A3G1
A3G1
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
Anindyia Galuh W.
Fitriana Nur H.
Rathidewi Indah M M.
Sonya Lianti S.
(05/XII IPA 3)
(16/XII IPA 3)
(26/XII IPA 3)
(30/XII IPA 3)
FOTO
ISI
A. Tujuan
Mengukur kecepatan bunyi dengan kolom udara.
B. Landasan Teori
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanika atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium yang dilewati melalui
medium atau zat perantara yang berupa zat cair, padat, gas. Jadi
gelombang bunyi dapat merambat di dalam air, batu bara, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat di jelaskan dengan kecepatan osilasi atau
frekuensi yang di ukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan
bunyi dengan pengukuran dalam diesebel.
Tabung terbuka memiliki simpul terbuka simpangannya di kedua
ujungnya. Perhatikan bahwa ada paling tidak satu simpul tertutup di
dalam tabung terbuka agar ada gelombang berdiri ujung terbuka dari
suatu tabung terbuka ke atmosfir. Dengan demikian tekanan di ujung
terbuka pasti merupakan simpul tertutup, tekanan tidak berganti tetapi
tetap pada tekanan atmosfir di luarnya.
Tujuan garputala mempunyai dua tangkai hanya untuk
memperbesar amplitudo getaran masing-masing tangkai garputala,
dengan cara resonansi. Persoalannya garputala biasanya diketuk atau
dipukul secara perlahan, karenanya amplitudo getarannya pasti kecil.
Adanya hambatan udara juga akan mengurangi amplitudo getaran
garputala. Untuk memperbesar amplitudo maka digunakan dua tangkai
sehingga kedua tangkai garputala bisa saling beresonansi. Adanya
resonansi antara masing-masing tangkai membantu mempertahankan atau
memperbesar amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran tangkai
garputala, semakin besar pula amplitudo getaran molekul udara. Semakin
besar amplitudo maka semakin besar intensitas. Semakin besar intensitas
gelombang bunyi maka bunyi terdengar lebih keras.
Ketika garputala diketuk atau dipukul, masing-masing tangkai
garputala bergetar dengan frekuensi alaminya. Selanjutnya masingmasing tangkai garputala menggetarkan molekul-molekul udara di
sampingnya. Molekul-molekul udara menggetarkan temannya di
sebelahnya. Demikian seterusnya hingga getaran udara sampai pada
tangkai lainnya. Molekul-molekul udara ini selanjutnya menggetarkan
tangkai garputala tersebut.
Bayangkan saja molekul-molekul udara seperti orang yang
mendorong dan masing-masing tangkai garputala seperti orang yang
berada di atas ayunan. Karena frekuensi getaran molekul udara sama
dengan frekuensi getaran masing-masing tangkai garputala maka
dorongan molekul-molekul udara bisa memperbesar amplitudo masing-
(2 n+1)
4
(1)
L=
(2 n+1)
4e
(2)
L=
(2 n+1)V
4N e
(3)
V=
4 ln
((2 n+1)) f
V
N
Keterangan :
V
= kecepatan suara
N
= bilangan getar frekuensi
= panjang gelombang
Ln
= panjang kolam udara
n
= orde resonansi
D. Langkah Kerja
1. Mengatur alat dan bahan sehingga seperti gambar di bawah in :
288
1)
l0
l 1 (cm)
(cm)
11
1
=l
4 1 0
1
1 =11
4
31
v 1 = 1 f
v 1=44 288
v 1= 12672 cm
Analisis Data
2)
3)
3
=l
4 2 1
3
=31
4 2
v +v
v rata rata= 1 2
2
v 2= 2 f
v 2=41.3 288
v 2= 11894.4
126.72+118.944
2
122.832
m
s
G. Kesimpulan
1. Pada percobaan ini garputala meresonansi air.
2. Besar cepat rambat bunyi rata-rata jika f konstan 288 Hz adalah
122.832 m/s