Akuntansi Pajak
Akuntansi Pajak
Pembukuan fiskal
Dengan adanya self assesment, pemerintah
memberikan kepercayaan kepada masyarakat
untuk menghitung dan melaporkan sendiri
pajaknya dan diharapkan masyarakat menjadi
mitra
untuk
pemasukan
uang
ke
kas
negara
WP dan pemerintah dengan fungsinya masing
Pembukuan
(pasal 1 angka 26 UU KUP)
Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi
Proses akuntansi adalah proses pencatatan,
pengelompokan, pengikhtisaran, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi
Akuntansi dibutuhkan oleh berbagai pihak baik
pihak internal maupun pihak eksternal
Kewajiban...
Selain dapat dihitung besarnya PPh, pajak-pajak lainnya
juga harus dapat dihitung dari pembukuan tersebut. Agar
PPN dan PPnBM dapat dihitung dengan benar,
pembukuan harus mencatat juga jumlah harga
perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual atau nilai
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dikenakan
PPnBM, jumlah pembayaran atas pemanfaatan BKP
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pembukuan
diselenggarakan
Pabean diharus
dalam
Daerah Pabean,dengan
jumlahcara
PMatau
yang dapat
sistem
yang lazim
di Indonesia
misalnya
dikreditkan
dan dipakai
yang tidak
dapat dikreditkan
berdasarkan
SAK, kecuali
peraturan lain
perundangundangan perpajakan
menentukan
Syarat pembukuan...
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari
catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya
pajak yang terutang
Pembukuan dengan menggunakan Bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah
mendapat izin Menteri Keuangan
Tahun buku;
Stelsel akrual
Stelsel akrual adalah suatu metode
penghitungan penghasilan dan biaya
dalam anti penghasilan diakui pada waktu
diperoleh dan biaya diakui pada waktu
terutang. Jadi tidak tergantung kapan
penghasilan itu diterima dan kapan biaya
itu dibayar tunai
Stelsel kas
persediaan
Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan
hak-hak yang dapat diamortisasi, biaya-biaya yang
dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dilakukan
melalui penyusutan dan amortisasi
Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas
Penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat
juga dinamakan stelsel campuran
Hubungan...
Secara umum, akuntansi komersial disusun dan
disajikan berdasarkan Standar yang berlaku, yaitu
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun, untuk
kepentingan perpajakan, akuntansi komersial harus
disesuaikan dengan aturan perpajakan yang berlaku
di Indonesia. Dengan demikian, apabila terjadi
perbedaan antara ketentuan akuntansi dengan
ketentuan pajak, untuk keperluan pelaporan dan
pembayaran pajak maka Undang-Undang
Perpajakan memiliki prioritas untuk dipatuhi
sehingga tidak menimbulkan kerugian material bagi
Ciri
Ketentuan
pajak merupakan standar yang terpisah dari
fiskal
praktek akuntansi. Pada pendekatan kedua, wajib pajak
bebas menyelenggarakan pembukuan berdasarkan
prinsip akuntansi. Untuk kepentingan pajak, wajib pajak
menyusun sebuah laporan keuangan fiskal melalui
akuntansi
dengan ketentuan
perpajakan
proses
penyesuaian
dan rekonsiliasi
antara praktek
Pendekatan...
Penyusunan...
Pada akhir periode, dari buku besar disusun neraca
terhadap
keadaan
yang sebenarnya
pada akhir
saldo sebelum
penyesuaian.
Dengan terjadi
penyesuaian
tahun dan catatan penutup (closing entries), disusunlah
sebuah neraca saldo setelah penyesuaian
Dari neraca saldo setelah penyesuaian tersebut,
diperoleh sebuah laporan keuangan komersial
Untuk kepentingan pajak, laporan keuangan komersial
disesuaikan dengan ketentuan pajak yang berlaku
sehingga diperoleh sebuah laporan keuangan fiskal.
Penyesuaian
laporan
keuangan
komersial
dengan
ketentuan
pajak
Iebih dikenal
dengan
sebutan
rekonsiliasi fiskal
Kasus 1
Tn. Ibadurrahman dengan status TWO beker*a pada PT. Pow-Pow sejak.
tahun 1999. Pada tahun 2006, setia bulan PT. Pow-Pow membayar a i
pokok sebesar Rp4.000.000,
tun1'an9 an transport RP400.000, dan tunjangan
makan sebesar Rp400.000.
PT. Pow-Pow mengikuti program jamsostek dan Dana Pensiun yang sudah
mends at en Pesahan
dan Menteri Keuan an den ang
g
berikutp
g perincian
seba ai
g
luran pensiun
RplOO.000
Pembayaran yang dilakukan sendiri oleh Tn. Ibadurrahman adalah :
luran JHT
luran pensiun
Berapa PPh pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan diterima Tn.
Ibadurrahman setiap bulannya
Rp
Rp
4.000.000
Rp
400.000
400.000
Rp
9.600
RD
12.000
Rp
4.821.600
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
238.000
4.583.600
55.003.200
13.200.000
Rp.
41.803.200
1.250.000
1.680.300
Rp.
Rp.
2.930.300
244.191
Jurnal
Biaya gaji
5.069.600
Utang PPh ps 21
244.191
Utang premi jamsostek
21.600
Utang iuran pensiun
100.000
Utang iuran THT
148.000
Utang gaji
4.555.809
Kasus 2
Azizan, status belum kawin, dalam bulan
januari 2006 bekerja pads PT. Rizqi
selama 15 hari kerja dengan menerima
upah yg dibayar secara harian sebesar
Rp. 150.000 untuk 15 hari kerja tersebut
Jurnal
Biaya Upah
Utang PPh ps 21
Kas atau Bank
2.250.000
84.750
2.165.250
PPh Pasal 22
Merupakan penjualan atau pembelian
barang yang terkait dengan Badan
pemungut PPh pasal 22 yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Pemungut PPh pasal 22 antara lain
Bendaharawan pemerintah, KPPN,
BUMN, DJBC, clan Inclustri-inclustri
tertentu yang ditunjuk sebagai pemungut
Kasus 1
PT. Jujur Makmur menjual beras
sebanyak 100 kuintal kepada Departemen
keuangan dengan harga Rp50.000.000
PT. Jujur Selalu menjual seperangkat
komputer kepada Pemda DKI seharga
Rpl 1.000.000 sudah termasuk PPN
Jawaban
Jurnal yang dilakukan PT. Jujur Makmur
49.250.000
Kas
UM Pajak(ps22)
750.000
Penjualan
50.000.000
Jurnal yang dilakukan PT. Jujur Selalu
Kas
9.850.000
UM pajak (Ps22
dan PPN)
1.150.000
Penjualan
10.000.000
utang PPN
1.000.000
Kasus 2
PT. Amanah mengimpor bahan baku
dengan harga RplOO.000.000. Bahan
baku dibebaskan dari PPN dan
menggunakan API
PT. Istiqomah membeli baja sebagai
bahan baku sebesar Rp. 100 juta
(belum
termasuk PPN) ke PT Krakatau Steel
Jawaban
Jurnal yang dilakukan PT. Amanah
Persd bhn baku 100.000.000
UM pajak
2.500.000
Kas/bank
102.500.000
Jurnal yang dilakukan PT. Istiqomah
Persd bhn baku
100.000.000
UM pajak ps22
300.000
UM PPN
10.000.000
Kas/bank
110.300.000
PPh pasal 23
Dikenakan atas pembayaran atau pembebanan
jasa, sewa, bunga, dividen, royalti, clan hadiah
yang telah diterimanya
Dikenakan tarif 15% x penghasilan bruto yaitu
atas deviden, bungs, royalti dan
hadiah/penghargaan
Dikenakan tarif 15% x ph bruto (final) yaitu atas
bungs simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
Dikenakan tarif 15% x perkiraan ph neto yaitu
atas sews dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harts serta imblan
sehubungan dengan jasa
Kasus 1
PT. Bijak melakukan pembayaran atas
jasa konsultasi kepada PT. Baik
(pengusaha kecil non PKP) sebesar
Rpl 0.000.000.
PT. Segar melakukan pembayaran atas
jasa catering kepada PT. Seger (PKP)
atas jasa catering sebesar Rp50.000.000
(belum termasuk PPN)
Jawaban
Jurnal PT. Bijak
Biaya konsultan
10.000.000
Kas
9.550.000
Utang PPh pasal
450.000
23
Jurnal
Baik
KasPT.9.550.000
UM PPh ps 23 450.000
Penghasilan konsultan
10.000.000
jawaban
Jurnal PT. Segar
50.000.000
Biaya jasa catering
5.000.000
UM PPN
54.250.000
Kas
Utang PPh pasal
750.000
23
Kas
Jurnal PT. Seger 54.250.000
UM PPh ps 23
750.000
Penghasilan catering
50.000.000
Utang PPN
5.000.000
Kasus 2
Rpl .000.000
Jawaban
Jurnal
Laba ditahan
1.000.000
Utang PPh pasal 23
150.000
Utang dividen
850.000
Jawaban
Jurnal PT. Vita
Biaya bungs
1.000.000
Utang PPh 23
150.000
Kas
850.000
Jurnal PT. Wits
Kas
850.000
UM PPh 23
150.000
Penghasilan bungs
1.000.000
jawaban
Jurnal PT. A
Biaya sewa gedung 12.000.000
Kas
Utang PPh ps
4(2)
KasPT.10.800.000
Jurnal
Z
PPh ps 4(2)
1.200.000
Penghasilan sewa gdg
10.800.000
1.200.000
12.000.000
PPh pasal 26
IPemotongan PPh pasal 26 ditujukan
Kasus 1
PT. Crista berusaha di bidang properti
mengasuransikan bangunannya kepada
perusahaan asuransi di luar negeri,
dengan premi asuransi dibayar dimuka
sebesar Rpl milyar untuk 1 tahun
jawaban
Jurnal PT. Crista
Biaya Premi asuransi
utang PPh ps 26
1.000.000.000
100.000.000
utang premi asuransi
900.000.000
Utang PPh ps 26
100.000.000
Utang Premi Asuransi 900.000.000
Kas atau bank
1.000.000.000
Kasus 2
jawaban
Jurnal
Biaya royalti
250.000.000
utang PPh ps 26
50.000.000
utang royalti
200.000.000
Kasus 1
PT. Sinam adalah PKP pads bulan
Januari dan Februari 2007 mempunyai
data sebagai berikut (dalam jutaan):
Jan
Feb
Penjualan
250
250
Pembelian
300
200
PPN Keluaran
25
25
PPN Masukan
30
20
Penjelasan
Januan
Februari
0
1
25.000.000 25.000.000
30.000.000 20.000.000
muka PPN
3
5.000.000 (5.000.000)
dibayar
4 Kompensasi PPN yg
lebih dibayar
(5.000.000) 5.000.000
Jurnal
Januari
Persediaan brg dgn
300.000.000
PPN masukan (UM PPN) 30.000.000
Utang dagang
330.000.000
Piutang dagang (kas) 275.000.000
Hasil penjualan
250.000.000
PPN Keluaran (utang PPN)
25.000.000
PPN Keluaran
25.000.000
PPN Masukan
25.000.000
Jurnal
Februari
Pers brg dggn
PPN Masukan
Utang dagang
Piutang dagang
Hasil penjualan
PPN Keluaran
PPN Keluaran
PPN Masukan
200.000.000
20.000.000
220.000.000
275.000.000
250.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
Kasus 2
no Penjelasan TerutangTdk tutg
total
pajak
1
Penjualan
Pers brg
dagangan
PPN keluaran
PPN masukan
pjk
250.000.
100.000.
350.000.
000
000
000
150.000.
000
25.000.0
00
15.000.0
00
80.000.0 230.000.
00
000
25.000.0
0
00
8.000.00 23.000.0
0
00
jurnal
PPN keluaran
HPP
PPN masukan
Kas atau bank
25.000.000
8.000.000
23.000.000
10.000.000
Kasus 3
PT. QQ adalah eksportir, membeli barang
untuk diekspor. Pada masa maret 2007,
pembelian seluruhnya BKP sejumlah
Rp175.000.000 sedang penjualan ekspor
sebesar Rp.250.000.000. kelebihan
pembayaran direstitusikan pads bulan
maret 2007
Jurnal
Piutang dagang 250.000.000
HPP
175.000.000
Hasil penj eksp
250.000.000
pers brg dggan
175.000.000
Pers brg dggn
175.000.000
17.500.000
PPN masukan
utang dagang/kas
192.500.000
Piutang restitusi PPN
17.500.000
PPN masukan
17.500.000
Kasus 4
Jurnal
Persediaan
PPN Masukan
Kas/bank
600.000.000
50.000.000
650.000.000
Piutang dagang
Hasil penjualan
PPN Keluaran
825.000.000
750.000.000
75.000.000
PPN keluaran
PPN Masukan
kas /bank
75.000.000
50.000.000
25.000.000
Pertukaran aktiva
Menggunakan harga pasar aktiva yang
seharusnya diperoleh
Diakui adanya gain/loss pe rtukaran aktiva
Tidak mengenal sejenis atau tidak sejenis
Gain/loss karena pertukaran aktiva dinilai
dari selisih harga pasar dikurangi nilai
buku
nilai buku
yang merupakan
laba/rugi
Tidak
ada hubungan
usaha dinilai
berdasarkan
nilai buku
Penerima : Bukan objek pajak
Penyumbang : bukan biaya
Membangun sendiri
Semua biaya yang dikeluarkan untuk
membangun merupakan komponen harga
perolehan aktiva tetap
Sesuai dengan SE-20/PJ.42/1994, pengeluaran
bungs pinjaman selama mass konstruksi
merupakan komponen dari biaya langsung yang
menjadi bagian pembentukan harga pokok atau
harga perolehan aktiva seperti gedung. Jadi
pengeluaran bungs pinjaman sampai dengan
gedung selesai dan siap digunakan harus
dikapitalisir menjadi komponen harga perolehan.
Macam-macam kurs
Kurs menteri keuangan : kurs yg ditetapkan oleh
Menkeu yg ditetapkan tiap minggu
Kurs realisasi : kurs yg sebenarnya terjadi pada
waktu perusahaan merupiahkan valas atau pads
waktu perusahaan membeli valas
Kurs Bank Indonesia : kurs untuk mencatat
utang piutang serta transaksi dalam valuta
asing. Yang digunakan adalah kurs tengah BI
yang merupakan rata-rata antara kurs jual dan
kurs bell
Kurs...
Jurnal PT. Z
Piutang dagang
PPN Keluaran
10.100.000
10.100.000
Jurnal PT. Y
PPN Masukan
Utang dagang
10.100.000
10.100.000
Kurs BI
Digunakan oleh perusahaan yg
pembukuan dgn rupiah untuk
membukukan transaksi yg nilainya dalam
valuta asing
Perbedaan selisih kurs BI terjadi pada
saat membukukan utang piutang valas
dengan kurs BI pads saat realisasi
menimbulkan labs atau rugi selisih kurs
Kurs BI
Contoh sblmnya, Kurs tengah BI 17 Juni 2005, Rp.10.200 dan kurs
realisasi tgl 13 ags 2005 Rp.10.300
$10.000 x Rp.10.200 = 102.000.000
Penjualan PT.X
$ 1.000 x Rp 10.100 = 10.100.000
PPN
Jmi yg dibayar PT.Y
113.300.000
Selisih kurs
1.200.000
Jumal PTA
PT.Y
30/06 Piutang dgg 102.000.000 Pembelian 102.000.000
Utang dgg 102.000.000
Penjualan 102.000.000
Utang dgg 112.100.000
13/08 Kas/bank 113.300.000
Rugi selkurs 1.200.000
Piutang dgg 112.100.000
Kas/bank 113.300.000
Laba selkurs
1.200.000
Kurs BI
Pada tgl 30-4-05 PT.A deposito uangnya
$10.000 dgn kurs Rp.12.457. Jatuh tempo
deposito 31-10-05. pads saat pencairan
kurs Rp.13.200
Agar
neraca
perusahaan
menunjukkan
posisi
sebenarnya dalam menghasilkan laba
kekayaan perusahaan yang sebenarnya
Subyek revaluasi
WP Badan dalam negeri termasuk BUT yang
menggunakan pembukuan setelah memenuhi
semua kewajiban pajaknya sampai dengan
masa pajak terakhir sebelum dilakukan revaluasi
WP Orang Pribadi dalam negeri walaupun
menggunakan pembukuan, tidak berhak
melakukan revaluasi karena tidak terjadi
pemisahan harts antara harts pribadi dan harts
perusahaan. Termasuk WP Badan yang
menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mats uang dollar amerika serikat
Obyek Revaluasi
Semua aktiva tetap berwujud, termasuk tanah
yang berstatus hak milik atau hak guna
bangunan atau
Seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk
tanah, yang terletak atau berada di Indonesia,
dimiliki,
dan dipergunakan
untuk 3M penghasilan
yang merupakan
objek pajak
Penilaian kembali dapat dilakukan setelah lewat
jangka waktu 5 tahun terhitung sejak penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan terakhir yang
dilakukan berdasarkan peraturan Menteri
Keuangan
Pengajuan permohonan
Wajib pajak mengajukan permohonan
kepada Dirjen Pajak
Dirjen Pajak diberi wewenang untuk
menerbitkan surat keputusan penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan atas
permohonan Wajib Pajak tersebut
Pada tanggal 1
Akt NBF Nilai Sel
januari tahun 2005
tetap pasar lebih
PT ABC melakukan
Tana20002500 500
penilaian kembali.
h
Berapa PPh
Ban 200 450 250
final
atas revaluasi ?
gnan
Mesi 10008000 7000
n
Juml 3200109507750
ah
Jawaban
PPh revaluasi akt tetap 10% x 7750 juts =
775 juta (final)
Jumlah tersebut dapat diangsur oleh wajib
pajak paling lama 12 bulan dengan
mengajukan permohonan sesuai dengan
pasal 9 ayat (4) UU KUP
Pengecualian pengaIihan
Pengalihan yang bersifat force majeur
berdasarkan keputusan atau kebijakan
pemerintah atau keputusan pengadilan
Pengalihan aktiva tetap perusahaan dalam
rangka penggabungan, peleburan atau
pemekaran usaha yang mendapat persetujuan
Penarikan aktiva tetap perusahaan dari
penggunaan karena mengalami kerusakan berat
Perlakuan Perpajakan
Lessor
Lesse
Kasus
Jawaban
Lessor
PT. X
Terimasew8.000.000
Lessee
PT. Z
Bayarsewa8.000.000
a
Pungut 800.000
PPN
Dipotong
360.000
PPh ps 23
Bayar PPN800.000
Memotong 360.000
Diterima 8.440.000
PPh ps 23
Dibayar 8.440.000
PenyusutaSesuai
n metode
PenyusutaTidak ada
n
Perlakuan perpajakan
Lessor
Lessee
Kerugian dibebankan pd
akm.cad.piutang
ragu2
Besarnya PPh pasal
25
triwulanan
Jasa pembiayaan td k
terutang PPN. Penyerahan
terutang PPN
Kasus
PT. X (lessor) meng-SGU-kan mesin gol II
dg harga Rp200jt kepada PT. Z(lessee)
jawaban
Lessor
PT X
Mencatat
288 jute
piutang
Terima
bungs
Terimapoko
2.444.445
Lessee PT Y
5.555.555
5umlah
8.000.000 Byr sews 8.000.000
Penyusutan Tidak ads PenyusutTidak ads
Debet biaya
pnyisihan
piut
2.5% x
PPh
saldo piut pasal 23
Tidak
memungut
Pengenaan PPh
PPh pasal 4(2) bersifat final apabila
1. Mempunyai sertifikat kualifikasi usaha
kecil yang masih berlaku clan dilegalisir
2. Nilai kontrak perproyek yang dikerjakan
tidak lebih dari Rp.1.000.000.000
Tarif : Perencanaan clan pengawasan 4%,
Pelaksanaan 2%
Apabila tidak memenuhi syarat diatas,
dikenakan PPh pasal 23 tidak final dengan tarif
yang sama.
PP 51 tahun 2008
Jasa konstruksi (final)
PelaksanaaPerencana Pengawasa
n
an
n
Usaha kecil
2%
4%
4%
Usaha
besar/men
engah
3%
4%
4%
Non
4%
6%
6%
Kualifikasi
Pembedaan Penghasilan
Penghasilan yang bukan obyek pajak,
pengertiannya terbatas yang diatur dalam pasal
4(3)
Penghasilan yang merupakan obyek pajak yang
dikenakan PPh final Pasal 4(2)
Penghasilan yang merupakan obyek pajak yang
dikenakan tarif umum atau tidak final
Biaya
Biaya yang dapat dikurangkan dari Penghasilan
Bruto (Pasal 6)
Biaya yang tidak dapat dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (Pasal 9)
Biaya yang merupakan obyek pemotongan PPh
pasal 21, 23, 26 dan 4(2) final
Biaya yang bukan obyek Pemotongan
Biaya dan pengeluaran yang tidak dapat
dikurangkan dalam menghitung PKP sesuai
pasal 4 PP no. 138/2000
penghasilan
yang merupakan
obyekatau
pajak.
dan
tidak dipergunakan
dalam usaha
kegiatan untuk 3 M
Biaya
yang dibebankan atau di keluarkan untuk
anggota
kepentingan pribadi WP atau orang yang menjadi
tanggungannya
Gaji yang dibayarkan kepada anggita persekutuan, firma
atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham