Monitoring
Ruang Kontrol 1
8 Ruang Kontrol 2
Ruang Kontrol 3
9 Ruang Arsip Operasi
10 Ruang Kantor
11 Musholla
12 Toilet Pria
13 Toilet Wanita
Panjang
(m)
Lebar
(m)
46
16
35
10
25
19
21
14
11
10
21
31
21
10
8
8
8
5
5
Keterangan
Klasifikasi
Bahaya
Kebakaran
Rating
Jarak
Maksimum
Jangkauan
APAR (m)
Light (Low)
Hazard
2A
22.7
736
557.4
1.320
DCP
2A
22.7
350
557.4
0.628
DCP
475
557.4
0.852
294
557.4
0.527
110
557.4
0.197
Light (Low)
Hazard
Light (Low)
Hazard
Light (Low)
Hazard
Light (Low)
Hazard
Light (Low)
Hazard
Light (Low)
Hazard
Light (Low)
Hazard
2A
22.7
Luas Bangunan
Luas Bangunan
yang Dilindungi
(m)
(m)
Jumlah
APAR
APAR (Pembulatan)
2A
22.7
105
557.4
0.188
DCP
2A
22.7
651
557.4
1.168
DCP
2A
22.7
80
557.4
0.144
DCP
4.3.
Peletakan APAR
Menurut perhitungan jumlah APAR sesuai PERMENAKER
No. 04/MEN/1980 dan NFPA 10 Tahun 2013 dapat diketahui bahwa
hasil perhitungan jumlah APAR yang paling banyak dan dapat
memenuhi luasan jangkauan APAR adalah jumlah APAR dari
perhitungan PERMENAKER No. 04/MEN/1980 (4.2.1) yaitu
dengan jumlah APAR sebanyak 52. Maka dari sini dapat merancang
peletakkan APAR pada PT. SURYA INDOALGAS menurut
perhitungan 4.2.1 dan persyaratan peletakkan APAR menurut sesuai
PERMENAKER No. 04/MEN/1980.
Berikut ketentuan-ketentuan pemasangan APAR sesuai
adalah PERMENAKER No. 04/MEN/1980 sebagai berikut :
31 | T U G A S
BESAR
Jenis APAR
SPPK- APAR
4.4.
Keterangan:
= Alat Pemadam Api Ringan
Asumsi =
- APAR yang berada di tepi diletakkan dengan
menempelkan pada dinding
- APAR di bagian tengah ruangan diletakkan dengan
menggunakan pipa tegak
32 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian perhitungan, penentuan jenis, dan
perencanaan peletakkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada
PT. SURYA INDOALGAS dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gedung pada PT. SURYA INDOALGAS merupakan gedung
dengan 2 (dua) lantai yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu
pabrik pada lantai 1 dan kantor pada gedung lantai 2.
2. Pada area gedung PT. SURYA INDOALGAS terdapat banyak
potensi
bahaya
kebakaran,
sehingga
pada
lantai
kebakaran
ringan
(menurut
PERMENAKER
No.
perhitungan
PERMENAKER
No.
APAR
pada
area
gedung
PT.
SURYA
BESAR
SPPK- APAR
adalah jarak antara satu APAR dengan APAR yang lainnya atau
satu kelompok APAR dengan kelompok APAR yang lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh
Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja.
5.2.
Saran
Setelah dilakukan perancangan APAR pada PT. SURYA
INDOALGAS dan didapatkan beberapa kesimpulan, maka terdapat
beberapa saran untuk perancangan APAR selanjutnya sehingga
dapat berjalan dengan lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1.
2.
34 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Pengawasan K3
Penanggulangan Kebakaran. Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3,
Jakarta
Fatmawati, Rina. 2009. Jurnal Audit Keselamatan. Universitas Indonesia:
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
Ketentuan
Pencegahan
Dan
Penanggulangan
Kebakaran
Pada
Bangunan Gedung.
NFPA 10. 2013. Standart Portable For Fire Extinguisher. National Fire
Protection Association.
PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR. Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Jakarta.
www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.html,
diakses pada tanggal 15 Oktober 2015
http://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-firetriangle.html), diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://fire-extinguisher-information.co.uk/halon-fire%20extingusiher.html,
diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangletetrahedron/, diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protectedwater-extinguisher, diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://www.fireprotectiononline.co.uk/co2-fire-extinguishers/,
diakses
35 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
https://rescue113.files.wordpress.com/2011/08/bagian2-apar.png,
pada tanggal 23 Oktober 2015
36 | T U G A S
BESAR
SPPK- APAR
diakses