Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Faozi

NIM

: 3301413087

Tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik


Model formulasi kebijakan publik yang sesuai dengan Negara Indonesia adalah Model
Demokrasi. Model ini sangat tepat diterapkan di Indonesia karena sesuai bentuk pemerintahan
Indonesia yaitu demokrasi. Dengan adanya kesesuaian ini, maka kebijakan publik yang dibuat
nantinya tidak akan mengingkari apa yang menjadi tujuan negara dan masyarakat. Selain itu,
model ini menghendaki agar setiap pemilik hak demokrasi diikutsertakan sebanyak-banyaknya,
Dengan demikian, maka diharapkan kebijakan publik yang dibuat akan dapat mengakomodasi
segala keinginan masyarakat sehingga masalah yang ada di dalam masyarakat (publik) dapat
tertangani dengan lebih akurat, karena semua pihak terlibat dalam pengambilan kebijakan. Oleh
sebab model ini melibatkan semua pihak baik itu para konstituten, maupun pemanfaat
(beneficiaries) yang diakomodasi keberadaannya, maka kemungkinan kecemburuan antar
berbagai pihak serta perasaan terasing suatu kelompok atau masyarakat di negara sendiri akan
minim, dengan minimnya hal ini maka konflik antar masyarakat atau kelompok dapat
diminimalisir.
Model ini pada implementasinya akan mengarah kepada good governance dimana
pemerintah bukanah penguasa melainkan bertindak sebagai penyedia dan pemberi layanan kepada
masyarakat. Masyarakat dengan berbagai kepentingannya dalam hal ini sangat menjadi prioritas
Pemerintah. Mewujudkan kesejahteraan rakyat serta menyelesaikan berbagai isu permasalahan
publik merupakan tugas Pemerintah. Dengan implementasinya ke arah good governance ini, maka
model demokrasi dirasa sesuai diterapkan di Indonesia karena sejalan dengan tujuan
penyelenggaraan Negara Indonesia dapat terwujud secara maksimal.
Jika model ini dapat diterapkan secara benar, maka sangat efektif bagi Negara Indonesia
karena setiap pihak mempunyai kewajiban untuk ikut serta mencapai keberhasilan kebijakan.
Segala macam problema yang ada di masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam
golongan, kelompok, suku, dan lain-lain akan tertampung, sehingga kebijakan yang dibuat akan
lebih bersifat solutif menyeluruh. Dengan mengikutsertakan berbagai pihak, maka potensi akan
adanya ketidakpuasan masyarakat akan sebuah kebijakan akan lebih minimum.

Selain itu, karena setiap pihak mempunyai kewajiban untuk ikut serta mencapai
keberhasilan kebijakan, maka masing-masing pihak bertanggung jawab atas kebijakan yang
dirumuskan. Dengan adanya pertanggungjawaban dari masing-masing pihak maka ketika
kebijakan publik pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan kehendak, proses peninjauan ataupun
perumusan kebijakan publik kembali akan lebih mudah. Jika diterapkan di Indonesia yang terdiri
dari berbagai macam lapisan, golongan, dan kelompok maka akan memudahkan Pemerintah atau
pembuat kebijakan dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul pasca terbentuknya
kebijakan.
Langkah dalam model perumusan kebijakan publik ini diawali dengan mengkaji berbagai
permasalahan di masyarakat yang menjadi isu publik. Kemudian oleh para stakeholder
permasalahan itu ditampung dan didiskusikan dalam sebuah forum untuk dijadikan sebuah
kebijakan. Dari pembahasan tersebut maka akan diperoleh rumusan kebijakan. Rumusan kebijakan
tersebut kemudian diajukan kepada pemerintah untuk disetujui dan diberlakukan.
Contoh pelaksanaan model demokrasi, misal ketika angka pengangguran semakin tinggi,
muncul berbagai macam masalah dalam masyarakat. Kemudian masyarakat menghendaki adanya
peran pemerintah melalui pembuatan kebijakan publik yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut. Oleh para stakeholder permasalahan tersebut ditampung untuk didiskusikan menjadi
sebuah kebijakan publik. Setelah itu dari hasil diskusi para stakeholder maka akan didapat sebuah
rumusan kebijakan untuk mengatasi pengangguran. Rumusan kebijakan itu kemudian diajukan
kepada pemerintah untuk disahkan dan diberlakukan bersama.

Anda mungkin juga menyukai