Anda di halaman 1dari 8

TUGAS LAY OUT KERANGKA PENELITIAN

MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh :
Nama : Sallu Warni
NIM : 23010114120058
Kelas : B Peternakan

JURUSAN S 1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
PENGARUH PENAMBAHAN SILASE KEONG MAS (POMACEA
CANALICULATA LAMARCK) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS
TELUR ITIK PETELUR.

LATAR BELAKANG
Itik (Anas plathyrynchos) adalah salah satu jenis unggas yang potensial
sebagai penghasil telur. Usaha untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan
melalui pemilihan bibit ternak yang baik, penyediaan pakan yang cukup dalam

kuantitas dan kualitas serta pemberian pakan tambahan (feed additive). Untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidup dan produksi telur diperlukan bahan pakan
yang mengandung protein tinggi. Oleh karena harga bahan pakan sumber protein
cukup mahal, maka perlu dicari bahan pakan alternatif seperti keong mas.
Keong mas (Pomacea canaliculata L.) merupakan molusca sebagai
organisme pengganggu tanaman atau hama utama pada tanaman padi (oryza
sativa) di sawah. Organisme ini berpotensi sebagai hama utama, karena sawah
merupakan habitat yang cocok bagi perkembangannya, sehingga keong mas dapat
berkembang biak sangat cepat dan mampu merusak tanaman padi dalam waktu
yang cepat (Hendarsih dan Kurniawati, 2009). Keong mas dapat bertahan hidup
antara 2 sampai 6 bulan dengan fertilitas yang tinggi. Cangkangnya berwarna
coklat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan atau orange.
Pengendalian hama keong mas dapat di atasi dengan cara memanfaatkan
bagian tubuh dari keong mas. Salah satu bagian tubuh keong mas yang dapat
dimanfaatkan yaitu pada daging keong mas yang dapat dibuat silase untuk
meningkatkan peforma dan produksi telur itik, karena kandungan protein yang
dimiliki sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan silase keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) dalam ransum
terhadap kualitas telur itik petelur.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh penambahan silase keong mas terhadap kualitas telur
itik ?
2. Bagaimana cara pengolahan keong mas menjadi silase ?
TUJUAN

Mengetahui pengaruh penambahan silase


Keong Mas (Pomacea
canaliculata Lamarck) pada kualitas telur itik
Mengetahui cara pengolahan keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck)
menjadi silase

MANFAAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh silase keong mas
terhadap kualitas telur itik dan memanfaatkan keong mas degan cara mengolahnya
menjadi silase sebagai additive pakan.

TINJAUAN PUSTAKA
Itik (Anas plathyrynchos) adalah salah satu jenis unggas yang potensial
sebagai penghasil telur (Purnamaningsih, 2010) . Itik dapat dimanfaatkan sebagai
penghasil daging setelah produksi telur menurun pada akhir tahun ketiga (Ranto
dan Sitanggang, 2005). Usaha untuk meningkatkan produktivitas dapat dilakukan
melalui pemilihan bibit ternak yang baik, penyediaan pakan yang cukup dalam
kuantitas dan kualitas serta pemberian pakan tambahan (feed additive), seperti
penambahan probiotik atau asam amino dalam ransum (Wahju, 1985).

Keong mas merupakan hama sawah yang populasinya sangat tinggi.


Keong mas merupakan hewan lunak dari divisio Mollusca, kelas Gastropoda yang
berarti berjalan dengan perut, ordo Pulmonata, famili Pomaceatidae, genus
Pomacea, spesies Pomacea canaliculata Lamarck (Purnamaningsih, 2010).
Pemanfaatan keong mas yang belum optimal menyebabkan perkembangbiakan
keong mas yang sangat cepat dan melimpah sehingga keong mas menjadi hama
utama tanaman padi. Oleh karena itu untuk menanggulangi perkembangannya
keong mas da
pat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan silase (Noviana, et al.,
2012). Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas berkisar
antara 16-50% dan hampir 40% berat tubuhnya terdiri atas protein yang
merupakan zat pembangun makhluk hidup. Selain itu, keong mas juga diketahui
mengandung asam omega 3, 6, dan 9. Dalam setiap 100 g daging keong mas
mengandung energi makanan 83 kalori, protein 12,2 g, lemak 0,4 g, karbohidrat
6,6 g, abu 3,2 g, fosfor 61 mg, natrium 40 mg, kalium 17 mg, riboflavin 12 mg,
niacin 1,8 mg serta kandungan nutrisi makanan yang lain seperti vitamin C, Zn,
Cu, Mn, dan Iodium (Afrila, et al., 2015).
Proses pembuatan silase dapat dilakukan secara kimia dan mikrobiologi.
Pembuatan silase secara kimiawi dilakukan dengan cara menambahkan asam
organik atau asam mineral maupun campuran keduanya dan diawetkan dalam
suasana asam (Noviana, et al., 2012). Secara biologis dilakukan dengan
mempergunakan

kemampuan

bakteri

asam

laktat

(BAL) serta

dengan

penambahan sumber karbohidrat yang menyebabkan jalannya proses fermentasi


(Sukarsa et al., 1985). Dalam proses pembuatan silase secara kimiawi umumnya
menggunakan asam organik maupun asam mineral. Menurut Kompiang dan Ilyas
(1993), asam organik terutama asam format umumnya lebih mahal daripada asam
mineral, tetapi dengan menggunakan asam ini silase yang dihasilkan tidak begitu
asam. Penggunaan asam format ini pun dapat langsung digunakan sebagai ransum
ikan maupun ternak tanpa harus dinetralkan terlebih dahulu (Afrianto dan
Liviawaty, 2005).

MATERI DAN METODE

Materi yang digunakan untuk penelitian ini adalah kandang sebagai tempat
untuk melakukan penelitian ini. Tempat pakan sebagai wadah untuk memberi
perlakuan untuk ternak. Itik petelur sebagai objek pengamatan dan keong mas
sebagai perlakuan untuk penelitian ini.
Metode yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan membagi itik
menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok ini terdiri dari 20 ekor itik.
Kelompok pertama diberi pakan tanpa tambahan pakan apapun. Kelompok kedua
diberi pakan tambahan dalam pakannya. Kedua kelompok ayam ini dipelihara
dalam waktu yang sama, dan dalam waktu yang bersamaan kemudian
dibandingkan dari kedua kelompok ayam ini, kelompok manakah yang akan
menghasilkan kualitas telur lebih baik, berdasarkan parameter parameter yang
diamati.
Parameter penelitian :
Parameter penilitian yang diamati adalah perbandingan kualitas eksterior
dan interior telur dari itik yang diberi pakan tambahan silase keong mas dan itik
yang tidak mendapat perlakuan pakan tambahan. Kualitas eksterior meliputi berat
telur, warna kerabang, bentuk serta ukuran telur (indeks telur). Sedangkan kualitas
interior meliputi Haugh Unit, indeks kuning telur, indeks putih telur dan warna
kuning telur.
1. Kualitas Eksterior
Berat Telur
Pengukuran berat telur dilakukan dengan cara menimbang berat masing
masing telur dengan bantuan alat timbangan.
Warna Kerabang
Dilakukan dengan cara penilaian secara kuantitatif dengan melihat warna
kerabang telur
Indeks Telur
Pengukuran indeks telur dilakukan dengan cara mengukur panjang dan
lebar telur dengan jangka sorong, lalu indeks telur dihitung dengan
rumus:
Indeks telur = Lebar telur / Panjang telur

2. Kualitas Interior
Haugh Unit
Haugh Unit merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui
kesegaran isi telur, terutama bagian putih telur. Cara pengukurannya telur
ditimbang beratnya lalu dipecahkan secara hati-hati dan diletakkan
ditempat yang datar, selanjutnya putih telur (dalam mm) diukur dengan
jangka sorong, bagian putih telur dan pinggir putih telur
HU = 100 log (H + 7,57 1,7 W0,37)

Keterangan : H = ketinggian albumen (mm)


W = berat telur (gram)

HU = Haugh Unit
Indeks Kuning Telur
Indeks kuning telur merupakan perbandingan antara tinggi dan diameter
kuning telur. Cara menghitungnya adalah dengan memisahkan kuning
telur lalu mengukur tinggi dan diameternya dengan jangka sorong , dan
dihitung menggunakan rumus

Indeks Putih Telur


Cara pengukuran indeks putih telur adalah dengan mengukur rasio tinggi
albumen kental terhadap rata-rata diameter terpanjang dan terpendek dari
albumen. Telur dipecahkan dan diletakkan di atas kaca, kemudian tinggi
dan diameter putih telur diukur dengan jangka sorong.

Warna Kuning telur

Diukur secara kualitatif dengan cara pengamatan secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E. Liviawaty. 2005. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius.


Yogyakarta
Afrila, A., Suroto, K.S dan Fitasari, E. 2015. Pengaruh substitusi penggunaan
tepung keong mas terhadap konsumsi pakan dan kualitas produksi telur
ayam arab. J. Buana Sains 15(2) : 145-154
Kompiang, I.P. dan S. Ilyas. 1993. Silase ikan : pengolahan, penggunaan, dan
prospeknya di Indonesia. J. Litbang Pertanian. Balai Penelitian Ternak
Ciawi, Bogor.
Noviana, N.Y., Lestari, S. dan Hanggita, S.R.J. 2012. Karakteristik kimia dan
mikrobiologi silase keong mas (Pomacea canaliculata) dengan penambahan
asam format dan bakteri asam laktat 3B104. J. Fishtech 1(1):55-68.

Purnamaningsih, A.2010.Pengaruh Penambahan Tepung Keong Mas (Pomacea


canaliculata

Lamarck)

Dalam

Ransum

Terhadap

Kualitas

Telur

Itik.Skripsi.Universitas Sebelas Maret.


Ranto & Sitanggang. 2005. Panduan Lengkap Beternak Itik. Jakarta: AgroMedia
Pustaka.
Sukarsa, D. R. Nitibaskara dan R. Suwandi. 1985. Penelitian pengolahan silase
ikan dengan proses biologis. Laporan Penelitian. IPB. Bogor.
Wahju J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai