Anda di halaman 1dari 32

Plantae

Ciri-ciri morfologis, metagenesis, peranannya dalam


keberlangsungan hidup di bumi

Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 1)
1. Siswa dapat menjelaskan
ciri-ciri umum tumbuhan.
2. Siswa dapat
mengidentifikasi jenis
tumbuhan yang
membentuk strata di
hutan hujan tropis.
3. Siswa dapat
mengklasifikasikan
tumbuhan kedalam tiga
kelompok yaitu tumbuhan
lumut, tumbuhan paku
dan tumbuhan biji.
4. Siswa dapat menjelaskan
Kata-kata
Penting

Anteridium
Arkegonium
Gametofit
Gema
Indusium
Kormus
Metagenesis
Protalium
Protonema
Rizoid
Sporofit

(tumbuhan)?

Di bumi ini, terdapat 350.000 spesies


tumbuhan yang sudah diidentifikasi. Tumbuhan
tersebut mencakup tumbuhan biji, lumut, dan
tumbuhan paku. Bentuk dan jenis tumbuhan
sangat beraneka ragam. Ada tumbuhan berdaun
lebar, sempit, bahkan ada yang seperti tidak
berdaun. Ada juga tumbuhan berbatang keras dan
berbatang lunak. Tumbuhan ada yang hidup di
tempat kering, lembab atau basah. Berdasarkan
keanekaragaman
jenis
tumbuhan,
adakah
persamaan yang membuat mereka dikelompokkan
ke dalam kingdom yang sama, yaitu Plantae

Pendahuluan
Tumbuhan (Plantae) adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan
daun. Akar, batang, dan daun merupakan organ hasil diferensiasi jaringan.
Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai kloroplas. Di dalam
kloroplas terdapat pigmen klorofil sehingga tumbuhan memiliki klorofil a,
klorofil b, dan ada juga yang mengandung karoten. Sel-sel tumbuhan
memiliki dinding sel yang mengandung selulosa, yang mengakibatkan
tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan sistem 5 kingdom, organisme yang
dimasukkan dalam kingdom Plantae adalah tumbuhan lumut, tumbuhan
paku, dan tumbuhan biji.
Tumbuhan diklasifikasikan menjadi beberapa divisi seperti yang
terdapat dalam tabel 7.1.
Tabel 7.1 Klasifikasi Tumbuhan
Takson
Nama Umum
Perkiraan
jumlah
spesies
A. Tumbuhan
Tidak
Berpembuluh
Lumut hati
10.000
Divisi Hepatophyta
Lumut tanduk
6.500
Divisi Anthocerophyta
Lumut daun
100
Divisi Bryophyta
B. Tumbuhan Berpembuluh
1. Tumbuhan Tidak Berbiji
Divisi Psilophyta
Paku purba atau paku
10-13
Divisi Lycophyta
telanjang
1.000
Divisi
Sphenophyta
atau Paku kawat
15
Equisetophyta
Paku ekor kuda
12.000
Divisi
Pterophyta
atau Paku sejati
Polipodiophyta
2. Tumbuhan Biji
Tumbuhan
biji
terbuka
(Gymnospermae)
Pinus
550
Divisi Coniferophyta
Pakis haji
100
Divisi Cycadophyta
Ginko
1
Divisi Ginkgophyta
Melinjo
70
Divisi Gnetophyta
Tumbuhan
biji
tertutup Tumbuhan berbunga
235.000
(Angiospermae)
Divisi Anthophyta
Sumber: Syamsuri, Istamar, dkk (2007)
Dari Tabel 7.1 di atas dapat dilihat bahwa secara garis besar,
tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh

dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan berpembuluh (Traceophyta) adalah


tumbuhan yang memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem.
Tumbuhan berpembuluh (Traceophyta) meliputi tumbuhan paku dan
tumbuhan biji. Tumbuhan biji. Tumbuhan tidak berpembuluh meliputi
tumbuhan lumut. Pada siklus hidup tumbuhan terjadi pergiliran keturunan
antara tahap sporofit dan tahap gametofit. Pergiliran keturunan ini disebut
metagenesis. Tahap sporofit adalah tahap tumbuhan menghasilkan spora
dan tahap gametofit adalah tahap tumbuhan menghasilkan gamet.

A.

Tumbuhan Lumut

Lumut adalah tumbuhan yang memiliki batang semu, daun semu, dan
akar semu berupa rizoid. Koloni lumut ada yang tampak seperti beledu, ada
pula yang seperti lembaran. Lumut dapat dijumpai di berbagai tempat,
misalnya di tanah lembab, di pohon di tembok, di permukaan batu bata, dan
di kutub yang merupakan ekosistem tundra atau di padang lumut. Lumut
yang hidup di batu bata atau tembok sering terlihat seperti lapisan beledu
hijau. Ada pula yang seperti lembaran daun yang menempel di permukaan
tebing atau di dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon tubuhnya menjulur
panjang menggantung. Lumut yang kering dijual untuk media tanaman dan
dikenal sebagai moss. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara
tumbuhan bertalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan bertalus
(Thallophyta) adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun,
sedangkan tumbuhan berkormus (Cormophyta) adalah tumbuhan yang
memiliki akar, batang, dan daun.

Gambar 7.1. Struktur tumbuhan lumut


STRUKTUR TUBUH TUMBUHAN LUMUT
Lumut memiliki bagian tubuh yang mirip akar, daun, dan batang pada
tumbuhan biji. Akan tetapi, akar, batang dan daun lumut tidak memiliki

mberkas pembuluh xilem dan floem. Akar lumut merupakan rizoid (akar
semu). Rizoid terdiri dari sederetan sel yang tidak memiliki berkas pembuluh
seperti pada tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Rizoid berfungsi untuk
melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh
bagian tubuh.
Organ kelamin jantan pada lumut berupa anteridium yang dapat
menghasilkan spermatozoid. Organ kelamin betina berupa arkegonium yang
dapat menghasilkan ovum. Spermatozoid dapat berenang di medium air,
menuju ke arkegonium sehingga terjadilah pembuahan di dalam
arkegonium. Perbedaan antara anteridium dan arkegonium dapat kalian lihat
pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2 Perbedaan antara Anteridium dan Arkegonium
N
Anteridium
Arkegonium
o.
1 Merupakan organ jantan berbentuk Merupakan
organ
betina
tongkat
berbentuk botol
2 Tidak memiliki lapisan pelindung
Memiliki sel-sel pelindung yang
melindungi
sel
telur
yang
terbentuk di dalamnya
3 Menghasilkan
sejumlah
gamet Menghasilkan satu gamet betina
jantan ber-flagela (sel sperma)
berukuran besar (sel telur)
4 Gamet jantan dilepaskan dari Gamet betina melekat pada
anteridium
arkegonium

B.

Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku (Pteridophyta) diduga merupakan tumbuhan berkormus


tertua yang menghuni daratan bumi. Fosil tumbuhan paku dijumpai pada
batu-batuan zaman karbon, diperkirakan berasal dari 345 juta tahun yang
lalu. Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar,
dan daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah
memiliki pembuluh angkut xilem dan floem.
Tumbuhan paku ada yang hidup di air (tumbuhan hidrofit); hidup di
tempat lembab (tumbuhan higrofit); hidup menempel pada tumbuhan lain
(tumbuhan epifit); dan ada yang hidup pada sisa-sisa tumbuhan lain atau
sampah-sampah (tumbuhan saprofit). Tumbuhan paku tidak menghasilkan
biji, tetapi menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh daun, biasanya pada
permukaan bawah daun. Daun yang masih muda menggulung.

Gambar 7.2. Struktur Tumbuhan Paku

STRUKTUR TUBUH TUMBUHAN PAKU


Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan paku
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang tumbuhan paku berada di
dalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan muncul tangkai daun. Ada
pula tumbuhan paku yang batangnya mirip tumbuhan palem, yakni
batangnya menjulang ke atas, misalnya paku pohon (Cyathea sp.)
Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun dan helaian daun.
Helaian daun ada yang tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan daun
majemuk saat masih tunas, daunnya menggulung. Pada paku tertentu,
ukuran daun tidak sama. Ada daun kecil (mikrofil) dan ada pula daun yang
besar (makrofil). Pada mikrofil tidak terdapat tangkai daun dan tulang daun.
Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan spora dan disebut
sporofil dan ada yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil. Tropofil
hanya berfungsi untuk fotosintesis. Pada Adiantum (pakis) dan suplir tidak
ada daun yang berfungsi khusus.
Tumbuhan paku menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak
atau sporangium. Sporangium-sporangium berkumpul di dalam wadah yang
disebut sorus. Sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian bawah.
(Pteridophyta)
Perhatikan di bagian bawah daunTumbuhan
paku adapaku
sederetan
bentukan bulat atau
oval, atau seperti bulan sabit pada suplir. Jika sudah matang akan tampak
kehitaman. Bentukan itu adalah Ciri:
sorus.
Lihat Gambar
7.3. Sorus
berkormus,
menghasilkan
spora,ada
daunyang
dilindungi oleh selaput yang disebut
indusium.
muda
menggulung
Struktur dan fungsi:
1. Memiliki berkas pembuluh xilem dan
floem sebagai jaringan pengangkut
2. Batang tinggal di dalam tanah (rizom)
3. Memiliki daun majemuk menyirip sebagai
penghasil spora dan untuk fotosintesis
4. Spora dihasilkan oleh kotak spora
(sporangium)

Gambar 7.3. Sorus Tumbuhan Paku

Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut


xilem dan floem. Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air
dan zat hara dari tanah ke daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut
hasil-hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Berkas pengangkut
umumnya tersusun kosentris, artinya xilem ditengah dikelilingi oleh floem.
Adapun perbedaan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku, perhatikan
tabel 7.3 berikut ini.
Tabel 7.3 Perbedaan antara Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku
N
Ciri-ciri
Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
o.
1
Jumlah
25.000 spesies
12.000 spesies
2
Ukuran
Sangat kecil, biasanya
Biasanya mencapai 1 m,
tidak lebih dari 15 cm
beberapa dapat mencapai
12 m
3
Struktur tubuh
Memiliki rizoid (akar
Memiliki akar, batang, dan
semu), ber-daun sisik
daun sejati
(daun semu), dan
berbatang semu
4
Jaringan
Tidak ada
Ada, yaitu xilem dan
Pembuluh
floem
5
Fase dominan
Fase gametofit (n)
Fase sporofit (2n)
6
Tumbuhan
Berupa gametofit
Berupa sporofit
dewasa
7
Gametofit
Talus sederhana, hidup
Protalus, tidak menarik,
dewasa
bebas, dapat
hidup bebas, dan dapat
berfotosintesis, memiliki
berfotosintesis
rizoid dan struktur seperti
daun
8
Sporofit
Tergantung pada
Bentuk yang menonjol,
dewasa
gametofit, mempunyai
memiliki akar, batang dan
kapsul, seta, dan kaki
daun sejati

C.Tumbuhan Biji
Tumbuhan biji (spermatophyta) merupakan kelompok tumbuhan yang
memiliki ciri khas, yaitu adanya organ berupa biji. Berdasarkan letak bakal
biji atau bijinya, Spermatophyta dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji
tertutup).

1. Gymnospermae (Tumbuhan Biji Terbuka)


Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil
membentuk strobilus jantan dan strobilus betina.
Daun sempit, tebal, dan kaku
Bakal biji menempel pada daun buah

terpisah

Ciri-ciri dan Struktur Tubuh:


Berukuran makroskopis
Habitus bervariasi yaitu pohon, perdu, semak, dan
herba
Organ tubuh sudah lengkap terdiri atas akar, batang
dan daun
Merupakan tumbuhan heterospora
Kandung lembaga terlindung di dalam ovula yang
setelah mengalami pembuahan akan berkembang
menjadi biji
Cara Hidup dan Habitat:

atau

2. Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup)


Sudah memiliki bunga sesungguhnya
Bakal biji selalu diselubungi oleh sebuah badan yang berasal dari daun
(buah karpela)
Tabel 7.4 Perbedaan Tumbuhan Biji Terbuka dan Tumbuhan Biji Tertutup
Pembeda
Monokotil
Dikotil
Jumlah keeping Satu / tunggal
Dua/belah
biji
Daun
- Tulang daun sejajar/
-Tulang
daun
melengkung
menjari/menyirip
- Daun tunggal,
-Daun
tunggal/majemuk
mempunyai lidah-lidah
seringkali disertai daun
(ligula)
menumpu
- Daun duduknya
berseling atau
merupakan roset
Batang
Dari pangkal sampai ke
Dari pangkal ke ujung seperti
ujung hampir sama besar,
kerucu, bercabang-cabang.
tidak bercabang-cabang
Ruas batang tidak jelas,
ruas batang. Ruas batang
berkambium
tampak jelas, tidak
berkambium
Akar
Serabut
Tunggang
Bunga
Bagian bunga berjumlah 3 Bagian bunga berjumlah 4
atau kelipatannya
atau 5 kelipatannya.
Berkas
Tersebar
Melingkar
pembuluh

Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 2)
1. Siswa dapat
mengklasifikasikan
tumbuhan lumut
2. Siswa dapat
mengidentifikasi alat
reproduksi tumbuhan
lumut
3. Siswa dapat menjelaskan
metagenesis tumbuhan
lumut

A. Klasifikasi Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut diklasifikasikan menjadi tiga divisi, yaitu divisi
Hepatophyta (lumut hati), divisi Anthocerophyta (lumut handuk), dan divisi
Bryophyta (lumut sejati).
Divisi Hepatophyta (lumut hati)
Lumut hati merupakan anggota tumbuhan lumut yang mudah dilihat dan
diamati. Mengapa disebut lumut hati? Karena tubuh lumut hati dibagi menjadi
beberapa lobus, yang bentuknya akan mengingatkan seseorang akan lobus
hati pada hewan. Divisi Hepatophyta meliputi 10.000 spesies yang umumnya
terdapat di daerah tropis dan daerah beriklim basah. Secara umum, lumut
hati dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Jugermanniidae yang berdaun dan
Marchabtiopsida yang bertalus.

Kelompok Jugermanniidae
Kelompok lumut hati berdaun terlihat sangat mirip dengan lumut pada
umumnya. Jenis lumut ini mempunyai daun yang lebih sederhana dari lumut
dan tidak memiliki tulang tengah yang disebut costa. Tangkai dari sporofitnya
berwarna transparan (bening) sampai ke arah putih. Sporofit dari lumut hati
mempunyai struktur sederhana yang terdiri atas kaki yang melekat pada
gametofit dan suatu kapsul. Kapsulnya biasanya berwarna hitam dan
berbentuk telur. Salah satu contoh jenis lumut hati berdaun adalah Scapania
sp dan Ricciocarpus natans.

Gambar 7.4. Scapania, sp.

Kelompok Marchantiopsida
Kelompok lumut hati bertalus lebih mudah ditemukan daripada lumut
hati berdaun dan strukturnya berbentuk talus. Gametofitnya pipih, berwarna
hijau dan berbentuk seperti rajutan berpilin. Pada saat gametofitnya tumbuh
subur dan siap menghasilkan generasi sporofitnya, tumbuhan ini dapat
tumbuh seperti struktur berbentuk payung berwarna hijau yang disebut
carpocephalum. Sporofit tumbuh di bawah struktur payung tersebut dan
sering sekali terlindung dari penglihatan. Ada dua struktur payung, yaitu
payung yang tepinya rata yang menunjukkan anteridium dan payung yang
memiliki lekuk-lekuk pada tepinya yang menunjukkan arkegonium. tahap ini
merupakan tahap reproduksi generatif. Sementara itu, reproduksi vegetatif
dengan membentuk gemma atau kuncup. Salah satu contoh jenis lumut hati
bertalus adalah Asterella Californica dan Marchantia polymorpha.

Gambar 7.5. Asterella Californica


Divisi Anthocerophyta (lumut handuk)
Genus yang paling terkenal adalah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya
agak umum di jumpai di tepi sungai atau danau dan sepanjang selokan, tepi
jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang
berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-sel nya
biasanya mengandung satu kloroplas yang besar dan mencakup pirenoid.
Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk silinder yang
berbentuk bulir, dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang
sampai 5-6 cm. pangkal sporofit di bungkus dengan kelubung dari jaringan
gametofit. Dasar kapsul meluaas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ
untuk melekat dan menyerap, tebenam dalam-dalam di dalam jaringan
talusnya. Lumut tanduk tidak menghasilkan spora dalam kapsul di ujung
tangkai, melainkan di dalam tangkai berbentuk seperti tanduk berwarna
hijau. Pada saat spora telah matang, tangkai tersebut pecah (terbelah) dan
kemudian melepaskan spora. Di bawah pengamatan mikroskop, sel lumut
tanduk terlihat agak berbeda dengan jenis lumut yang lain. Lumut tanduk
memiliki satu kloroplas besar dalam setiap selnya. Tumbuhan lumut jenis lain
biasanya mempunyai kloroplas kecil dalam setiap selnya. Salah satu contoh
lumut tanduk adalah Anthoceros sp.

Gambar 7.5. Anthoceros sp.


Divisi Bryophyta (lumut sejati)
Lumut sejati terdiri atas tangkai yang panjang dan kecil serta daun,
tapi semuanya tidak memiliki jaringan pembuluh. Gigi peristom merupakan
ciri khusus dari lumut sejati, yaitu organ yang terletak di ujung tangkai
gametofit untuk melepaskan spora. Pada kondisi yang sesuai spora-spora
tumbuh dengan membentuk filamen bawah tanah yang ramping yang disebut
protonema. Protonema akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan gametofit. Lumut
sejati juga menghasilkan gametofit-gametofit dari organ-organ vegetatif
khusus seperti bubil yang dihasilkan oleh rizoid, gemma yang dihasilkan oleh
daun atau batang, dan protonema sekunder yang dihasilkan oleh rizoid atau
bagian yang bukan dari tunas yang berdaun. Beberapa contoh spesies lumut
sejati yaitu Hommolathecium natalli, Sphagnum (lumut gambut), dan
Polytricum.

Gambar 7.6. Hommolathecium natalli

B. Metagenesis Tumbuhan Lumut


Pada daur hidup lumut, generasi gametofit berbentuk tumbuhan lumut,
sedangkan generasi sporofit berbentuk sporogonium. Tumbuhan lumut
berkromosom n (haploid) dan berumur lama, sedangkan sporogonium
berkromosom 2n (diploid). Generasi yang dominan adalah gametofit,
sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada
gametofit.
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang
akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan

muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom


(haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut
arkegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan anteridium (jantan)
yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid).
Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract
(daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium
jantan (anteridium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan
gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan
bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia
jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous)
atau pada tanaman berbeda (dioceous). Fertilisasi sel telur oleh antherezoid
menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan
awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit
dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau
tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul merupakan
tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan
dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.

Gambar 7.7. Daur Hidup Tumbuhan Lumut

Tabel 7.5. Perbedaan antara Generasi Gametofit dan Sporofit pda Lumut
No
Generasi Gametofit
Generasi Sporofit
.
1 Fase haploid
Fase diploid

2 Terdiri dari batang, daun warna


Tujuan
hijau,Pembelajaran
organ kelamin, dan gamet
(Pertemuan 3)
3 Menghasilkan gamet melalui
1. mitosis
Siswa dapat
mengklasifikasikan
tumbuhan
4 Hidup
bebaspaku
2. Siswa dapat
mengidentifikasi
alat
5 Merupakan
fase dominan
dalam
reproduksi
tumbuhan
daur hidup lumut
paku
3. Siswa dapat menjelaskan
metagenesis tumbuhan
paku

Terdiri dari spora yang


membentuk tubuh multiseluler
yang terbentuk dari zigot
Menghasilkan spora melalui
meiosis
Tergantung pada gametofit
Merupakan fase yang pendek
dalam daur hidup lumut

A. Klasifikasi Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku termasuk dalam kingdom Plantae dan dikelompokkan
menjadi empat divisi, yaitu Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat),
Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
Kelompok Psilophyta (paku purba)
Psilophyta (paku purba) merupakan kelompok kecil yang hanya
memiliki dua genus yaitu genus Psilotum dan Tmesipteris yang keduanya
tidak memiliki banyak spesies. Psilotum banyak terdapat di Amerika Utara
dan Karibia, serta sepanjang teluk dan pantai Atlantikke utara sejauh
Karolina Utara. Psilotum juga ditemukan di daerah Asia yang beriklim tropis
dan pulau-pulau di Pasifik. Tmesipteris tumbuh di Kaledonia Baru dan di
daerah yang berdekatan di Pasifik Selatan, termasuk Australia, dan
Kaledonia Baru. Lihat Gambar 7.8.

Gambar 7.8. Psilotum nudum


Batang Psilotum tidak memiliki akar tetapi didukung oleh batang yang
merambat ke samping yang disebut rizoma. Bagian yang keluar dari batang
menghasilkan pasangan seperti daun, tetapi tidak memiliki jaringan
pembuluh. Pasangan seperti daun yang tumbuh keluar ini langsung terletak
di bawah synangia, yaitu organ penghasil spora. Synangia terlihat sebagai
hasil dari tiga sporangia yang bergabung dan muncul di ujung dari cabang

mendatar yang pendek. Hal ini merupakan salah satu sifat lain yang
menunjukkan bahwa Psilotum berbeda dari tumbuhan berpembuluh lain
yang masih hidup dan menghasilkan sporangia di daunnya. Pada saat
synangia telah matang, synangia akan membuka dan melepaskan spora
yang berwarna kuning sampai putih. Generasi gametofit sangat kecil dengan
panjang tidak lebih dari dua milimeter. Gametofit ini masuk ke dalam tanah
dan bersifat saprofit dan mengambil nutrisinya dengan menyerap zat-zat
yang terlarut di sekelilingnya. Proses ini sering sekali dibantu dengan
kehadiran jamur yang tumbuh dalam jaringan gametofit. Setelah dewasa
gametofit menghasilkan sel telur dan sel sperma. Sperma biasanya
berflagela dan berenang menuju sel telur dan kemudian bersatu untuk
memulai generasi sporofit. Namun demikian, gametofit psilophyta dapat
melakukan pembuahan sendiri untuk menghasilkan tumbuhan sporofit.
Sporofit yang dihasilkan memulai hidupnya sebagai organisme yang
bergantung pada gametofit induknya.
Kelompok Lycophyta (paku kawat)
Kelompok Lycophyta memiliki struktur akar yang sederhana,
batangnya bercabang dan kecil, daun-daun tersusun spiral yang disebut
mikrofil. Sporangium dihasilkan oleh daun yang subur, mempunyai dinding
yang tebal, ada yang homospora (menghasilkan satu jenis spora), dan ada
yang heteospora (menghasilkan dua jenis spora). Sel sperma mudah
bergerak dan memiliki dua atau lebih flagela. Beberapa contoh spesies
Lycophyta, yaitu Selaginella, Lycopodium, dan Isoltes.

Gambar 7.9. Selaginella lepidophyta


Kelompok Spenophyta (paku ekor kuda)

Kelompok sphenophyta saat ini memiliki satu genus yaitu genus


Equisetum dengan sekitar 15 spesies yang masih hidup di seluruh dunia.
Sebagian kecil spesies, seperti spesies yang tumbuh di Meksiko bagian tropis
dapat mencapai ketinggian 3 meter. Akan tetapi pada umumnya, tumbuhan
sphenophyta berbentuk tumbuhan pendek dan kecil-kecil seperti rumput
yang merupakan sisa-sisa kejayaan sebelumnya. Equisetum juga dikenal
sebagai paku ekor kuda, ekor serigala, atau alat penggosok. Equisetum (paku
ekor kuda) tumbuh di daratan tinggi.
Ciri morfologi yang paling jelas dari sphenopsida ialah pada
pencabangan di persambungan batang, yaitu titik-titik yang berjarak sama
yang disebut nodus. Antara nodus satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh
batang telanjang yang disebut internodus. Beberapa spesies sering sekali
bercabang pada nodus, sementara pada spesies yang lain tidak terjadi. Jika
terdapat percabangan, cabang tidak terjadi pada ketiak daun, tetapi jika
tidak terjadi percabangan maka daunlah yang akan tumbuh di tempat
tersebut. Daun-daun Equisetum panjang dan ramping. Di ujung cabang yang
reproduktif terdapat struktur kerucut disebut stobilus yang terdiri atas organ
tambahan yang menempel secara kuat di ujung cabang yang disebut
sporangiopora. Setiap sporangiopora menghasilkan beberapa sporangia
tempat spora berkembang. Sporangiopora yang strukturnya berbentuk
seperti payung dengan sporangia di ujungnya merupakan tipe yang paling
banyak ditemui pada sphenopsida. Kebanyakan spesies sphenopsida ialah
homospora (menghasilkan satu jenis spora). Beberapa spesies merupakan
heterospora yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda. Spora kecil
yang berkembang menjadi mikrogametofit jantan dan spora besar yang
berkembang menjadi megagametofit betina.

Gambar 7.10. Equisetum arvense

Kelompok Pterophyta (paku sejati)


Kelompok pterophyta juga dikenal sebagai paku pakis yang mempunyai ciriciri hidup berkelompok, tidak mempunyai batang sebenarnya, dan berupa
pohon atau tumbuhan pemanjat. Sporangium pterophyta terletak di bawah
permukaan daun dan sorusnya tersebar atau terletak teratur. Terdapat dua
jenis daun yaitu daun yang subur (fertil) dan daun yang tidak subur (steril).

Gambar 7.11. Marsilea sp.


Generasi sporofit lebih dominan daripada generasi gametofit. Generasi
gametofit menghasilkan alat reproduksi jantan yaitu anteridium dan alat
reproduksi betina berupa arkegonium. Beberapa contoh spesies pterophyta
yaitu Marsilea sp. Azolla sp. yang hidup bersimbiosis dengan Anabaena
azollae dalam mengikat nitrogen dari udara, dan Adiantum cuneatum
(suplir).

B. Metagenesis Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetative dengan rizom. Rizom
tumbuh menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku.
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan
dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.
Tabel 7.6. Perbedaan antara Generasi Gametofit dan Sporofit pada Tumbuhan
Paku
No
Generasi Gametofit
Generasi Sporofit
.
1 Merupakan
fase
diploid
dan Merupakan fase haploid dan tidak
dominan
menonjol
2

Ukuran lebih besar dan tumbuh Ukuran sangat kecil, berumur


sampai bertahun-tahun
pendek, dan bertahan hanya

beberapa minggu
Berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan
menjadi paku homospor, heterospor,
dan peralihan.
1. Siswa dapat
mengklasifikasikan tumbuhan
1. Paku homospora (isospora),
biji
yaitu tumbuhan paku yang hanya
2. Siswa dapat menjelaskan cirimenghasilkan satu jenis spora
ciri tumbuhan biji
dengan satu macam ukuran spora.
(Angiospermae dan
Contoh:
Adiantum
cuneatum
Gymnospermae)
(suplir), Lycopsida (paku kawat).
3. Siswa dapat
mengidentifikasikan alat
2. Paku
heterospora
reproduksi tumbuhan biji
(anisospora), yaitu paku yang
(Angiospermae dan
menghasilkan dua jenis spora
Gymnospermae)
yang berbeda, yaitu mikrospora
4. Siswa dapat menjelaskan
(jantan) dan makrospora (betina).
metagenesis tumbuhan biji
Contoh: Selaginella (paku rane),
(Angiospermae dan
Marsilea
crenata
(semanggi).
Gymnospermae)
5. Siswa membuat bagan
Mikrospora akan tumbuh menjadi
mikroprotalium
sedangkan
makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikroprotalium
membentuk mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium,
sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan
menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan
arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara sperma dan ovum
menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang
akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.
3.
Paku peralihan dari homospora ke heterospora, yaitu paku yang
menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, tetapi dapat
dibedakan spora jantan (spora +) dan spora betina (spora -). Jenis ini
dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan
heterospora. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 4)

TUMBUHAN BIJI
Tumbuhan biji (spermatophyta) meliputi semua tumbuhan yang
menghasilkan biji. Berdasarkan letak bakal biji atau bijinya, Spermatophyta
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji
terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).

1.Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)

Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah.
Umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun
membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya.
Reproduksi generatif terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal)
yang menghasilkan zigot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan
berlangsung relatif lama.
Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok , yaitu :

Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun majemuk


tersusun sebagai tajuk di pucuk pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji).

Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut


(konifer), alat reproduksi berupa strobilus (pada jantan maupun betina),
daun berbentuk jarum. Contoh : Aghatis alba (damar), Cupressus sp,
Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus merkusii

Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun tunggal


berhadapan, bunga berkelamin tunggal.Misal : Gnetum gnemon (mlinjo)

Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas


dan bertangkai daun. Merupakan tumbuhan asli di negara Tiongkok.

Gambar 7.12. Kelompok tumbuhan biji terbuka

2.Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)


Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah. Memiliki
alat reproduksi berupa bunga sempurna (benang sari, putik, bakal buah,
bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami
dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zigot

(pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm


(pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga sekunder).
Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu:
Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)
Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun, memiliki
kotiledon tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang atau bercabang
sedikit dan tidak memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak
teratur (tersebar), tipe kolateral tertutup, tulang daun melengkung/sejajar,
memiliki akar serabut, bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3,
bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak mencolok. Terdiri dari
beberapa famili :

Liliaceae, Misal: Lilium sp (lilia), Alium cepa (bawang besar), Alium


sativum (bawang putih), Alium ascolonicum (bawang merah).

Palmae (keluarga palem), Misal: Cocos nucifera (kelapa), Phoenix sp


(kurma)

Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal: Oryza sativa (padi), Zea


mays (Jagung), rumput, bambu, dan sebagainya.

Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal: Cattleya sp, Dendrobium sp,


Arundina sp, Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).
Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)
Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki kotiledon
ganda/berkeping dua, umumnya batang bercabang, memiliki kambium,
berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan), tipe kolateral
terbuka, tulang daun menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga
memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan,
dan umumnya memiliki warna mencolok. Terdiri dari beberapa familia, yaitu :

Caryophyllaceae, Misal: Dianthus chinensis.

Magnoliaceae, Misal: Magnolia grandiflora (cempaka putih).

Rosaseae, Misal: Rosa hybrida ( bunga maqar)

Leguminoceae, Misal: Leucena glauca (lamtoro), Parkia specinosa


(petai), Tamarindus indica (asam).

Malvaceae, Misal: Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu), Glossipium


obtusifolium (kapas).

Umbelliferae, Misal: Centella asiatica (talas)

Solanaceae, Misal: Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon


grandiflorus (kumisal kucing).

Compositae, Misal: Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus


(bunga matahari), Nicotiana tabaccum (tmebakau), Capsicum sp (cabe),
Lycopersicum esculentum (tomat), dan sebagainya

Reproduksi Angiospermae
Reproduksi generatif, pada tumbuhan Angiospermae dalam siklus
hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
1. Gametogenesis, yaitu pembentukan gamet (sel kelamin) yang terjadi di
bagian bunga.

Gambar 7.13 Mikrosporogenesis dan Megasporogenesis pada Angiospermae

Gambar 7.14. Bagian-bagian bunga lengkap


Macam-macam Bunga
Bunga dapat dikelompokkan berdasarkan kelengkapan bagian bunga
atau berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga.
a. Bunga Lengkap
Bunga disebut sebagai bunga lengkap jika bunga mempunyai kelopak,
mahkota, benang sari, dan putik. Misalnya bunga sepatu, cabai, kecubung,
mawar, melati, dan jeruk. Bunga lengkap pasti memiliki dua macam alat
kelamin. Oleh karena itu, disebut dengan bunga berkelamin ganda
(biseksual, hermaprodit). Akan tetapi, bunga berkelamin ganda belum tentu
bunga lengkap.
b. Bunga Tidak Lengkap
Bunga disebut sebagai bunga tidak lengkap jika tidak mempunyai salah
satu atau beberapa bagian bunga, baik perhiasan maupun alat kelamin
bunga. Bunga tidak lengkap dibedakan menjadi dua macam.
1) Perhiasan bunga tidak lengkap, karena tidak memiliki kelopak atau
mahkota. Bunga yang tidak memiliki perhiasan bunga disebut dengan
bunga telanjang atau bunga gundul.
2) Alat kelamin tidak lengkap. Jika bunga hanya mempunyai salah satu alat
kelamin disebut bunga berkelamin tunggal (uniseksual), terdiri dari
bunga jantan atau bunga betina. Misalnya bunga pare, waluh, mentimun,
dan salak. Jika bunga tidak memiliki alat kelamin disebut bunga mandul
(bunga tidak berkelamin), misalnya bunga pita pada bunga matahari.
c. Bunga Sempurna
Bunga dikatakan sebagai bunga sempurna jika mempunyai dua alat
kelamin, yaitu benang sari dan putik. Perhiasan bunga berupa kelopak dan
mahkota tidak selalu harus ada pada bunga sempurna.
d. Bunga Tidak Sempurna

Bunga dikatakan sebagai bunga tidak sempurna jika hanya mempunyai


salah satu macam alat kelamin, benang sari saja atau putik saja.
2. Penyerbukan (Polinasi), yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada
kepala putik (pada Angiospermae) atau melekatnya serbuk sari pada
bakal buah (Gymnospermae)
Macam Penyerbukan :
a.
Berdasar asal serbuk sari
Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari
bunga yang sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut
kleistogami.
Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari
bunga lain tapi masih satu individu.
Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari
berasal dari individu lain tapi masih dalam satu jenis.
Bastar (hibridogami) , yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.

Gambar 7.15. Jenis-jenis penyerbukan bunga


b.

Berdasar Faktor yang membantu


Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga:
serbuk sari kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
Zoidiogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan hewan.

Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri:


bunga yang mekar di malam hari.
Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri:
bunga yang menghasilkan nectar/polen/madu.
Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri :
bunga yang tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini
disebabkan benang sari atau putik tidak matang bersamaan.
Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik.
Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.

3. Pembuahan (fertilisasi), yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma)


dengan gamet betina (ovum).
Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh
serbuk sari, selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di
dalam ovula.
Ovula adalah struktur sporofit yang mengandung
megasporangium dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet jantan
dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa itu,
tumbuhan biji disebut juga embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang
memiliki embrio dan perkawinannya terjadi melalui pembentukan suatu bulu.
Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar (dwipolar), karena pada satu
kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk batang dan daun,
sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran. Ada 2 macam
pembuahan pada tumbuhan berbiji:

Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan),


yaitu peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan
embrio. Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae.

Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan),


yaitu:
1. Peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zigot > embrio.
2. Peleburan inti sperma >< kandung lembaga sekunder, menghasilkan
endosperm (untuk cadangan makanan). Terjadi pada tumbuhan
Angiospermae.
Reproduksi vegetatif yaitu cara reproduksi tanpa melalui
perkawinan (fertilisasi) gamet jantan dan betina. Sifat dari reproduksi
vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik (sifat sama) dengan
induknya. Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara:

1. Alami, cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan


tanpa bantuan manusia. Organ vegetatif yang berperan antara lain.
Rhizoma (rimpang/akar tinggal), yaitu batang yang menjalar secara
horisontal dalam tanah menyerupai akar. Misal: bunga tasbih, kunyit,
jahe, alang-alang.
Stolon (geragih), yaitu batang yang menjalar di atas tanah. Misal: arbei
(stroberi), daun kaki kuda (Centela asiatica)
Umbi Lapis (Bulbus), yaitu batang berukuran pendek yang dikelilingi
daun berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).
Umbi Batang, yaitu batang yang membengkak di dalam tanah. Misal:
ubi jalar, kentang.
Tunas, yaitu bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal: bambu,
kelapa, dan sebagainya.
Daun, yaitu bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal:
Cocor Bebek.
Kormus, yaitu pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa
kuncup. Misal: bunga tasbih, gladiol.
2. Buatan, yaitu cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan
bantuan manusia. Macam reproduksi vegetatif secara buatan:
Mencangkok
Menempel (okulasi)
Menyambung
Menyetek
Merunduk

Tujuan Pembelajaran
(Pertemuan 5)
1. Siswa dapat menjelaskan
manfaat ekonomi tumbuhan
2. Siswa dapat menjelaskan
manfaat dan peran tumbuhan
dalam ekosistem
3. Siswa dapat menganalisis
dampak turunnya
keanekaragaman tumbuhan
bagi ekosistem
4. Siswa dapat mengidentifikasi
berbagai tanaman obat yang
ada di lingkungan sekitar
5. Siswa dapat membuat
laporan tertulis tentang
tanaman berkhasiat obat di

A. Manfaat Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut (bersama dengan lumut kerak) merupakan vegetasi
perintis. Dikatakan demikian karena tumbuhan lumut dapat menghancurkan
batu-batuan menjadi tanah yang dapat digunakan sebagai tempat tumbuh
bagi tumbuhan lainnya. Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan dapat
menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air
sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau.
Marchantia sp. dapat digunakan sebagai obat hepatitis (peradangan
hati), dan Sphagnum untuk bahan pembuatan pembalut atau kapas.

B. Manfaat Tumbuhan Paku


1.

2.
3.

4.
5.

6.

Manfaat tumbuhan paku bagi manusia antara lain sebagai berikut:


Untuk tanaman hias, seperti suplir (Adiatum cuneatum), paku sarang
burung (Asplenium nidus), dan paku tanduk rusa (Lycopodium) yang
bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan
pada pohon. Selain itu ada spesies lain, yaitu Nephrolepis, merupakan
pakis yang sering di tanam di halaman rumah.
Untuk obat-obatan, misalnya Dryopteris filix-mas dan Lycopodium
clavatum.
Untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata). Beberapa
tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk
sayur.
Untuk tempat menanam anggrek, yaitu paku tiang (Alsophilla glauca)
Untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah.
Tumbuhan ini bersimbiosis dengan Anabaena azollae (tergolong alga
biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa N yang
dapat diserap untuk tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata
dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
Tumbuhan paku yang hidup pada zaman karbon telah memfosil. Fosil
tersebut berupa batu bara yang dapat dijadikan bahan bakar.

C.Manfaat Tumbuhan Biji Terbuka


Gymnospermae memiliki peranan yang penting bagi manusia. Kayu
pinus merupakan bahan pembuat kertas, kerajinan, dan getahnya digunakan

sebagai bahan pembuatan terpentin. Ginko biloba merupakan tumbuhan


yang digunakan sebagai bahan untuk obat dan kosmetik. Daun muda,
bunga, dan biji melinjo dapat disayur, bijinya dapat dibuat emping, dan kulit
kayunya dapat dipakai sebagai benang jala atau bahan kertas.

D. Manfaat Tumbuhan Biji Tertutup


Tumbuhan Monokotil
a. Gramineae (Poaceae), tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang,
batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun tunggal berbentuk
pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada
batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir
membentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin.
Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae, ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai
akar rimpang, batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal
berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae, tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum
tumbuhan ini merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat.
Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah
buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh
lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk
bumbu masakan.
d. Palmae, tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak
bercabang, daun menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau
pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae, tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah
mengalami penambahan fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.
Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan
makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae, tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar
rimpang, tebal dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini
banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae, tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar
rimpang serta daun berubah menjadi upih dan memeluk batang.
Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae, tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang
tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun sempit memanjang dan
kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung
pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohnya:
pandan wangi.

i. Musaceae, tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang


berupa batang semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan
pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah
buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar.
Contohnya: pisang
Tumbuhan Dikotil
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan), tanaman semak berbatang tegak
atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat
bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah,
kacang hijau, dan kacang panjang.
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan) merupakan tumbuhan herba,
berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh:
ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae, tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk,
karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari panjang. Biji di dalam
buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai
cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar), batang dan akar berkayu. Bunga mencolok,
daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga
memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putik 1. Contoh:
kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya
menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela
rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak.
Contoh: jambu air dan jambu biji.
h. Moraceae habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung
oleh daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila
terluka akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk) daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas.
Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.
j. Rubiaceae daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap
ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan), tumbuhan berdaun tunggal, kulit
batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga
berwarna menarik. Contoh: durian.

m. Apocynaceae (suku kamboja) tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan


bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae, contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae, contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae, tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering
dikenal sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan
(memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan
kenikir.

Anda mungkin juga menyukai