Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTEK TRANSMISI

KARAKTERISTIK INDUKTANSI SALURAN COAXIAL

DISUSUN OLEH :
SOFIANI PUTRI (3.33.14.2.18)
TK-2C/17

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016

A. JUDUL

: Karakteristik Induktansi Saluran Coaxial

B. LANDASAN TEORI :
Walaupun tidak berlaku umum, saluran transmisi dapat dimodelkan sebagai berikut :

Gambar 1. Model rangkaian saluran transmisi

Dengan : R = resistansi per satuan panjang (Ohm/meter)


L = induktansi per satuan panjang (Henry/meter)
G = konduktansi per satuan panjang (Siemens/meter)
C = kapasitansi per satuan panjang (Farad/meter)
R, L, G dan C merupakan konstanta-konstanta primer saluran transmisi. Setiap saluran
transmisi memiliki konstanta primer yang berbeda-beda, bergantung pada dimensi fisik
saluran , bahan pembuat saluran yang terdiri dari konduktor dan bahan dielektrik dan
frekuensi operasi saluran transmisi. Sebagai contoh saluran koaksial, geometri dari
saluran ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Konduktor
Luar

Dielektrik
a

Konduktor
dalam
b

Gambar 2. Geometri saluran koasial.


Dilihat dari gambar di atas, saluran koaksial memiliki dua konduktor, yaitu konduktor
a
dalam atau inner conductor dengan jari-jari
dan konduktor luar atau outer

conductor dengan jari-jari


berikut :

. Konstanta primer dari saluran koaksial adalah sebagai

1. Resistansi Saluran Per Satuan Panjang


Resistansi saluran per satuan panjang dari saluran koasial terdiri dari resistansi dalam
per satuan panjang dan resistansi luar per satuan panjang. Atau :
R = R konduktor dalam + R konduktor luar

(1)

Resistansi saluran per satuan panjang untuk konduktor dalam dari saluran koasial
memenuhi persamaan berikut :

1
2..a..

(2)

Resistansi per satuan panjang untuk konduktor luar dari saluran koasial memenuhi
persamaan berikut :

1
2..b..

dengan asumsi bahwa konduktivitas (


sama.

(3)

) kedua konduktor dan harga efek kulit ( )

Disini :
merupakan konduktivitas konduktor dalam siemens/meter dan merupakan skin
depth atau kedalaman kulit yang dirumuskan sebagai berikut :

1
f r o
(4)

diukur dalam mm.


Untuk mengukur resistansi saluran dapat digunakan alat bantu berupa rangkaian
jembatan Wheatstone, dapat dilihat pada gambar rangkaian, dimana kondisi saluran
untuk mengukur resistansi total (resistansi konduktor dalam + resistansi konduktor
luar) dibuat seperti pada gambar rangkaian bagian I dan kondisi saluran untuk
mengukur resistansi konduktor dalam dibuat seperti pada gambar rangkaian bagian II.

Sedangkan untuk mengetahui besar resistansi konduktor luar adalah resistansi


konduktor total dikurangi resistansi konduktor dalam.
Dengan mengatur
potensiometer dari jembatan, sehingga jembatan setimbang (Uy1 = 0), kita dapat
mengetahui nilai resistansi saluran (Rx) dengan menggunakan persamaan berikut :
R3 R4

RX R2

(5)

Tetapi pada prakteknya sangat sulit sekali memperoleh Uy1 =0.


Resistansi Rx ini merupakan resistansi untuk panjang saluran 100 meter (karena
saluran koasial yang digunakan panjangnya 100 meter). Sehingga resistansi saluran
per satuan panjang, R diberikan oleh :

Rx
100meter

Ohm/meter

(6)

Atau secara umum untuk panjang saluran sembarang, resistansi saluran per satuan
panjang dinyatakan dalam :

Disini

RX

(7)

= panjang saluran (meter)

2. Induktansi Saluran Per Satuan Panjang


Induktansi saluran per satuan panjang dari saluran koasial dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :

ln( b / a )
2.

Dengan :
= permeabilitas medium dielektrik antara konduktor.
ro

(8)

= permeabilitas relative medium dielektrik terhadap permeabilitas ruang hampa


r 1

o
= permeabilitas ruang hampa

4.10 7

Henry/meter

Untuk mengukur induktansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan Maxwell .
Pada kondisi jembatan Maxwell setimbang, berlaku :
L x R 2 .R 3 .C
(9)

Rx
dan

R 2 .R 3
R4

(10)

dari sini juga dapat dihitung faktor kualitas yang dihasilkan :


Q

.L x
1
Rx

(11)

3. Kapasitansi Saluran Per Satuan Panjang


Kapasitansi per satuan panjang dari saluran koasial dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :

2..
ln( b / a )
(12)

Dengan :
ro
= permitivitas bahan dielektrik
o
permitivitas ruang hampa =
r

1
.10 9
36

Farad/meter

= permitivitas relative medium terhadap permitivitas ruang hampa ;

r 1

Untuk mengukur kapasitansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan WienRobinson. Pada kondisi jembatan Wien- Robinson setimbang, berlaku :

Cx

C.R 4
R3

Rx
,

R 2 .R 3
R4

(13)

4. Konduktansi Saluran Per Satuan Panjang


Konduktansi saluran per satuan panjang dari saluran koasial dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :

2..
ln( b / a )
(14)

Dengan :
= konduktivitas dielektrik antara konduktor.
Dari hasil Rx akan didapatkan :

Gx 1

Rx

(15)

Resistansi dan konduktansi dari saluran mewakili redaman pada saluran. Resistansi
mewakili redaman pada konduktor sedangkan konduktansi mewakili redaman pada
dielektrik. Kapasitansi dan induktansi dari saluran mewakili energi yang dapat
disimpan dalam saluran, kapasitansi mewakili energi listrik sedangkan induktansi
mewakili energi magnet.
Selain konstanta primer, saluran transmisi juga memiliki konstanta sekunder, yaitu
salah satu diantaranya adalah impedansi karakteristik saluran dan konstanta propagasi
saluran.
Impedansi karakteristik saluran, memenuhi persamaan :

Zo

R jL
G jC
(Ohm)

Untuk saluran tanpa rugi-rugi (Losless line), Nilai


Zo

(16)
R G0

, sehingga :

L
C
(Ohm)

Konstanta propagasi saluran, memenuhi persamaan :

(17)

R jL G jC
(18)

Konstanta propagasi ini umumnya di saluran transmisi merupakan bilangan komplek,


dimana konstanta propagasi memiliki komponen riil dan imajiner. Bagian riil dari
konstanta propagasi adalah konstanta redaman yang menyatakan berapa redaman
saluran untuk setiap panjang 1 meter, satuannya dalam neper/meter, sedangkan bagian
imajiner dari konstanta propagasi adalah konstanta fasa yang menyatakan berapa
pergeseran fasa yang terjadi untuk setiap panjang 1 meter, satuannya dalam
radian/meter.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Function Generator
Osiloskop dual trace
Modul Universal Measuring Bridge, Universal Messbrucke
Modul Coaxial Transmission line , Koaxiale Leitung
Potensiometer 10 turn
Kapasitor 10 nF, 1%
Resistor 100, 1%, 1W
Multimeter Analog
Multimeter Digital
Kabel BNC to BNC
Kabel BNC to Banana
Jumper

D. GAMBAR RANGKAIAN
1. Jembatan Wheatstone (untuk mengukur resistansi saluran) :

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya

Gambar .3 Rangkaian jembatan Wheatstone untuk pengukuran resistansi saluran


2. Jembatan Maxwell : (untuk mengukur induktansi saluran) :

Gambar 4. Rangkaian jembatan Maxwell untuk pengukuran induktansi saluran

E. LANGKAH KERJA
1. Rakit rangkaian seperti diagram bagian 2. Hubungkan saluran terhubung (Ra-0)
ke Rx, Lx terminal jembatan. Masukkan U1 = 4Vpp, 20 KHz, sinusoid, ke
jembatan pada osiloskop: Y1(0,2 0,005V/cm;DC) T/div = 50S/cm.
seimbangkan jembatan dengan menggunakan potensiometer 10 turn R2 dan R4
bergantian hingga uy1<1mVpp. Rekomendasi : awali dengan pengaturan R4
100 baru seimbangkan R2. Catat skala R2 dan R4.
R 2 xR 3
Rx=
2. Dari rumus Lx =R2.R3.C dan
hitung Lx dan Rx.
R4
3. Dari hasilnya, hitung faktor Q,

Q=

WxL
R

4. Kenapa kebanyakan jembatan dipasaran tidak cocok untuk pengukuran induktansi


kabel?
5. Tentukan karakteristik induktansi L dan karakteristik induktansi R dari langkah 2.
F. DATA

Keterangan :
Vpp output : 14,2 mV
Frekuensi : 19,4263 KHz
Nilai Resistansi :
R3 :
R4 :

G. ANALISA
Untuk mengukur resistansi saluran dapat digunakan alat bantu berupa rangkaian
jembatan Wheatstone. Dengan mengatur potensiometer dari jembatan, sehingga
jembatan setimbang (Uy1 = 0), namun pada praktinya sulit sekali ditemukan nilai
Uy1=0, pada praktikum ini nilai Uy1 yang didapat adalah 14,2 mV, maka dapat diketahui
nilai resistansi saluran (Rx) dengan menggunakan persamaan berikut :
R3 R4

RX R2

Untuk mengukur induktansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan Maxwell .
Pada kondisi jembatan Maxwell setimbang, berlaku :
L x R 2 .R 3 .C

Rx
dan

R 2 .R 3
R4

dari sini juga dapat dihitung faktor kualitas yang dihasilkan :


Q

.L x
1
Rx

H. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai