Anda di halaman 1dari 57

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah di RSUD
Dr. Slamet Martodirdjo paska ditetapkan sebagai BLUD dengan status penuh
melalui Surat Keputusan Bupati Pamekasan Nomor 188/401/441.131/2010
tanggal

29 Desember Tahun 2010 mengharuskan

RSUD Dr.H.

Slamet

Martodirdjo melengkapi infrastruktur administrasi BLUD antara lain dokumen


penatausahaan.
Pemenuhan dokumen penatausahaan merupakan hal yang sangat vital baik dari
sudut tata kelola pemerintahan yang baik maupun dari sisi konsekuensi legal.
Dari sudut tata kelola pemerintahan yang baik, dokumen penatausahan akan
menjadi acuan operasional atas semua kegiatan non medis baik yang
menyangkut keuangan maupun non keuangan. Pedoman penatausahaan juga
berfungsi

untuk

meningkatkan

keyakinan

pihak

eksternal

terutama

stakeholdernya bahwa rumah sakit telah menerapkan pengendalian internal


yang memadai terhadap seluruh transaksi keuangan dan non keuangan yang
memberikan rasa aman dan jaminan bahwa aset telah terlindungi dengan baik.
Aman secara fisik dan administrasi.
Dari sudut pandang legal, keberadaan dokumen penatausahaan adalah realisasi
dari amanat yang ditetapkan oleh Permendagri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Sehingga

dokumen

penatausahaan

yang

ditetapkan

RSUD

Dr.

Slamet

Martodirdjo sesungguhnya adalah pelaksanaan ketentuan pasal 112, 113, dan


114 Permendagri 61 tahun 2007 tersebut.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 1

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

R5UD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Pedoman Penatausahaan ini berlaku/diterapkan untuk seluruh penerimaan dan


pengeluaran yang sumber dananya berasal dari jasa layanan, hibah tidak
terikat, has/7 kerja sama dengan pihak lain dan la in-la in pen dapa tan BLUD yang
sah.
Sedangkan

penatausahaan

untuk

penerimaan

dan

pengeluaran

yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, mengacu pada


Peraturan Bupati Pamekasan Nomor Peraturan Bupati Pamekasan no. 3A tahun
2007 tentang Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Pamekasan.
Dalam pedoman penatausahaan ini belum diatur mengenai penatausahaan
ekuitas dana sebagaimana dimaksud daiam Pasal 112 Permendagri Nomor 61
Tahun 2007.
2. TUJUAN dan SISTEM ATI KA PENYUSUNAN
Penatausahaan ditetapkan dalam rangka mewujudkan tertib administrasi dan
tertib pelaksanaan atas semua kegiatan sehingga tercapai sistem pengendalian
intern yang baik atas transaksi-transaksi keuangan maupun non keuangan
rumah sakit.

Penatausahaan ditetapkan untuk memastikan bahwa setiap

iangkah-langkah kerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan kebijakan


yang berlaku serta prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
Penatausahaan tersebut meliputi :
1)

Prosedur Pendapatan dan Biaya


Prosedur Pendapatan merupakan serangkaian proses baik manual maupun
terkomputerisasi dimulai dari identifikasi, pengelompokan, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang terkait dengan
transaksi

pendapatan

dan

penyetorannya,

dalam

rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan BLUD.


Prosedur Biaya merupakan serangkaian proses penetapan pembayaran,
identifikasi, pengelompokan, pencatatan biaya sampai dengan pelaporan.
Uraian lebih lanjut disajikan pada Bab II.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 2

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

2)

Prosedur Penerimaan Kas


Prosedur Penerimaan Kas adalah serangkaian proses mulai

penerimaan

kas di kasir, identifikasi, pengelompokan, pencatatan, pengikhtisaran,


sampai dengan pertanggungjawaban penerimaan kas atas pendapatan.
Uraian lebih lanjut disajikan pada Bab III.
3)

Prosedur Pengeluaran Kas


Prosedur pengeluaran kas meliputi serangkaian proses mulai

pengajuan

surat permintaan pembayaran, pembayaran, identifikasi, pengelompokan,


pencatatan,

pengikhtisaran,

sampai

dengan

pertanggungjawaban

pengeluaran kas atas belanja.


Uraian lebih lanjut disajikan pada Bab IV.
4)

Prosedur Utang dan Piutang


Prosedur Utang merupakan serangkaian proses mulai terjadinya utang,
pembayaran, identifikasi, pengelompokan, pencatatan, pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan.
Prosedur Piutang merupakan serangkaian proses penetapan piutang,
identifikasi, pengelompokan, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan.
Uraian lebih lanjut disajikan pada Bab V.

5)

Prosedur Pengelolaan Persediaan, Aset Tetap dan Inventaris


Dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit diperlukan
pengadaan barang, baik untuk persediaan maupun Inventaris. Pengadaan
barang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selanjutnya barang-barang tersebut perlu dikelola secara tertib
dengan tidak mengabaikan pengendalian intern-nya.
Uraian lebih lanjut disajikan pada Bab VI, VII dan VIII.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 3

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB II
PROSEDUR PENDAPATAN DAN BIAYA

Prosedur pendapatan merupakan serangkaian proses baik manual maupun


terkomputerisasi

dimulai

dari

identiflkasi,

pengelompokan,

pencatatan,

pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang terkait dengan transaksi


pendapatan dan penyetorannya, dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
Anggaran Pendapatan BLUD.
Prosedur

Biaya

merupakan

serangkaian

proses

penetapan

pembayaran,

identiflkasi, pengelompokan, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan.


Prosedur pendapatan dan biaya ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan
bahwa semua penerimaan kas telah dicatat dengan benar dan lengkap sesuai
dengan peraturan/tarif

yang berlaku, diklasifikasikan secara tepat serta untuk

memperoleh keyakinan yang memadai atas keamanan fisik uang kas itu sendiri.
Prosedur pendapatan dan biaya yang baik dapat menghasilkan informasi yang
terpercaya dan cukup memadai untuk melakukan evaluasi guna meningkatkan
pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat. Untuk memenuhi tujuan tersebut,
prosedur

pendapatan

dan

biaya

dirancang

dengan

semaksimal

mungkin

menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan


melibatkan semua fungsi yang terkait dan menggunakan dokumen/bukti transaksi
sebagai berikut:
a) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penatausahaan pendapatan dan biaya pada
RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan, terdiri atas:
1)

Pengguna Anggaran

2)

Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK- RS)

3)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK - RS)

4)

Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 5

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

5)

Bendahara Penerimaan

6)

Bendahara Pengeluaran

b) Bukti transaksi yang digunakan


Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pendapatan dan biaya
mencakup:
1)

SKP (Surat Keterangan Pasien Maskin) ), yaitu dokumen yang


digunakan oleh pasien kategori miskin yang menggunakan fasilitas
Jamkesmas atau Jamkesmasda .

2)

SJP (Surat Jaminan Peserta) , yaitu dokumen yang menunjukkan


keikutsertaan pasien dalam program asuransi.

3)

Rekapitulasi Pendapatan Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesmasda/Askes


PNS/Pihak Ketiga.

4)

Berita Acara PemeriksaanPekerjaan.

5)

Berita Acara SerahTerima obat dan alat/bahan pakai habis kepada


keuangan.

c) Buku-Buku Yang Digunakan


Buku yang digunakan dalam prosedur Pendapatan dan Biaya :
1)

Buku Pengendali Utang.

2)

Buku Pembantu Utang.

3)

Buku Pembantu Piutang

4)

Buku Pengendali Piutang Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesmasda

5)

Buku Pengendali Piutang Askes PNS/Pihak

Ketiga.

Prosedur penatausahaan pendapatan dan biaya ini diterapkan pada seluruh


instalasi/unit penghasil RSUD yang mencakup dua prosedur utama penatausahaan
sebagai berikut:

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 6

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

1.

Penatausahaan Pendapatan.

2.

Penatausahaan Biaya.

Penatausahaan Pendapatan merupakan bagian dari penatausahaan pengajuan


klaim jamkesmas/jamkesda/jamkesmasda/askes PNS/Pihak ketiga. Sedangkan
penatausahaan Biaya merupakan bagian dari penatausahaan pengakuan hutang
atas penerimaan obat, aset tetap dan barang inventaris.
Rincian atas prosedur penatausahaan pendapatan dan biaya terdapat dalam
penatausahaan pengajuan klaim asuransi dan pengakuan utang belanja.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 7

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB III
PROSEDUR PENERIMAAN KAS

Prosedur Penerimaan Kas adalah serangkaian proses mulai

penerimaan kas di

kasir atau fungsi penerima kas lainnya, identifikasi, pengelompokan, pencatatan,


pengikhtisaran,

sampai

dengan

pertanggungjawaban

penerimaan

kas atas

pendapatan, pencairan anggaran dan bantuan.


Prosedur penerimaan kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan

bahwa

semua penerimaan kas telah dicatat dengan benar dan lengkap sesuai

dengan

peraturan/tarif yang berlaku, diklasifikasikan secara tepat serta untuk memperoleh


keyakinan yang memadai atas keamanan fisik uang kas itu sendiri.

Prosedur

penerimaan kas yang baik dapat menghasilkan informasi yang terpercaya dan
cukup memadai untuk melakukan evaluasi guna meningkatkan pelayanan rumah
sakit

terhadap

masyarakat.

Untuk

memenuhi

tujuan

tersebut,

prosedur

penerimaan kas dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan prinsipprinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan melibatkan semua fungsi
yang terkait dan menggunakan dokumen/bukti transaksi sebagai berikut:
a) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penatausahaan penerimaan kas pada RSUD
Dr. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan, terdiri atas:
1) Kasir Rawat Inap/Rawat Jalan/Diklat/Umum
2) Tim Pengendali Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesmasda/Askes PNS/Askes
Pihak Ketiga
3) Verifikator Independen/Jamkesda/Jamkesmasda/Askes PNS.
4) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi.
5) Bendahara Penerimaan

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 8

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

b) Bukti transaksi yang digunakan


Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas mencakup:
a. Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP),
b. Surat Tanda Setor (STS),
c. Kuitansi.
d. bukti transfer
e. Dokumen klaim yang disetujui verifikator independen pelaksana program
asuransi/jaminan kesehatan.
c) Buku-Buku Yang Digunakan
Buku yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas :
a. BKU Penerimaan,
b. Buku Pembantu Rincian Obyek Penerimaan,
c. Rekapitulasi Penerimaan Harian.
d. Buku Pengendali Piutang Pasien Umum
e. Buku Kas/Bank masing-masing kasir dan bendahara pembantu
Prosedur penatausahaan penerimaan kas ini diterapkan pada seluruh instalasi/unit
penghasil RSUD yang mencakup dua prosedur utama penatausahaan penerimaan
kas sebagai berikut:
i.

Penerimaan Kas dari Pendapatan Tunai

ii.

Penerimaan Kas dari piutang klaim/pasien

Rincian atas prosedur penatausahaan penerimaan kas sebagai berikut:


1. Penerimaan Kas dari Pendapatan Tunai
Pendapatan tunai RSUD Dr. Slamet Martodirdjo berasal dari pendapatan
layanan

kesehatan

pasien

umum,

pendapatan

layanan

depo

farmasi,

pendapatan instalasi diklat, medical check up, sewa lahan parkir, sewa

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 9

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

bangunan, dan Iain-lain.

Secara umum atas seluruh jenis pendapatan

tersebut, penatausahaan penerimaannya sebagai berikut:


a.

Kasir instalasi rawat inap/jalan atau pendidikan & latihan atau umum
menerima pembayaran dari pasien/pihak ketiga dengan menerbitkan
kuitansi rangkap dua.

Lembar pertama diberikan kepada pasien/pihak

ketiga sebagai bukti pembayaran sedangkan lembar kedua disimpan kasir


setelah sebelumnya dibuatkan Rekapitulasi Penerimaan Harian sebanyak
dua rangkap.
b.

Rekapitulasi penerimaan harian lembar pertama beserta uang yang


diterima dari pasien/pihak ketiga disetorkan ke bendahara penerima paling
lambat satu hari (24 jam) sejak diterimanya pembayaran dari pasien/pihak
ketiga.

Pengecualian atas ketentuan ini diperkenankan atas pembayaran

pasien/pihak ketiga yang diterima kasir pada hari Sabtu atau satu hari
sebelum hari libur nasional. Sedangkan Rekap Penerimaan Harian lembar
kedua didistribusikan ke SubBag Akuntansi dan Verifikasi untuk digunakan
sebagai

alat

kontrol

penyetoran

pendapatan

yang

dilakukan

oleh

bendahara penerimaan.
c.

Atas penyerahan uang kepada Bendahara Penerimaan, kasir/diklat/umum


menerima STBP dan mengarsipkannya untuk digunakan sebagai bukti telah
melakukan penyetoran kepada Bendahara Penerimaan.

d.

Berdasarkan Rekapitulasi Penerimaan Harian yang diterimanya, Bendahara


Penerimaan membukukan seluruh penerimaan dari kasir pada hari itu
dalam Buku Kas Umum Penerimaan dan menerbitkan STBP sebagai bukti
telah menerima uang dari kasir/diklat/umum serta menyiapkan STS.

e.

Selanjutnya Bendahara Penerimaan menyetorkan uang tersebut ke Bank


Jatim (Rekening Kas BLUD RSUD) selambat-lambatnya pada hari yang
sama sejak diterimanya uang, dengan melampirkan STS rangkap dua.

f.

Setelah diotorisasi Bank Jatim, lembar pertama STS didistribusikan ke sub


bagian akuntansi & verifikasi untuk digunakan sebagai dasar penjurnalan

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 10

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

dan prosedur akuntansi lanjutan untuk menghasilkan laporan keuangan.


Sedangkan lembar kedua STS digunakan Bendahara Penerimaan sebagai
dasar membuat rekapitulasi pertanggungjawaban pendapatan RSUD.
g. Oleh

fungsi

Pelaporan

pertanggungjawaban

Bendahara

Penerimaan,

pendapatan dan rekapitulasi

Rekapitulasi

harian dikompilasi

menjadi laporan pendapatan (LPJ) yang akan disampaikan kepada DPPKA


setiap tiga bulan sesuai ketentuan pasal 62 angka 4 dan 5 Permendagri 61
tahun 2007.
h. Sub Bag Akuntansi dan Verifikasi membandingkan antara STS yang
diterimanya dari bendahara penerimaan dengan rekap penerimaan harian
yang diterima dari kasir.

Penjurnalan baru dilakukan bila terdapat

kesesuaian antara STS dan Rekap Penerimaan Harian.


perbedaan,

subBag

Akuntansi

harus

melakukan

Bila terdapat

klarifikasi

kepada

Bendahara Penerimaan dan Kasir.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 1).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 11

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

2. Penerimaan Kas dari Piutang


Penerimaan kas dari piutang terdiri atas penerimaan klaim piutang Jamkesmas,
Piutang Jamkesda, Piutang Jamkesmasda (SKTM) , Piutang ASKES PNS,
Piutang Asuransi Pihak III, dan piutang Pasien Umum.
2.1. Penerimaan Kas dari Piutang Jamkesmas
a. Verifikatur Independen menerbitkan Laporan Hasil Verifikasi (LHV)
rangkap 6 (enam).

LHV lembar pertama, kedua dan ketiga

didistribusikan ke Tim Pengendali Jamkesmas rumah sakit.

Lembar

keempat dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan, lembar


kelima ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dan lembar keenam
LHV ditambah dengan surat pengantar direktur RSUD Dr. Slamet
Martodirdjo

dikirim

ke

Kementerian

Kesehatan

melalui

Pusat

Pembiayaan Jamkesmas.
b. Tim Pengendali Jamkesmas RSUD Dr. Slamet Martodirdjo mencatat
Laporan Hasil Verifikasi tersebut ke dalam buku pengendali piutang
jamkesmas sekaligus mengarsipkan LHV lembar ketiga. Adapun LHV
lembar pertama berikut cek senilai LHV tersebut diserahkan kepada
Bendahara

Penerimaan.

Sedangkan

LHV

lembar

kedua

didistribusikan ke sub bag akuntansi & verifikasi.


c. Selanjutnya

Bendahara

Penerimaan

melakukan

prosedur

penatausahaan sebagaimana mekanisme prosedur penerimaan kas


secara tunai.
d. Sebelum melakukan penjurnalan , sub bag akuntansi dan verifikasi
membandingkan LHV lembar kedua dengan STS yang diterimanya.
Bila terdapat ketidaksesuaian, sub bag akuntansi dan verifikasi
melakukan klarifikasi ke bendahara penerimaan dan tim pengendali
jamkesmas.
Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 2).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 12

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

2.2. Penerimaan Kas dari Piutang Jamkesda


a. Badan Pengelola Jaminan Kesehatan Daerah (BPJKD) melakukan
otorisasi terhadap enam berkas Klaim Jamkesda yang diterimanya
dari Verifikatur Jamkesda yang ada di RSUD Dr. Slamet Martodirdjo.
b. Berkas

Klaim

Jamkesda

yang

telah

diotorisasi

didistribusikan kepada RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

kemudian
dan DPPKA

Kabupaten Pamekasan untuk ditandatangani.


c. RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan dan DPPKA
Kabupaten Pamekasan melakukan otorisasi lanjutan terhadap berkas
Klaim Jamkesda yang diterimanya sebelum didistribusikan ke DPPKA
Kabupaten Pamekasan atau Biro Keuangan Provinsi Jawa Timur .
Mekanisme

pencairan

klaim

Jamkesda

selanjutnya

mengikuti

prosedur pencairan anggaran yang berlaku di Kabupaten Pamekasan


dan Provinsi Jawa Timur.
d. Setelah melakukan rekonsiliasi antara berkas klaim Jamkesda yang
diterima dari Verifikatur Jamkesda dengan uang yang diterimanya
dari DPPAK Kabupaten Pamekasan dan Provinsi Jawa Timur, Tim
Pengendali Jamkesda RSUD Dr. Slamet Martodirdjo menyetorkan
uang yang diterimanya ke Bendahara Penerimaan, dengan terlebih
dahulu

melakukan

pencatatan

pada

buku

pengendali

piutang

Jamkesda.
e. Selanjutnya Bendahara Penerimaan dan sub bagian akuntansi &
verifikasi

melakukan

prosedur

penatausahaan

sebagaimana

mekanisme prosedur penerimaan kas secara tunai.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 4)
2.3. Penerimaan Kas dari Piutang Pasien Jamkesmasda (SKTM)
a. DPPKA Kabupaten Pamekasan memverifikasi Berkas Administrasi
Kelengkapan Klaim Jamkesmasda untuk diterbitkan SPMnya. Melalui
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 13

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

mekasnisme

pencairan

anggaran

yang

beriaku

di

Pemerintah

Kabupaten Pamekasan, diterbitkanlah SP2D atas SPM tersebut oleh


DPPKA Kabupaten Pamekasan.

Selanjutnya uang ditransfer melalui

Tim Pengendali Jamkesmasda rumah sakit.


b. Setelah

melakukan

rekonsiliasi

antara

berkas

Administrasi

Kelengkapan Klaim Jamkesmasda yang diterima dari Verifikatur


Jamkesmasda dengan uang yang diterimanya melalui mekanisme
pencairan anggaran DPPKA Kabupaten Pamekasan, Tim Pengendali
Jamkesmasda RSUD Dr. Slamet Martodirdjo menyetorkan uang yang
diterimanya ke Bendahara Penerimaan, dengan terlebih dahulu
melakukan pencatatan pada buku pengendali piutang Jamkesmasda.
c. Selanjutnya Bendahara Penerimaan dan sub bagian akuntansi &
verifikasi

melakukan

prosedur

penatausahaan

sebagaimana

mekanisme prosedur penerimaan kas secara tunai.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 6)
2.4. Penerimaan Kas dari Piutang Pasien ASKES PNS
a. Berdasarkan Laporan Hasil Verifikasi yang diterima dari Verifikatur
Independen

Askes

PNS,

PT.

ASKES

menerbitkan

persetujuan

klaim sekaligus mentransfer uangnya

dokumen

kepada Tim

Pengendali Askes PNS rumah sakit.


b. Setelah melakukan rekonsiliasi antara dokumen persetujuan klaim
yang diterima dari PT. Askes dengan Laporan Hasil Verifikasi yang
diterima dari Verifikatur Independen Askes PNS, Tim Pengendali
Askes PNS RSUD Dr. Slamet Martodirdjo menyetorkan uang yang
diterimanya ke Bendahara Penerimaan, dengan terlebih dahulu
melakukan pencatatan pada buku pengendali piutang Askes PNS.
c. Selanjutnya Bendahara Penerimaan dan sub bagian akuntansi dan
verifikasi

melakukan

prosedur

penatausahaan

sebagaimana

mekanisme prosedur penerimaan kas secara tunai.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 8)
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 14

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

2.5. Penerimaan

Kas dari

Piutang

Pasien Askes

Pihak Ketiga

(InHealth-PT. Telkom)
a. Berdasarkan Data Klaim Peserta Askes Pihak Ketiga yang diterima
dari Tim Pengendali Askes rumah sakit, InHealth-PT. Telkom
menerbitkan dokumen persetujuan klaim sekaligus mentransfer
uangnya kepada Tim Pengendali Askes rumah sakit.
b. Setelah melakukan rekonsiliasi antara dokumen persetujuan klaim
yang diterima dari InHealth-PT. Telkom dengan Data Klaim Peserta
Askes Pihak Ketiga yang dimilikinya, Tim Pengendali Askes RSUD Dr.
Slamet

Martodirdjo

Bendahara

menyetorkan uang

Penerimaan,

yang

dengan terlebih

diterimanya

dahulu

ke

melakukan

pencatatan pada buku pengendali piutang Askes Pihak ketiga.


c. Selanjutnya Bendahara Penerimaan dan sub bagian akuntansi &
verifikasi

melakukan

prosedur

penatausahaan

sebagaimana

mekanisme prosedur penerimaan kas secara tunai.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 10)
2.6. Penerimaan Kas dari Piutang Pasien Umum
a. Kasir menerima pelunasan piutang dari pasien umum dengan
menerbitkan kuitansi pelunasan rangkap dua.

Lembar pertama

kuitansi diserahkan pada pasien, lembar kedua beserta uang


diserahkan ke bendahara penerima.
b. Bendahara Penerimaan melakukan pencatatan pada buku pengendali
piutang pasien umum setelah terlebih dahulu memverifikasi kuitansi
dan uang yang diterima dari kasir dengan dokumen klaim pasien
umum yang dimilikinya.
c. Selanjutnya Bendahara Penerimaan dan sub bagian akuntansi &
verifikasi

melakukan

prosedur

penatausahaan

sebagaimana

mekanisme prosedur penerimaan kas secara tunai.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 12)
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 15

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB IV
PROSEDUR PENGELUARAN KAS

Prosedur pengeluaran kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa


semua pengeluaran kas telah dicatat dengan benar sesuai dengan klasifikasi
pengeluaran ataupun anggaran yang tersedia serta untuk memperoleh keyakinan
yang memadai atas legalitas pengeluaran kas itu sendiri. Untuk memenuhi tujuan
tersebut prosedur pengeluaran kas perlu dirancang dengan semaksimal mungkin
menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal yang dapat
menjamin adanya pelaksanaan fungsi yang secara terkendali dapat menghasilkan
dokumen/bukti transaksi yang handal.
a) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur pengeluaran kas pada RSUD
Dr. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan, antara lain:
1)

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

2)

Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM)

3)

Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK- RS)

4)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK - RS)

5)

Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi

6)

Bendahara Pengeluaran

b) Bukti transaksi
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas mencakup:
1)

Nota Permintaan Panjar.

2)

SK Direktur RSUD tentang Penetapan UP

3)

SPJ Belanja.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 1 6

* 8 8 fr

Wjaf

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

4)

Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya.

Bukti transaksi tersebut dilengkapi:


1)

Surat Perintah Membayar, yaitu dokumen yang digunakan/diterbitkan


oleh

pengguna

anggaran

untuk

penerbitan

cek

atas

beban

pengeluaran DPA- RS
2)

Surat

Permintaan

Pembayaran

(SPP),

yaitu

dokumen

yang

digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran untuk penerbitan


SPM atas beban pengeluaran DPA- RS
3)

Kuitansi

pembayaran

dan

dokumen

yang

terkait

pengadaan

barang/jasa.
c) Buku-Buku Yang Digunakan
Buku yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas :
1)

Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran

2)

Buku Pembantu Pajak

3)

Buku Pembantu Panjar

4)

Buku Rekapitulasi Pengeluaran Rincian Obyek

Adapun prosedur pengeluaran kas yang tercakup dalam pedoman penatausahaan


ini, mencakup lima prosedur pengeluaran kas sebagai berikut:
1. Prosedur Pembentukan Uang Persediaan (UP) Dana Fungsional.
2. Prosedur Penggantian Dana Ganti Uang/Uang Persediaan (GU/UP)

Dana

Fungsional.
3. Prosedur Pelaksanaan Belanja Penggunaan Uang Persediaan Dana Fungsional
4. Prosedur Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Dana Fungsional.
5. Prosedur Pembelanjaan dengan Mekanisme Pembebanan Langsung (LS)

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 17

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Rincian masing-masing prosedur pengeluaran kas sebagai berikut:


1.

Prosedur Pembentukan Uang Persediaan (UP) Dana Fungsional.


Prosedur pembentukan Uang Persediaan pada Bendahara Pengeluaran
dilakukan dengan sistem Im prest Fund, yaitu dana yang dibentuk dalam
jumlah rupiah yang tetap sebagai berikut:
1)

Pada awal tahun, Direktur menetapkan besaran rupiah Uang Persediaan


dan ketentuan tentang tata cara pengelolaannya dalam suatu Surat
Keputusan Direktur dan menyerahkan salinannya kepada Bendahara
Pengeluaran.

2)

Berdasarkan Surat Persediaan Dana (SPD) dan SK Direktur tentang


besaran Uang Persediaan (UP) dan Tata cara Pengelolaan UP, Bendahara
Pengeluaran mengajukan SPP-UP kepada PPK - RSUD, dengan terlebih
dahulu mencatat SPP - UP dalam register SPP - UP.

3)

PPK-RS meneliti dan menguji SPP-UP beserta kelengkapannya yang


diterima dari Bendahara Pengeluaran. Apabila SPP-UP dinyatakan benar
dan lengkap, maka PPK-RS memberikan persetujuan atas SPP-UP
tersebut dan menyiapkan SPM atas SPP yang diuji tersebut rangkap tiga
untuk ditandatangani Pengguna Anggaran (PA).

4)

SPM-UP yang telah diotorisasi PA, kemudian diserahkan ke PPK-RS untuk


diidistribusikan.

SPM-UP lembar satu beserta cek sejumlah nilai yang

tertera dalam SPM didistribusikan ke Bendahara Pengeluaran, lembar


dua SPM diarsipkan oleh PPK-RS dan dicatat dalam register penerbitan
SPM, sedang lembar ketiga SPM dikirimkan ke sub bagian Akuntansi dan
Verifikasi sebagai dasar penjurnalan.
5)

Atas SPM lembar pertama dan cek yang diterimanya, Bendahara


Pengeluaran melakukan pencatatan pada Buku Kas Umum Pengeluaran,
Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Kas Tunai.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 18

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

6)

Apabila SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran tidak lengkap


atau benar, PPK-RS menerbitkan Surat Penolakan Penerbitan SPM dan
mengembalikan semua berkas SPP kepada Bendahara Pengeluaran

7)

Setelah menerima Surat Penolakan Penerbitan SPM beserta berkas SPPUP yang diajukannya, Bendahara Pengeluaran segera memperbaiki dan
melengkapi

kekurangan

dokumen

pendukung

SPP,

kemudian

mengajukannya kembali kepada PPK-RS.


Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 14)
2.

Prosedur Penggantian Dana Ganti Uang/Uang Persediaan Dana


Fungsional.
1)

Berdasarkan dokumen SPD dan SPJ Belanja yang telah diotorisasi


Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran membuat SPP-GU dengan
dilampiri dokumen pendukung, yakni:
a. Surat Pengantar SPP-GU
b. Ringkasan SPP-GU
c. Rincian SPP-GU
d. Bukti pengeluaran/SPJ yang dimintakan penggantian

2)

Sebelum menyerahkan SPP-GU beserta dokumen pendukung kepada


PPK-RS, Bendahara Pengeluaran mencatatnya dalam register SPP-GU.

3)

PPK-RS meneliti kelengkapan SPP-GU dan menguji kesesuaiannya


dengan DPA.

Apabila SPP-GU dinyatakan benar dan lengkap, maka

PPK-RS memberikan persetujuan atas SPP-GU tersebut dan menyiapkan


SPM-GU

atas

ditandatangani

SPP-GU

yang

diuji

Pengguna Anggaran.

tersebut

rangkap

tiga

untuk

Pada dasarnya SPM dapat

diterbitkan jika:
a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia.
b.

Kebenaran pembebanan kegiatan dan rekening belanja.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 19

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

c.

Didukung

dengan

kelengkapan

dokumen

sesuai

peraturan

perundangan.
4)

SPM-GU yang telah diotorisasi PA, kemudian diserahkan ke PPK-RS untuk


diidistribusikan.

SPM-GU lembar satu beserta cek sejumlah nilai yang

tertera dalam SPM-GU didistribusikan ke Bendahara Pengeluaran, lembar


dua SPM-GU diarsipkan oleh PPK-RS dan dicatat dalam register
penerbitan SPM-GU, sedang lembar ketiga SPM-GU dikirimkan ke sub
bagian Akuntansi dan Verifikasi sebagai dasar penjurnalan.
5) Atas SPM-GU lembar pertama dan cek yang diterimanya, Bendahara
Pengeluaran melakukan pencatatan pada Buku Kas Umum Pengeluaran,
Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak, Buku Pembantu Panjar,
Buku Rekap Pengeluaran Rincian Belanja dan Buku Pembantu Kas Tunai.
6) Apabila SPP-GU yang diajukan oleh bendahara pengeluaran tidak
lengkap atau tidak benar,

PPK-RS menerbitkan Surat Penolakan

Penerbitan SPM-GU untuk di otorisasi oleh Pengguna Anggaran.


7) Setelah menerima Surat Penolakan Penerbitan SPM-GU beserta berkas
SPP-GU yang pernah diajukannya, Bendahara Pengeluaran segera
memperbaiki dan melengkapi kekurangan dokumen pendukung SPP-GU,
kemudian mengajukannya kembali kepada PPK-RS.
Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 15)
3.

Prosedur Pelaksanaan Belanja Penggunaan Uang Persediaan Dana


Fungsional
1) PPTK mengajukan Nota Permintaan Uang Panjar untuk melaksanakan
kegiatan

tertentu

sebanyak tiga

rangkap

kepada

PPK dengan

melampirkan daftar kebutuhannya.


2) PPK-RSUD melakukan verifikasi kesesuaian Nota Permintaan uang Panjar
tersebut dengan DPA, dan mengajukannya kepada PA untuk diotorisasi.
3) Nota Permintaan Uang Panjar yang telah diotorisasi PA, kemudian
diserahkan ke Bendahara Pengeluaran untuk diidistribusikan.
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Nota

Halaman 2 0

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Permintaan lembar kesatu beserta uang sejumlah nilai yang tertera


dalam Nota Permintaan Uang Panjar didistribusikan ke PPTK.
kedua

Nota

Permintaan

uang

Panjar diarsipkan

oleh

Lembar

Bendahara

Pengeluaran dengan terlebih dahulu mencatatnya ke dalam Buku Kas


Umum dan Buku Pembantu Panjar. Sedangkan lembar ketiga Nota
Permintaan uang Panjar didistribusikan ke Sub bagian Akuntansi dan
Verifikasi sebagai dasar penjurnalan.
4)

Uang panjar wajib dipertanggungjawabkan paling lambat 14 hari sejak


diterima, jika melewati batas hari tersebut, PPTK harus membuat surat
pernyataan yang disetujui oleh PA. Apabila ada sisa kelebihan uang
panjar, uang tersebut wajib diserahkan kembali kepada bendahara
pengeluaran.

Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir (Lampiran 16).


4.

Prosedur Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran


Dana Fungsional.
1)

PPTK

mempertanggungjawabkan

uang

panjar

pengeluaran dengan menyerahkan rekapitulasi

kepada

bendahara

penggunaan panjar

dilengkapi dengan bukti pengeluaran atas uang panjar yang diterimanya.


2)

Berdasarkan rekap dan bukti pengeluaran yang diterimanya, Bendahara


Pengeluaran membuat Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran (SPJ
Pengeluaran)
pencatatan

rangkap
pada

tiga,

dengan

BKU Pengeluaran,

terlebih

dahulu

Buku Pembantu

melakukan
Bank,

Buku

pembantu Pajak, Buku Pembantu Panjar, Buku rekapitulasi Pengeluaran


per Rincian Obyek.
3)

PPK-RS menguji SPJ Pengeluaran beserta kelengkapannya dengan


dibantu oleh Fungsi Pengesah SPJ. Apabila SPJ Pengeluaran dinyatakan
benar dan lengkap, maka PPK-RS memberikan persetujuan atas SPJ
Pengeluaran.

PPK-RS kemudian meregister SPJ Pengeluaran tersebut

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 21

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

dalam buku register penerimaan SPJ Pengeluaran dan meneruskan


ketiga SPJ Pengeluaran kepada PA untuk diotorisasi.
4)

Pengguna anggaran mengotorisasi SPJ Pengeluaran yang diterimanya.


SPJ pengeluaran yang telah diotorisasi/disahkan PA berubah menjadi
Pengesahan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran (SPJ Belanja).
Selanjutnya SPJ Belanja tersebut didistribusikan.

SPJ Belanja lembar

pertama diserahkan kepada PPK-RS untuk dimasukkan register SPJ


Belanja, lembar kedua SPJ Belanja kepada Bendahara Pengeluaran untuk
digunakan sebagai dasar pembuatan SPP-GU dan lembar ketiga SPJ
Belanja kepada sub bagian Akuntansi dan Verifikasi untuk digunakan
sebagai dasar penjurnalan.
Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir (Lampiran 17)
5.

Prosedur Pembelanjaan dengan Mekanisme Pembebanan Langsung


(LS)
1)

Berdasarkan BA Penyelesaian Pekerjaan, dan Kontrak Pelaksanaan


Pekerjaan, serta dokumen lain yang telah di verifikasi oleh PPTK,
PPK/PPTK menyiapkan SPP-LS Barang dan Jasa beserta dokumen
pendukungnya, yang terdiri atas:

2)

a.

Surat Pengantar SPP-LS Barang dan Jasa

b.

Ringkasan SPP-LS Barang dan Jasa

c.

Rincian SPP-LS Barang dan Jasa

d.

Lampiran SPP-LS Barang dan Jasa sesuai peraturan yang berlaku

SPP-LS beserta dokumen pendukung tersebut diserahkan ke bendahara


pengeluaran

untuk

dicatat

dalam

register

SPP-LS.

Sebelum

menyerahkan SPP-LS beserta dokumen pendukung kepada PPK-RS,


Bendahara Pengeluaran memeriksa kelengkapan berkasnya.
3)

PPK-RS meneliti kelengkapan SPP-LS dan menguji kesesuaiannya dengan


DPA.

Apabila SPP-LS dinyatakan benar dan lengkap, maka PPK-RS

memberikan persetujuan atas SPP-LS tersebut dan menyiapkan SPM-LS

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 2 2

j j S j j f PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

Wjffl

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

atas SPP-LS yang diuji tersebut rangkap tiga untuk ditandatangani


Pengguna Anggaran.
Pada dasarnya SPM LS da pat diterbitkan jika:
a.

Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang


tersedia.

b.

Kebenaran pembebanan kegiatan dan rekening belanja.

c.

Didukung

dengan

kelengkapan

dokumen

sesuai

peraturan

perundangan.
4)

SPM-LS yang telah diotorisasi PA, kemudian diserahkan ke PPK-RS untuk


diidistribusikan. SPM-LS lembar kesatu beserta cek sejumlah nilai yang
tertera dalam SPM-LS didistribusikan ke Bendahara Pengeluaran, lembar
ke dua SPM-LS diarsipkan oleh PPK-RS dan dicatat dalam register
penerbitan SPM-LS, sedang lembar ketiga SPM-LS dikirimkan ke sub
bagian Akuntansi dan Verifikasi sebagai dasar penjurnalan.

5)

Atas SPM-LS lembar pertama dan cek yang diterimanya, Bendahara


Pengeluaran melakukan pencatatan pada Buku Kas Umum Pengeluaran,
Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak, dan Buku Rekapitulasi
Pengeluaran Rincian Obyek

6)

Apabila SPP-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran tidak lengkap


atau benar, PPK-RS menerbitkan Surat Penolakan Penerbitan SPM-LS
dan menyerahkannya kembali kepada Bendahara Pengeluaran

7)

Setelah menerima Surat Penolakan Penerbitan SPM-LS beserta berkas


SPP-LS yang

pernah diajukannya, Bendahara Pengeluaran segera

memperbaiki dan melengkapi kekurangan dokumen pendukung SPP-LS,


kemudian mengajukannya kembali kepada PPK-RS.
Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 18)

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 23

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB V
PROSEDUR UTANG DAN PIUTANG

Prosedur utang dan piutang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
semua utang dan piutang telah dicatat dengan benar berdasarkan bukti perikatan
dengan pihak ketiga serta untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas
kebenaran fisik saldo utang dan piutang itu sendiri.

Untuk memenuhi tujuan

tersebut prosedur utang dan piutang perlu dirancang dengan semaksimal mungkin
menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal yang dapat
menjamin adanya pelaksanaan fungsi yang secara terkendali dapat menghasilkan
dokumen/bukti transaksi yang handal.
a. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur utang dan piutang pada RSUD
Dr. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan, antara lain:
1)

Pengguna Anggaran

2)

Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK- RS)

3)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK - RS)

4)

Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi

5)

Bendahara Pengeluaran

6)

Tim

Pengendali

Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesmasda/Asuransi

Kesehatan PNS/Pihak III.


7)

Verifikatur Independen Jamkesmas/Jamkesmasda/Askes PNS

8)

Bendahara Penerimaan

b. Bukti transaksi yang digunakan


Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur utang dan piutang
mencakup:
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman

24

D)

L T O T X a T p c i O C L U J U U I i r x iu n iT v r c -m p w w i x ^ w r

4)

SKP (Surat Keterangan Pasien Maskin) ), yaitu dokumen yang

---------------------------------------

digunakan oleh pasien kategori miskin yang menggunakan fasilitas


Jamkesmas atau Jamkesmasda .
5)

SJP (Surat Jaminan Peserta) , yaitu dokumen yang menunjukkan


keikutsertaan pasien dalam program asuransi

6)

Berita Acara Penerimaan Obat dan Barang Pakai Habis

7)

Dokumen Kontrak Obat dan Barang Pakai Habis

c. Buku-Buku Yang Digunakan


Buku yang digunakan dalam prosedur utang dan piutang:
1)

Buku Pengendali Utang.

2)

Buku Pembantu Utang.

3)

Buku Pembantu Piutang

4)

Buku Pengendali Piutang Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesmasda

5)

Buku Pengendali Piutang Askes PNS/Pihak Ketiga.

Adapun

prosedur

utang

dan

piutang

yang

tercakup

dalam

pedoman

penatausahaan ini terbagi dalam dua kategori utama sebagai berikut:


A.

Prosedur Utang
Prosedur Utang merupakan serangkaian proses mulai
sampai dengan pembayarannya.

terjadinya utang

Terdiri atas dua prosedur utang sebagai

berikut:
1

Prosedur Pengakuan Utang Pembelian Obat Farmasi/Penatausahaan


Penerimaan Obat Instalasi Farmasi.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman

25

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Prosedur Pengakuan Utang Pengadaan Barang Cetakan/Penerimaan


Barang Cetakan.

Prosedur

Pengakuan

Utang

Pengadaan

Makanan

dan

Minuman

PAsien/Penerimaan Makanan dan Minuman Pasien


4

Prosedur Pembayaran Utang Obat,Barang Cetakan dan Mmamin pasien.

Penjelasan masing-masing prosedur sebagai berikut:


1.

Prosedur

Pengakuan

Utang

Pembelian

Obat

Farmasi/

Penatausahaan Penerimaan Obat Instalasi Farmasi


a. Pedagang Besar Farmasi(PBF) berdasarkan surat pesanan Obat/Alkes
mengirim

barang

farmasi

(obat-obatan

Invoice/Faktur Penjualan rangkap lima ke

dan

alkes)

beserta

RSUD Dr. H. Slamet

Martodirdjo Pamekasan;
b. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan(PPHP) melakukan pemeriksaan
barang dengan melakukan cross check antara Surat Pesanan,
Invoice/Faktur Penjualan, dan fisik barang. Apabila barang sudah
sesuai dengan Surat Pesanan dan Invoice/Faktur Penjualan, maka
barang diterima kemudia PPHP membubuhkan tanda tangan pada
faktur penjualan diikuti dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) Barang farmasi yang ditandatangani oleh semua anggota
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Distributor Barang farmasi dan
diketahui oleh PPK. Sedangkan Petugas Penyimpan Barang membuat
Berita Acara Penerimaan (BAST) Barang farmasi yang ditandatangani
dan diketahui oleh PPK, Petugas Penyimpan Barang, dan PBF.
Sedangkan
Penerimaan

Petugas Penyimpan Barang membuat Berita Acara


(BAST)

Barang

farmasi

yang

ditandatangani

dan

diketahui oleh PPK, Petugas Penyimpan Barang, dan PBF;


c. Petugas penyimpan barang kemudian menyerahkan Barang Farmasi
beserta fakturnya kepada Instalasi Farmasi.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 2 6

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

d. BAP/BAST dan dua faktur dikembalikan kepada PBF sebagai dasar


permintaan pembayaran, sedang tiga faktur lainnya masing-masing
didistribusikan kepada

Instalasi Farmasi, subbag. Verifikasi dan

Perbendaharaan dan Subbag. Akuntansi.


e. Subbag Akuntansi berdasarkan faktur yang diterimanya melakukan
penjurnalan pengakuan hutang barang farmasi
f. Distributor Barang farmasi berdasarkan faktur dan BAP/BAST barang
mengirim Surat Permintaan Pembayaran(tagihan) ke PPK Pengadaan
Barang farmasi.
g. PPK mengirim Surat Tagihan tersebut kepada Pejabat Pelaksanaan
Teknis Kegiatan (PPTK) untuk dibuatkan dokumen pembayaran
berupa Surat Permintaan

Pembayaran

(SPP) dilampiri

dengan

Kuitansi, SSP, Faktur Pajak, Surat Tagihan dari Distributor dan BA


Pemeriksaan

Barang

mengirimkan

dokumen

dan

Penerimaan

kepada

Bagian

Barang,

kemudian

Keuangan

(subbagian

verifikasi dan perbendaharaan).


h. Berdasarkan SPP tersebut, Bagian Keuangan menerbitkan Surat
Perintah Membayar (SPM) sebagai dasar pencairan dana kas untuk
pembayaran tagihan atas pengadaan barang farmasi.
Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir ( Lampiran 19)
2.

Prosedur Pengakuan Utang Pengadaan Barang Logistik Barang


Pakai Habis
a. Berdasarkan kontrak/SPK yang diterimanya, supliyer Logistik BPH
mengirim barang yang dipesan beserta Invoice/Faktur Penjualan
rangkap lima ke RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.
b. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan(PPHP) melakukan pemeriksaan
barang dengan melakukan cross check antara Surat Pesanan,
Invoice/Faktur Penjualan, dan fisik barang. Apabila barang sudah
sesuai dengan Surat Pesanan dan Invoice/Faktur Penjualan, maka

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 2 7

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

barang diterima kemudia PPHP membubuhkan tanda tangan pada


faktur penjualan diikuti dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) Barang farmasi yang ditandatangani oleh semua anggota
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Distributor Barang farmasi dan
diketahui oleh PPK. Sedangkan Petugas Penyimpan Barang membuat
Berita Acara Penerimaan (BAST) Barang farmasi yang ditandatangani
dan diketahui oleh PPK, Petugas Penyimpan Barang, dan PBF.
Sedangkan Petugas Penyimpan Barang membuat Berita Acara
Penerimaan

(BAST)

Barang

farmasi

yang

ditandatangani

dan

diketahui oleh PPK, Petugas Penyimpan Barang, dan Supliyer;


c. Petugas Penyimpan Barang menerima barang Logistik BPH, dan
mencatat penambahan persediaan tersebut dalam kartu stok.
d. BAP/BAST dan dua faktur dikembalikan kepada PBF sebagai dasar
permintaan pembayaran, sedang tiga faktur lainnya masing-masing
didistribusikan kepada

Instalasi Farmasi, subbag. Verifikasi dan

Perbendaharaan dan Subbag. Akuntansi


e. Subbag Akuntansi berdasarkan faktur yang diterimanya melakukan
penjurnalan pengakuan hutang barang farmasi
f. Distributor Barang farmasi berdasarkan faktur dan BAP/BAST barang
mengirim Surat Permintaan Pembayaran(tagihan) ke PPK Pengadaan
Barang farmasi.
g. PPK mengirim Surat Tagihan tersebut kepada Pejabat Pelaksanaan
Teknis Kegiatan (PPTK) untuk dibuatkan dokumen pembayaran
berupa Surat Permintaan

Pembayaran

(SPP) dilampiri

dengan

Kuitansi, SSP, Faktur Pajak, Surat Tagihan dari Distributor dan BA


Pemeriksaan

Barang

mengirimkan

dokumen

dan

Penerimaan

kepada

Bagian

Barang,

kemudian

Keuangan

(subbagian

verifikasi dan perbendaharaan).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 2 8

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

h. Berdasarkan SPP tersebut, Bagian Keuangan menerbitkan Surat


Perintah Membayar (SPM) sebagai dasar pencairan dana kas untuk
pembayaran tagihan atas pengadaan barang farmasi..
Bagan arus dokumen atas prosedur di atas terlampir (Lampiran 22).
3.

Prosedur Pembayaran Utang Makanan dan Minuman Pasien.


1) Penyedia barang berdasarkan pesanan kebutuhan harian mamin
pasien mengirimkan bahan mamin pasien ke Rumah Sakit disertai
dengan faktur pengiriman barang rangkap 2.
2) Panitia pemeriksa barang memeriksa pesanan mamin pasien yang
dikirim. Bila barang yang diterima sesuai dengan pesanan, maka
faktur ditandatangani oleh Panitia peneriman barang diikuti dengan
pembuatan Berita Acara penerimaan Barang yang ditandatangani
oleh Panitia Pemeriksa Barang dan penyedia barang. Faktur dan BA
penerimaan barang satu lembar diberikan kepada penyedia barang,
satu lembar disimpan oleh instalasi gizi sebagai dasar pembuatan
rekap faktur bulanan.
3) Barang diterima oleh Instalasi Gizi, untuk kemudian diolah dan
didistribusikan untuk kebutuhan mamin pasien di masing-masing
Instalasi Pelayanan Kesehatan.
4) Setiap satu bulan dokumen BA Penerimaan mamin pasien dan faktur
tersebut oleh Instalasi Gizi direkap kemudian hasil rekapannya
dikirimkan kepada penyedia Barang dengan tembusan kepada sub
bagian verifikasi dan anggaran dan subbagian Akuntansi.
5) Subbagian Akuntansi melakukan proses penjurnalan pengakuan
hutang.
6) Berdasarkan rekap bulanan tersebut penyedia barang mengajukan
permintaan pembayaran kepada PPK.
7) PPK mengirim Surat Tagihan tersebut kepada Pejabat Pelaksanaan
Teknis Kegiatan (PPTK) untuk dibuatkan dokumen pembayaran
berupa

Surat

Permintaan

Pembayaran

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

(SPP)

dilampiri

dengan

Halaman 2 9

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Kuitansi, SSP, Faktur Pajak, Surat Tagihan dari Distributor dan Berita
Acara Pemeriksaan Barang dan Penerimaan Barang dan mengirimkan
dokumen kepada Bagian Keuangan.
8) Berdasarkan SPP tersebut, Bagian Keuangan menerbitkan Surat
Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD)
sebagai dasar pencairan dana kas untuk pembayaran tagihan atas
pengadaan barang logistik BPH.
Bagan arus dokumen atas prosedur pembayaran utang terlampir
(Lampiran 26).
B.

Prosedur Piutang
Prosedur Piutang merupakan serangkaian proses penetapan piutang sampai
dengan pengakuannya. Terdiri atas enam prosedur piutang sebagai berikut:
1.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Jamkesmas.

2.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Jamkesda

3.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Jamkesmasda

4.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Askes PNS

5.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Askes RBH-PT. Barata

6.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Pasien Umum

Penjelasan masing-masing prosedur sebagai berikut:


1.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Jamkesmas


a.

Instalasi rawat inap dan jalan menyerahkan SKP dan SJP beserta
dokumen pendukungnya kepada Tim Pengendali Jamkesmas.

b. Tim Pengendali Jamkesmas melakukan verifikasi dan rekapitulasi


berkas SKP dan SJP beserta dokumen pendukungnya.
c.

Sebelum diarsipkan, berkas persyaratan peserta Jamkesmas dicatat


pada buku pengendali piutang Jamkesmas.

Kemudian dibuat

rekapitulasi pendapataan sebanyak dua rangkap.


pendapatan lembar pertama disimpan sebagai arsip.
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Rekapitulasi
Sedangkan
Halaman 30

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

rekap pendapatan

lembar kedua didistribusikan

ke sub bag

akuntansi dan verifikasi untuk dijurnal sebagai piutang Pendapatan


jamkesmas.
d. Selanjutnya tim pengendali Jamkesmas menginput SKP dan SJP
tersebut pada aplikasi Jamkesmas. Outputnya berupa Daftar Klaim
Penerima Jamkesmas yang dikirimkan pada verifikatur independen
jamkesmas untuk diverifikasi .
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 3)
2.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Jamkesda


a.

Setelah menerima SKP & SJP beserta dokumen pendukungnya dari


instalasi rawat jalan dan rawat inap, Tim Pengendali Jamkesda
melakukan verifikasi dan rekapitulasi berkas SKP dan SJP beserta
dokumen pendukungnya.

b. Sebelum diarsipkan, berkas persyaratan peserta Jamkesda dicatat


pada buku pengendali piutang Jamkesda.

Kemudian dibuat

rekapitulasi pendapatan sebanyak dua rangkap.

Rekapitulasi

pendapatan lembar pertama disimpan sebagai arsip.


rekap pendapatan

lembar kedua didistribusikan

Sedangkan
ke sub

bag

akuntansi dan verifikasi untuk dijurnal sebagai piutang Pendapatan


jamkesmas.
c.

Selanjutnya Tim Pengendali Jamkesda menginput SKP tersebut ke


dalam aplikasi Jamkesda. Outputnya berupa Daftar Klaim Penerima
Jamkesda yang didistribusikan pada Verifikatur Jamkesda.

d.

Hasil verfikasi oleh verfikatur berupa laporan hasil verfikasi (LHV)


sebanyak sembilan rangkap, dengan rincian distribusi sebagai
berikut:

Lembar

pertama

Bendahara

Laporan

Penerimaan

Hasil
untuk

Verifikasi
keperluan

dikirimkan

ke

pengendalian

penerimaan Jamkesda,
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 31

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Lembar kedua untuk sub bagian akuntansi dan verifikasi sebagai


pengendalian penyetoran Jamkesda ke kas BLUD,

Lembar ketiga didistribusikan ke Tim Pengendali Jamkesda


untuk keperluan pengendalian penerimaan Jamkesda.,

Enam Lembar LHV setelah dilengkapi dengan surat pengantar


direktur rumah sakit digunakan sebagai dasar penagihan dan
dikirim ke BPJKD Provinsi Jawa Timur.

Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 5)


3.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Jamkesmasda &


SPM.
Setelah menerima dokumen peserta Jamkesmasda beserta dokumen
pendukungnya dari instalasi rawat jalan dan rawat inap, Tim Pengendali
Jamkesmasda membuat rekapitulasi pendapatan klaim jamkesmasda
sebanyak dua rangkap.

Satu rangkap disimpan sebagai arsip,

sedangkan satu rangkap lainnya didistribusikan ke sub bag akuntansi


dan

verifikasi

Selanjutnya
pemberkasan

sebagai
tim

dasar

pengendali

klaim

penjurnalan

Jamkesmasda

Jamkesmasda.

kelengkapan administrasi

piutang jamkesmasda.
melakukan

Outputnya

berupa

proses
berkas

Klaim Penerima Jamkesmasda sebanyak

empat rangkap, dengan rincian distribusi sebagai berikut:

Berkas pertama

kelengkapan

Jamkesmasda dikirimkan
diarsipkan

guna

administrasi

ke Bendahara

keperluan

Klaim

Penerima

Penerimaan untuk

pengendalian

penerimaan

jamkesmasda.

Berkas kedua untuk sub bagian akuntansi dan verifikasi sebagai


alat pengendalian penyetoran jamkesmasda ke rekening kas
BLUD.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 32

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Berkas

ketiga

disimpan

sebagai

arsip

Tim

Pengendali

Jankesmasda setelah dicatat pada buku Pengendali Piutang


Jamkesmasda.,

Berkas keempat setelah dilengkapi dengan surat pengantar


direktur rumah sakit digunakan sebagai dasar penagihan dan
dikirim ke DPPKA Kabupaten Pamekasan.

Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 7)


4.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Askes PNS


a.

Setelah menerima SJP beserta dokumen rinciannya dari instalasi


rawat jalan dan rawat inap, Tim Pengendali Askes PNS membuat
rekapitulasi pendapatan askes PNS rangkap dua.
disimpannya

sebagai

arsip,

sedangkan

satu

Satu rangkap

rangkap

lainnya

didistribusikan ke sub bag akuntansi dan verifikasi untuk digunakan


sebagai dasar penjurnalan piutang.
b. Selanjutnya tim pengendali askes PNS menginput SJP tersebut ke
dalam aplikasi Askes PNS. Outputnya berupa Daftar Klaim Peserta
Askes PNS yang didistribusikan pada Verifikatur Independen Askes
PNS.
c.

Hasil verifikasi oleh verfikatur independen berupa laporan hasil


verfikasi (LHV) sebanyak enam rangkap, dengan rincian distribusi
sebagai berikut:

Lembar

pertama

Bendahara

Laporan

Penerimaan

Hasil
untuk

Verifikasi
keperluan

dikirimkan

ke

pengendalian

penerimaan klaim askes PNS.

Lembar kelima untuk sub bagian akuntansi dan verifikasi


sebagai dasar pengendalian penyetoran klaim askes PNS ke
rekening kas BLUD.

Lembar keenam didistribusikan ke Tim Pengendali Askes PNS


untuk dicatat pada buku Pengendali Piutang Askes PNS,

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 33

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Tiga Lembar LHV setelah dilengkapi dengan surat pengantar


direktur rumah sakit digunakan sebagai dasar penagihan dan
dikirim ke PT. Askes.

Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 9).


5.

Prosedur Pengajuan Klaim/Pengakuan Piutang Askes InHealth


dan PT. Telkom
Setelah menerima Rujukan klinik/pengantar perusahaan beserta rincian
biayanya dari instalasi rawat jalan dan rawat inap, Tim Pengendali Askes
menerbitkan klaim askes pihak ketiga.

Outputnya berupa Data klaim

peserta askes pihak ketiga sebanyak empat rangkap, dengan rincian


distribusi sebagai berikut:

Berkas

pertama

Data

klaim

peserta

askes

pihak

ketiga

dikirimkan ke Bendahara Penerimaan untuk dicatat pada buku


pembantu piutang,

Berkas kedua untuk sub bagian akuntansi dan verifikasi sebagai


dasar penjurnalan piutang,

Berkas ketiga didistribusikan ke Tim Pengendali Askes untuk


dicatat pada buku Pengendali Piutang Askes Pihak Ketiga.,

Berkas keempat setelah dilengkapi dengan surat pengantar


direktur rumah sakit digunakan sebagai dasar penagihan dan
dikirim ke Rama Baktimusa Husada/PT. Barata.

Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 11)

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 3 4

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

6.

Prosedur Penatausahaan/Pengakuan Piutang Pasien Umum


a.

Kasir membuat Kuitansi Piutang atas pasien yang telah menerima


layanan kesehatan namun tidak dapat melunasinya.

Kuitansi

piutang tersebut diserahkan ke Bendahara Penerimaan.


b.

Berdasarkan data kuitansi piutang sementara (bukti pembayaran


dari pasien umum rawat inap yang belum melunasi kewajibannya
secara tuntas), bendahara penerimaan membuat dokumen klaim
sebanyak tiga rangkap untuk diverifikasi Kepala Bagian Keuangan.

c.

Dokumen

klaim yang

telah

diverifikasi

tersebut,

selanjutnya

diserahkan kepada Direktur RS untuk diotorisasi sesuai dengan


kewenangannya.
Rp.5.000.000,00
Keuangan,

Piutang klaim dengan nilai sampai nominal


cukup

sedangkan

mendapat
bila

persetujuan

melebihi

jumlah

Kepala

Bagian

tersebut

harus

sepersetujuan direktur rumah sakit.


d.

Dokumen Klaim yang telah diotorisasi selanjutnya didistribusikan


dengan rincian sebagai berikut:

Lembar pertama dokumen klaim dikirimkan ke sub bagian


akuntansi dan verifikasi sebagai dasar penjurnalan piutang

Lembar kedua dikirim ke pasien sebagai dasar penagihan.

Lembar ketiga dikirimkan ke Bendahara Penerimaan untuk


dicatat pada buku pembantu piutang,

Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 13).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman

35

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB VI
PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGGUNAAN PERSEDIAAN
FARMASI, PERSEDIAAN LOGISTIK BARANG PAKAI HABIS

Prosedur pengadaan dan penggunaan persediaan dan barang inventaris ditetapkan


dengan

tujuan

untuk

memastikan

bahwa

pemesanan,

penerimaan

dan

penggunaan barang persediaan dan inventaris telah dicatat dengan benar


berdasarkan bukti perikatan dengan pihak ketiga, bukti pembelian, dan bukti
permintaan penggunaan barang internal serta untuk memperoleh keyakinan yang
memadai atas kebenaran fisik saldo persediaan itu sendiri.
Untuk memenuhi tujuan tersebut prosedur pengadaan dan penggunaan persediaan
obat, bahan makanan, barang cetakan, ATK serta barang inventaris telah
dirancang dengan seoptimal mungkin menerapkan prinsip-prinsip pengendalian
intern yang baik dan handal yang dapat menjamin pelaksanaan fungsi terkait
secara terkendali dapat menghasilkan dokumen/bukti transaksi yang digunakan,
sebagai berikut:
a. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur pengadaan dan penggunaan
persediaan dan inventaris pada RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Kabupaten
Pamekasan, antara lain:
1) Pengguna Anggaran
2) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK- RS)
3) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK - RS)
4) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
5) Kepala Instalasi Farmasi
6) Kepala Instalasi Gizi
7) Gudang farmasi
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman

36

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

8) Penyimpan/Pengurus Barang Persediaan


9) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
10) Bendahara Pengeluaran
11) Bendahara Penerimaan
b. Bukti transaksi yang digunakan
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur utang dan piutang mencakup:
1) Dokumen Pengadaan
2) Surat Pesanan
3) Faktur Penjualan Obat PBF
4) Surat Tanda Pengiriman Barang
5) Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan Barang
6) Form. Permintaan Barang Persediaan
c.

Buku-Buku Yang Digunakan


Buku yang digunakan dalam

prosedur pengadaan dan penggunaan

persediaan & inventaris:


1) Buku Pengendali Utang.
2) Buku Pembantu Utang.
3) Kartu stok bahan persediaan
Adapun prosedur pengadaan dan penggunaan persediaan dan inventaris yang
tercakup dalam pedoman penatausahaan ini terbagi dalam dua kategori utama
sebagai berikut:
1. Penatausahaan Persediaan Barang Farmasi(Obat & Alat Kesehatan
Pakai Habis)
Penatausahaan

persediaan

Barang

Farmasi

meliputi

penatausahaan

persediaan Obat dan Alat Kesehatan Pakai Habis.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 37

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

1) Prosedur Pengadaan Persediaan Barang Farmasi


Tahapan Pelaksanaan pengadaan obatan-obatan dan alkes oleh RSUD Dr.
H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:
(1) Setelah RBA ditetapkan secara definitif, KPA menyusun Rencana Umum
Pengadaan (RUP), rencana penganggaran biaya pengadaan dan biaya
pendukungnya, serta Kerangka Acuan Kerja (KAK). Ketiga dokumen
tersebut diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen(PPK) dan
Panitia/Pejabat Pengadaan barang dan jasa sebagai acuan dalam
melaksanakan pengadaan barang farmasi;
(2) Berdasarkan rencana pengadaan barang farmasi dari KPA, PPK
membuat

nota

dinas

dilampiri

dengan

Rencana

Pelaksanaan

Pengadaan yang berisi spesifikasi tehnik dan gambar, HPS dan


rancangan

kontrak ditujukan

kepada

panitia/pejabat

pengadaan

PPK,

Pengadaan

barang/jasa;
(3) Setelah

menerima

Nota

Dinas

dari

Pejabat

Barang/Jasa melakukan proses pengadaan barang farmasi.


Tatacara pengadaan persediaan barang farmasi (obat dan alkes)
sebagai baerikut:
a.

Untuk pengadaan obat dan alkes yang sudah tersedia di Ekatalog dapat dilakukan dengan pengadaan secara prosedur Epurchasing yaitu cara pembelian langsung Barang/Jasa melalui
sistim katalog elektronik, tanpa melalui proses tender/pelelangan.

b.

Pengadaan obat dan alkes dengan paket-paket dengan harga


sampai

dengan

Rp

200.000.000,00

dilakukan

dengan

cara

pengadaan langsung dengan negosiasi teknis dan harga.


c.

Pengadaan

yang

sifatnya

masyarakat dilakukan

mendesak

dengan

untuk

penunjukan

keselamatan

langsung

dengan

negosiasi teknis dan harga kepada pabrikan atau distributor resmi


dari pabrikan bersangkutan
d.

Untuk pengadaan obat dan alkes dalam rangka memenuhi


ketersediaan cadangan obat dan alkes yang tidak memenuhi syarat

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 38

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

pada point a,b, dan c, tidak dapat dillakukan dengan penunjukan


langsung, tetapi melalui prosedur pelelangan secara umum sesuai
Perpres 70 tahun 2012.
Pengadaan barang farmasi dapat dilakukan dengan menggunakan
kontrak payung dengan jangka waktu lebih dari satu tahun (tahun
jamak), dengan jenis kontrak harga satuan dengan tujuan untuk
menjamin ketersediaan barang dengan harga yang lebih efisien
sepanjang tahun, maupun pada awal tahun berikutnya. Disamping
itu pengadaan barang farmasi sifatnya dibutuhkan secara berulang
dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat
ditentukan pada saat kontrak ditandatangani. Pembayaran yang
dilakukan oleh PPK didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik atas
barang farmasi yang benar-benar telah dikirim oleh Distributor
barang farmasi.
(4) Setelah

melaksanakan

proses

pelelangan,

pejabat

pengadaan

barang/jasa menetapkan pemenang lelang (sepanjang nilainya tidak


melebihi Rp 100 miliyar), kemudian penetapan pemenang lelang
tersebut disampaikan kepada PPK dengan menggunakan Berita Acara
Hasil Pelelangan(BAHP).
(5) Berdasarkan BAHP, PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) dilanjutkan dengan mempersiapkan dokumendokumen yang terkait dengan perikatan pengadaan barang/jasa
(SPK/SPMK/Kontrak)kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan
kontrak oleh pemenang lelang dan PPK dan KPA. Dokumen kontrak
ditujukan kepada pemenang lelang, panitia/pejabat pemeriksa hasil
pekerjaan (PPHP), Subbagian Verifikasi dan Perbendaharaan dan
arsip.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 18).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 3 9

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

2. Penatausahaan Pemesanan dan Penerimaan Persediaan Barang


Farmasi
(1) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menerima usulan pengadaan
barang farmasi dari Instalasi Farmasi (Uset) yang diketahui oleh
Kepala Bidang Penunjang Medis dan Farmasi dan Direktur Rumah
Sakit.
(2) Berdasarkan usulan tersebut PPK membuat surat pesanan yang
ditujukan kepada distributor obat yang ditunjuk dalam kontrak,
dengan

tembusan

kepada

PPHP,

Subbagian

Verifikasi

dan

Perbendaharaan, Subbag. Akuntansi dan arsip.


(3) Pedagang Besar Farmasi(PBF) berdasarkan surat pesanan Obat/Alkes
mengirim

barang

farmasi

Invoice/Faktur Penjualan ke

(obat-obatan

dan

alkes)

beserta

RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo

Pamekasan;
(4) Setelah barang (obat-obatan dan alkes) sampai di Rumah Sakit,
Panitia Penerima Hasil Pekerjaa (PPHP) melakukan pemeriksaan
barang dengan melakukan cross check antara Surat Pesanan,
Invoice/Faktur Penjualan, dan fisik barang (obat-obatan dan alkes).
Apabila

barang

sudah

sesuai

dengan

Surat

Pesanan

dan

Invoice/Faktur Penjualan, maka barang diterima oleh PPHP.


(5) Setelah seluruh barang diterima, dibuat Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) Barang farmasi yang ditandatangani oleh semua anggota
PPHP, Distributor Barang farmasi dan diketahui oleh PPK. Sedangkan
Petugas Penyimpan Barang membuat Berita Acara Penerimaan
(BAST) Barang farmasi yang ditandatangani dan diketahui oleh PPK,
Petugas Penyimpan Barang, dan Distributor Barang farmasi.
(6) BAP/BAST dan faktur diberikan kepada distributor sebagai dasar
permintaan pembayaran, sedangkan tembusannya diserahkan kepada
penyimpan/pengurus barang, PPK dan subbag. Akuntansi.
Selanjutnya barang farmasi beserta fakturnya diserahkan kepada
Instalasi Farmasi.
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 0

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

(7) Penanggungjawab

barang

farmasi

menyimpan

barang

farmasi

kedaiam Gudang Farmasi. Untuk obat/alkes yang diperuntukan bagi


pelayanan Askes dan Reguler disimpan dalam gudang Farmasi Askes
dan

Reguler,

sedangkan

untuk

obat/alkes

untuk

pelayanan

jamkesmas disimpan di Gudang Farmasi Jamkesmas.


(8) Distributor Barang farmasi berdasarkan faktur dan BAP/BAST barang
mengirim Surat Permintaan Pembayaran(tagihan) ke PPK Pengadaan
Barang farmasi.
PPK mengirim Surat Tagihan tersebut kepada Pejabat Pelaksanaan
Teknis Kegiatan (PPTK) untuk dibuatkan dokumen pembayaran
berupa Surat Permintaan

Pembayaran

(SPP)

dilampiri

dengan

Kuitansi, SSP, Faktur Pajak, Surat Tagihan dari Distributor dan Berita
Acara Pemeriksaan Barang dan Penerimaan Barang dan mengirimkan
dokumen

kepada

Bagian

Keuangan

(subbagian

verifikasi

dan

perbendaharaan).
(9) Berdasarkan SPP tersebut, Bagian Keuangan menerbitkan Surat
Perintah Membayar (SPM) sebagai dasar pencairan dana kas untuk
pembayaran tagihan atas pengadaan barang farmasi.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 19).
3. Penatausahaan Pendistribusian Persediaan Barang Farmasi
Untuk mempermudah pendistribusikan barang farmasi, Instalasi farmasi
dibantu oleh Depo Farmasi yang bertugas melayani permintaan resep
obat/alkes dari pasien di masing-masing instalasi pelayanan kesehatan
Rumah Sakit yaitu:

Depo Farmasi I, melayani pasien Jamkesmas, Jamkesda, Jampersal


dan pasien umum yang berobat di instalasi rawat Jalan(IRJA)

Depo Farmasi II, melayani pasien Askes PNS yang berobat di IRJA
danIRD

Depo Farmasi III, melayani pasien Jamkesmas, Jamkesda, Jampersal


dan SKTM yang berobat di Instalasi Rawat Inap (IRNA)

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 1

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Depo Farmasi IV/Paviliun, melayani pasien Askes dan pasien umum


di Paviliun dan IRNA

Depo Farmasi OK/Bedah Sentral, melayani semua jenis pasien yang


memerlukan tidakan di Instalasi OK.

Uraian Penatausahaan pendistribusian obat/alkes sebagai berikut:


(1) Depo Farmasi secara berkala (sesuai dengan kondisi stok obat/alkes
yang ada) mengajukan permintaan obat/alkes kepada petugas
gudang

induk

farmasi

dengan

menggunakan

daftar/formulir

permintaan persediaan farmasi yang ditandatangani oleh kepala depo


farmasi. Selanjutnya permintaan tersebut oleh kepala depo farmasi
dimintakan persetujuan Kepala Seksi Farmasi.
(2) Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Seksi Farmasi, petugas
gudang

farmasi

menyerahkan

persediaan

farmasi/alkes

sesuai

daftar/formulir permintaan yang diajukan.


(3) Sebagai bukti persediaan telah diserahterimakan,

petugas gudang

farmasi dan petugas depo farmasi yang menerima/ menyerahkan


persediaan menandatangani formulir permintaan barang tersebut.
(4) Petugas Depo Farmasi menyimpan persediaan barang farmasi/alkes
yang diterima dan mengadministrasikannya dengan tertib.
(5) Petugas Instalasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit (IRNA, IRJA,
IRD, OK, dsb), berdasarkan resep obat/alkes yang diperlukan untuk
pelayanan pasien mengajukan permintaan obat/alkes kepada Depo
Farmasi yang ditentukan.
(6) Depo

Farmasi

tercantum

melayani

dalam

permintaan

resep yang

obat/alkes

diajukan

oleh

seperti

petugas

yang

instalasi

pelayanan kesehatan Rumah Sakit. Kemudian mengadministrasikan


dan menyimpan resep obat tersebut.
(7) Khusus untuk Persediaan Alkes Pakai Habis yang kebutuhan per
pasien

tidak

terstandar

(Alkohol,Kapas,Reagen,dsb)

langsung

didistribusikan ke IRJA, IRNA maupun Laborat. Sedangkan untuk gas

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 42

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

medis langsung diserahkan ke petugas gas medik untuk kemudian


didistribusikan ke Instalasi Rawan Inap dan Instalasi Rawat Darurat.
(8) Petugas bagian farmasi berdasarkan surat permintaan barang farmasi
dari depo farmasi, daftar permintaan obat dari instalasi, dan bukti
distribusi alkes pakai habis ke instalasi memnbuat laporan bulanan (
Stok opname, Data Mutasi Barang, Daftar permintaan obat dari depo
farmasi dan daftar permintaan barang dari IRJA/IRNA)
(9) Laporan tersebut ditembuskan kepada Penyimpan/ Pengurus Barang
sebagai dasar penatausahaan persediaan bagi pengurus barang dan
kepada subbag. Akuntansi sebagai dasar pencatatan mutasi barang.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 20).
4. Penatausahaan Penghapusan/Pemusnahan persediaan Barang
Farmasi
Persediaan barang farmasi yang sudah tidak dapat dimanfaatkan karena
kedaluwarsa (out o f date), rusak, atau mutu tidak memenuhi standar
dapat diusulkan untuk dihapuskan. Persediaan barang farmasi yang tidak
dapat dimanfaatkan berasal dari bantuan Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi
maupun APBD yang tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit,
mutunya tidak memenuhi standar atau pengadaan persediaan barang
farmasi oleh rumah sakit yang kondisinya telah rusak atau daluwarsa.
Barang Farmasi yang sudah tidak dapat dimanfaatkan harus dimusnahkan
agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja
petugas dan masyarakat banyak.
Penatausahaan penghapusan/pemusnahan obat kedaluwarsa sebagai
berikut:
(1) Penanggungjawab

barang

farmasi

bersama

dengan

petugas

administrasi penghapusan barang farmasi melakukan inventarisasi


persediaan barang farmasi, memisahkan antara persediaan yang
masih baik dengan persediaan yang tidak dapat dimanfaatkan.
(2) Petugas

administrasi

penghapusan

barang

farmasi

kemudian

mencatat hasil inventarisasi. Terhadap persediaan barang farmasi


Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 3

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

yang sudah tidak dapat dimanfaatkan tersebut, petugas administrasi


penghapusan melalui Kepala Bagian Farmasi mengusulkan kepada
Direktur

Rumah

Sakit

untuk

menghapuskan/memusnahkan

persediaan tersebut.
(3) Setelah Direktur Rumah Sakit menyetujui usulan penghapusan, maka
RSUD

Dr.

H.

Slamet

Martodirdjo

Pamekasan

memengajukan

permohonan persetujuan/ijin pemusnahan persediaan farmasi yang


sudah tidak dapat dimanfaatkan kepada Bupati Pamekasan.
(4) Apabila permohonan pemusnahan persediaan barang farmasi telah
mendapat persetujuan dari Bupati Pamekasan, maka RSUD Dr.H.
Slamet Martodirdjo Pamekasan membentuk Panitia Pemusnahan
Persediaan

obat/alkes

yang

tidak

dapat

dimanfaatkan

yang

ditetapkan dengan SK Direktur.


Panitia

Pemusnahan Persediaan obat/alkes

yang

tidak

dapat

dimanfaatkan bertugas:

Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan


kepada pihak terkait (Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan,
Kepolisian Kabupaten Pamekasan, dan POM Provinsi Jawa timur);

Menyiapkan tempat pemusnahan, dan

Melaksanakan pemusnahan persediaan obat/alkes

(5) Proses

Pemusnahan persediaan obat/alkes

yang

tidak

dapat

dimanfaatkan dilaksanakan oleh panitia pemusnahan, disaksikan oleh


pihak terkait;
(6) Setelah

persediaan

Pemusnahan

obat/alkes selesai

membuat

Berita

Acara

dimusnahkan,
Pemusnahan

Panitia

persediaan

obat/alkes yang ditanda-tangani oleh Ketua Panitia dan saksi-saksi.


(7) Panitia Pemusnahan membuat Laporan Pemusnahan persediaan
obat/alkes disertai Berita Acara Pemusnahan yang ditujukan kepada
Bupati Pamekasan selaku kepala daerah dan Direktur RSUD Dr.H.
Slamet Martodirdjo Pamekasan dengan satu tembusan ditujukan
kepada Petugas Gudang Farmasi;
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 4

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

(8) Berdasarkan BA Pemusnahan persediaan obat/alkes tersebut, Petugas


Gudang Farmasi menghapuskan persediaan yang telah dimusnahkan
dari catatan Gudang Farmasi.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 21).
2. Penatausahaan Persediaan Logistik Barang Pakai Habis (BPH)
Penatausahaan Persediaan logistik BPH Logistik BPH meliputi penatausahaan
penerimaan dan pendistribusian/pengeluaran Barang Pakai Habis (BPH)
untuk mendukung kegiatan operasional rumah sakit seperti Alat Tulis
Kantor, barang Cetakan, Alat Kebersihan/Sanitasi, Alat Rumah tangga dan
sebagainya.
1)

Penatausahaan Pengadaan Persediaan Logistik BPH


(1)

Setelah RBA ditetapkan secara definitif, KPA menyusun Rencana


Umum

Pengadaan

(RUP),

rencana

penganggaran

biaya

pengadaan dan biaya pendukungnya, serta Kerangka Acuan Ketja


(KAK). Ketiga dokumen tersebut diserahkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen(PPK) dan Panitia/Pejabat Pengadaan barang
dan jasa sebagai acuan dalam melaksanakan pengadaan barang
farmasi
(2)

PPK membuat nota dinas dilampiri dengan Rencana Pelaksanaan


Pengadaan yang berisi spesifikasi tehnik dan gambar, HPS dan
rancangan kontrak ditujukan kepada panitia/pejabat pengadaan

(3)

Panitia pengadaan memproses pelelangan Logistik BPH dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Pengadaan

barang/jasa

dengan

nilai

sampai

dengan

Rp200.000.000,00 dilakukan dengan Pengadaan Langsung


dengan ketentuan merupakan kebutuhan operasional Rumah
Sakit, teknologi sederhana, risiko kecil; dan/atau dilaksanakan
oleh Penyedia orang perseorangan dan/atau badan Usaha
Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 45

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

b. Pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp200.000.000,00


sampai dengan Rp5.000.000.000,00 untuk pengadaan yang
tidak kompleks dilakukan dengan Pelelangan Sederhana.
(4)

Setelah melaksanakan proses pelelangan, pejabat pengadaan


barang/jasa menetapkan pemenang lelang (sepanjang nilainya
tidak melebihi Rp 100 miliyar), kemudian penetapan pemenang
lelang tersebut disampaikan kepada PPK dengan menggunakan
Berita Acara Hasil Pelelangan(BAHP).

(5)

Berdasarkan BAHP, PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa

(SPPBJ)

dilanjutkan

dengan

mempersiapkan

dokumen-dokumen yang terkait dengan perikatan pengadaan


barang/jasa (SPK/SPMK/Kontrak, dsb);

kemudian dilanjutkan

dengan penandatanganan kontrak oleh pemenang lelang dan PPK


dan KPA. Dokumen kontrak ditujukan kepada pemenang lelang,
panitia/pejabat pemeriksa hasil pekerjaan (PPHP), Subbagian
Verifikasi dan Perbendaharaan dan arsip.
(6)

Berdasarkan kontrak/SPK yang diterimanya, supliyer Logistik BPH


mengirim barang yang dipesan beserta Invoice/Faktur Penjualan
ke RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan;

(7)

Setelah barang pesanan sampai di Rumah Sakit, PPHP melakukan


pemeriksaan barang dengan melakukan cross check antara Surat
Pesanan, Invoice/Faktur Penjualan, dan fisik barang. Apabila
barang sudah sesuai dengan Surat Pesanan dan Invoice/Faktur
Penjualan, maka barang diterima oleh PPHP diikuti dengan
pembuatan

Berita

Acara

Pemeriksaan(BAP)

Barang

yang

ditandatangani oleh semua anggota PPHP, Suplier dan diketahui


oleh PPK. Sedangkan Petugas Penyimpan Barang membuat Berita
Acara

Penerimaan(BAST)

Barang

yang

ditandatangani

dan

diketahui oleh PPK, Petugas Penyimpan Barang, dan Suplier,


selanjutnya barang tersebut diserahkan kepada Gudang Induk
persediaan barang.
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 6

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

(8)

BAP/BAST dan faktur diberikan kepada distributor sebagai dasar


permintaan pembayaran, sedangkan tembusannya diserahkan
kepada penyimpan/pengurus barang, PPK dan subbag. Akuntansi.

(9)

Petugas Penyimpan barang menyimpan persediaan logistik BPH


tersebut

kedalam

gudang

persediaan,

mencatat

mutasi

persediaan kedalam kartu stok dan mengarsipkan dokumen


terkait dengan pengadaan persediaan tersebut.
(10) Suplier

persediaan

selanjutnya

mengirim

Surat

Permintaan

Pembayaran(Tagihan) kepada RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo


Pamekasan melalui PPK Pengadaan persediaan logistik BPH.
(11) PPK

mengirim

Surat

Tagihan

tersebut

kepada

Pejabat

Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK) untuk dibuatkan dokumen


pembayaran

berupa

Surat

Permintaan

Pembayaran

(SPP)

dilampiri dengan Kuitansi, SSP, Faktur Pajak, Surat Tagihan dari


Distributor dan BA Pemeriksaan Barang dan Serah Terima Barang
kemudian

mengirimkan dokumen tersebut kepada Bagian

Keuangan(subbag. Verifikasi dan Perbendaharaan).


(12) Berdasarkan

SPP

yang

diterimanya,

Bagian

Keuangan

menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah


Pencairan Dana (SPPD) sebagai dasar pencairan dana kas untuk
pembayaran tagihan atas pengadaan barang logistik BPH.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 22).
2) Penatausahaan Pendistribuasian/Pengeluaran Logistik Barang
Pakai Habis.
(1)

Petugas pada Instalasi Pemeliharaan dan Sarana (IPS), Cleaning


Service dan instalasi lainnya mengajukan permintaan Logistik BPH
dengan menggunakan surat/formulir permintaan Logistik BPH
kepada petugas penyimpan barang di gudang induk.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 7

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

(2) Setelah mendapat persetujuan atasan dari penyimpan barang,


petugas penyimpan barang menyerahkan Logistik BPH kepada
instalasi yang meminta.
(3) Sebagai

bukti

persediaan

telah

diserahterimakan,

petugas

penyimpan persediaan Logistik BPH dan petugas yang menerima


persediaan menandatangani formulir permintaan barang tersebut.
(4) Petugas penyimpan barang mencatat pengeluaran barang tersebut
dalam kartu stok.
(5) Berdasarkan formulir permintaan barang dan mutasi pada katu
stok,

Pengurus

Barang

membuat

laporan

mutasi

barang

semesteran dan tahunan ditujukan kepada subbagian akuntansi


dan pengelola barang milik daerah Pemkab. Pamekasan.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 23).
3. Penatausahaan Persediaan Bahan Makanan dan Minuman Pasien
Penatausahaan

Persediaan

Makan

dan

Minum

pasien

meliputi

penatausahaan penerimaan dan penggunaan persediaan bahan makanan


dan minuman pasien pada RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Instalasi gizi pada RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan sebagai
pengelola mamin pasien tidak pernah menyimpan persediaan mamin pasien
lebih dari satu hari. Hal ini untuk menjamin keamanan dan kesegaran dari
bahan mamin pasien yang akan dimasak.
1} Penatausahaan Pengadaan dan Penerimaan Bahan Mamin
Pasien
Pengadaan Persediaan Bahan Makanan dan Minuman (mamin) pasien
pada RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan didasarkan
pada Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 dan Permendagri nomor
21 tahun 2012. Pengadaan bahan mamin pasien terbagi menjadi 2
tahap yaitu :
(1) Pengadaan bahan mamin pasien pada saat RBA definitif belum
ditetapkan.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 4 8

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Pengadaan

mamin pasien

pada awal tahun anggaran dapat

dilakukan dengan cara penunjukan langsung apabila :


Pengadaan

mamin

pasien tahun

lalu tidak menggunakan

kontrak tahun jamak.


RBA definitif belum ditetapkan karena APBD belum disahkan
oleh DPRD
Tahapan pelaksanaan pengadaan mamin pasien sebagai berikut:
c. KPA menyusun Rencana Umum Pengadaan (RUP), rencana
penganggaran biaya pengadaan dan biaya pendukungnya, serta
Kerangka

Acuan

Kerja

(KAK).

Ketiga

dokumen

tersebut

diserahkan kepada PPK dan Pejabat Pengadaan barang dan jasa


sebagai acuan dalam melaksanakan pengadaan mamin pasien
d. Kepala Instalasi Gizi berdasarkan rencana kebutuhan bulanan
pasien

mengajukan

permintaan

pengadaan

makanan

dan

minuman pasien kepada Kasubag. Pelayanan Penunjang Medik.


Karena anggaran pengadaan mamin pasien dalam RBA belum
difinitif, maka Kasubag Pelayanan Penunjang Medik melalui
Kabag Pelayanan Penunjang Medik meminta kepada Direktur
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan untuk menerbitkan
Nota Dinas untuk melaksanakan pengadaan persediaan mamin
pasien dengan cara penunjukan langsung.
e. Setelah nota dinas diterbitkan oleh Direktur Rumah Sakit, maka
PPTK

pengadaan

mamin

pasien

menunjuk Suplier untuk

menyediaan Mamin pasien untuk jangka waktu tertentu.


Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 24).
(2) Pengadaan

Mamin Pasien setelah

Rumah Sakit RBA definitif

ditetapkan.
a. KPA menyusun Rencana Umum Pengadaan (RUP), rencana
penganggaran biaya pengadaan dan biaya pendukungnya, serta
Kerangka

Acuan

Kerja

(KAK).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Ketiga

dokumen

tersebut

Halaman 4 9

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

diserahkan kepada PPK dan Pejabat Pengadaan barang dan jasa


sebagai acuan daiam melaksanakan pengadaan mamin pasien.
b. Berdasarkan rencana pengadaan barang farmasi dari KPA,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) merencanakan pengadaan
Mamin Pasien untuk jangka waktu 1 tahun dikurangi jangka
waktu realisasi pengadaan langsung. Jumlah anggaran mamin
adalah jumlah seluruh anggaran dalam dokumen RBA dikurangi
realisasi pengadaan pengan penunjukan langsung tersebut.
Jenis kontrak yang digunakan adalah kotrak payung dengan
jangka waktu lebih dari satu tahun (tahun jamak), dengan jenis
kontrak harga satuan untuk menjamin ketersediaan barang
dengan harga yang lebih efisien sepanjang tahun, maupun pada
awal tahun berikutnya. Karena Jumlah anggaran pengadaan
mamin

pasien

lebih dari

Rp200.000.000,00

maka

proses

pengadaan mamin pasien tersebut diadakan dengan pelelangan.


c. Pelelangan

dilaksanakan

oleh

Panitia

Pengadaan

melalui

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)


d. Setelah proses pelelangan dilaksanakan dan telah ditetapkan
pemenangnya, maka dilakukan penandatanganan kontrak oleh
pemenang lelang dan PPK dan KPA. Dokumen kontrak ditujukan
kepada

pemenang

lelang,

panitia/pejabat

pemeriksa

hasil

pekerjaan (PPHP), Subbagian Verifikasi dan Perbendaharaan


dan arsip.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 25).
(3) Penerimaan, Penggunaan dan Pembayaran Mamin Pasien
a. Berdasarkan data

kebutuhan

ruangan Instalasi Gizi

harian mamin pasien ditiap

membuat daftar kebutuhan

bahan

makanan untuk pasien. Kemudian atas dasar daftar kebutuhan


mamin tersebut dibuat Surat Pesanan yang ditujukan kepada
penyedia barang/suplier.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 5 0

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

b. Penyedia barang mengirim bahan mamin pasien ke Rumah Sakit


disertai dengan faktur pengiriman barang, kemudian diperiksa
oleh panitia pemeriksa barang. Bila barang yang diterima sesuai
dengan pesanan, maka dibuatkan Berita Acara penerimaan
Barang yang ditandatangani oleh Panitia Pemeriksa Barang dan
penyedia barang. Faktur dan BA penerimaan barang disimpan
oleh instalasi gizi sebagai dasar pembuatan rekap faktur
bulanan.
c.

Barang diterima oleh Instalasi Gizi, untuk kemudian diolah dan


didistribusikan sesuai kebutuhan mamin pasien di masingmasing Instalasi Pelayanan Kesehatan.

d. Setelah satu bulan dokumen BA Penerimaan mamin pasien


tersebut oleh Instalasi Gizi tersebut direkap kemudian dikirimkan
kepada penyedia Barang dengan tembusan kepada sub bagian
verifikasi dan anggaran dan subbagian Akuntansi.
e.

Berdasarkan

rekap

bulanan

tersebut

penyedia

barang

mengajukan permintaan pembayaran kepada PPK.


f.

PPK

mengirim

Surat

Tagihan

tersebut

kepada

Pejabat

Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK) untuk dibuatkan dokumen


pembayaran

berupa

Surat

Permintaan

Pembayaran

(SPP)

dilampiri dengan Kuitansi, SSP, Faktur Pajak, Surat Tagihan dari


Distributor

dan

Berita

Acara

Pemeriksaan

Barang

dan

Penerimaan Barang dan mengirimkan dokumen kepada Bagian


Keuangan.
g.

Berdasarkan SPP tersebut, Bagian Keuangan menerbitkan Surat


Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana
(SPPD) sebagai dasar pencairan dana kas untuk pembayaran
tagihan atas pengadaan barang logistik BPH.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 27).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 51

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

BAB VII
PENATAUSAHAAN ASET TETAP

Aset Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal, yang digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit dalam
rangka mendukung proses pelayanan publik dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu periode akuntansi.
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan sebagai BLUD sekaligus SKPD wajib
melakukan penatausahaan atas Aset Tetapnya. Sebagai BLUD penatausahaan
dilakukan oleh Bagian Akuntansi dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Keuangan(SAK), sedangan

sebagai SKPD penatausahaan dilaksanakan oleh

Penerima barang dan Pengurus Barang Milik Daerah dengan berpedoman pada
Permendagri nomor 17 tahun 2007, tentang Pedoman Teknis Pengeloiaan Barang
milik Daerah.
Penatausahaan Aset tetap terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

Penatausahaan Pengadaan, Penerimaan dan Penyimpanan Aset Tetap

Penatausahaan Penyaluran Aset Tetap

Penatausahaan Penghapusan Aset Tetap

1. Penatausahaan Pengadaan, Penerimaan dan Penyimpanan aset Tetap


1) Setelah RBA ditetapkan secara definitif, KPA menyusun Rencana Umum
Pengadaan(RUP), rencana penganggaran biaya pengadaan dan biaya
pendukungnya, serta Kerangka Acuan Kerja (KAK). Ketiga dokumen tersebut
diserahkan kepada PPK dan Pejabat Pengadaan barang dan jasa sebagai
acuan dalam melaksanakan pengadaan aset tetap
2) PPK membuat nota dinas dilampiri dengan Rencana Pelaksanaan Pengadaan
yang berisi spesifikasi tehnik dan gambar, HPS dan rancangan kontrak
ditujukan kepada panitia/pejabat pengadaan
3) Panitia pengadaan memproses pengadaan aset tetap dengan ketentuan :

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 52

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

a. Pengadaan aset tetap dengan nilai sampai dengan Rp200.000.000,00


dilakukan dengan Pengadaan Langsung dengan ketentuan merupakan
kebutuhan operasional K/L/D/I, teknologi sederhana, risiko kecil;
dan/atau

dilaksanakan oleh Penyedia orang perseorangan dan/atau

badan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil.


b. Pengadaan aset tetap dengan nilai di atas Rp200.000.000,00 sampai
dengan Rp5.000.000.000,00 untuk pengadaan yang tidak kompleks
dilakukan dengan Pelelangan Sederhana.
c. Pengadaan aset tetap berupa konstruksi dengan nilai lebih dari
Rp5.000.000.000,00

untuk

pengadaan

yang

kompleks

dilakukan

dengan pelelangan umum


4) Setelah melaksanakan proses pelelangan, pejabat pengadaan barang/jasa
menetapkan pemenang lelang (sepanjang nilainya tidak melebihi Rp 100
miliyar), kemudian penetapan pemenang lelang tersebut disampaikan
kepada PPK dengan menggunakan Berita Acara Hasil Pelelangan(BAHP).
5) Berdasarkan penetapan pemenang dari Panitia Pengadaan Barang/Jasa, PPK
dengan menerbitkan Surat Penetapan Pemenang Barang dan Jasa (SPPBJ),
diikuti dengan membuat dokumen Kontak/SPK dan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) untuk pengadaan Aset tetap dimaksud. Dokumen kontrak
ditujukan

kepada

pemenang

lelang,

panitia/pejabat

pemeriksa

hasil

pekerjaan (PPHP), Subbagian Verifikasi dan Perbendaharaan dan arsip.


6) Penyedia barang(pemborong) berdasarkan dokumen kontak/SPK/ dan SPMK
mengadakan aset Tetap sesuai kontrak/SPK yang disepakati, kemudian
menyerahkan hasilnya kepada RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.
7) Setelah Aset tetap sampai di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan
(untuk barang bergerak) atau selesai dibangun/dokumen kepemilikan
diserahkan(barang tidak bergerak), PPHP melakukan pemeriksaan barang
dengan melakukan cross check antara fisik barang yang diserahkan dengan
dokumen kontrak/SPK/Pesanan. Apabila seluruh fisik aset tetap yang
diperiksa telah sesuai dengan dokumen kontrak/ SPK/pesanan, PPHP
membuat Berita Acara Pemeriksaan fisik barang dan Berita Acara serah
Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 53

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

terima barang yang ditandatangani oleh seluruh anggota tim PPHP, PPK,
PPTK dan Penyedia Barang. BA serah terima barang dibuat rangap 5
(masing masing untuk petugas penyimpan barang, Penyedia barang, subag.
verifikasi/perbendaharaan, subag. Akuntansi dan arsip)
Untuk pengadaan langsung, setelah barang sampai di Rumah Sakit diterima
dan disimpan oleh Petugas Penyimpan Barang berdasarkan surat jalan/surat
pengiriman barang
8) Selanjutnya Panitia penerima barang menyerahkan fisik barang yang
diterimanya (untuk barang bergerak) kepada Petugas Penyimpan Barang
disertai dengan Berita Acara serah terima barang dan Berita Acara
Pemeriksaan fisik barang.
9) Petugas Penyimpan Barang menerima dan menyimpan barang tersebut dan
mengadministrasikan

dokumen-dokumen terkait dengan

barang yang

diterimanya kedalam Kartu Inventaris/Stok.


2. Penatausahaan Penyaluran aset tetap
1) Penyimpan Barang berdasarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)
dari PA/KPA menyalurkan aset tetap kepada pengguna disertai dengan
Berita Acara Serah Terima.
2) Penyimpan Barang mencatat aset tetap yang telah disalurkan kedalam kartu
stok dan membuat laporan sisa barang di gudang dan secara berkala
melaporkannya kepada pihak yang memerlukan.
3) Pengurus Barang mengadminstrasikan seluruh Aset Tetap sebagai berikut:
(1) mencatat seluruh aset tetap/barang milik daerah yang berada di RSUD
Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan baik yang berasal dari APBD, dana
BLUD maupun perolehan lain yang sah kedalam Kartu Inventaris Barang
(KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku
Induk Inventaris (BII), sesuai kodeflkasi dan penggolongan barang milik
daerah;
(2) melakukan pencatatan aset tetap/barang milik daerah yang dipelihara/
diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan;

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 54

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

(3) menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan


Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima)
tahunan yang berada di SKPD kepada pengelola; dan
(4) menyiapkan usulan penghapusan aset tetap/barang milik daerah yang
rusak atau tidak dipergunakan lagi.
3. Penghapusan Aset Tetap Rumah Sakit
Penghapusan Aset Tetap/Barang Milik Daerah dari administrasi RSUD Dr.H.
Slamet Martodirdjo Pamekasan dapat dilakukan dengan syarat:
1) Aset tetap tersebut sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna dan
/atau kuasa pengguna;
2) sudah beralih kepemilikannya, sudah rusak dan tidak dapat dipergunakan,
atau terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain(misal: umur
ekonomisnya sudah habis).
3) Peralihan kepemilikan aset tetap terjadi karena adanya pejualan, tukarmenukar, Hibah, dan sebagainya.
Terhadap aset tetap yang sudah dihapus tetapi masih memiliki nilai
ekonomis, dapat dijual melalui pelelangan umum/terbatas atau dapat
disumbangkan/dihibahkan kepada pihak lain. Hasil pelelangan umum/
pelelangan terbatas disetor ke kas Daerah.
Apabila barang yang dijual tersebut pada saat pembelian menggunakan
dana fungsional (jasa pelayanan kesehatan), maka hasil penjualan aset
tetap tersebut harus disetor ke RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Penatausahaan penghapusan aset tetap sebagai berikut:
1) Pengurus

Barang

mengusulkan

RSUD

kepada

Dr.

H.

Slamet

Pengelola

Barang

Martodirdjo
Milik

Pamekasan

Daerah

untuk

menghapuskan aset tetap yang sudah tidak berada dalam penguasaan


Rumah Sakit, sudah beralih kepemilikannya, sudah rusak dan tidak dapat
dipergunakan

atau

sudah

habis

umur ekonomisnya

dari

catatan

administrasi RSUD.
2) Pengelola

mengajukan

permohonan

pengapusan

Aset

Tetap/BMD

tersebut kepada Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan Aset


Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 5 5

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

Tetap/BMD dengan menerbitkan menerbitkan Keputusan Kepala Daerah


tentang Penghapusan Barang Milik Daerah.
3) Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut, Pengurus barang menghapuskan
aset tetap tersebut dari admimistrasi RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 27).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 5 6

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

VIII
PENATAUSAHAN INVESTASI

RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan sebagai BLUD dapat melakukan


investasi

sepanjang

memberi

manfaat

bagi

peningkatan

pendapatan

dan

peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta tidak mengganggu likuiditas


keuangan Rumah Sakit. Investasi dimaksud dapat berupa investasi jangka pendek
maupun investasi jangka panjang.
1. Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera dicairkan/
diperjualbelikan, dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau
kurang, dilakukan dalam rangka manajemen kas (pemanfaatan surplus kas
jangka pendek) dan beresiko rendah.
Jenis Investasi jangka pendek antara lain dapat berupa:
1) Deposito berjangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua belas) bulan
dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis;
2) Pembelian surat utang negara jangka pendek;
3) Pembelian sertifikat Bank Indonesia.
Penatausahaan Investasi Jangka Pendek sebagai berikut:
1) Kepala Sub. Bagian Akuntansi melaporkan adanya dana kas yang idel/ tidak
terpakai kepada Kepala Bagian Keuangan;
2) Kepala Bagian Keuangan mengusulkan pemanfaatan dana kas idel/tidak
terpakai kedalam bentuk investasi jangka pendek kepada Wakil Direktur
Umum dan Keuangan. Usulan Investasi tersebut dapat berupa Deposito
berjangka, pembelian Obligasi Jangka Pendek dan sebagainya;
3) Wadir Umum dan Keuangan dengan mempertimbangkan resiko usulan
investasi (dapat segera diperjualbelikan/dicairkan; ditujukan dalam rangka
manajemen kas; dan berisiko rendah) dapat menerima atau menolak usulan
tersebut.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 57

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

4) Apabila Wadir Umum dan Akuntansi

menerima usulan investasi jangka

pendek , maka akan dimintakan persetujuan dari Direktur RSUD Dr. H.


Slamet Martodirdjo Pamekasan;
5) Setelah usulan investasi jangak pendek mendapat persetujuan dari Direktur
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan, Kepala Bagian Keuangan
memerintahkan

SubBagian

Program

dan

Perencanaan

untuk

menganggarkan rencana Investasi jangka pendek kedalam usulan RBA


tahun yang akan datang.
6) Setelah Anggaran Investasi ditetapkan dalam dokumen DPA/RBA definitif,
Bendahara Pengeluaran merealisasikan investasi Jangka Pendek tersebut.
7) Hasil Investasi Jangka Pendek merupakan pendapatan RSUD Dr. H. Slamet
Martodirdjo Pamekasan
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 28).
2. Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang merupakan investasi yang memiliki jangka waktu
lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk ditarik kembali dalam waktu
yang pendek.Tujuan investasi jangka panjang adalah untuk ekspansi usaha
maupun diversifikasi usaha baik untuk usaha sejenis maupun usaha lainnya.
Investasi Jangka Panjang antara lain dapat berupa :
1) Penyertaan modal;
2) Pemilikan obligasi untuk masa jangka panjang; dan
3) Investasi langsung seperti pendirian perusahaan, membeli perusahaan
Dalam hal BLUD mendirikan/membeli badan usaha yang berbadan hukum,
kepemilikan

badan

usaha

tersebut

ada

pada

Pemerintah

Kabupaten

Pamekasan.
Penatausahaan Investasi Jangka Panjang sebagai berikut:
1) Bagian Keuangan mengusulkan rencana Investasi Jangka Panjang kepada
Wadir Umum dan Keuangan;

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 58

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

2) Setelah mendapat persetujuan dari Wadir Umum dan Keuangan usulan


tersebut diajukan kepada Diektur RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan;
3) Bila usulan Investasi Jangka Panjang disetujui oleh Direktur RSUD Dr. H.
Slamet Martodirdjo Pamekasan, maka Direktur akan menerbitkan Nota
Dinas pembentukan Tim Pengkaji Investasi Jangka Panjang, yang bertugas
mengkaji, menilai dan

menetapkan kelayakan dari

usulan Investasi

tersebut. Tim Pengkaji yang dibentuk harus mewakili seluruh unsur


pemangku kepentingan pelayanan di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan;
4) Tim pengkaji melakukan penilaian kelayakan usulan Investasi Jangka
panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan pendanaan jangka pendek
maupun menengah dari masing masing Bidang Pelayanan Kesehatan
(Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Bidang Pelayanan Penunjang Medik/
Farmasi) dan Pelayanan Penunjang;
5) Tim pengkaji menyerahkan hasil kajian usulan investasi jangka panjang
kepada Direktur RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan;
6) Apabila Hasil Kajian tersebut menyatakan rencana investasi yang diusulkan
layak untuk ditindaklanjuti, maka Direktur RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan mengajukan permohonan persetujuan investasi jangka panjang
kepada Bupati Pamekasan;
7) Selanjutnya setelah Bupati menyetujui usulan investasi jangka panjang
tersebut, Direktur RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan melalui
Wadir

Umum

dan

Keuangan

memerintahkan

Bagian

Program

dan

Perencanaan untuk menganggarkan rencana Investasi jangka panjang


kedalam usulan RBA tahun yang akan datang.
8) Setelah Anggaran Investasi ditetapkan dalam dokumen DPA/RBA definitif,
Bendahara Pengeluaran mengeluarkan uang untuk diserahkan kepada
petugas/tim yang

ditunjuk

merealisasikan

investasi

Jangka

Panjang

tersebut.

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 5 9

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan

9) Hasil Investasi Jangka Panjang merupakan pendapatan RSUD Dr. H. Slamet


Martodirdjo Pamekasan.
Bagan arus prosedur di atas terlampir (Lampiran 29/30).

Pedoman Penatausahaan RSUD Dr. Slamet Martodirdjo

Halaman 60

Anda mungkin juga menyukai