Anda di halaman 1dari 25

Laporan Pratikum Pengelasan

Di susun oleh :
Koni Luhur Dien Setyawan
5201413055

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt Yang Maha Kuasa
karena kita masih diberikan kesehatan dan umur panjang, serta shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dengan
Rahmat dan karuniaNya maka penulis telah mendapat kekuatan untuk dapat
menyelesaikan laporan praktik pengelasan.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis telah berusaha sedapat mungkin
agar mendapat hasil yang baik, dengan menggunakan sumber literatur dan
pengetahuan yang penulis peroleh selama kuliah.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rusiyanto selaku pembimbing praktikum, dan tak lupa pula penulis
ucapkan kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, dan kepada
teman-teman seperjuangan yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun pada masa yang akan datang.
Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun para pembaca pada umumnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

1. Pendahaluan
1.1 Latar Belakang
Pengelasan merupakan bagian yang penting dalam suatu proses industri,
dan kebutuhan akan pengelasan sangat tinggi oleh karena itu teknologi pengelasan
semakin lama semakin berkembang. Penggunaan teknologi las biasanya dipakai
dalam bidang konstruksi, otomotif, perkapalan, pesawat terbang, dan bidang
lainnya. Dalam proses pengelasan terdapat berbagai permasalahan yang terjadi,
karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan. Berbagai hal harus
diperhitungkan sebelum melakukan pengelasan, untuk mendapatkan hasil
pengelasan yang baik seperti sifat mekanik,sifat fisik, komposisi, dan dimensi.
Menentukan prosedur pengelasan yang benar adalah langkah yang harus
dilakukan agar hasil yang didapatkan akan optimal dan mencegah terjadinya
cacat. Pengelasan SMAW dan OAW adalah pengelasan yang biasa digunakan
untuk wirausaha dan menjadi teknik dsar dari teori pengelasan. Pengelasan OAW
menggunakan campuran dua buah gas yaitu oksigen da asetilen yang dapat
mencairkan logam yang akan dilas dan pengelasan SMAW adalah proses
pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik atau elektroda yang dibungkus
oleh fluks untuk mengelas logam yang akan dilas.

2. Tinjauan Pustaka
A. Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan
las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen. Ada dua
macam mesin las, yaitu mesin las DC (direct current - mesin las arus searah) dan
mesin las AC (alternating current - mesin las arus bolak-balik). Disini mesin yang
akan dipergunakan adalah mesin las AC. Mesin las listrik dapat mengalirkan arus
listrik yang cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman yaitu kurang dari 45
volt, jadi tidak terlalu berpengarung besar/fatal jika kita tersetrum.
1.
a.

Perlengkapan las yang terutama untuk melakukan pengerjaan pengelasan


adalah sebagai berikut :
Pembangkit listrik

Pada praktikum ini arus yang digunakan adalah arus AC. Pesawat arus bolakbalik pada dasarnya merupakan suatu transformator step-down yang dapat
mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt)
menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk
pekerjaan mengelas.
b. Pemegang elektroda
Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Alat ini
harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah panas, ringan, dan isolator cukup
aman bagi sipemakai.
c. Penjepit masa
Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa).
Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau
dapat juga dijepitkan pada meja kerja (meja besi). Kontak dengan masa ini
harus baik agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang

tidak baik akan menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk
menghasilkan bunga api yang sesuai.

d. Topeng las
Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenisjenis sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan
alat pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada
helm/topeng muka.
e. Elektroda
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi
ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk
penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan
paduan tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja
nikel mangan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan
miring 700-800 untuk menghasilkan alur lasan yang baik.
B. Las oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas
perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup
mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan
dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah
alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan
menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas
asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit
digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang
terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)

Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan


campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di tambah maka akan
dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari pada suhu lebur baja atau

metal lainnya, sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan logam


tersebut yang cukup tebal.
Pemakaian jenis las ini misalnya untuk keperluan pengelasan produksi, kerja
lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja
karbon, terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding
tipis. Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan
las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.
1. Adapun alat-alat utama las asetilin adalah sebagai berikut :
a. Tabung gas asetilin dan tabung gas oksigen.
Tabung gas asetilin terbuat dari baja yang berisi gas asetilin yang
telah dimanfatkan dengan volume 40 liter Dan tekanan hingga 15 bar.
Tabung oksigen juga terbuat dari baja yang berisi gas oksigen yang telah
dimanfatkan dengan tekanan gas sampai 151 bar. Di atas tabung oksigen
dipasang sebuah keran yang dilengkapi dengan sumbat pengaman. Bila
tekanan gas dalam tabung naik karena pengaruh panas, maka sumbat akan
pecah dan gas kelebihan akan keluar. Gas oksigen yang dapat diisikan
pada tabung tersebut sebanyak 74,5 m3 dengan kadar gas oksigen murni
99,5 %.
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak
boleh melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung
asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton,
kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu
menahantekanan sampai 1,7 MPa

b.

Generator asetilin
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur

karbit di tambah air dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O

C2H2 + Ca

(OH) + kalor. Pencampuran ini dilakukan dalam sebuah tabung yang


disebut generator asetilin. Bagian-bagian utama dari generator asetilin

adalah ruang karbit dan dapur gas, ruang air, ruang gas asetilin, kunci air,
alat pmbersih gas, alat pengaman bila kelebihan gas.
c. . Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan
kerja yang tetap besarnya. Pada regulator terdapat dua manometer yaitu
manometer tekanan isi dan manometer tekanan kerja. Yang dimaksud
tekanan isi adalah tekanan gas yang berada dalam tabung. Sedangkan yang
dimaksud tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu
melakukan pekerjaan las.
d. Pembakar (torch)
Fungsi pembakar pada las asetilin adalah untuk mencampur
oksigen dan gas asetilin yang jumlah isinya hampir sama. Pada pembakar
dapat dipasang berbagai ukuran ujung pembakar, untuk memperoleh
nyalah api yang sesuai dengan tebal benda kerja yang akan di las atau
dipotong. Pembakar berhubungan dengan dua selang yaitu selang untuk
gas asetilin dan selang untuk gas oksigen. Ruang pencampur dan keran
pengisi berfungsi untuk mengatur banyaknya oksigen dan asetilin yang
digunakan. Dikenal dua jenis pembakar yaitu pembakar tekanan rendah
dan pembakar tekanan rata.
e.

Selang Las
Selang berfungsi untuk menyalurkan gas dari tabung gas atau

regulator ke pembakar. Selang ini harus tahan tekanan tinggi tetapi lemas
atau tidak kaku. Selang gas biasanya berwarna hitam atau hijau. Pada
ujung-ujung selang terdapat pula mur pengatur dengan ulir kiri. Fungsi
mur pengatur pada kedua selang tersebut adalah untuk mengikat regulator
dan mengikat pembakar.

Untuk menjaga kekeliruan saat pengikatan dengan regulator dan


pembakaran maka baut dan mur pengikat dibedakan satu sama lain, begitu
juga bentuk nipelnya dibuat berbeda.

f. . Korek api las


Korek api las digunakan untuk menyalakan gas, karena tangan kita
posisinya terlalu dekat dengan ujung pembakar sehingga sangat mudah terjilat api.
Untuk itu menyalakan gas ini biasanya digunakan korek api las.
g. . Kaca mata las
Kaca mata las sangat penting digunakan pada saat mengelas, unuk
melindungi mata dari sinar ultra violet, logam cair dan percikan api.
h.

Pakaian kerja
Pakaian kerja harus dapat melindungi badan kita dari percikan logam

cair atau bunga api yang dapat membuat kulit terbakar.


i.

Alat pengerjaan kampuh las


Untuk pengerjaan kampuh las diperlukan alat-alat seperti : palu, kikir,

gergaji tangan dan lain-lain.

j.

Kawat las
Kawat las digunakan untuk bahan pengisi untuk menambah kekuatan

las. Jenis bahan kawat yang dipkai harus sesuai dengan logam yang akan
dilas.
2. Nyala Api las
Ada tiga nyala api las asetilin yaitu nyala api netral, nyala api karburasi
dan nyala api oksidasi.Ketiganya berbeda satu dengan yang lainnya karena
berbeda perbandu\ingan banyaknya gas asetilin dan oksigen.

a. Nyala api netral


Nyala api netral adalah yang paling sering digunakan untuk mengelas.
Nyala api ini merupakan hasil pembakaran gas asetilin dan oksigen dengan
perbandingan 1:1. Nyala api netral berwarna biru dan merupakan inti
nyala api yang keluar dari ujung pembakar.

b. Nyala api karburasi


Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas asetilin. Kelebihan
gas asetilin ini menyebabkan nyala api berwarna putih tetapi intinya
berwarna biru sepertyi nyala api netral. Nyala api karburasi biasa
digunakan pada proses pelapisan keras permukaan.
c. Nyala api oksidasi
Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan gas
oksigen. Oksigen yang kelebihan ini akan terbakar di luar nyala inti. Nyala
inti api oksidasi lebih pendek dan bersuhu lebih tinggi dari pada nyala api
netral dan nyala apikarburtasi. Nyala api kiarburasi digunakan untuk
mengelas logam tembaga, kuningan perunggu dan las pateri.

3. Permasalahan
3.1 Penyalaan Las Busur Listrik
Dalam penyalaan las busur listrik hal yang tersulit pada saat pertama kali
penyalaan, karena sulit untuk mengendalikan tangan dan tidak mengetahui berapa
amper yang pas untuk melakukan pengelasan sehinga elektroda tersebut akan
sering menempel.
3.2 Pengelasan Garis Lurus
Dalam pengelasan garis lurus ini hal tersulit selain pada saat penyalaan
biasanya juga saat mempertahankan nyala las dan jarak elektroda terhadap benda
kerja, karena benda kerja ini ketebalannya kurang lebih 2 mm, pada saat mengelas
biasanya terlalu tinggi dan sudut yang tidak pas sehingga mengakibatkan benda
kerja terlalu panas dan berlubang.
3.3 Pengelasan Penyambungan
Untuk pengelasan penyambungan ini biasaya lupa untuk mengelas titik
pada setiap ujung penyambungan sehingga hasil lasnya agak miring dan bengkok
karena pemuaian.
3.4 Pengelasan Sudut Luar dan Dalam
Untuk model pengelasan ini sangatlah sulit karena sudut dan pencairan
sangat menentukan dalam hasil pengelasan, untuk sudut dalam kita harus dapat
melihat pencairannya agar dpat tertutup semperna, kemudian untuk pengelasan
sudut luar hasil lasnya tidak merata.
3.5 Penyalaan Las Asetilin

Dalam penyalaan las asetilin kesulitan yang biasa temui adalah tidak bisa
menentukan ciri nyala api karburasi,netral dan oksidasi sehingga perlu terbiasa
dalam menentukan nyala api las asetilin.

3.6 Pengelasan Pencairan tanpa Bahan Tambah dan Menggunakan Bahan Tambah
Untuk pencairan tanpa bahan tambah kesulitan yang biasa temuia adalah
bagaimana ciri-ciri benda kerja yang sudah mencair apa belum. Dan untuk
pengelasan yang menggunakan bahan tambah kesulitan yang biasa di temui
adalah kapan waktu yang tepat untuk memberikan bahan tambahnya yaitu kawat
sehingga hasil lasnya akan tidak rapi dan rata.
3.7 Pengelasan Penyambungan tanpa Bahan Tambah dan Menggunakan Bahan
Tambah
Dalam pengelasan penyambungan tanpa bahan tambah dan menggunakan
bahan tambah kesulitanya sama seperti pengelasan pencairan tanpa bahan tanbah
dan menggunakan bahan tambah namun bedanya biasanya lupa untuk mengelas
titik pada setiap ujung penyambungan sehingga bentuk penyambungan menjadi
miring.
3.8 Pengelasan Sudut Luar dan Dalam
Dalam pengelasan sudut luar dan dalam kesulitan yang biasa ditemui
adalah pada saat pemberian bahan tambah karena ketahanan tangan perlu
diperhatikan dan dapat melihat pencairan bahan tambah dengan benda kerja.

4. Tujuan
1. Menambah pengetahun mengenai teknik pengelasan.
2. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat proses pengelasan.
3. Dapat menambah keahlian dalam mengelas.

5. Manfaat
1. Memperoleh kesempatan untuk melatih keahlian dan menguasai teknik
pengelasan.
2. Melatih kedisiplinan dalam ruang lingkup bengkel las.
3. Memperoleh kesempatan untuk mengoperasikan mesin las.

6. Pembahasan dan Analisis


1. Pada pertemuan pertama tanggal 1 september 2014 mata kuliah
Pengelasan, pertama kali yang dipelajari adalah las busur listrik atau
SMAW ( Shield Metal Arc Welding ) adalah proses pengelasan yang
memanfaatkan panas untuk mencairkan logam induk dan elektroda
( bahan pengisi ). Elektroda ini dibungkus oleh fluks agar mudah dalam
penyalaannya, fluks ini juga berguna untuk menghindari tercampurnya
oksigen dari luar sehingga akan mengurangi kualitas hasil lasnya.Pada
pertemuan pertama mata kuliah pengelasan ini mempelajari cara
penyalaan dan keselamatan dalam proses pengelasan, untuk lebih jelasnya
langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem

positif ke meja kerja.


Gunakan perlengkapan keselamatan seperti kacamata las,sarung

tangan kulit, masker, dan apron.


Kemudian lakukanlah proses pengelasan, sebelumnya kita gesekgesekan terlebih dahulu sampai memercikan bunga api dan ujung
elektroda menjadi memerah hal ini bertujuan untuk agar mudah

dalam proses penyalaanya.


Kita harus mempertahankan nyala las, sudut kemiringan elektroda
terhadap benda kerja kurang lebih 75.

2. Pada pertemuan kedua tanggal 8 september 2014 dilanjutkan dengan


pembuatan job pengelasan garis lurus pada benda kerja berbentuk balok
dengan panjang 5cm yang kemudian dipotong bagi dua, untuk lebih
jelasnya langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem

positif ke meja kerja.


Gunakan perlengkapan keselamatan seperti kacamata las,sarung

tangan kulit, masker, dan apron.


Taruhlah benda yang akan dilas di meja kerja.
Kemudian gesek-gesekan elektroda ke meja kerja sampai

memerah.
Setelah memerah lakukan proses pengelasan pada benda kerja

buatlah garis lurus.


Untuk gerakan dalam pengelasan bisa bervariasi sesuai dengan
keinginan kita, gerakanya seperti bulat-bulat,zig-zag,diam saja

tanpa digerakan kemudian didorong pelan-pelan.


Kunci dalam pengelasan kita harus melihat pencairanya agar waktu

dorongannya itu tepat dan sudutnyapun juga benar.


Dalam penyalaan ketahanan tangan perlu dilatih dan jarak untuk elektroda
terhadap benda kerja sesuai dengan diameter elektroda, untuk diameter
elektroda biasanya 2,6 mm, 3,2 mm dan lain-lain.
Ketahan tangan juga menentukan hasil pada pengelasan lurus dan juga
gerakan-gerakan pada saat pengelasan harus dikuasai seperti bulat-bulat
dan zig-zag.

3. Pada pertemuan yang ketiga tanggal 15 September 2014 dilanjutkan


dengan job minggu lalu dan ditambahkan las penyambungan dan
pembuatan koin, benda las yang dibagi menjadi dua tersebut disambung
kembali dengan cara dilas,untuk lebih jelasnya langkah-langkah kerjanya
sebagai berikut:
Mempersiapkan alat dan bahan.
Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem

positif ke meja kerja.


Sikat atau amplas terlebih dahulu benda kerja agar korosi,cat atau
partikel-partikel lain pada benda kerja menghilang, hal ini
bertujuan agar partikel-partikel lain tidak masuk dan bercampur

pada las yang membuat kualitas las menjadi kurang baik.


Gunakan perlengkapan keselamatan seperti kacamata las,sarung

tangan kulit, masker, dan apron.


Taruhlah benda yang akan dilas di meja kerja.
Gesek-gesekan elektroda di meja kerja sampai memerah.
Kemudian benda kerja siap untuk dilas, untuk pembuatan koin
pergerakan las bulat-bulat sampai membentuk koin dan di tepat,

buat bentuk las koin empat buah.


Setelah bentuk koin jadi dilanjutkan dengan penyambungan benda

kerja.
Langkah pertama yaitu las setiap ujung penyambungan, ini
bertujuan agar tidak bergerak saat di las dan tidak terjadi pemuaian
saat proses las yang akan membuat benda kerja menjadi bengkok.

4. Pada pertemuan yang keempat tanggal 22 september 2014 dilanjutkan


dengan job minggu lalu yaitu las penyambungan dan pembuatan koin,

benda las yang dibagi menjadi dua tersebut disambung kembali dengan
cara dilas,untuk lebih jelasnya langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
Mempersiapkan alat dan bahan.
Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem

positif ke meja kerja.


Sikat atau amplas terlebih dahulu benda kerja agar korosi,cat atau
partikel-partikel lain pada benda kerja menghilang, hal ini
bertujuan agar partikel-partikel lain tidak masuk dan bercampur

pada las yang membuat kualitas las menjadi kurang baik.


Gunakan perlengkapan keselamatan seperti kacamata las,sarung

tangan kulit, masker, dan apron.


Taruhlah benda yang akan dilas di meja kerja.
Gesek-gesekan elektroda di meja kerja sampai memerah.
Kemudian benda kerja siap untuk dilas, untuk pembuatan koin
pergerakan las bulat-bulat sampai membentuk koin dan di tepat,

buat bentuk las koin empat buah.


Setelah bentuk koin jadi dilanjutkan dengan penyambungan benda

kerja.
Langkah pertama yaitu las setiap ujung penyambungan, ini
bertujuan agar tidak bergerak saat di las dan tidak terjadi pemuaian

saat proses las yang akan membuat benda kerja menjadi bengkok.
Dalam proses penyambungan sudut dan waktu pendorongan sangat
diperhatikan karena apabila sudut dan ketepatan waktu pendorongan tidak
tepat maka bisa mengakibatkan berlubang sehingga amper juga harus kita
atur.

5. Pada pertemuan yang kelima tanggal 22 september 2014 dilanjutkan


dengan job penyambungan sudut luar dan dalam, memotong benda kerja
lagi dengan ukuran yang sama yaitu dengan panjang 5cm yang dipotong
menjadi dua bagian kemudian disambungkan dengan benda kerja minggu
lalu,untuk lebih jelasnya langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
Mempersiapkan alat dan bahan.

Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem

positif ke meja kerja.


Sikat atau amplas terlebih dahulu benda kerja agar korosi,cat atau
partikel-partikel lain pada benda kerja menghilang, hal ini
bertujuan agar partikel-partikel lain tidak masuk dan bercampur

pada las yang membuat kualitas las menjadi kurang baik.


Gunakan perlengkapan keselamatan seperti kacamata las,sarung

tangan kulit, masker, dan apron.


Taruhlah benda yang akan dilas di meja kerja.
Gesek-gesekan elektroda di meja kerja sampai memerah.
Kemudian benda kerja siap untuk dilas, untuk pengelasan sudut
dalam dan luar langkah pertama yang dilakukan yaitu las setiap
ujung penyambungan, ini bertujuan agar tidak bergerak saat di las
dan tidak terjadi pemuaian saat proses las yang akan membuat

benda kerja menjadi bengkok.


Kemudian las sambungan sudut dalam dan luar tersebut dengan
kemiringan sudut elektroda 45 terhadap benda kerja.

6. Pada pertemuan yang keenam tanggal 29 september 2014 dilanjutkan


dengan job penyambungan sudut luar dan dalam,untuk lebih jelasnya
langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
Mempersiapkan alat dan bahan.
Jepitkan klem yang negatif ke elektroda ( bahan tambah ) dan klem

positif ke meja kerja.


Sikat atau amplas terlebih dahulu benda kerja agar korosi,cat atau
partikel-partikel lain pada benda kerja menghilang, hal ini
bertujuan agar partikel-partikel lain tidak masuk dan bercampur
pada las yang membuat kualitas las menjadi kurang baik.

Gunakan perlengkapan keselamatan seperti kacamata las,sarung

tangan kulit, masker, dan apron.


Taruhlah benda yang akan dilas di meja kerja.
Gesek-gesekan elektroda di meja kerja sampai memerah.
Kemudian benda kerja siap untuk dilas, untuk pengelasan sudut
dalam dan luar langkah pertama yang dilakukan yaitu las setiap
ujung penyambungan, ini bertujuan agar tidak bergerak saat di las
dan tidak terjadi pemuaian saat proses las yang akan membuat

benda kerja menjadi bengkok.


Kemudian las sambungan sudut dalam dan luar tersebut dengan

kemiringan sudut elektroda 45 terhadap benda kerja.


Dalam pengelasan sudut ini agar hasil tertutup sempurna harus
memperhatikan pencairan elektroda karena yang sering terjadi fluk atau
kerak tertutup sempurna setelah di martil hasil pengelasane gak tertutup
sempurna.

1. Pada pertemuan kesembilan pada mata kuliah pengelasan tanggal 3


November 2014 mempelajari tentang las asetilin atau GMAW ( Gas Metal
Arc Welding ) adalah proses pengelasan manual dengan pemanasan
permukaan logam yang akan di las sampai mencair oleh nyala gas asetilin
melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2.pertama kali yang dijarkan dalam
las asetilin ini yaitu cara pemasangan selang,bender,pengoperasian las
asetilin dan macam-macam nyala api pada las, untuk lebih jelasnya
langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Pasang selang merah pada manometer tabung las asetilin dan
selang yang hitam pada manometer tabung oksigen dan ikat selang
tersebut dengan klem.

Setelah terpasang dengan benar kemudian pemasangan bender


sama seperti memasang selang pada setiap manometer dengan

mengikatnya dengan klem.


Kemudian kita buka tabung gas asetilin setelah terbuka buka juga
pada manometernya dan lakukan pekerjaan yang sama pada tabung

oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan

kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender

sedikit saja kemudian nyalakan dengan bantuan pemantik api.


Setelah menyala kemudian buka tuas oksigen sedikit demi sedikit.
Untuk mendapatkan nyala karburasi perbandingan antara gas

asetilin dengan gas oksigen lebih besar gas asetilennya.


Untuk mendapatkan nyala netral perbandingan antara gas asetilin

dengan gas oksigen adalah sama.


Untuk mendapatkan nyala oksidasi perbandingan antara gas

asetilin dan gas oksigen lebih besar gas oksigennya.


Untuk penyalaan asetilin ini agar dapat mengetahui ciri-ciri nyala api
tersebut harus sering-sering berlatih dan membaca buku.

2. Pada pertemuan kesepuluh tanggal 10 November 2014 membuat job


pengelasan pencairan tanpa bahan tambah dan menggunakan bahan
tambah.Memotong benda kerja sebuah plat besi dengan ukuran 5cm
10cm, untuk lebih jelasnya langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Kemudian kita buka tabung gas asetilin setelah terbuka buka juga
pada manometernya dan lakukan pekerjaan yang sama pada tabung

oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan
kacamata las.

Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender

sedikit saja kemudian nyalakan dengan bantuan pemantik api.


Setelah menyala kemudian buka tuas oksigen sedikit demi sedikit.
Letakan benda kerja pada meja kerja.
Las benda kerja dengan nyala oksidasi tanpa bahan tambah, lihat
benda kerja apabila telah terjadi pencairan yang ditandai dengan
terlihatnya bulatan dan semburan bunga api kemudian dorong

pelan-pelan.
Kemudian dilanjutkan dengan bahan tambah sama seperti
mengelas tanpa bahan tambah benda kerja terlebih dahulu

dicairkan kemudian diberi bahan tambah yaitu kawat.


Sudut nyala api las harus diperhatikan dan gerakan dorongan juga
jangan terlalu lambat dan jangan terlalu cepat agar benda kerja
tidak terlalu panas dan berlubang.

3. Pada pertemuan kesebelas tanggal 17 November 2014 dilanjutkan dengan


job penyambungan tanpa bahan tambah dengan memotong benda kerja
dengan ukuran 5cm 10cm sebanyak dua buah plat, untuk lebih jelasnya
langkah langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Kemudian kita buka tabung gas asetilin setelah terbuka buka juga
pada manometernya dan lakukan pekerjaan yang sama pada tabung

oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan

kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender

sedikit saja kemudian nyalakan dengan bantuan pemantik api.


Setelah menyala kemudian buka tuas oksigen sedikit demi sedikit.
Letakan benda kerja pada meja kerja.
Las benda kerja dengan benda kerja pada pertemuan minggu yang
lalu dengan nyala oksidasi tanpa bahan tambah, lihat benda kerja
apabila telah terjadi pencairan yang ditandai dengan terlihatnya

bulatan seperti gelembung air dan semburan bunga api kemudian


dorong perlahan-lahan.

4. Pada pertemuan keduabelas tanggal 24 November 2014 dilanjutkan


dengan job penyambungan menggunakan bahan tambah dengan
memotong benda kerja dengan ukuran 5cm 10cm, untuk lebih jelasnya
langkah langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Kemudian kita buka tabung gas asetilin setelah terbuka buka juga
pada manometernya dan lakukan pekerjaan yang sama pada tabung

oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan

kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender

sedikit saja kemudian nyalakan dengan bantuan pemantik api.


Setelah menyala kemudian buka tuas oksigen sedikit demi sedikit.
Letakan benda kerja pada meja kerja.
Las benda kerja dengan benda kerja pada pertemuan minggu yang
lalu dengan nyala oksidasi dengan menggunakan bahan tambah,
lihat benda kerja apabila telah terjadi pencairan yang ditandai
dengan terlihatnya bulatan seperti gelembung air dan semburan
bunga api kemudian dorong pelan-pelan dan diberi bahan tambah

yaitu kawat, untuk mendapatkan hasil yang bagus ulangi


pengelasan tersebut tanpa bahan tambah.

5. Pada pertemuan ketigabelas tanggal 1 Desember 2014 dilanjutkan dengan


job baru yaitu pengelasan penyambungan sudut luar dan dalam
menggunakan bahan tambah, dengan benda kerja yang berukuran 5cm
10cm sebanyak tiga buah plat besi, untuk lebih jelasnya langkah langkah
kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Kemudian kita buka tabung gas asetilin setelah terbuka buka juga
pada manometernya dan lakukan pekerjaan yang sama pada tabung

oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan

kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender

sedikit saja kemudian nyalakan dengan bantuan pemantik api.


Setelah menyala kemudian buka tuas oksigen sedikit demi sedikit.
Letakan benda kerja pada meja kerja.
Untuk langkah pertama las pada setiap ujung sambungan setelah
itu ukur dengan penyiku apakah sudah siku kemudian las dengan
kemiringan api las 45 terhadap benda kerja, sama seperti
mengelas menggunakan bahan tambah setelah mengelas ulangi
kembali agar hasil pengelasan baik.

6. Pada pertemuan keempatbelas tanggal 8 Desember 2014 yaitu ujian


pengelasan pencairan dengan menggunakan bahan tambah, ukuran benda
kerja 5cm 10cm sebanyak satu buah plat besi, untuk lebih jelasnya
langkah langkah kerjanya sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan.
Kemudian kita buka tabung gas asetilin setelah terbuka buka juga
pada manometernya dan lakukan pekerjaan yang sama pada tabung

oksigen.
Sebelum mulai proses pengelasan kita harus menggunakan
perlengkapan keselamatan seperti apron,sarung tangan,masker dan

kacamata las.
Setelah semuanya sudah siap buka tuas gas asetilin pada bender

sedikit saja kemudian nyalakan dengan bantuan pemantik api.


Setelah menyala kemudian buka tuas oksigen sedikit demi sedikit.
Letakan benda kerja pada meja kerja.
Las benda kerja dengan nyala oksidasi sampai mencair kemudian
diberi bahan tambah yaitu kawat untuk menghasilkan hasil las
yang baik dan rapi ulangi kembali tanpa bahan tambah.

7. Kesimpulan
Untuk las SMAW dan OAW proses pengelasannya sama-sama
mencairkan benda kerja tetapi bedanya jika las SMAW bahan
pengelasannya menggunakan pencampuran antara dua gas yaitu gas
asetilin dan gas oksigen tapi apabila las SMAW menggunakan arus listrik
untuk menghasilkan panas yang akan mencairkan busur.Dalam peralatan
kelengkapan kedua pengelasan tersebut, untuk OAW ada torch atau
brander yang digunakan untuk mencampur kedua gas dan untuk SMAW
yaitu ada klem positif dan negatif.

8. Daftar Pustaka
-

Somawan,Herry.2000.Pengantar Untuk Memahami Proses

Pengelasan Logam.Djakarta: Pustaka Rakyat.


Daryanto.2003.Teknik Las.Surabaya: PT. Gemilang.

Anda mungkin juga menyukai