Anda di halaman 1dari 6

1.

Bendera merah cephalgia :


a. Usia < 10 tahun dan > 50 tahun
b. Worst ever headache
c. Disertai demam
d. Disertai aura > 60 menit
e. Ada defisit neurologis
f. Ada papil edem
g. Ada kelainan sistemik
h. Ada riwayat trauma
2. Macam-macam herniasi
Herniasi Subfalcine (Cingulate)

Definisi: gyrus cingulai mengalami herniasi ke bawah falx

Etiologi: lesi supratentorial lateral

Gambaran klinis:
o

Biasanya asymptomatic, lakukan observasi baik secara patologis atau


radiologis

Waspadai terjadinya herniasi transtentorial, yang akan beresiko menekan arteri


serebri anterior

Herniasi Tentorial Central (Axial)

Definisi: Berpindahnya diencephalon dan mesencephalon melalui foramen trans


tentorial

Etiologi: lesi supratentorial midline, pembengkakan cerebral yang difus, herniasi


uncal tahap lanjut
Gambaran klinis:

deteriorasi mulai dari rostral ke caudal (kegagalan diencephalon sampai


medulla oblongata secara berurutan)

penurunan tingkat kesadaran (penekanan mesencephalon)

gangguan pergerakan bola mata gangguan gerakan ke atas (sunset eyes)

perdarahan batang otak (Durets terjadi akibat robekan vasa perforantes


arteri basilaris)

diabetes insipidus (akibat penarikan tangkai hipofisis dan hypothalamus) >


tanda stadium akhir

Herniasi Tentorial Lateral (Uncal)

Definisi: uncus lobus temporalis herniasi turun melalui foramen trans tentorial

Etiologi: lasi supratentorial lateral (seringkali akibat hematoma post trauma yang
meluas secara cepat)

Gambaran klinis:
o

Dilatasi pupil ipsilateral, refleks negatif (tanda paling awal, dan paling
terpercaya), kelumpuhan gerak bola mata (penekanan pada N III)

Penurunan tingkat kesadaran (penekanan mesencephalon)

Hemiplegia kontralateral, respon telapak kaki kearah atas

Kernohans notch: kompresi pedunculus serebri (mesencephali) karena


pergeseran otak > hemiplegia ipsilateral (biasanya mengakibatkan salah
dalam penentuan letak lesi)

Herniasi ke atas (Upward)

Definisi: vermis cerebelli herniasi melalui incisura tentorii, dan menekan


mesencephalon

Etiologi: massa yang besar di fossa posterior basis cranii sehingga menyebabkan
herniasi serebellum ke arah rostral, sering kali setelah VP (ventriculo-peritoneal)
shunting

Gambaran klinis:
o

Kompresi arteri cerebelli superior > infark cerebelli

Kompresi aqueductus cerebri (mesencephali) > hydrocephalus

Herniasi Tonsil (Coning)

Definisi: tonsil cerebelli herniasi melalui foramen magnum (disebut juga herniasi
foramen magnum)

Etiologi: lesi infra tentorial, atau terjadi setelah adanya herniasi tentorial central

Gambaran klinis:
o

Kompresi pusat kardiovaskuler dan respirasi di medulla oblongata (fatal)

Dapat diakibatkan oleh LP (lumbar punction) pada pasien dengan SOL (space
occupying lesion) (umumnya di fossa posterior basis cranii)

3. Penatalaksanaan peningkatan tekanan intra kranial

Tujuan : menjaga TIK <20 mmHg, CPP >60-70 mmHg

Elevasi kepala di tempat tidur (15-30 derajat, atau 30-45 derajat > guna
meningkatkan aliran keluar vena dari intrakranial

Cegah hipotensi dengan cairan, Normal saline (0.9%) dengan kecepatan 80100
cc/jam (hindari cairan hipotonis)

Intubasi (jika memungkinkan) dan lakukan ventilasi sehingga terjadi normocarbia


(PC02 35-40 mmHg) atau kalau bisa PCO2 = 2832 mm Hg > cegah vasodilatasi
serebri
o

(cat: jika kadar CO2 lebih besar dari 45 mm Hg, maka akan timbulcerebral
vasodilation.)

Berikan oxygen prn untuk mempertahankan p02 >60 mmHg > mencegahhypoxic
brain injury

Berikan Mannitol 20% 11.5 g/kg melalui infus IV secara cepat, pertahankan Tekanan
Darah >90 mmHg

Pasang Foley catheter

Segera konsul ke bedah saraf


Hal lain yang bisa dilakukan

Sedasi (ringan misal dengan codeine hingga berat misal dengan fentanyl/MgS04
muscle relaksan dengan vecuronium > dapat mengurangi tonus simpatis dan
hipertensi akibat kontraksi otot)

Kortikosteroid
Mengurangi edema, setelah beberapa hari, disekitar tumor otak, abses, darah
Pemberian kortikosteroid pada kasus cedera kepala dan stroke belum dapat
dibuktikan menguntungkan secara klinis.

4. Macam-macam edema serebri :


edema serebri vasogenik.
Paling sering dijumpai di klinik. Gangguan utama pada blood brain barrier (sawar
darah-otak). Permeabilitas sel endotel kapiler meningkat. sehingga air dan komponen
yang terlarut keluar dari kapiler masuk ruangan ekstraseluler, sehingga cairan
ekstraseluler bertambah. Dugaan bahwa serotonin memegang peranan penting pada
perubahan permeabilitas sel-sel endotel masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Jenis edema ini dijumpai pada trauma kepala, iskemia otak, tumor otak, hipertensi

maligna, perdarahan otak dan berbagai penyakit yang merusak pembuluh darah otak
edema serebri sitotoksik
Kelainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak (neuron, glia dan endotel
kapiler). Pompa Na tidak berfungsi dengan baik, sehingga ion Na tertimbun dalam
sel,mengakibatkan kenaikan tekanan osmotik intraseluler yang akan menarik cairan
masuk ke dalam sel. Sel makin lama makin membengkak dan akhirnya pecah. Akibat
pembengkakan endotel kapiler, lumen menjadi sempit, iskemia otak makin hebat
karena perfusi darah terganggu. Pada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang
luas pada kulit seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung and, seperti trietil
tin, dapat menimbulkan edema sitotoksik. Edema serebri sitotoksik sering ditemukan
pada hipoksia/ anoksia (cardiac arrest),iskemia otak, keracunan air dan intoksikasi
zat-zat kimia tertentu. Juga sering bersama-sama dengan edema serebri vasogenik,

misalnya pada stroke obstruktif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis.


edema serebri osmotik.
Edema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotik antara plasma darah
(intravaskuler) dan jaringan otak (ekstravaskuler). Apabila tekanan osmotik plasma
turun > 12%, akan terjadi edema serebri dan kenaikan TIK. Hal ini dapat dibuktikan
pada binatang percobaan dengan infus air suling, yang menunjukkan kenaikan volume

air. Pada edema serebri osmotik tidak ada kelainan pada pembuluh darah dan
membran sel.

edema serebri hidrostatik/interstisial


Dijumpai pada hidrosefalus obstruktif. Karena sirkulasi terhambat, cairan srebrospinal
merembes melalui dinding ventrikel, meningkatkan volume ruang ekstraseluler.

5. Klasifikasi Samuels (1986) berdasarkan atas lokasi tumor, yaitu :


Tumor supratentorial
Hemisfer otak :
Glioma :

glioblastoma multiforme

astrositoma

oligodendroglioma

Meningioma

Tumor metastasis

Tumor struktur median :


-

Adenoma hipofisis

Tumor glandula pinealis

Kraniofaringioma

Tumor infratentorial
Dewasa :
a.

Schwannoma akustikus (neurilemmoma, neurinoma akustik)

b.

Tumor metastasis

c.

Meningioma

d.

Hemangioblastoma (Von Hippel Lindau)

Anak-anak :
a.

Astrositoma serebelaris

b.

Medulloblastoma

c.

Ependimoma

d.

Glioma batang otak

Tumor medulla spinalis


a.

Ekstradural : Metastasis, Dermoid

b.

Intradural :
Ekstramedular :

Intramedular :

Meningioma

Neurofibroma (30 %)

Angioma

Ependimoma (60 % tumor MS)

Anda mungkin juga menyukai