Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 1)
1. Siswa dapat menjelaskan
ciri-ciri umum tumbuhan.
2. Siswa dapat
mengidentifikasi jenis
tumbuhan yang
membentuk strata di
hutan hujan tropis.
3. Siswa dapat
mengklasifikasikan
tumbuhan kedalam tiga
kelompok yaitu tumbuhan
lumut, tumbuhan paku
dan tumbuhan biji.
4. Siswa dapat menjelaskan
Kata-kata
Penting
Anteridium
Arkegonium
Gametofit
Gema
Indusium
Kormus
Metagenesis
Protalium
Protonema
Rizoid
Sporofit
(tumbuhan)?
Pendahuluan
Tumbuhan (Plantae) adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan
daun. Akar, batang, dan daun merupakan organ hasil diferensiasi jaringan.
Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai kloroplas. Di dalam
kloroplas terdapat pigmen klorofil sehingga tumbuhan memiliki klorofil a,
klorofil b, dan ada juga yang mengandung karoten. Sel-sel tumbuhan
memiliki dinding sel yang mengandung selulosa, yang mengakibatkan
tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan sistem 5 kingdom, organisme yang
dimasukkan dalam kingdom Plantae adalah tumbuhan lumut, tumbuhan
paku, dan tumbuhan biji.
Tumbuhan diklasifikasikan menjadi beberapa divisi seperti yang
terdapat dalam tabel 7.1.
Tabel 7.1 Klasifikasi Tumbuhan
Takson
Nama Umum
Perkiraan
jumlah
spesies
A. Tumbuhan
Tidak
Berpembuluh
Lumut hati
10.000
Divisi Hepatophyta
Lumut tanduk
6.500
Divisi Anthocerophyta
Lumut daun
100
Divisi Bryophyta
B. Tumbuhan Berpembuluh
1. Tumbuhan Tidak Berbiji
Divisi Psilophyta
Paku purba atau paku
10-13
Divisi Lycophyta
telanjang
1.000
Divisi
Sphenophyta
atau Paku kawat
15
Equisetophyta
Paku ekor kuda
12.000
Divisi
Pterophyta
atau Paku sejati
Polipodiophyta
2. Tumbuhan Biji
Tumbuhan
biji
terbuka
(Gymnospermae)
Pinus
550
Divisi Coniferophyta
Pakis haji
100
Divisi Cycadophyta
Ginko
1
Divisi Ginkgophyta
Melinjo
70
Divisi Gnetophyta
Tumbuhan
biji
tertutup Tumbuhan berbunga
235.000
(Angiospermae)
Divisi Anthophyta
Sumber: Syamsuri, Istamar, dkk (2007)
Dari Tabel 7.1 di atas dapat dilihat bahwa secara garis besar,
tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh
A.
Tumbuhan Lumut
Lumut adalah tumbuhan yang memiliki batang semu, daun semu, dan
akar semu berupa rizoid. Koloni lumut ada yang tampak seperti beledu, ada
pula yang seperti lembaran. Lumut dapat dijumpai di berbagai tempat,
misalnya di tanah lembab, di pohon di tembok, di permukaan batu bata, dan
di kutub yang merupakan ekosistem tundra atau di padang lumut. Lumut
yang hidup di batu bata atau tembok sering terlihat seperti lapisan beledu
hijau. Ada pula yang seperti lembaran daun yang menempel di permukaan
tebing atau di dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon tubuhnya menjulur
panjang menggantung. Lumut yang kering dijual untuk media tanaman dan
dikenal sebagai moss. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara
tumbuhan bertalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan bertalus
(Thallophyta) adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun,
sedangkan tumbuhan berkormus (Cormophyta) adalah tumbuhan yang
memiliki akar, batang, dan daun.
mberkas pembuluh xilem dan floem. Akar lumut merupakan rizoid (akar
semu). Rizoid terdiri dari sederetan sel yang tidak memiliki berkas pembuluh
seperti pada tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Rizoid berfungsi untuk
melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh
bagian tubuh.
Organ kelamin jantan pada lumut berupa anteridium yang dapat
menghasilkan spermatozoid. Organ kelamin betina berupa arkegonium yang
dapat menghasilkan ovum. Spermatozoid dapat berenang di medium air,
menuju ke arkegonium sehingga terjadilah pembuahan di dalam
arkegonium. Perbedaan antara anteridium dan arkegonium dapat kalian lihat
pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2 Perbedaan antara Anteridium dan Arkegonium
N
Anteridium
Arkegonium
o.
1 Merupakan organ jantan berbentuk Merupakan
organ
betina
tongkat
berbentuk botol
2 Tidak memiliki lapisan pelindung
Memiliki sel-sel pelindung yang
melindungi
sel
telur
yang
terbentuk di dalamnya
3 Menghasilkan
sejumlah
gamet Menghasilkan satu gamet betina
jantan ber-flagela (sel sperma)
berukuran besar (sel telur)
4 Gamet jantan dilepaskan dari Gamet betina melekat pada
anteridium
arkegonium
B.
Tumbuhan Paku
C.Tumbuhan Biji
Tumbuhan biji (spermatophyta) merupakan kelompok tumbuhan yang
memiliki ciri khas, yaitu adanya organ berupa biji. Berdasarkan letak bakal
biji atau bijinya, Spermatophyta dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji
tertutup).
terpisah
atau
Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 2)
1. Siswa dapat
mengklasifikasikan
tumbuhan lumut
2. Siswa dapat
mengidentifikasi alat
reproduksi tumbuhan
lumut
3. Siswa dapat menjelaskan
metagenesis tumbuhan
lumut
Kelompok Jugermanniidae
Kelompok lumut hati berdaun terlihat sangat mirip dengan lumut pada
umumnya. Jenis lumut ini mempunyai daun yang lebih sederhana dari lumut
dan tidak memiliki tulang tengah yang disebut costa. Tangkai dari sporofitnya
berwarna transparan (bening) sampai ke arah putih. Sporofit dari lumut hati
mempunyai struktur sederhana yang terdiri atas kaki yang melekat pada
gametofit dan suatu kapsul. Kapsulnya biasanya berwarna hitam dan
berbentuk telur. Salah satu contoh jenis lumut hati berdaun adalah Scapania
sp dan Ricciocarpus natans.
Kelompok Marchantiopsida
Kelompok lumut hati bertalus lebih mudah ditemukan daripada lumut
hati berdaun dan strukturnya berbentuk talus. Gametofitnya pipih, berwarna
hijau dan berbentuk seperti rajutan berpilin. Pada saat gametofitnya tumbuh
subur dan siap menghasilkan generasi sporofitnya, tumbuhan ini dapat
tumbuh seperti struktur berbentuk payung berwarna hijau yang disebut
carpocephalum. Sporofit tumbuh di bawah struktur payung tersebut dan
sering sekali terlindung dari penglihatan. Ada dua struktur payung, yaitu
payung yang tepinya rata yang menunjukkan anteridium dan payung yang
memiliki lekuk-lekuk pada tepinya yang menunjukkan arkegonium. tahap ini
merupakan tahap reproduksi generatif. Sementara itu, reproduksi vegetatif
dengan membentuk gemma atau kuncup. Salah satu contoh jenis lumut hati
bertalus adalah Asterella Californica dan Marchantia polymorpha.
Tabel 7.5. Perbedaan antara Generasi Gametofit dan Sporofit pda Lumut
No
Generasi Gametofit
Generasi Sporofit
.
1 Fase haploid
Fase diploid
mendatar yang pendek. Hal ini merupakan salah satu sifat lain yang
menunjukkan bahwa Psilotum berbeda dari tumbuhan berpembuluh lain
yang masih hidup dan menghasilkan sporangia di daunnya. Pada saat
synangia telah matang, synangia akan membuka dan melepaskan spora
yang berwarna kuning sampai putih. Generasi gametofit sangat kecil dengan
panjang tidak lebih dari dua milimeter. Gametofit ini masuk ke dalam tanah
dan bersifat saprofit dan mengambil nutrisinya dengan menyerap zat-zat
yang terlarut di sekelilingnya. Proses ini sering sekali dibantu dengan
kehadiran jamur yang tumbuh dalam jaringan gametofit. Setelah dewasa
gametofit menghasilkan sel telur dan sel sperma. Sperma biasanya
berflagela dan berenang menuju sel telur dan kemudian bersatu untuk
memulai generasi sporofit. Namun demikian, gametofit psilophyta dapat
melakukan pembuahan sendiri untuk menghasilkan tumbuhan sporofit.
Sporofit yang dihasilkan memulai hidupnya sebagai organisme yang
bergantung pada gametofit induknya.
Kelompok Lycophyta (paku kawat)
Kelompok Lycophyta memiliki struktur akar yang sederhana,
batangnya bercabang dan kecil, daun-daun tersusun spiral yang disebut
mikrofil. Sporangium dihasilkan oleh daun yang subur, mempunyai dinding
yang tebal, ada yang homospora (menghasilkan satu jenis spora), dan ada
yang heteospora (menghasilkan dua jenis spora). Sel sperma mudah
bergerak dan memiliki dua atau lebih flagela. Beberapa contoh spesies
Lycophyta, yaitu Selaginella, Lycopodium, dan Isoltes.
beberapa minggu
Berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan
menjadi paku homospor, heterospor,
dan peralihan.
1. Siswa dapat
mengklasifikasikan tumbuhan
1. Paku homospora (isospora),
biji
yaitu tumbuhan paku yang hanya
2. Siswa dapat menjelaskan cirimenghasilkan satu jenis spora
ciri tumbuhan biji
dengan satu macam ukuran spora.
(Angiospermae dan
Contoh:
Adiantum
cuneatum
Gymnospermae)
(suplir), Lycopsida (paku kawat).
3. Siswa dapat
mengidentifikasikan alat
2. Paku
heterospora
reproduksi tumbuhan biji
(anisospora), yaitu paku yang
(Angiospermae dan
menghasilkan dua jenis spora
Gymnospermae)
yang berbeda, yaitu mikrospora
4. Siswa dapat menjelaskan
(jantan) dan makrospora (betina).
metagenesis tumbuhan biji
Contoh: Selaginella (paku rane),
(Angiospermae dan
Marsilea
crenata
(semanggi).
Gymnospermae)
5. Siswa membuat bagan
Mikrospora akan tumbuh menjadi
mikroprotalium
sedangkan
makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikroprotalium
membentuk mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium,
sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan
menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan
arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara sperma dan ovum
menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang
akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.
3.
Paku peralihan dari homospora ke heterospora, yaitu paku yang
menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, tetapi dapat
dibedakan spora jantan (spora +) dan spora betina (spora -). Jenis ini
dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan
heterospora. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 4)
TUMBUHAN BIJI
Tumbuhan biji (spermatophyta) meliputi semua tumbuhan yang
menghasilkan biji. Berdasarkan letak bakal biji atau bijinya, Spermatophyta
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji
terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).
Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah.
Umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun
membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya.
Reproduksi generatif terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal)
yang menghasilkan zigot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan
berlangsung relatif lama.
Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok , yaitu :
Reproduksi Angiospermae
Reproduksi generatif, pada tumbuhan Angiospermae dalam siklus
hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
1. Gametogenesis, yaitu pembentukan gamet (sel kelamin) yang terjadi di
bagian bunga.
Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 5)
1. Siswa dapat menjelaskan
manfaat ekonomi tumbuhan
2. Siswa dapat menjelaskan
manfaat dan peran tumbuhan
dalam ekosistem
3. Siswa dapat menganalisis
dampak turunnya
keanekaragaman tumbuhan
bagi ekosistem
4. Siswa dapat mengidentifikasi
berbagai tanaman obat yang
ada di lingkungan sekitar
5. Siswa dapat membuat
laporan tertulis tentang
tanaman berkhasiat obat di
2.
3.
4.
5.
6.