Anda di halaman 1dari 3

LO 3 : The Regulatory Framework for Financial Reporting

Terdapat beberapa pihak yang aktif berperan dalam pelaporan keuangan, yaitu para pembuat
laporan keuangan (direktur perusahaan, eksekutif, dan manajer) dan auditor eksternal
perusahaan serta para pembuat peraturan. Aktivitas pihak-pihak tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan tempat laporan keuangan dihasilkan, seperti hukum, ekonomi, politik, dan social.
Beberapa fitur lingkungan yang spesifik menghasilkan suatu kerangka regulasi untuk
pelaporan keuangan. Beberapa elemen yang terdapat dalam kerangka regulasi tersebut
adalah:
1. Statutory Requirements
Partisipan utama dalam memproduksi laporan keuangan adalah direktur perusahaan
(beserta para eksekutif dan manajer) dan auditor independen. Dalam beberapa negara,
hukum mewajibkan direktur untuk menyediakan laporan keuangan yang diaudit. Dengan
demikian, motivasi utama bagi direktur dan auditor adalah memenuhi persyaratan hukum
tersebut. Di lain sisi, peraturan perusahaan mungkin akan mewajibkan persyaratan dasar
yang berkaitan dengan laporan mana yang harus disiapkan, frekuensi penyiapan, dan
informasi apa yang harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
2. Corporate Governance
Kebanyakan praktik tata kelola perusahaan mengacu pada struktur, proses dan institusi di
dalam dan di sekitar organisasi yang membagi kekuasaan dan kontrol sumber daya di
antara para partisipan. Pedoman tata kelola perusahaan dapat menjadi rekomendasi
praktik yang baik bagi direktur dalam mengadopsi mekanisme perusahaan yang tepat dan
sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan.
3. Auditors and Oversight
Di banyak negara, auditor memiliki peran penting dalam menjamin kualitas informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Kualifikasi tertentu, pengalaman,
serta memiliki izin untuk melakukan audit merupakan persyaratan dasar yang dibutuhkan
seorang auditor. Selain itu, auditor harus memiliki komitmen terhadap kode etik dan harus
rela menanggung sanksi apabila melanggar peraturan. Kebanyakan bentuk dari peraturan
tersebut adalah self-imposed karena seorang profesional setuju mengikuti keseluruhan
peraturan untuk menjaga keistimewaan posisi dan melindungi hak mereka untuk
melakukan praktik sebagai seorang profesional.
4. Independent Inforcement Bodies
Merupakan bagian dari keseluruhan sistem dalam melaksanakan persyaratan pelaporan
keuangan yang berperan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan tentang pelaporan
keuangan, sebagaimana yang terdapat dalam hukum dan standar akuntansi. Badan

pelaksana independen merupakan perpanjangan dari pengajuan pengawasan yang


merupakan bagian dasar dalam kerangka regulasi. Pendirian badan pelaksana independen
berkaitan dengan adopsi IFRS tahun 2005.
LO 4 : The Institutional Structure for Setting Accounting and Auditing Standards
Background
Perkembangan awal standar akuntansi dimulai ketika dibentuknya International Accounting
Standards Committee (IASC) di London pada tahun 1973. Komite ini berisikan perwakilan
dari badan akuntansi profesional dari sembilan negara. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan standar akuntansi sektor swasta yang cocok untuk digunakan di negaranegara seluruh dunia. Sebelum tahun 2005, International Accounting Standards (IAS)
berpengaruh di banyak negara. Papua New Guinea dan Indonesia mengadopsi IAS karena
negara-negara tersebut belum memiliki struktur pembuat standar nasional. IAS juga
digunakan dibeberapa negara seperti Singapura, Hongkong, Switzerland, dan Jerman untuk
menyediakan informasi tambahan kepada paserta pasar modal dalam bentuk yang lebih
transparan dan dapat dibandingkan (comparable).
IASC dibentuk oleh negara-negara yang memiliki praktik dan pendekatan standar akuntansi yang
berbeda.

Selama akhir tahun 1980-an, IASC mulai mengerjakan Improvement Project untuk

meningkatkan kualitas IAS dan menghilangkan banyak perlakuan opsional.

Pada tahun 2001, IASC direstrukturisasi karena dianggap tidak independen, sehingga
dibentuk International Accounting Standards Board (IASB). IASB merupakan badan
pembuat standar yang independen dan strukturnya berdasarkan Financial Accounting
Standards Board (FASB) yang memiliki kewajiban untuk terus memperbaharui IAS yang
sudah ada dan membuat International Financial Reporting Standards (IFRS).
Aktivitas IASB menjadi semakin penting, terutama dimulai sejak tahun 2002 dengan adanya
keputusan European Commission (EC) untuk mengadopsi standar IASB pada tahun 2005. EC
mengumumkan kepada seluruh perusahaan yang terdaftar dalam negara-negara anggota Uni
Eropa untuk menyiapkan consolidated accounts berdasarkan standar IASB. Tujuan keputusan
ini adalah menciptakan sebuah pasar modal terpadu di Eropa. Sejumlah aktivitas yang
dilakukan oleh IASB dan negara-negara Uni Eropa terkait putusan untuk mengadopsi standar
tersebut antara lain:
1. IASB perlu untuk membuat standar yang stabil dengan tenggat waktu 1 Maret 2004
untuk kemudian ditinjau ulang oleh Accounting Regulatory Committee (ARC) milik EC

2. Setiap negara anggota EU harus menyiapkan diri untuk mengadopsi standar internasional
dengan mempertimbangkan bagaimana pelaporan menurut IFRS akan diintegrasikan
dengan standar pelaporan keuangan nasional masing-masing Negara.
3. Profesi akuntan (meliputi auditor eksternal dan akuntan publik) harus bersiap
menghadapi adopsi dan penggunaan IFRS.
The IASB and FASB Convergen Program
Pada tahun 2002, dibentuk program konvergensi IASB/FASB yang dinamakan dinamakan
Norwalk Agreement. Program konvergensi tersebut mengharuskan FASB dan IASB untuk
mengidentifikasi perbedaan antara masing-masing standar, untuk meninjau solusi yang
tersedia dan untuk mengadopsi perlakuan yang lebih baik. Dalam praktiknya, proses
konvergensi ini sangat rumit. Beberapa perbedaan muncul karena terdapat perbedaanperbedaan mendasar antara kedua standar. US GAAP dikenal sebagai standar yang
berdasarkan aturan (rule-based standards), sedangkan IAS merupakan standar yang
berdasarkan prinsip (principle-based standards).
Accounting Standards for The Public Sector
IASB menetapkan standar untuk sektor swasta. Standar yang berbeda mungkin saja
diterapkan di sektor pemerintahan karena organisasi pemerintahan memiliki tujuan dan
stakeholder yang berbeda dengan perusahaan swasta. Setiap negara harus menentukan sejauh
mana standar IASB dapat digunakan oleh entitas sektor publik. Di Indonesia, standar
akuntansi yang digunakan oleh sektor publik adalah Standar Akuntansi Pemerintah.
International Auditing Standards
Menurut sejarahnya, audit bersifat self-regulated, artinya tidak ada standar internasional yang
baku untuk digunakan. Pada abad ke-19, Companies Act terjadi di Inggris dan mengharuskan
audit dilakukan. Di Amerika Serikat, American Institute of Accountants menetapkan standar
audit untuk pertama kalinya pada tahun 1939. Sejak terjadinya kasus Enron dan Worldcom,
dibuatlah sebuah aturan yang disebut Sarbanes-Oxley Act (2002). Sejak saat itu, peninjauan
kepada kantor audit di Amerika Serikat dilakukan oleh badan pemerintah yang disebut Public
Company Accounting and Oversight Board (PCAOB).
International Standards on Audit (ISA) dikembangkan oleh International Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB). IAASB beroperasi di bawah International Federation
of Accountant (IFAC). IFAC kemudian membentuk Public Interest Oversight Board (PIOB)
pada tahun 2005 dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan pada standar yang
diterbitkan oleh IAASB dan IFAC.

Anda mungkin juga menyukai