Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang berlandaskan hukum, begitu
juga dalam hal mengatur perlinduangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak. Tidak jarang kita menemukan kasus seorang ibu yang membunuh anaknya
dengan sengaja segera setelah melahirkan atau beberapa saat setelah melahirkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tindakan tersebut, antara lain yang paling
sering adalah tidak ingin diketahui telah melahirkan seorang anak kehamilan yang
tidak diinginkan, atau karena tidak dapat menahan tanggapan dari lingkungannya
apabila diketahui telah melahirkan seorang anak di luar pernikahan.1
Kasus tersebut masih menjadi masalah penting dalam ilmu kedokteran
forensik dan medikolegal karena statistika menunjukkan peningkatan yang
signifikan.
Dalam ilmu kedokteran forensik, infantisida merupakan pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang ibu dengan atau tanpa bantuan orang lain terhadap bayinya
pada saat dilahirkan atau beberapa saat sesudah dilahirkan, oleh karena takut
diketahui orang lain bahwa ia telah melahirkan anak. 1 Cara yang paling sering
digunakan dalam kasus infantisida adalah membuat keadaan asfiksia mekanik
yaitu melaluipembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan.Bentuk
kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan
tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun).2

Untuk mengetahui penyebab kematian perlu diperhatikan tanda-tanda mati


lemas yaitu sianosis, bintik-bintik perdarahan pada jaringan longgar, lebam mayat
yang lebih gelap dan luas, busa halus dari lubang hidung atau mulut, tanda
bendungan alat dalam, keadaan mulut sekitar yaitu lecet, memar, benda asing,
luka tusuk, sayat, keadaan leher dan sekitarnya yaitu luka lecet, jejas jeratan, atau
adanya tanda-tanda terendamyaitu telapak kaki keriput dan pucat, kulit berbintilbintil,dan benda asing ditrakea. Penyimpulan harusdilakukan secara hati hati
untuk

kasus

yang didugaterdapat trauma

lahir

yang

seringkali

mirip

dengankekerasan pada kepala.2


Adapun hukum yang melandasi perbuatan ini yakni Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) pasal 341, 342 dan 343, dimana tersangka akan dipenjara
paling lama tujuh tahun tanpa pembunuhan berencana (KUHP 341). Bila terdapat
pembunuhan berencana maka penjara paling lama sembilan tahun (KUHP 342)
dan apabila ada orang lain yang terlibat maka akan dikenakan pasal KUHP 343.3
Oleh karena itu, penulis ingin meninjau lebih dalam kasus infantisida dari
segi hukum infantisida, faktor-faktor yang dapat memicu infantisida, pemeriksaan
post mortem untuk mengidentifikasi kasus infantisida, dan upaya pencegahan
yang dapat dilakukan agar kasus infatisida tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai