Di susun oleh :
Koni Luhur Dien Setyawan
5201413055
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt Yang Maha Kuasa
karena kita masih diberikan kesehatan dan umur panjang, serta shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dengan
Rahmat dan karuniaNya maka penulis telah mendapat kekuatan untuk dapat
menyelesaikan laporan praktik pengelasan.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis telah berusaha sedapat mungkin
agar mendapat hasil yang baik, dengan menggunakan sumber literatur dan
pengetahuan yang penulis peroleh selama kuliah.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rusiyanto selaku pembimbing praktikum, dan tak lupa pula penulis
ucapkan kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, dan kepada
teman-teman seperjuangan yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun pada masa yang akan datang.
Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun para pembaca pada umumnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
1. Pendahaluan
1.1 Latar Belakang
Pengelasan merupakan bagian yang penting dalam suatu proses industri,
dan kebutuhan akan pengelasan sangat tinggi oleh karena itu teknologi pengelasan
semakin lama semakin berkembang. Penggunaan teknologi las biasanya dipakai
dalam bidang konstruksi, otomotif, perkapalan, pesawat terbang, dan bidang
lainnya. Dalam proses pengelasan terdapat berbagai permasalahan yang terjadi,
karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan. Berbagai hal harus
diperhitungkan sebelum melakukan pengelasan, untuk mendapatkan hasil
pengelasan yang baik seperti sifat mekanik,sifat fisik, komposisi, dan dimensi.
Menentukan prosedur pengelasan yang benar adalah langkah yang harus
dilakukan agar hasil yang didapatkan akan optimal dan mencegah terjadinya
cacat. Pengelasan SMAW dan OAW adalah pengelasan yang biasa digunakan
untuk wirausaha dan menjadi teknik dsar dari teori pengelasan. Pengelasan OAW
menggunakan campuran dua buah gas yaitu oksigen da asetilen yang dapat
mencairkan logam yang akan dilas dan pengelasan SMAW adalah proses
pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik atau elektroda yang dibungkus
oleh fluks untuk mengelas logam yang akan dilas.
2. Tinjauan Pustaka
A. Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan
las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen. Ada dua
macam mesin las, yaitu mesin las DC (direct current - mesin las arus searah) dan
mesin las AC (alternating current - mesin las arus bolak-balik). Disini mesin yang
akan dipergunakan adalah mesin las AC. Mesin las listrik dapat mengalirkan arus
listrik yang cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman yaitu kurang dari 45
volt, jadi tidak terlalu berpengarung besar/fatal jika kita tersetrum.
1.
a.
Pada praktikum ini arus yang digunakan adalah arus AC. Pesawat arus bolakbalik pada dasarnya merupakan suatu transformator step-down yang dapat
mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt)
menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk
pekerjaan mengelas.
b. Pemegang elektroda
Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Alat ini
harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah panas, ringan, dan isolator cukup
aman bagi sipemakai.
c. Penjepit masa
Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa).
Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau
dapat juga dijepitkan pada meja kerja (meja besi). Kontak dengan masa ini
harus baik agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang
tidak baik akan menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk
menghasilkan bunga api yang sesuai.
d. Topeng las
Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenisjenis sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan
alat pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada
helm/topeng muka.
e. Elektroda
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi
ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk
penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan
paduan tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja
nikel mangan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan
miring 700-800 untuk menghasilkan alur lasan yang baik.
B. Las oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas
perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup
mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan
dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah
alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan
menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas
asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit
digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang
terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
b.
Generator asetilin
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur
C2H2 + Ca
adalah ruang karbit dan dapur gas, ruang air, ruang gas asetilin, kunci air,
alat pmbersih gas, alat pengaman bila kelebihan gas.
c. . Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan
kerja yang tetap besarnya. Pada regulator terdapat dua manometer yaitu
manometer tekanan isi dan manometer tekanan kerja. Yang dimaksud
tekanan isi adalah tekanan gas yang berada dalam tabung. Sedangkan yang
dimaksud tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu
melakukan pekerjaan las.
d. Pembakar (torch)
Fungsi pembakar pada las asetilin adalah untuk mencampur
oksigen dan gas asetilin yang jumlah isinya hampir sama. Pada pembakar
dapat dipasang berbagai ukuran ujung pembakar, untuk memperoleh
nyalah api yang sesuai dengan tebal benda kerja yang akan di las atau
dipotong. Pembakar berhubungan dengan dua selang yaitu selang untuk
gas asetilin dan selang untuk gas oksigen. Ruang pencampur dan keran
pengisi berfungsi untuk mengatur banyaknya oksigen dan asetilin yang
digunakan. Dikenal dua jenis pembakar yaitu pembakar tekanan rendah
dan pembakar tekanan rata.
e.
Selang Las
Selang berfungsi untuk menyalurkan gas dari tabung gas atau
regulator ke pembakar. Selang ini harus tahan tekanan tinggi tetapi lemas
atau tidak kaku. Selang gas biasanya berwarna hitam atau hijau. Pada
ujung-ujung selang terdapat pula mur pengatur dengan ulir kiri. Fungsi
mur pengatur pada kedua selang tersebut adalah untuk mengikat regulator
dan mengikat pembakar.
Pakaian kerja
Pakaian kerja harus dapat melindungi badan kita dari percikan logam
j.
Kawat las
Kawat las digunakan untuk bahan pengisi untuk menambah kekuatan
las. Jenis bahan kawat yang dipkai harus sesuai dengan logam yang akan
dilas.
2. Nyala Api las
Ada tiga nyala api las asetilin yaitu nyala api netral, nyala api karburasi
dan nyala api oksidasi.Ketiganya berbeda satu dengan yang lainnya karena
berbeda perbandu\ingan banyaknya gas asetilin dan oksigen.
3. Permasalahan
3.1 Penyalaan Las Busur Listrik
Dalam penyalaan las busur listrik hal yang tersulit pada saat pertama kali
penyalaan, karena sulit untuk mengendalikan tangan dan tidak mengetahui berapa
amper yang pas untuk melakukan pengelasan sehinga elektroda tersebut akan
sering menempel.
3.2 Pengelasan Garis Lurus
Dalam pengelasan garis lurus ini hal tersulit selain pada saat penyalaan
biasanya juga saat mempertahankan nyala las dan jarak elektroda terhadap benda
kerja, karena benda kerja ini ketebalannya kurang lebih 2 mm, pada saat mengelas
biasanya terlalu tinggi dan sudut yang tidak pas sehingga mengakibatkan benda
kerja terlalu panas dan berlubang.
3.3 Pengelasan Penyambungan
Untuk pengelasan penyambungan ini biasaya lupa untuk mengelas titik
pada setiap ujung penyambungan sehingga hasil lasnya agak miring dan bengkok
karena pemuaian.
3.4 Pengelasan Sudut Luar dan Dalam
Untuk model pengelasan ini sangatlah sulit karena sudut dan pencairan
sangat menentukan dalam hasil pengelasan, untuk sudut dalam kita harus dapat
melihat pencairannya agar dpat tertutup semperna, kemudian untuk pengelasan
sudut luar hasil lasnya tidak merata.
3.5 Penyalaan Las Asetilin
Dalam penyalaan las asetilin kesulitan yang biasa temui adalah tidak bisa
menentukan ciri nyala api karburasi,netral dan oksidasi sehingga perlu terbiasa
dalam menentukan nyala api las asetilin.
3.6 Pengelasan Pencairan tanpa Bahan Tambah dan Menggunakan Bahan Tambah
Untuk pencairan tanpa bahan tambah kesulitan yang biasa temuia adalah
bagaimana ciri-ciri benda kerja yang sudah mencair apa belum. Dan untuk
pengelasan yang menggunakan bahan tambah kesulitan yang biasa di temui
adalah kapan waktu yang tepat untuk memberikan bahan tambahnya yaitu kawat
sehingga hasil lasnya akan tidak rapi dan rata.
3.7 Pengelasan Penyambungan tanpa Bahan Tambah dan Menggunakan Bahan
Tambah
Dalam pengelasan penyambungan tanpa bahan tambah dan menggunakan
bahan tambah kesulitanya sama seperti pengelasan pencairan tanpa bahan tanbah
dan menggunakan bahan tambah namun bedanya biasanya lupa untuk mengelas
titik pada setiap ujung penyambungan sehingga bentuk penyambungan menjadi
miring.
3.8 Pengelasan Sudut Luar dan Dalam
Dalam pengelasan sudut luar dan dalam kesulitan yang biasa ditemui
adalah pada saat pemberian bahan tambah karena ketahanan tangan perlu
diperhatikan dan dapat melihat pencairan bahan tambah dengan benda kerja.
4. Tujuan
1. Menambah pengetahun mengenai teknik pengelasan.
2. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat proses pengelasan.
3. Dapat menambah keahlian dalam mengelas.
5. Manfaat
1. Memperoleh kesempatan untuk melatih keahlian dan menguasai teknik
pengelasan.
2. Melatih kedisiplinan dalam ruang lingkup bengkel las.
3. Memperoleh kesempatan untuk mengoperasikan mesin las.
memerah.
Setelah memerah lakukan proses pengelasan pada benda kerja
kerja.
Langkah pertama yaitu las setiap ujung penyambungan, ini
bertujuan agar tidak bergerak saat di las dan tidak terjadi pemuaian
saat proses las yang akan membuat benda kerja menjadi bengkok.
benda las yang dibagi menjadi dua tersebut disambung kembali dengan
cara dilas,untuk lebih jelasnya langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
Mempersiapkan alat dan bahan.
Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem
kerja.
Langkah pertama yaitu las setiap ujung penyambungan, ini
bertujuan agar tidak bergerak saat di las dan tidak terjadi pemuaian
saat proses las yang akan membuat benda kerja menjadi bengkok.
Dalam proses penyambungan sudut dan waktu pendorongan sangat
diperhatikan karena apabila sudut dan ketepatan waktu pendorongan tidak
tepat maka bisa mengakibatkan berlubang sehingga amper juga harus kita
atur.
oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender
oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender
pelan-pelan.
Kemudian dilanjutkan dengan bahan tambah sama seperti
mengelas tanpa bahan tambah benda kerja terlebih dahulu
oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender
oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender
oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender
oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender
7. Kesimpulan
Untuk las SMAW dan OAW proses pengelasannya sama-sama
mencairkan benda kerja tetapi bedanya jika las SMAW bahan
pengelasannya menggunakan pencampuran antara dua gas yaitu gas
asetilin dan gas oksigen tapi apabila las SMAW menggunakan arus listrik
untuk menghasilkan panas yang akan mencairkan busur.Dalam peralatan
kelengkapan kedua pengelasan tersebut, untuk OAW ada torch atau
brander yang digunakan untuk mencampur kedua gas dan untuk SMAW
yaitu ada klem positif dan negatif.
8. Daftar Pustaka
-