PADA NY. S DENGAN POST PARTUM SPONTAN B + PRE EKLAMSIA BERAT (PEB)
DIRUANG PAVILIUN MELATI RSUD KABUPATEN JOMBANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK MATERNITAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.1 Untuk memenuhi tugas seminar Praktik Klinik Keperawatan Maternitas di RSUD
Kabupaten Jombang
1.3.2 Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data tentang PEB
1.3.3 Mahasiswa mampu melaksanakan interpretasi data dalam asuhan keperawatan
terhadap PEB
1.3.4 Mahasiswa mampu
merumuskan
diagnosa,
mengidentifikasi
masalah
dan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
TFU
Setinggi pusat
Berat uterus
1000 gram
Uri lahir
750 gram
1 minggu
500 gram
2 minggu
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
10. Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari lovum uteri dan vagina dalam masa nifas
a. Lochea Rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik, caseosa
lanugo dan meconium selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan
c. Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan
d. Lochea alba
Cairan putih, setelah 2 minggu
e. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f. Lochiostosis
Lochea tidak lancar keluarnya
g. Serviks
Setelah persalinan, bentuk servik agak mengaga. Konsistensinya lunak, kadangkadang terdapat perlukaan kecil, setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk
rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui untuk 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya
dapat dilalui 1 jari
h. Ligamen-ligamen
Ligament-ligamen dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga
tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum
ratundum menjadi kendor.
(Sinopsis Obstetri,1998:116)
pandangan kabur.
f. Nyeri epigastrum atau nyeri pada kuadaran kanan atas abdomen ( akibat
teregangnya kapsula Glisson)
g. Edema paru-paru dan sianosis.
h. Hemolisis mikroangiopatik.
i. Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm atau penurunan trombosit dengan
cepat
j. Gangguan fungsi hepar ( kerusakan hepatoselular ): peningkatan kadar alanin dan
aspartate aminotransferase
k. Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat.
l. Sindrom HELLP.
( Ilmu Kebidanan, 2009:544-545)
2.5.3 Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya.
Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada memberikan jawaban yang
memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :
a. Spasmus arteriola
b. Retensi Na dan air
c. Koagulasi intravaskuler
Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini,
akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai
eklampsia (Obstetri Patologi : 1984)
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah
iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang
bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak
faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang
ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang sebab mana yang akibat. (Ilmu
Kebidanan : 2005).
2.5.4 Patofisologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui
oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala
dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler
menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap
kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput
dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati
menyebabkan anemia dan trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim
(Michael,2005).
2.5.5 Tanda dan gejala pre eklamsia berat :
Pre eklamsia disebut berat, kalau :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i. Gangguan kesadaran
2.5.6 Manifestasi Klinis
Diagnosis preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dari tiga gejala, yaitu:
a. Edema
b. Hipertensi
c. Proteinuria
Berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali.
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka. Tekanan darah 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30
menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut
dicurigai sebagai bakat preeklamsia. Proteiuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l
dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2; atau
kadar protein 1 g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi
tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
2.5.7 Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda
dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Kita
perlu lebih waspada akan timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-faktor
predisposisi seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun timbulnya preeklamsia
tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan
pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasannya yang baik pada
wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam
pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan
sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet
tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan
yang tidak berlebihan perlu dianjurkan. Mengenal secara dini preeklampsia dan segera
merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang
merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.
2.5.8 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spesimen urine mid-stream untuk menyingkirkan kemungkinan
infeksi urin.
b. Pemeriksaan darah, khususnya untuk mengetahui kadar ureum darah (untuk
menilai kerusakan pada ginjal) dan kadar hemoglobin.
c. Pemeriksaan retina, untuk mendeteksi perubahan pada pembuluh darah retina.
d. Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta (HPL) dan esteriol di dalam plasma
serta
urin
untuk
menilai
faal
unit
fetoplasenta
(Helen
Farier
2.5.9
Penatalaksanaan
Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi
secara sublingiual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal
pemberian secara oral.
a. Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi
cepat dengan cedilanid D
b. Lain-lain:
Konsul bagian penyakit dalam / jantung atau mata
Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rectal lebih 38,5 derajat celcius
dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon
2 cc IM.
Antibiotik diberikan atas indikasi (4) diberikan ampicilin 1 gr/6 jam /IV/hari
c. Pemberian MgSO4:
Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit
kemasan 20% dalam 25 cc laruitan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera
4 gr dibokong kiri dan 4 gram dibokong kanan (40 % dalam 10 cc) dengan
jaruim no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc
xylocain 2 % yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.
Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40% setelah 6 jam pemberian
dosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana
pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS PADA NY. N USIA 38 TH,
P6 A0 1 HARI POST PARTUM SPONTAN B DENGAN PEB
DI RUANG PAVILIUN MELATI RSUD JOMBANG
Tanggal Pengkajian
: 11 Januari 2016
Jam
: 10. 45 WIB
Tempat Pengkajian
No. Register
: 2124xx
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien
Nama
Agama
Umur
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Status perkawinan
: Ny. S
: Islam
: 38 th
: Jawa/Indonesia
: SMP
: Ibu Rumah Tangga
: Jogoroto-Jombang
: Menikah
Ibu mengatakan nyeri pada kepalanya bagian kanan. Nyeri terasa saat berdiri, nyeri seperti
ditusuk, skala nyeri 5
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
( HIV/AIDS, Hepatitis, TBC ). Penyakit menurun seperti ( Hipertensi, ASMA, DM ).
Penyakit berat seperti ( Jantung, Paru-paru, Ginjal ).
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, TBC.
Penyakit menurun seperti DM, Asma. Penyakit Berat seperti Jantung, Paru-paru, Ginjal.
Tetapi ibu mengatakan pada kehamilan ketiga ibu mempunyai riwayat hipertensi.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang atas rujukan bidan dengan G6P0A0 hamil 40 minggu, dengan hipertensi TD:
210/110 mmHg, urine protein positif 2. Pasien mengatakan perutnya terasa mulas sejak
tanggal 10 Januari 2016 pukul 09.00 wib. Pasien mengatakan keluar lendir darah dari
pervaginam sejak tanggal 10 Januari 2016 pukul 10.00 wib. Lalu di bawa ke RSUD
Jombang dan masuk di ruang bersalin (VK), diruang bersalin pasien mendapatkan tindakan
infus RL+MgSO4. Pada jam 22.30 pasien melahirkan anaknya yang keenam dengan cara
spontan, tidak ada penyulit dalam persalinan,tidak mengalami kecacatan, jenis kelamin
perempuan, BB: 3000 gr, PB : 48 cm, plasenta lahir lengkap. Pada tanggal 11 Januari 2016
pukul 06.00 wib, pasien dipindahkan keruang Melati dengan KU: baik, TD 170/110 mmHg,
sudah terpasang infus RL+MgSO4 20 tpm dan RL+oxytosin 32tpm, setelah itu pada jam
09.30 di pasang DC.
5. Riwayat Obstetric
a. Haid
Menarche
: 14 Tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 6-7 hari
Bau
: khas
Warna
: merah
Volume : 2X ganti pembalut/hari
HPHT
: 27 03 - 15
HPL
: 03 01 16
b. Riwayat pernikahan
Ibu menikah dengan suami saat usia 19 tahun dan suami berumur 24 tahun usia
pernikahan 19 tahun denga n status pernikahan syah.
c. Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil
ke-
Persalinan
Nifas
Tgl
lahir
umur
Kehamilan
Jenis
persalinan
Penolong
Jenis
kelamin
BB
lahir
Kmplikasi
ibu
By
18 th
aterm
Spontan
Dukun
Laki-laki
3000gr
II
15 th
Aterm
Spontan
Dukun
Laki-laki
3000
gr
III
11 th
Aterm
Spontan
Dukun
Laki-laki
IV
5 th
Aterm
Spontan
Bidan
3 th
Aterm
Spontan
Hamil ini
1 hari
Aterm
Spontan
Ket
lktasi
kplksi
baik
Bayi
hidup
sehat
Baik
Bayi
hidup
sehat
3000gr
Baik
Bayi
hidup
sehat
Laki-laki
2800gr
Baik
Bayi
hidup
sehat
Bidan
Perempuan
3000gr
Baik
Bayi
hidup
sehat
Bidan/ RS
Perempuan
3000gr
Baik
Bayi
hidup
sehat
No
1
2
3
4
5
6
waktu
pasang
tahun 1996
tahun 1998
tahun 2002
tahun 2008
tahun 2010
tahun 2016
jenis
alkon
Pil
Pil
Pil
Suntik
tidak kb
-
efek samping
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
-
lama
penggunaan
2,5 tahun
3,5 tahun
5,5 tahun
1,5 tahun
-
alasan lepas
ingin punya anak
ingin punya anak
ingin punya anak
ingin punya anak
-
2) Pola eliminasi
Selama hamil :
Ibu buang air kecil 2-3X/hari, warna kuning, jernih, bau khas urin. Buang air besar
1X/hari, dengan konsistensi lunak, bau khas feses
Selama nifas :
Ibu belum buang air besar selama 2 hari, ibu buang air kecil dengan bantuan kateter/DC
dengan volume 500 cc warna kuning jernih.
Keluhan : belum bisa buang air besar selama 2 hari.
3) Pola mobilisasi
Selama hamil :
Ibu dapat melakukan mobilisasi dengan baik, tidak ada halangan, misalnya menyapu,
mencuci atau melakukan pekerjaan sebagai seorang petani.
Selama nifas :
Ibu baru bisa melakukan mobilisasi seperti miring ke kiri, kanan, namun ibu belum bisa
duduk dan berjalan.
Keluhan : belum bisa duduk dan berjalan setelah post partum
4) Pola Istirahat
Selama hamil :
ibu tidur siang 2 jam/hari, tidur malam 8 jam/hari, nyenyak.
Selama nifas :
Ibu mengatakan dapat tidur tetapi tidak nyenyak karna masih merasakan mulas mulas
pada perutnya setelah melahirkan, begitupun juga pada malam hari.
Keluhan : belum bisa tidur nyenyak
5) Pola personal hygiene
Selama hamil :
Ibu mandi 2X/hari, gosok gigi 2X/hari, ganti baju 2X/hari dan keramas 3X/minggu
Selama nifas :
Ibu belum mandi hanya disibin dengan air hangat
Keluhan : tidak ada keluhan
g. Psikologi
Ibu dan keluarga senang dengan kelahiran bayi perempuan tersebut.
B.
Data Obyektif
1. KU
: Cukup
2. Kesadaran
: Composmentis
3. TTV
TD
: 180/100 mmHg
RR
: 24x/menit
: 36,3oc
: 96x/menit
4. Status Present
Kepala
Mesochepal, tidak ada lesi
Rambut
Lurus, hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe.
Mata
Simetris, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, palpebra tidak oedem,
penglihatan ibu baik, pandangan tidak kabur, reflek pupil baik.
Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip, tidak ada cuping hidung.
Mulut
Simetris, tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, tidak ada caries dentis, lidah
bersih, mukosa bibir dan mulut lembab.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis.
Aksilla
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada
Pulmonal
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: Vocal premitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
: Vasikuler
Jantung
Inspeksi
: Tidak terlihat ictus cordis
Palpasi
: Teraba ictus cordis
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
: Reguler, suara 1 dan 2 ( lub dub )
5. Abdomen
tidak ada pembesaran kelenjar limpa, serta tidak ada luka bekas operasi.
6. Punggung
normal
7. Genetalia
tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada pembesaran
kelenjar bartolini, terpasang DC.
8. Anus
bersih, tidak ada hemoroid.
9. Ekstremitas
C.
Atas
jari tangan lengkap, simetris, tidak oedema, pergerakan aktif, tangan kiri terpasang
2. Abdomen
TFU
Kontraksi uterus
: keras ( baik )
Bekas jahitan
3. Jalan lahir
D.
Therapy
1. Asam Mefenamat 3 x 500 mg/Oral
2. Biosanbe 1x1 tablet/ Oral
3. Nifedipin 3x 10 mg/ Oral
4. Dopamint 3x 250 mg/ Oral
E.
Pemeriksaan penunjang
Nama klien : Ny. S
No. RM
: 2124xx
PEMERIKSAAN
Darah lengkap
Hemoglobin
Leokosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Hitung jenis
Eosinofil
Segmen
Limfosit
Monosit
Golongan darah
Glukosa darah
Sewaktu
SGOT
SGPT
Urine
Protein
HASIL
NILAI NORMAL
8,9
9.100
27,6
3.670.000
243.000
79
16
5
B
13%
50 65 %
25 35 %
4 10 %
-
88
15
13
<200 mg/dl
<38 ul
<40 ul
+2
ANALISA DATA
Nama klien : Ny. S
No. RM
: 2124xx
DATA
DS :
Ibu mengatakan nyeri pada
kepalanya bagian kanan. Nyeri
terasa saat berdiri, nyeri seperti
ditusuk, skala nyeri 5
DO :
a. K/U : Cukup
b. Kesadaran : Composetis
c. GCS : 456
d. Ekpresi wajah menyeringai
e. Tampak berhati-hati dalam
berjalan
f. Memegang kepala bagian kanan
g. TTV :
TD : 180/100 MmHg
N : 96 x / menit
S : 363 C
RR : 24 x / Menit
ETIOLOGI
MASALAH
Nyeri Akut
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. S
No. RM
: 2124xx
DIAGNOSA
Nyeri akut
NOC
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri
2. mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
3. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
4. Mampu
mengenali
nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
5. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
6. Tanda vital dalam rentang
normal
NIC
NIC :
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan
kontrol
nyeri masa lampau
7. Bantu pasien dan keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
10. Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. S
No. RM
: 2124xx
DIAGNOSA
JAM
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nyeri akut
10 : 45
EVALUASI
Nama klien : Ny. S
No. RM
: 2124xx
DIAGNOSA
JAM
Nyeri akut
11.20
EVALUASI
S:
Ibu mengatakan nyeri pada kepalanya bagian kanan.
Nyeri terasa saat berdiri, nyeri seperti ditusuk, skala
nyeri 5
O:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
K/U : Cukup
Kesadaran : Composetis
GCS : 456
Ekpresi wajah menyeringai
Tampak berhati-hati dalam berjalan
Memegang kepala bagian kanan
TTV :
TD : 180/100 MmHg
N : 96 x / menit
S : 363 C
RR : 24 x / Menit
A:
Masalah teratasi
P:
Pasien pulang
BAB 4
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari yang berisi tentang kesenjangan antara teori dengan
suhan yang diterapkan pada Ny S p6A0 UK 40 minggu post partum spontan dengan PEB.
Peulis menggunakan manajemen keperawatan Wiknjossastro. Kesenjangan yang ditemukan oleh
penulis terdapat dalam pengkajian, diagnosa, dan masalah potensial serta implementasi ashan
keperawatan.
4.1 Pengkajian
Ny S merupkan ibu hamil yang menderita pre eklamsia berat dan berusia 38 tahun.
Menurut studi ATE (2008) dalam Chapman dan Charles (2013) usia ibu >35 tahun
memperparah resiko pre eklamsia. Meskipun kehamilan terjadi pada usia produktif tidak
menutup kemungkinan ibu hamil mengalami komplikasi seperti pre eklamsia berat jika
memiliki faktor resiko lainnya seperti kehamilan pada pasangan baru menikah dan
prigmigravida. Seperti yang diungkapkan oleh Cowan, dkk (2004) dalam Chaman dan
Charles (2013) pasangan baru akan mengembalikan resiko pre eklmsia sama seperti
prigigravida yang beresiko 2 kali dibandingkan dengan multigravida.
Keluhan yang dirsakan pasien adalah pasien merasa pusing dan kakinya bengkak. Data
yang ditemukan adalah 170/110 mmHg, tidak terdapat edema protein urin yang ditemukan
(++).
Pre eklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
potensi 160/110 atau lenih yang disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih. (Nugraho, 2011). Pada ibu bersalin dengan pre eklamsia berat umumnya
mengeluh adanya nyeri epigastrium, penambahn berat badan yang berlebihan, kenaikan
tekan darah serta gejala subjektif seperti pusing, dan ganguan penglihatan (Chaman dan
Charles, 2013).
Menurut analisa penulis keluhan yang tidak diderita adalah nyeri epigastrium, tengkuk
sakit dan gangguan penglihatan. Pasien tidak mengalami nyeri epigastrium karena pada
pemeriksaan laboratorium tidak terjadi kelainan trombosit yang diakibatkan oleh nekrosis
hati seperti pada pasien dengan impending eklmsia. Pasien tidak mengeluh pandangan kabur
karena tidak terjadi kerusakan pada retina, hai ini dapat dibuktikanpada saat pemeriksaan
mata ditemukan reflek pupil mata normal. Selain itu ditemukan kesenjangan pad atekan
darah pasien. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tekan darah pasien 170/110 mmHg.
dengan denyut janin < 100x/menit atau >180x/menit (normal 120-160x/menit). Dengan
adanya hasil tersebut maka tidak ada potensial janin untuk fatal distress.
Perdarahan post partum juga tidak terjai pad pasien. Menurut Maryunni dan
yulianingsih (2009) perdarahan pasca salin adalah perdarahan yang melebihi 500 ml atau
ditandai dengan perubahan tanda-tanda vital misalnya pasien mengeluh lemas, limbung,
keringan dingn, tekan darah sistolik <90 mmHg, nadi ,100x/menit, kadar Hb<8gr%. Hasil
pemeriksaan pasien tidak ditemukan tanda-tanda terjadinya perdarahan pasca salin , jadi
potensial atau kemungkinan untuk terjadi komplikasi perdarahan post partum sedikit.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas 6-8 minggu (Sinopsis
Obstetric 1998, 115)
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998).
5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa, diharapkan mahasiswa mampu menganalisis masalah-masalah diatas,
dan mampu memberikan penatalaksanaan dari kasus di atas
2. Bagi pembaca, diharapkan para pembaca dapat memahami dan mengerti cara
mengantisipasi masalah-masalah yang terdapat di makalah.
3. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan mampu menatalaksanakan/ memberikan asuhan sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius : Jakarta