TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen pembimbing :
Fakhrida Khairat, SKM.,M.Kes
NIP : 196609051987032001
Disusun Oleh :
Wiki Pratama
PO.71.33.0.15.3917
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas penyertaanNya sehinggah saya bisa menyelesaikan tugas makalah toksikologi lingkungan
yang berjudul Neurotoksin ini.
Dengan pembuatan makalah yang berjudul Neurotoksin ini pembaca
diharapkan dapat lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan Neurotoksin.
Pembaca juga diharapkan dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga.
Makalah ini dibuat semata-mata karena ingin menyelesaikan tugas sekaligus
memberikan contoh yang baik. Selain itu, makalah ini juga dijadikan sebagai
sarana untuk menambah wawasan bagi pembacanya.
Saya berharap makalah ini akan berguna bagi pembelajaran, khususnya pada
mata kuliah toksikologi. Dan saya sangat berterima kasih dan sangat senang
apabila makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam proses kegiatan
belajar-mengajar.
Saya tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen, teman-teman, dan atau
siapa saja. Saran dan kritikan yang diberikan akan saya terima dengan lapang
dada. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama
pada diri saya sendiri. Akhir kata , saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
2
2
3
4
6
1.1.
1.2.
Kesimpulan....................................................................................
Saran..............................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer.
Sedangkan hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin yang dibahas dalam
bagian sebelumnya langsung jangka panjang aktivitas tubuh, sistem saraf
mengirimkan impuls sangat cepat dengan gerakan langsung dan respon tubuh.
Pada interval yang umumnya dari sedikit kurang dari 1 detik, urutan saraf
impuls mengarahkan hati untuk mengalahkan dari sebelum lahir sampai mati,
24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu. Jika hanya beberapa impuls ini
gagal, kehidupan berakhir .
Sistem saraf adalah toksikologi penting karena kerusakan potensial dari
neurotoksin yang menyerang itu . Di luar itu , banyak dari apa yang diketahui
tentang sistem saraf telah hasilnya dari paparan neurotoksin diketahui selektif
menyerang jenis tertentu dari sel atau menghambat tertentu proses dalam
system. 11 saraf Pada manusia dan hewan lain yang lebih maju , sebagian besar
sel-sel saraf yang terletak di otak dan disumsum tulang belakang, yang
bersama-sama membentuk sistem saraf pusat Otak bertindak untuk proses
dan mengintegrasikan informasi. Hal ini terdiri dari beberapa bagian, yang "
berpikir " bagian yang terdiri dari dua belahan di bagian atas dan depan otak ,
yang disebut otak besar. Ini bagian dari otak ditutupi dengan lapisan tipis
materi abu-abu disebut korteks serebral .
Neurotoksin selektif dapat menyerang neuron atau bahkan jenis tertentu
neuron . Hal ini dapat menyebabkan cedera pada neuron . Dalam kasus yang
parah , sel-sel neuron yang mati , yang menyebabkan hilangnya ireversibel dari
neuron dan terkait dentrites , akson , dan isolasi mielin selubung di sekitar
akson . Pengaruh neurotoksin dapat diwujudkan dalam berbagai cara , dibagi
secara luas menjadi dua Kategori : encephelopathy dan neuropati perifer .
Encephelopathy mengacu pada gangguan otak ,banyak yang mungkin
disebabkan oleh neurotoksin . Ini mungkin memerlukan edema serebral
( akumulasi cairan di otak ) , degenerasi dan hilangnya neuron otak , dan
nekrosis korteks serebral .Gejala dari encephelopathy termasuk kehilangan
koordinasi ( ataxia ) , kejang , kejang , cerebral palsy ( parsial kelumpuhan dan
tremor ) , dan koma . Neurotoksin dapat menyebabkan gejala penyakit
Parkinson , yang termasuk kekakuan , modus menyeret berjalan , dan tremor
tangan dan jari-jari . psikologis gejala, seperti rasa malu , kemarahan yang
tidak terkendali , dan kecemasan yang ekstrim , mungkin gejala kerusakan oleh
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.
Pengertia Neurotoksin
Neurotoksin adalah zat yang beracun atau merusak jaringan saraf.
neurotoksin adalah kelas yang luas dari eksogen kimia neurologis penghinaan
yang dapat mempengaruhi fungsi di kedua berkembang dan matang jaringan
saraf. Istilah ini dapat juga digunakan untuk mengklasifikasikan endogen
senyawa, yang, ketika normal kontak, dapat membuktikan neurologis beracun.
Meskipun neurotoksin sering neurologis merusak, kemampuan mereka untuk
secara khusus menargetkan komponen saraf penting dalam studi sistem saraf.
contoh umum neurotoksin termasuk memimpin , etanol (minum alkohol),
Mangan glutamat , oksida nitrat (NO), botulinum toxin (misalnya Botox),
toksin tetanus ,dan tetrodotoxin . Beberapa zat seperti oksida nitrat dan
glutamat sebenarnya penting untuk fungsi yang tepat dari tubuh dan hanya
memberi efek neurotoksik pada konsentrasi yang berlebihan.
Neurotoksin menghambat neuron kontrol atas ion konsentrasi melintasi sel
membran, atau komunikasi antara neuron di seluruh sinaps . Daerah patologi
dari paparan racun saraf sering kali berisi neuron excitotoxicity atau apoptosis
tapi bisa juga termasuk sel glial kerusakan. manifestasi makroskopik dari
paparan racun saraf dapat mencakup luas sistem saraf pusat kerusakan seperti
cacat intelektual , gigih memori gangguan, epilepsi , dan demensia. Selain itu,
neurotoxin yang dimediasi sistem saraf perifer kerusakan seperti neuropati atau
miopati adalah umum. Dukungan telah ditunjukkan untuk sejumlah perawatan
yang bertujuan untuk menghaluskan cedera neurotoxin-dimediasi, seperti
antioksidan dan antitoksin administrasi.
Paparan neurotoksin dalam masyarakat bukanlah hal yang baru, seperti
peradaban telah terkena senyawa neurologis destruktif selama ribuan tahun.
Salah satu contoh penting adalah kemungkinan paparan timbal yang signifikan
selama Kekaisaran Romawi yang dihasilkan dari pengembangan yang luas
jaringan pipa dan kebiasaan mendidih cuka anggur di panci memimpin untuk
mempermanis itu, proses menghasilkan lead acetate, yang dikenal sebagai
"gula timbal". pada bagian, neurotoksin telah menjadi bagian dari manusia
sejarah karena sifat rapuh dan rentan dari sistem saraf, sehingga sangat rentan
terhadap gangguan.
Jaringan saraf yang ditemukan di otak , sumsum tulang belakang , dan
pinggiran terdiri sistem biologi sangat kompleks yang sebagian besar
mendefinisikan banyak ciri-ciri yang unik dari individu. Seperti halnya sistem
yang sangat kompleks, namun, bahkan gangguan kecil untuk lingkungannya
Sumber Neurotoksin
1. Ular
Ular adalah salah satu binatang reptilia yang tersebar luas di seluruh
benua baik spesies yang berbisa ( berbahaya ) maupun spesies yang tidak
berbisa ( tidak berbahaya ). Ular yang berbisa menghasilkan bisa untuk
melemahkan musuh atau mangsanya serta sebagai alat untuk
mempertahankan diri. Racun / bisa ular akan di injeksikan pada tubuh
mangsanya melalui gigitan bila merasa terancam , ketakutan atau merasa
terusik atau jika ular ingin melumpuhkan mangsanya.
Bisa ular merupakan hasil sekresi kelenjar mulut khusus yang
menyerupai kelenjar saliva pada hewan vertebrata, hal ini bisa dikatakan
bisa ular merupakan modifikasi dari saliva ini. Setiap spesies ular
menghasilkan komponen dan kandungan bahan toksik atau non toksi k yang
berbeda beda. Tetapi jika ular tersebut memiliki kekerabatan maka
komponen penyusun bisanya akan mirip. Umumnya setiap jenis ular berbisa
mengandung hemoragin, kardiotoksin, dan neurotoksin dengan kadar yang
berbeda beda.
Jenis jenis ular berbisa:
Berdasarkan morfologi gigi taringnya, ular dapat diklasifikasikan ke dalam
4 familli utama yaitu:
Famili Elapidae misalnya ular weling, ular welang, ular sendok, ular
anang dan ular cabai
Familli Crotalidae/ Viperidae, misalnya ular tanah, ular hijau dan ular
bandotan puspo
Familli Hydrophidae, misalnya ular laut
Familli Colubridae, misalnya ular pohon
2. Kalajengking
1.4.
1.5.
Cara Penanggulangan
Tindakan yang harus dilakukan:
1. Jangan Panik
Tidak semua gigitan ular mengandung bisa yang berbahaya, bahkan meski
yang menggigit adalah spesies ular berbisa. Contohnya tidak semua gigitan ular
derik mengeluarkan bisa, hanya 20-30 persen saja gigitan ular derik yang
berbahaya. Begitu juga dengan ular karang hanya 50 persen saja gigitan yang
mengeluarkan bisa. Karena itu sangat penting untuk bisa memastikan jenis ularnya.
Jika ada bekas taring, maka dipastikan yang menggigit adalah ular berbisa sehingga
korbannya harus segera mendapat pertolongan pertama secepatnya. Selain ada
bekas taring, ciri lain dari gigitan ular berbisa adalah munculnya rasa nyeri disertai
perubahan warna pada lokasi gigitan dalam beberapa saat usai digigit. Dalam 10-15
menit, gejala lain yang menyertai adalah mual-muntah, pusing, gelisah dan kadangkadang sesak napas
Kadang-kadang, bisa ularnya sendiri tidak membawa kematian, tetapi
korban meninggal akibat infeksi berat karena pertolongan pertama yang salah.
2. Kurangi Gerak
Setiap gerakan yang tidak perlu hanya akan menyebabkan bisa ular
menyebar lebih luas melalui peredaran darah. Usahakan untuk tetap diam, sebisa
mungkin gunakan alat transportasi dan jangan berjalan kaki untuk mencapai lokasi
yang menyediakan pertolongan pertama.
3. Cuci Bekas Gigitan
Jika tersedia, gunakan sabun dan air matang untuk membersihkan luka
sesegera mungkin.
4. Cuci Mata Jika Kena Semburan Bisa
Beberapa spesies ular kobra yang hidup di Asia dan Afrika mampu
menyemburkan bisa mematikan tanpa harus menggigit korbannya. Jika semburan
ini mengenai mata atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci dengan air bersih.
5. Ikat Daerah Sekitar Luka (tidak dianjurkan untuk gigitan ular derik)
Balut luka dengan kain. Ikat bagian tubuh di atas luka dengan kain atau tali,
tetapi jangan terlalu kuat. Ikatan yang terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah
terhambat dan akibatnya dapat menyebabakan nekrosis (kematian) jaringan.
Namun untuk gigitan ular derik yang racun atau bisanya sangat kuat, risiko
kerusakan jaringan pada lokasi gigitan justru akan meningkat ketika diikat.
6. Bawa ke Dokter Scepat Mungkin
Serum antibisa ular bisa didapatkan di Puskesmas atau tempat praktik dokter
terdekat. Jika dalam perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam posisi
duduk atau berbaring untuk memastikan muntahannya tidak menyumbat saluran
napas. Meski sebagian besar racun ular beraksi lambat, sebaiknya jangan ditunda
karena beberapa orang punya alergi racun ular yang membuatnya makin rentan
terhadap kemungkinan terburuk.
Hindari:
1. Cross Section/membuat sayatan di sekitar luka. Hal ini justru dapat meningkatkan
kemungkinan infeksi dan tidak mengurangi racun dalam tubuh.
2. Mengompres dengan batu es. Suhu dingin tidak membuat bisa ular menjadi nonaktif dan justru dapat menyebabkan kerusakan jaringan akibat dingin.
3. Menyedot bekas luka, karena tidak terbukti selalu membantu dan cara yang salah
justru membahayakan.
4. Menyiram luka dengan alkohol. Alkohol dapat menghilangkan nyeri, tetapi dapat
juga melebarkan pembuluh darah sehingga akan meningkatkan penyerapan racun.
Catatan : Makan empedu ular juga tidak akan berpengaruh terhadap efek gigitan
ular)maka dari itu gigitan ular hanya akan sembuh bila penangananya benar dan
tepat waktu.
5. Menurut Lembaga Studi Ular SIOUX di acara nuansa ular 2008 (12/1/2008) bisa
ular bila dihisap bisa merusak gigi dan sangat tidak dianjurkan, untuk
mengeluarkan bisa dianjurkan untuk menoreh luka dan memeras darah untuk
keluar.Snake Hunter Club Indonesia (SHCI) Alamat di gedung Manggala Wana
Bakti Blok 7 Lt 2 dg Bapak Ajie disana akan mendapat pertolongan pengobatan
secara gratis.
Alangkah baiknya gunakan air hangat yg dicampur dng garam. krn pd dasarnya
bisa adl asam, maka utk dkt menetralkan air garam yg bersifat basa. utk menyedot dpt
juga gunakan potongan batang pisang yg br tumbuh. krn sifatnya mmg kuat menyerap
zat cair. sehingga gigi & saluran pencernaan kt aman dari bisa.
Prinsipnya segera keluarkan darah yang terkena racun tinggi untu keluar dari
tubuh. racun cobra akan membeku kan darah. begitu juga ular tanah dan king cobra.
sesaat setelah tergigit, darah di luka gigitan akan membeku. untuk mencairkan darah
beku itu, kita harus kompres luka dengan air hangat panas sembari menekan kearah
luar luka. nah, biar darah dan racun lebih lancar keluar tubuh sebaiknya luak di perluas
dengan sedikit merobek daerah luka gigitan. sobekan bukan melintang, sehingga
upayakan tidak memotong urat/otot atau pembuluh darah lain.Untuk menghisap racun
ada namanya sawyer ectraction, hisap mulut tidak recomended, krn lapisan bukal yang
tipis and oral personal hygiene yang jelek.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Neurotoksin adalah zat yang mengganggu aktivitas sistem saraf, sehingga
mencegah mereka dari berfungsi dengan baik.
Sumber neurotoksin yaitu: umumnya banyak berasal dari hewan-hewan
seperti, Ular, laba-laba, ubur-ubur dan sebagainya.
Proses masuknya racun kedalam tubuh umumnya terjadi karena gigitan atau
sengatan hewan yang mengandung racun neurotoksin dan membuat sistem
syaraf korban terganggu.
Neurotoksin dapat membahayakan
kesehatan
manusia,karena
dapat
mengganggu sistem syaraf dan otak bekerja dan bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Untuk menghindari dari gigitan ular kita hanya perlu diam dan tidak perlu
panik. Jika sudah terkena gigitan ular segeralah ke dokter untuk mencegah hal
yang lebih buruk terjadi.
B. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita
semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara,
misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak asap,
tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan
industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA