EVAPORATOR II
DISUSUN OLEH :
GROUP : 1 / 4KD
NAMA
INSTRUKTUR
:
Ade Lestari A
( 061430401243 )
Febra Muzdalifah
( 061430401248 )
( 061430401252 )
Nurul Fadilah
( 061430401261 )
( 061430401991 )
Sebrina Fitriani
( 061430401994 )
Yuniar Rachmawati
( 061430401996 )
Putri InggitIstiqomah
( 061330401064 )
EVAPORATOR
I.
II.
Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja evaporator
Mahasiswa dapat mengoperasikan alat evaporasi
Alat dan Bahan yang digunakan
- Alat yang digunakan
1 set alat evaporator
Labu Ukur
Gelas Ukur
Piknometer
Viskometer
- Bahan yang digunakan
Gula
Aquadest
III.
Dasar Teori
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari
evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang
tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses
evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam
evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos,
dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini
uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran,
dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksifraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang
berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung:
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan
tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan
uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain:
1. Temperature steam, disesuaikan bahan yang akan dievaporasi karena bahan
yang tidak tahan suhu yang tinggi tentunya akan membentuk kerak pada
X Evaporasi Panci
Tabel koefisien (c pan) untuk berbagai jenis panyang telah dihitung. (Sumber : rodda
(1954))
PAN
MIN
MEAN
Class A
1,06
1,15
Class A/ 450 spl
1,20
1,31
2. Perkiraan evaporasi dengan menggunakan rumus empiris
MAX
1,22
1,46
K . Z ( ew. ea )
Keterangan :
Eo
= Evaporasi muka air bebas
K
= Konstanta empiris (0,35)
Ew
= Tekanan uap jenuh diudara
Ea
= Tekanan uap sesungguhnya
b). Persamaan Rohwer
Dimana : E = 0,484 (1 + 0,6 V ) (ew ea)
V
= Kecepatan angin rata-rata dalam sehari
Ew
= Tekanan uap jenuh diudara
Ea
= Tekanan uap sesungguhnya
KALOR
Kalor adalah suatu bentuk energy yang dapat berpindah atau mengalir
dari benda yang memiliki kelebihan kalor menuju benda yang memiliki
kekurangan kalor. Kalor biasanya digunakan dalam suhu. Satuan kalor didalam
satuan International adalah Joule, satuan kalor lainnya adalah kalori. (kal = 21,2
J dan 1 J = 0,24 kalori)
1. Kalor Sensibel, kalor sensible adalah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu air. Bila kita memanaskan air, secara perlahan suhu air akan
terus naik an pada satu titik akan mendidih.
Q
= m .c (T2 T1 )
2. Kalor Laten, kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah zat
(wujudnya), dan es menjadi air. Dari air menjadi uap dan sebagainya. Bila
iar sudah mencapai titik didihnya lalu dipanaskan terus, suhu air tidak akan
naik melainkan wujudnya berubab.
Dimana :
M
L
=m.L
= massa benda
= kalor lebur rendah
AZAS BLACK
Azas black adalah salah satu prinsip dalam thermoinamika yang di kemukakan oleh
Joseph Black. Joseph Black adalah seorang ilmuan kelahiran di Bordeux, pranas ilmuan
yang juga menekani ilmu kedokteran ilmiah yang menemukan apa yang disebut dengan
azas black. Prinsip azas black ini yang berhubungan dengan kalor Joseph Black
mengamati es dan benda lain yang mencair ketika terkena panas. Ia berpendapat
mencairnya es karena adanya suatu penyerapan kalor dalam es menjai air. Kalor
tersebut akan sama engan kalor berbunyi AZAS BLACK.
Jumlah kalor yang dilepas oleh
materi yang bersuhu lebih tinggi
akan sama dengan jumlah kalor yang
diterima oleh materi yang bersuhu
rendah.
Bila
disederhanakan
menjadi kalor yang dilepas akan
sama dengan kalor yang diterima.
DATA PENGAMATAN
T inlet (0C)
11,1
11,4
16,1
12,86
t (menit)
30
60
90
Rata- rata
T outlet (0C)
18
35,9
53,3
35,73
T boiler (0C)
100
100
100
100
Percobaan 2
t (menit)
0
15
30
T kondensat
Inlet
Outlet
29,6
29,2
29,6
30,3
31,4
45,5
T boiler
(0C)
60
100
100
(gr/ml)
1,0685
1,0609
1,0629
n
1,35012
1,34710
1,35110
45
60
30
30,08
52,8
59,7
Sampel
Umpan
Kondensat
Residu
100
100
m (gr)
3441
496,355
2794,266
1,0690
1,0706
V (ml)
3220,40
500
2610
PERHITUNGAN
a. Densitas
Dik
= m pikno kosong
V pinko
= 36,81 gr
= 24,7806 ml
Umpan
M pikno + umpan
= 63,289 gr
M umpan
26,479 gr
24,7806 ml
= 1,0685 gr/ml
- t = 15 menit
m pikno + residu
= 63,10 gr
m umpan
1,35210
1,35310
(gr/ml)
1,0687
0,99271
1,0706
26,29 gr
24,7806 ml
= 1,0609 gr/ml
- t = 30 menit
m pikno + residu
= 63,15 gr
63,15 gr36,81 gr
24,7806 ml
= 1,0629 gr/ml
- t = 45 menit
m pikno + residu
= 63,30 gr
63,30 gr36,81 gr
24,7806 ml
= 1,069 gr/ml
63,34 gr 36,81 gr
24,7806 ml
= 1,0706 gr/ml
- t = 60 menit
KONDENSAT
m pikno + residu akhir
= 63,41 gr
61,41 gr36,81 gr
24,7806 ml
Menghitung Effisiensi
n
=1
Q2
Q1
x 100 %
= 1,99271 gr/ml Q1
PERHITUNGAN
M padatan
= 450 gr
M pelarut
M umpan
V umpan
M kondensat =
= m kondensat + m akumulasi
= (496,355 + 150,379) gr = 646,734
V uap
= V kondendart + V akumulasi
= 496,355 ml + 110,4 ml = 606,755 ml
Tout
5
219,5
5
= 43,9 0C
= Interpolasi
= y2 y1
( x x1 ) + y
X2 x1
=
Q
1068,11070,9
4540
=m.
= 1,4260 lb x 1068,716 Btu/lb = 1532,989 Btu
C. Menghitung Q Loss
Q Konduksi
L = 34 cm = 1,1155 ft
D = 11 cm = r = 5,5 cm = 0,1804 ft
x = 2 in = 0,1667 ft
K = 0,0137 Btu/hr ft2 0F/ft pada T boiler = 100 0C = 212 0F (dari buku Q.
Kern)
= 2,88 Btu/hr
d. t = 45 menit , (Tin = 30,0 0C = 86 0F ; Tout = 52,8 0C = 127,04 0F)
K.A
Q = x
. T
= 0,0137 Btu/hr.ft.0F x 1,2638 ft2
(127,04 - 86)0F
0,1667 ft
= 4,2624 Btu/hr
e. t = 60 menit , (Tin = 30,8 0C = 87,44 0F ; Tout = 59,7 0C = 139,46 0F)
K.A
Q = x
. T
= 0,0137 Btu/hr.ft.0F x 1,2638 ft2
(139,46 87,44)0F
0,1667 ft
= 5,403 Btu/hr
Mencari Q Konveksi
Bilangan Grasshof (Gr)
Dik:
L = 34 cm = 0,34 m
g = 9,8 m/s2
1
=
0
0
Tf = Tf = Tin + Tout = (59,7 + 30,8) C / 2= 45,25 C
= 1/45,25 = 0,022
Gr = g .
Tout - Tin) L3
= 4,2164 kJ/kg.k
(T = 100 0C)
(T = 100 0C)
Pr
Cp .
k
= 2,74 x 10-4
Jadi, arah aliran x
= Gr x Pr
= 3,071 x 1011 x 2,74 x 10-4
= 8,4 x 107
Q konveksi
A = 2 hr L
= 2 (3,4) (0,055 m) (0,34 m)
= 0,1174 m2
Pada t = 0 menit
LAMINAR
h=
0,121
= 0,121
( LT )
0,25
( 30,329,6
)
0,34
0,25
=0,1417 w /m2
.C
Q = h . A. T
= 0,1417 w / m2 C . 0,1174 m2 (30,3 29,66)
= 0,01065 w 3,44121 Btu/whr = 0,0366 Btu/hr
Pada t = 15 menit
h=
0,121
= 0,121
( LT )
0,25
( 31,4 29,2
)
0,34
0,25
=0,193 w/m2
.C
Q = h . A. T
= 0,193 w / m2 C . 0,1174 m2 (31,4 29,2)
= 0,0498 w 3,4121 Btu/w hr= 0,17008Btu/hr
Pada t = 30 menit
h=
0,121
= 0,121
( LT )
0,25
( 45,3 29,6
)
0,34
0,25
=0,3154 w/m2
Q = h . A. T
= 0,3154 w / m2 C . 0,1174 m2 (45,3 29,6)
.C
Pada t = 45 menit
h=
0,121
= 0,121
( LT )
0,25
( 52,830
)
0,34
0,25
=0,3462 w/m2
.C
Q = h . A. T
= 0,3462 w / m2 C . 0,1174 m2 (52,8 30)
= 0,92668 w 3,4121 Btu/w hr= 3,162Btu/hr
Pada t = 60 menit
h=
0,121
= 0,121
( LT )
0,25
( 59,730,8
)
0,34
0,25
=0,3675 w/m2
.C
Q = h . A. T
= 0,3675 w / m2 C . 0,1174 m2 (59,7 30,8)
= 1,2465 w 3,4121 Btu/w hr= 4,2532Btu/hr
Q loss
Q loss = Q kond + Q konv = (0,1308 + 0,0363) Btu/hr = 0,1671 Btu/hr
Pada t 15 menit
Q loss rata-rata
=
= 4,52 Btu/hr
Q in (Cp = didapat dari tabel 2-196 pada buku Perrys halaman 215)
Qin = Q broiler
= Q awal. Cp. T
3 2
6 3
6 3
Cp = 65,964 0,49951 T + 1,942 10 T 3,373 10 T +2,239 10 T Btu / lb
mol 0F
65,9640,49951 T +1,942 10
[ T 23,373 106 T 3+ 2,239 103,4 ]
Q = 3441 gr
212
32
3441
(65,964
2
3
4
5
Q
3441
(65,964(180)
0,249755
(43420)
6,47
=
46
3441
(65,964(25,308)
5
0,249755
(4978,8934)
10
Q = 3441 (5,5 10
6
Q = 1,88 10 Btu/hr
6,47
Q out = (1,88 10
10
= 1,88 10
+ 4,54) Btu/hr
Btu/hr
15
30
45
60
Indeks Bias
15
30
Densitas
45
60
15
30
Tin
45
Tout
60
ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan evaporator yang kedua digunakan air sebanyak 3 liter dan gula
450 gr. Pengecekan dilakukan 15 menit sekali sehingga didapat data pas menit ke 15,
30, 45 dan 60. Seperti halnya evaporator yang pertama, juga di catat suhu pada inlet
Ana outlet serta broiler untuk mengetahui pengaruh suhu kerja alat evaporator.
Suhu akan naik dan proses pemekatan zat yang terjadi akan semakin tinggi dan
cepat, dikarenakan evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya sehingga mampu
mempercepat proses evaporasi.
Pada grafik waktu terhadap densitas menunjukkan nilai densitasnaik-turun
kemudian konstan naik. Hal ini disebabkan berat jenis pada t = 0 masih mengandung air
dan gula sehingga menjadi lebih besar. Sedangkan pada t = 15 berat jenis menurun
karena masih bercampur air hingga t = 6- menjadi pekat.
Kemudian pada t kondenser, T outnya tidak stabil karena kondensor yang
digunakan tidak cukup dingin, maka didapat nilai T outnya kecil.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
TIM. Jobsheet. Penuntun Praktikum Satuan Operasi II . 2016.
Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
http://www. Slideshare.net/evaporasi-praktikum