Anda di halaman 1dari 16

DISTILASI CAMPURAN BINER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Disusun oleh :
Kelompok 3
Endah Kusumawati

NIM.111431009

Fauzi Ramadhan

NIM. 111431010

Firstiselanisa M

NIM. 111431011

Fuji Surya Gumilar

NIM. 111431012

1A - Analis Kimia

Dosen Pembimbing : Haryadi, PhD


Tanggal Penyerahan Laporan : 16 Mei 2012

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011/ 2012
A. Judul Praktikum

Distilasi Campuran Biner


B. Tanggal Praktikum
9 Mei 2012
C. Pembimbing
Haryadi, PhD
D. Tujuan
1. Mengukur indeks bias suatu larutan menggunakan alat refraktometer dengan
benar.
2. Melakukan percobaan distilasi fraksionasi pada campuran biner.
3. Membuat diagram titik didih terhadap komposisi berdasarkan data percobaan.
E. Dasar Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Pada proses distilasi menggunakan aliran air yang berfungsi untuk
mengembunkan uap larutan yang titik didihnya lebih rendah yaitu counter current
danco- corrent. Counter current distribusi adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk merubah dua fase berdasarkan koefisien sekat yang berbeda didalam bahan
pelarut yang arahnya berlawanan dengan arah distilat dengan mengalirkan air melalui
selang dari bagian bawah dan keluar melalui selang bagian atas. Distilasi dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu :

Metode I
Dengan cara penguapan dengan mendidihkan campuran larutan yang akan
dipisahkan dan mengembunkannya tanpa ada larutan yang kembali kedalam
bejana.

Metode II
Dengan pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam kondisi
tertentu sehingga larutan tersebut mengalami kontak dengan uap yang mengalir ke
atas.
Distilasi campuran biner tergantung dari jenis campurannya.

Jenis campuran I
a, dan b memberikan hasil berbeda. Bila campuran biner jenis I didistilasi
terjadi hasilsebagai berikut: misalkan campuran dengan susunan a dipanaskan,
campuran ini mulai mendidih pada Ta. Uap yang setimbang dengan larutan
mempunyai susunan a1 (Gambar VII.2.1.)

Dengan keluarnya uap ini, titik didih larutan naik, misalnya menjadi
Tb karena larutan berisi lebih banyak komponen A. Pada pemanasan terus, susunan
larutan bergerak menuju TdA dan akhirnya diperoleh A murni sebagai residu.
Bila ditinjau uapnya, uap ini berisi lebih banyak B, kalau uap diembunkan,
kemudian diuapkan, maka susunannya menuju ke TdB. Akhirnya diperoleh B murni
sebagai distilat.

Campuran biner jenis II


Pada distilasi bertingkat tidak menghasilkan A dan B murni. Bila campuran

terletak antara A dan C diperoleh A murni sebagai residu dan C sebagai distilat.
Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua
zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya dapat berubah- ubah. Disebut
homogeny karena susunannya begitu seragam sehinga tak dapat diamati adanya
bagian- bagian yang berlainan.

Larutan ideal adalah larutan yang gaya tarik antara molekul- molekulnya
sama, artinya gaya tarik antara molekul pelarut dan molekul zat terlarut sama dengan
gaya tarik molekul pelarutnya atau molekul zat terlarutnya.
Larutan ideal mempunyai sifat- sifat sebagai berikut :
-

Pada pengenceran komponennya tidak mengalami perubahan sifat.


Tidak terjadi perubahan panas pada pembuatan atau pengenceran.
Volume total adalah jumlah volume komponennya.
Campuran azeotrop adalah campuran suatu zat dimana zat tersebut memiliki

titik didih minimal atau titik didih maksimal. Susunan campuran azeotrop tergantung
dari tekanan yang dipakai untuk membuat larutan- larutan dengan konsentrasi
tertentu.
Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa.
Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi
yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant
boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut
dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi
sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan
dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan
terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya
hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan
karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop
digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid.
(ditandai dengan garis vertikal putus-putus)
Banyak metode yang bisa digunakan untuk menghilangkan titik azeotrop pada
campuran heterogen. Contoh campuran heterogen yang mengandung titik azeotrop
yang paling populer adalah campuran ethanol- air, campuran ini dengan metode
destilasi biasa tidak bisa menghasilkan ethanol teknis (99% lebih) melainkan
maksimal hanya sekitar 96,25 %. Hal ini terjadi karena konsentrasi yang lebih tinggi
harus melewati terlebih dahulu titik azeotrop, dimana komposisi kesetimbangan cairgas ethanol-air saling bersilangan.
Macam- macam destilasi :
1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana,
hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop, memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa
lain yang

dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan

tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering, memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau
batu bata.
5. Distilasi vakum, memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi,
metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih
rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya

suhu

yang

digunakan

mendistilasinya
terlalu

F. Alat dan
a. Alat

tidak

tinggi.

Bahan

1. Adapter

b. Bahan
penampung distilat

1.
2. Adapter

Aseton
pendingin
2. Etanol

3. Gelas
4.
5. Kolom
6. Labu
7. Labu penampung distilat
8. Pipet tetes
9. Pipet volume
10. Refraktometer
11. Selang
12. Termometer
13. Termostat
14. Waterbacth (penangas air)

ukur
Kondensor
fraksionasi
dasar bulat (reaktor)

untuk
perlu

G. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan semua peralatan yang akan dipakai
2. Memberi vaselin pada setiap sambungan gelas
3. Membuat komposisi campuran aseton dan kloroform dalam reaktor dengan
perbandingan sebagai berikut :
Aseton (mL)

: 10

Etanol (mL)

:0

10

4. Menentukan indeks bias setiap komposisi menggunakan refraktometer dan


mencatat besarnya indeks bias
5. Memulai merangkaikan alat
6. Mengecek rangkaian yang telah dibuat
7. Memanaskan setiap komposisi sampai mendidih
8. Mencatat titik didih setiap komposisi
9. Menghentikan distilasi setelah keluar distilat sekitar 5mL
10. Menentukan indeks bias residu dan distilat dari setiap komposisi dan mencatat
indeks biasnya
11. Membereskan peralatan dan membersihkan tempat kerja
H. Data Pengamatan
1. Data berdasarkan literatur

N
o

Nama
zat

Aseton

Rumus
molekul
CH3COCH

Massa molekul

Densitas

Indeks

Titik

bias

didih

()

(oC)

(gram/mol)

(gram/cm )

58,089

0,79

1,36

56,53

46

0,789

1,3610

78,4

Etanol

C2H5OH

No

Keterangan

Komposisi

Aseton (mL)

10

Etanol (mL)

10

Indeks bias ()

1,64

1,52

1,57

1,58

1,51

1,61

2. Data Indeks bias


3. PenenP3. Penentuan titik didih

Aseton

(mL)

Etanol (mL)

Titik didih

Indeks bias

Indeks bias

residu

distilat

()

()

(C)

10

56,53

54

1,532

1,542

55

1,534

1,536

56

1,533

1,553

57

1,531

1,545

10

78,4

I. Perhitungan
1. Aseton 10 mL : Etanol 0 mL
Mol
- Volume 0 mL etanol
Berat etanol
=xV
= 0,789 x 0
= 0 gram
mol etanol

berat
mr

0
46

- Volume 10 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 10
= 7,9 gram
mol aseton =

berat
mr
=

7,9
58,089
= 0 mol
Fraksi mol
X aseton

mol aseton
= mol aseton+ mol etanol

=0,136mol

0,136
0,136+0

= 1 mol
2. Aseton 8 mL : Etanol 2 mL
Mol
- Volume 2 mL etanol
Berat etanol
=xV
= 0,789 x 2
= 1, 578 gram
mol etanol

berat
mr

1, 578
46

- Volume 8 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 8
=6,32gram
mol aseton =

berat
mr
=

6,32
58,089
= 0,034 mol

Fraksi mol
X aseton

=0,109mol

mol aseton
= mol aseton+ mol etanol
=

0,109
0,109+ 0,034

= 0,762 mol
3. Aseton 6 mL : Etanol 4 mL
Mol
- Volume 4 mL etanol
Berat etanol
=xV
= 0,789 x 4
= 3,156 gram

- Volume 6 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 6
=4,74gram

mol etanol

berat
mr

3, 156
46

mol aseton

berat
mr
=

4,74
58,089
= 0,068 mol
Fraksi mol
X aseton

=0,081mol

mol aseton
= mol aseton+ mol etanol
=

0,081
0,081+ 0,068

= 0,544 mol
4. Aseton 4 mL : Etanol 6 mL
Mol
- Volume 6 mL etanol
Berat etanol
=xV
= 0,789 x 6
,
= 4,734 gram

- Volume 4 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 4
=

3,16gram
mol etanol

berat
mr

4,734
46

mol aseton

berat
mr
=

3, 16
58,089
= 0,102 mol
mol
Fraksi mol

=0,054

X aseton

mol aseton
= mol aseton+ mol etanol
=

0,054
0,054+0,102

= 0,346 mol
5. Aseton 2 mL : Etanol 8 mL
Mol
- Volume 8 mL etanol
Berat etanol
=xV
= 0,789 x 8
= 6,312 gram
mol etanol

berat
mr

6, 312
46

- Volume 2 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 2
=1,58gram
mol aseton

berat
mr
=

1,58
58,089
= 0,137 mol
Fraksi mol
X aseton

=0,027mol

mol aseton
= mol aseton+ mol etanol
=

0,027
0,027+0,137

= 0,165 mol
6. Aseton 0 mL : Etanol 10 mL
Mol
- Volume 10 mL etanol
Berat etanol
=xV
= 0,789 x 10
= 7,89 gram

- Volume 0 mL Aseton
berat aseton= x V
= 0,79 x 0
= 0 gram

mol etanol

berat
mr

7,89
46

mol aseton

berat
mr
=

0
58,089
= 0,172 mol
Fraksi mol
X aseton

mol aseton
= mol aseton+ mol etanol
=

0
0+0,172

= 0 mol

Grafik komposisi fraksi mol terhadap indeks bias

=0 mol

Fraksi mol
1
0,762
0,544
0,346
0,165
0

Indeks bias
1,644
1,527
1,579
1,588
1,512
1,615

Grafik fraksi mol terhadap indeks bias


1,700
1,650
1,600
indeks bias

1,550

Indeks bias

1,500
1,450
1,400
1

0,762

0,544

0,346

0,165

fraksi mol

Tabel mol destilat terhadap indeks bias

No
1
2
3
4

mol destilat (aseton)


0,109
0,081
0,054
0,027
.

indeks bias
1,542
1,536
1,553
1,545

Grafik Mol Destilat Terhadap Indeks Bias


1,555
1,550
indeks bias

1,545
1,540
1,535
1,530
1,525

Tabel mol residu terhadap indeks bias


No
1
2
3
4

mol residu (alkohol)


0,068
0,102
0,137
0,172

indeks bias
1,532
1,534
1,533
1,531

Grafik Mol Residu Terhadap Indeks Bias


1,535
1,534
1,534
1,533
1,533
1,532
1,532
1,531
1,531
1,530
1,530

J. Pembahasan

indeks bias

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam distilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Pada proses distilasi menggunakan
aliran air yang berfungsi untuk mengembunkan uap larutan yang titik didihnya lebih
rendah.
Prinsip dasar dari distilasi ini adalah sejumlah tertentu campuran yang akan
dipisahkan, dicampurkan dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu tertentu,
sehingga didapat distilat yang di inginkan. Karena distilasi merupakan suatu metode
pemisahan fasa cair- cair, berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen alat distilasi
terdiri atas reaktor ( tempat untuk mereaksikan sekaligus untuk memanaskan),
kemudian diatasnya terdapat termometer, yang berfungsi untuk megukur suhu uap
yang menguap akibat pemanasan. Kemudian terdapat pula komponen yang berfungsi
untuk mendinginkan uap hasil pemanasan menjadi embun- embun yang bersatu
menjadi tetesan- tetesan larutan. Karena kondensor untuk distilasi dipasang miring,
sehingga tetesan- tetesan zat hasil pendinginan tersebut mengalir menuju ke adapter.
Adapter adalah alat yang menghubungkan antara kondensor dengan penampung
distilat, sehingga semua distilat dapat terkumpul dalam satu penampung.
Pada praktikum kali ini zat yang digunakan yaitu aseton dan etanol. Campuran
zat tersebut memiliki titik didih yang berdekatan, sehingga biasa disebut campuran
azeotrop. Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen pada
komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Oleh karena itu, pemisahan dilakukan dengan cara kolom fraksionasi.
Distilasi fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedan
titik didih yang bedekatan. Adapun prinsip kerja dari pemisahan dengan distilasi
fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana komponen- komponennya
diuapkan dan diembunkan secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, distilasi ini
menggunakan kolom vigreux. Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat
distilasi faksionasi adalah zat yang mudah menguap dan memiliki perbedaan titik
didih yan saling berdekatan.

Pada proses distilasi campuran biner yang pertama keluar sebagai distilat
adalah aseton. Hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah
yaitu sebesar 56,53 0 C dibandingkan dengan etanol yaitu 78,4 0 C, sehingga aseton
menguap terlebih dahulu. sehingga campuran tersebut sering disebut azeotrop.
Campuran azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Pada penentuan titik didih campuran, titik didih dilihat pada
saat terjadinya tetesan pertama, hal ini menunjukkan telah tercapai nya titik didih
campuran.
Mengenai besarnya indeks bias, dapat dilihat ditabel pengamatan bahwa
indeks bias residu sebelum dan setelah dipanaskan dengan komposisi yang sama
memiliki hasil yang berbeda. Indeks bias sebelum pemanasan lebih kecil
dibandingkan indeks bias setelah dipanaskan. Hal ini dikarenakan pada saat
melakukan pemanasan, aseton menguap lebih cepat sehingga yang tersisa dalam
residu yaitu sebagian aseton yang tidak menguap dan etanol. Sehingga indeks bias
menjadi naik, sesuai dengan indeks bias etanol yang besar.
K. Kesimpulan
-

Campuran antara aseton dan etanol merupakan campuran azeotrop


Semakin tinggi titik didih, semakin besar indeks bias nya.
Metode fraksionasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk
memisahkan campuran aseton dan etanol berdasarkan titik didih yang berdekatan.

L. Daftar Pustaka
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/destilasi-bertingkat.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/metodapemisahan-standar/
http://hendrisramdani.blogspot.com/2010/04/distilasi-biner-campuran-azeotrop.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi

Anda mungkin juga menyukai