PERCOBAAN KE - 2
RANGKAIAN CLIPPER
Nama
NIM
: 14302241029
Kelas
Percobaan 2
RANGKAIAN CLIPPER
1. Tujuan
Mempelajari cara kerja rangkaian Clipper
2. Alat-alat Percobaan
1). Osiloskop/CRO
2). Audio Frequency Generator (AFG)
3). Voltmeter analog dan digital
4). Papan rangkaian
5). Resistor dan Dioda
6). Kabel-kabel Penghubung.
3. Dasar Teori Singkat
Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai pembatas tegangan
(voltage limiter). Rangkaian ini berguna untuk membatasi tegangan sinyal input pada
suatu level tegangan tertentu. Rangkaian ini juga berguna untuk pembentukan sinyal
dan melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan level tegangan yang dibatasi terdapat dua jenis rangkaian clipper:
1. Positive Limiter : Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada
bagian positifnya.
2. Negative Limiter : Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada
bagian negatifnya.
Berdasarkan susunan rangkaian terdapat dua jenis rangkaian clipper yaitu Clipper Seri
dan Clipper Paralel.
Pada rangkaian clipper seri, dioda dirangkai secara seri dengan sumber sinyal
input. Arah kutub dioda menentukan jenis sinyal terpotong.
Contoh kasus gambar 1b, saat sinyal input bernilai positif (mengarah ke atas)
maka dioda akan berada dalam keadaan reverse bias sehingga tidak ada arus yang
mengalir pada R, akibatnya tidak ada tegangan output. Saat sinyal input negatif, dioda
akan dalam keadaan forward bias sehingga arus dapat mengalir pada R dan dihasilkan
tegangan output. Besar tegangan keluaran (Vout) yaitu: = (+) dengan
Rd adalah hambatan dioda. Saat keadaan forward bias nilai Rd sangat kecil sehingga
= , dengan demikian pada Vin negatif tidak ada tegangan yang dipotong.
Pada rangkaian clipper pararel, dioda dipasang secara pararel dengan sumber
sinyal input. Pada dasarnya cara kerja clipper pararel sama dengan clipper seri.
Clipper Dibias
Pada rangkaian ini dioda diberikan bias dari sumber tegangan lain
(VAA). Besar tegangan yang terpotong akan bergantung pada tegangan
bias yang diberikan. Pada clipper dibias, agar dioda dapat dikonduksi, Vin
harus lebih besar dari VAA. Selama kondisi itu terpenuhi maka dioda
berlaku sebagai saklar tertutup, sehingga Vout= VAA. Ketika Vin kurang
dari VAA dioda berfungsi seperti saklar terbuka dan rangkaian kembali
seperti pembagi tegangan biasa.
4. Langkah Perobaan
Buatlah (set) agar papan rangkaian yang tersedia membentuk rangkaian
Clipper sebagai berikut :
R1
560
V1
D1
5V
DIODE
BAT1
2V
+88.8
AC Volts
B
C
D
Parallel
Rangkaian
Forward Bias
Reverse Bias
Vinput
0,2
0,8
1,05
0,25
6. Analisa Data
a. Foward Bias
1) Vin = 0,2
Sebelum Clipper
Sesudah Clipper
2) Vin 0,8
Sebelum Clipper
Sesudah Clipper
b. Reverse Bias
1) Vin 5,3
Sebelum Clipper
Sesudah Clipper
2) Vin 5,4
Sebelum Clipper
Sesudah Clipper
7. Pembahasan
Pada percobaan ini akan dibahas perihal rangkaian clipper. Bahasan tersebut
yaitu cara kerja rangkaian clipper, hasil gelombang, dan hasil analisis. Rangkaian
clipper yaitu sebuah rangkaian yang berguna untuk memotong tegangan tanpa
mendistorsi gelombang.
Dapat dilihat dari gambar gelombang keluaran yang praktikan dapat di analisa
data. Dari data percobaan praktkan melakukan analisa data dan diperoleh data sebagai
berikut :
No.
1.
2.
1.
2.
Rangkaian
Forward Bias
Vinput
Vrms Sebelum Clipper
Vrms Setelah Clipper
0,2
0,98
0,707
0,8
0,98
0,92
Reverse Bias
1,05
0,936
0,335
0,25
0,954
0,601
Berdasarkan gambar gelombang diatas merupakan rangkaian Clipper paralel, dapat
perbedaan tegangan output dan tegangan input. Hal tersebut dapat diamati dari perubahan
gelombang input dan gelombang keluaran atau gelombang output.
8. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut praktiikan dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
Rangkaian Clipper diperoleh dengan menentukan tegangan yang aakan membuat
dioda dalam keadaan off atau on. Dan menentukan nilai tegangan kedalam keadaan on.
Ketika dioda on, terjadi hubungan atau perbedaan tegangan output dan tegangan input. Hal
tersebut dapat diamati dari perubahan gelombang input dan gelombang keluaran atau
gelombang output
Nama
NIM
: 14302241029
Kelas
Percobaan 3
KARAKTERISTIK DIODA ZENER
1. Tujuan
Mempelajari cara kerja rangkaian Clipper
2. Alat-alat Percobaan
1). Power supply
2). Voltmeter-Ampere meter digital
3). Papan rangkaian
4). Resistor dan Dioda Zener
3. Dasar Teori Singkat
Dioda zener adalah dioda yang mengalirkan arus tidak hanya pada arah maju
(forward) seperti dioda biasa namun bisa juga mengalirkan arus pada arah balik
(reverse) jika tegangan pada katodanya melebihi tegangan breakdown dari dioda
zener. Nama "Zener" diambil dari nama penemu karakteristik dioda zener, Clarence
Zener.
Tidak seperti dioda biasa, dioda zener memiliki tegangan breakdown yang
lebih kecil dan bervariasi nilainya sesuai dengan jenis dioda zener. Contoh jenis dioda
zener misalnya dioda zener 5V6 memiliki tegangan breakdown 5.6V, lalu dioda zener
3V9 berarti tegangan breakdown-nya sebesar 3.9V dan seterusnya. Karakteristik
tegangan breakdown dari dioda zener ini kemudian diaplikasikan pada berbagai
rangkaian misalnya stabiliser power supply dan rangkaian pembatas tegangan.
Dioda zener dikerjakan secara terbalik (reverse), tidak seperti dioda biasa yang
dikerjakan secara maju (forward). Jika dikerjakan seperti dioda biasa maka pada dioda
zener berlaku aturan dioda biasa yaitu tegangan maju sebesar 0.7V.
Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa dioda zener memiliki besar
tegangan breakdown tertentu dan bersifat tetap. Besarnya tegangan breakdown diukur
antara kaki katoda dan anoda, dalam hal ini katoda lebih positif dari anoda karena
dikerjakan secara terbalik (reverse). Jadi intinya adalah tegangan antara katoda dan
anoda selalu tetap.
Untuk menjelaskan dioda zener biasanya saya menggunakan dua rangkaian
dioda zener yaitu secara paralel (shunt) dan secara seri (series). Dengan melakukan
percobaan dari dua rangkaian ini semoga lebih mudah dipahami prinsip kerja dioda
zener. Untuk memudahkan pemahaman harus dipenuhi dulu syarat bahwa besarnya
tegangan input (Vin) harus lebih tinggi dari nilai tegangan dioda zener. Misalnya kita
gunakan dioda zener 5V6 maka besarnya tegangan input harus lebih tinggi, misal
sebesar 10V.
Pada rangkaian diatas, dioda zener dipasang secara paralel terhadap jalur masukan
tegangan DC. Besarnya tegangan output (Vout) pada rangkaian diatas adalah sebesar
tegangan dioda zener, misalnya digunakan dioda zener 5V6 maka tegangan outputnya
akan sebesar 5.6V. Kemudian untuk mengetahui kerja dioda zener, kita akan ubahubah nilai tegangan input misal kita naikkan jadi 12V atau kita turunkan jadi 8V. Jika
dioda zener berfungsi dengan baik maka besarnya tegangan output akan selalu tetap
sebesar 5.6V meskipun besarnya tegangan input berubah-ubah. Kesimpulannya besar
tegangan output pada rangkaian diatas sama dengan besar tegangan dioda zener.
Pada rangkaian diatas, dioda zener dipasang secara seri terhadap jalur masukan
tegangan DC. Besarnya tegangan output (Vout) pada rangkaian diatas adalah tegangan
input dikurangi tegangan dioda zener, misalnya digunakan dioda zener 5V6 dan
tegangan input 10V maka tegangan outputnya akan sebesar 4.4V.
Kemudian untuk mengetahui kerja dioda zener, kita akan ubah-ubah nilai
tegangan input misal kita naikkan jadi 12V atau kita turunkan jadi 8V. Jika dioda
zener berfungsi dengan baik maka besarnya tegangan output juga akan naik turun
selaras dengan tegangan input. hal ini terjadi karena besarnya tegangan pada dioda
zener selalu tetap. Kesimpulannya besar tegangan output pada rangkaian diatas sama
dengan besar tegangan input dikurangi tegangan dioda zener.
4. Langkah Percobaan
Buatlah (set) agar papan rangkaian yang tersedia membentuk rangkaian sebagai
berikut :
R1
+88.8
Amps
1966
+88.8
BAT1
D1
1V
Z6V8
Volts
5. Data Percobaan
a. Foward Bias
No. Vinput
1.
1,055
2.
2,04
3.
3,137
4.
4,09
5.
5,08
6.
6,03
7.
7,07
8.
8,03
Vz
1,314
2,426
3,32
4,45
5,31
6,196
6,92
7,47
Iz (mA)
0
0
0
0,08
0,2
0,49
0,91
1,89
9.
10.
9
10,07
7,5
7,58
3,35
4,82
Vz
-1,37
-1,83
-2,35
-2,614
-2,747
-2,912
-3,095
-3,237
-3,364
-3,458
-3,551
-3,675
-3,781
-3,852
-3,989
Iz (mA)
-0.12
-0,89
-2,15
-3,15
-4,69
-5,96
-7,57
-9,12
-10,71
-12,27
-13,63
-15,35
-17,124
-18,67
-20,31
Vz
7,58
7,5
7,47
6,92
6,196
5,31
4,45
3,32
2,426
1,314
-1,37
-1,83
-2,35
-2,614
-2,747
-2,912
-3,095
-3,237
-3,364
-3,458
-3,551
-3,675
-3,781
Iz (mA)
4,82
3,35
1,89
0,91
0,49
0,2
0,08
0
0
0
-0.12
-0,89
-2,15
-3,15
-4,69
-5,96
-7,57
-9,12
-10,71
-12,27
-13,63
-15,35
-17,124
b. Reverse Bias
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Vinput
1,08
2,075
3,025
4,06
5,02
6,05
7
8,05
9,08
10,06
11
12,05
13,07
14,06
15,06
6. Analisa Data
No.
10.
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Vinput
10,07
9
8,03
7,07
6,03
5,08
4,09
3,137
2,04
1,055
1,08
2,075
3,025
4,06
5,02
6,05
7
8,05
9,08
10,06
11
12,05
13,07
14.
15.
14,06
15,06
-3,852
-3,989
-18,67
-20,31
Iz (mA)
-5
-10
-15
-20
-4
-2
Vz (Volt)
7. Pembahasan
Pada percobaan ini akan dibahas mengenai karakteristik I-V dioda zener.
Dioda zener merupakan perangkat semikonduktor. Dioda zener memiliki
karakteristik yang mirip dengan dioda biasa hanya saja tegangan dadal dioda
zener pada saat reverse bias, lebih kecil dibanding dengan dioda biasa.
Dapat dibuktikan dalam grafik yang telah praktikan analisis, yaitu setelah melewati
tegangan breakdown pada saat reverse bias, arus semakin membesar, dan tegangan zener
hampir tidak betambah kembali meskipun ditambah tegangan input.
Iz (mA)
-5
-10
-15
-20
-4
-2
Vz (Volt)
Dari grafik reverse diatas, kurang baik karena masih ada tegangan yang membesar
pada saat reverse bias, harusnya praktikan menambahkan kembali data yang lebih banyak
agar teramati dengan jelas dimana tegangan breakdown mulai.
8. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas praktikan dapat menyimpulkan :
Dioda Zener bekerja hampir sama dengan dioda pada umumnya, akan tetapi
memiliki polaritas yang berkebalikan.
Tegangan dadal dioda zener pada saat reverse bias, lebih kecil dibanding
dengan dioda biasa. Yang telah dibuktikan dengan bertambahnya arus yang
semakin besar pada saat tegangan kecil (tegangan breakdown)