Anda di halaman 1dari 4

NAMA

: RITA KHAIRANI

NIM

: 14042059

SEMESTER/UNIT

: IV/3

PRODI

: PENDIDIKAN BIOLOGI

MATA KULIAH

: PENGETAHUAN LINGKUNAGAN
Permasalahan Pertanian di Indonesia

Meski transfromasi struktur ekonomi yang semakin mengantarkan


Indonesia dewasa ini menujukkan gejala menuju negera industri , tapi tidaklah
salah bila kita masih menganggap bahwa Indonesia masih sebagai bagian dari
negaraagraris.
Setidaknya, ada dua alasan mengapa negeri ini masih dianggap sebagai
negara agraris atau negara pertanian. Pertama, sektor pertanian masih menjadi
salah satu leading sector dalam ekonomi Indonesia, ditunjukkan oleh pangsanya
yang masih cukup tinggi terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB).
Alasan kedua, sebagian besar, yakni sekitar 33 persen (42,47 juta), penduduk usia
15 tahun ke atas yang bekerja menggantungkan hidupnya (bekerja) di sektor
pertanian.
Walau Indonesia merupakan negara pertanian, tetapi sejauh ini masih
banyak berbagai hal masalah pertanian di Indonesia yang membuat sektor
pertanian tersebut belum berkembang sepertihalnya pertanian di negara-negara
lain.
Apa sebenarnya masalah pertanian di Indonesia yang paling pelik dan
sejauh ini belum ditangani secara serius oleh pihak-pihak terkait?
1. Permasalahan Hasil Pertanian di Indonesia Saat Ini
Bahan pangan di Indonesia kini mengalami kenaikan harga yang kurang normal
atau melambung terlalu tinggi, khususnya harga cabai sebelum kenaikan harga
BBM yang masih bersubsidi. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?

Dalam pembahasan artikel kali ini, kami mengambil contoh di kota Semarang. Di
kota semarang pasca harga BBM naik, komoditas cabai rawit sampai cabe merah
besar mengalami kenaikan tak terkendali. Rata rata kini harganya mencapai Rp
60.000,00 per kilogram yang sebelumnya Rp 35.000,00 ribu sampai Rp 40.000,00
perkilogram. Dan sebelum harga 35 ribu perkilogram harga cabai hanya 17 ribu
perkilogram. Hal ini di sebabkan oleh keadaan kemarau panjang. Sedangkan cabai
hijau yang sebelumnya hanya 7 ribu perkilogram kini menjadi 23 ribu
perkilogram. Selain cabe, kebutuhan pokok yang lain pun juga mengalami
kenaikan seperti bawang merah yang semula seharga 14 ribu perkilogram menjadi
16 ribu perkilogram. Begitu juga dengan bawang putih yang semula 13 ribu
perkilogram menjadi 16 ribu juga. Dengan keadaan kenaikan harga bahan pokok
pangan ada masyarakat yang senang dan ada juga yang kurang senang. Yang
senang yaitu para petani yang mempunyai bahan pangan tersebut. Dan bagi
konsumen tidak senang karena akan menambah pengeluaran uang mereka. Faktor
yang mempengaruhi ketidak stabilan harga bahan pokok yaitu tidak musimnya
dan imbas dari kenaikan BBM pada saat ini.
2. Masalah Pertanian di Indonesia
Sistem atau cara pertanian di Indonesia masih didominasi oleh sistem pertanian
masa lalu, yaitu sistem pertanian yang mempunyai banyak kelemahan diantaranya
adalah:
1. Skala kecil.
2. Modal yang terbatas.
3. Penggunaan teknologi yang masih sederhana.
4. Sangat dipengaruhi oleh musim.
5. Wilayah pasarnya lokal.
6. Umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan
terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi).
7. Akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah.
8. Pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh
pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan
petani.

9. Pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang
semakin tidak terkendali.
10. Kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani.
11. Kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang.
12. Swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus
kasus pelanggaran Hak Asasi Petani.
Solusi Mengatasi Masalah Pertanian di Indonesia
Dari ke 12 hal masalah pertanian di Indonesia yang sudah dipaparkan diatas, maka
berikut akan dipaparkan bagaimana cara mengatasi masalah pertanian tersebut
dimasa yang akan datang.
1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta
menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah
lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang
eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa
program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar
dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan
industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses
terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas
dunia pada tahun 2014.
5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang
berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasilhasil penelitian ilmuwan lokal.
6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi
Petani.
9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian
dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.

10. Mewujudkan segera reforma agraria.


11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta
penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh
media massa yang ada.
12. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui
penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa
pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial
skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi
muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya
telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang
pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang
bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang
pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah,
professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian
Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak,
agriyouth camp, dan lain-lain.
13. Membrantas mafia-mafia pertanian.
14. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui
pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa
dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk programprogram
kemahasiswaan.

Anda mungkin juga menyukai