Nurul Faozi
Nurul Faozi
NIM
: 3301413087
Selain itu, karena setiap pihak mempunyai kewajiban untuk ikut serta mencapai
keberhasilan kebijakan, maka masing-masing pihak bertanggung jawab atas kebijakan yang
dirumuskan. Dengan adanya pertanggungjawaban dari masing-masing pihak maka ketika
kebijakan publik pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan kehendak, proses peninjauan ataupun
perumusan kebijakan publik kembali akan lebih mudah. Jika diterapkan di Indonesia yang terdiri
dari berbagai macam lapisan, golongan, dan kelompok maka akan memudahkan Pemerintah atau
pembuat kebijakan dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul pasca terbentuknya
kebijakan.
Langkah dalam model perumusan kebijakan publik ini diawali dengan mengkaji berbagai
permasalahan di masyarakat yang menjadi isu publik. Kemudian oleh para stakeholder
permasalahan itu ditampung dan didiskusikan dalam sebuah forum untuk dijadikan sebuah
kebijakan. Dari pembahasan tersebut maka akan diperoleh rumusan kebijakan. Rumusan kebijakan
tersebut kemudian diajukan kepada pemerintah untuk disetujui dan diberlakukan.
Contoh pelaksanaan model demokrasi, misal ketika angka pengangguran semakin tinggi,
muncul berbagai macam masalah dalam masyarakat. Kemudian masyarakat menghendaki adanya
peran pemerintah melalui pembuatan kebijakan publik yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut. Oleh para stakeholder permasalahan tersebut ditampung untuk didiskusikan menjadi
sebuah kebijakan publik. Setelah itu dari hasil diskusi para stakeholder maka akan didapat sebuah
rumusan kebijakan untuk mengatasi pengangguran. Rumusan kebijakan itu kemudian diajukan
kepada pemerintah untuk disahkan dan diberlakukan bersama.